Peraturan UU berlaku di masa yang akan datang setelah hal-hal yang terjadi sesudah
peraturan itu ditetapkan.
Azas legalitas dalam hukum pidana harus dibedakan dengan azas legalitas dalam
Hukum Acara Pidana yang mewajibkan jasa menuntut setiap perbuatan melawan
hukum dan azas yang paling terpenting dalam hukum pidana .
Di dalam KUHP Pasal 1 ayat 1 yang berbunyi :
“Tiada suatu perbuatan dapat dipidana kecuali atas kekuatan aturan pidana dalam
perundang-undangan yang telah ada sebelum perbuatan dilakukan”
Jika diperinci ,maka pasal 1 ayat (1) tersebut berisi dua hal:
- Konsekuensi pertama
dari hal yang pertama ialah bahwa perbuatan seseorang yang tidak tercantum dalam
undang-undang sebagai suatu tindak pidana juga tidak dapat dipidana. Jadi dengan
adanya azas ini hukum yang tak tertulis tidak berkekuatan untuk diterapkan.
-Konsekunsi kedua
adanya pendapat larangan analogi untuk membuat suatu perbuatan menjadi suatu
tindak pidana yang dirumuskan dalam UU.
B. peraturan undang-undang ini harus ada sebelum
terjadinya tindak pidana
Pasal 1 ayat (1) ialah aturan undang -undang harus sudah ada sebelum perbuatan,
dengan perkataan lain peraturan undang-undang pidana tidak boleh berlaku
retroaktip (berlaku surut)
Transitoir , ialah hukum yang harus diterapkan apabila ada perubahan dalam UU
Pasal 1 ayat (2) KUHP Aturan dalam KUHP kita merupakan sistem yang berdiri
ditengah yang dasarnya adalah "Lex temporis delicti".