Anda di halaman 1dari 6

TUGAS HUKUM PIDANA RESUME

“Azas Legalitas dalam buku hukum Pidana 1”


Karya Prof.Sudarto

Di susun oleh : Muhammad Fikri Dwi Prasetya // A.131.20.0141


BERLAKUNYA UNDANG UNDANG PIDANA MENURUT WAKTU

AZAS NULLUM DELICTUM

Peraturan UU berlaku di masa yang akan datang setelah hal-hal yang terjadi sesudah
peraturan itu ditetapkan.
Azas legalitas dalam hukum pidana harus dibedakan dengan azas legalitas dalam
Hukum Acara Pidana yang mewajibkan jasa menuntut setiap perbuatan melawan
hukum dan azas yang paling terpenting dalam hukum pidana .
Di dalam KUHP Pasal 1 ayat 1 yang berbunyi :

“Tiada suatu perbuatan dapat dipidana kecuali atas kekuatan aturan pidana dalam
perundang-undangan yang telah ada sebelum perbuatan dilakukan”

Jika diperinci ,maka pasal 1 ayat (1) tersebut berisi dua hal:

a. suatu tindak pidana harus dirumuskan/disebutkan dalam peraturan undang -


undang
b. peraturan undang-undang ini harus ada sebelum terjadinya tindak pidana
A. Suatu tindak pidana harus dirumuskan/disebutkan
dalam peraturan undang-undang
Mengenai hal ini ada 2 (dua) Konsenkuesi yakni :

- Konsekuensi pertama
dari hal yang pertama ialah bahwa perbuatan seseorang yang tidak tercantum dalam
undang-undang sebagai suatu tindak pidana juga tidak dapat dipidana. Jadi dengan
adanya azas ini hukum yang tak tertulis tidak berkekuatan untuk diterapkan.

-Konsekunsi kedua
adanya pendapat larangan analogi untuk membuat suatu perbuatan menjadi suatu
tindak pidana yang dirumuskan dalam UU.
B. peraturan undang-undang ini harus ada sebelum
terjadinya tindak pidana
Pasal 1 ayat (1) ialah aturan undang -undang harus sudah ada sebelum perbuatan,
dengan perkataan lain peraturan undang-undang pidana tidak boleh berlaku
retroaktip (berlaku surut)

Rasio (dasar pikiran) dari hal ini ialah :


1. Menjamin kebebasan individu terhadap kewenangan – wenangan penguasa.
(Peradilan)
2. Pendapat yang berhubung dengan pendirian, bahwa pidana itu juga sebagai
paksaan psychic.
3.Aturan tentang tidak berlaku surutnya suatu peraturan pidana.
4.pengecualian terhadap ketentuan larangan berlaku retroaktif
Pasal 1 ayat (2) KUHP yang bebunyi :

“Suatu perkara pidana belum mendapatkan keputusan hakim UU yang


bersangkutan dengan perkara dinyatakan tidak berlaku lagi.maka timbullah hukum
transitoir.”

Transitoir , ialah hukum yang harus diterapkan apabila ada perubahan dalam UU

Pasal 1 ayat (2) KUHP Aturan dalam KUHP kita merupakan sistem yang berdiri
ditengah yang dasarnya adalah "Lex temporis delicti".

Asas Lex temporis delicti tidak berlaku dengan perkataan lain :

- Apabila sesudah terdakwa melakukan tindak pidana ada perubahan dalam


perundang-undangan.
- Apabila peraturan yang baru itu menguntungkan/meringankan terdakwa

Anda mungkin juga menyukai