Anda di halaman 1dari 13

PERBANDINGAN HUKUM PIDANA

Jufriyanto Puluhulawa, S.H.,M.Hum


Titin Antungo
1 Nim : 1011421088

2 Kelas : C

3 Semester V-Ilmu Hukum


1. Eropa Kontinental (Civil Law System)

Sistem hukum ini dianut oleh negara-negara Eropa


kontinental yang berakar dan bersumber dari hukum
Romawi, yang disebut dengan Civil Law. Pnggunaan
terminologi Civil Law adalah karena hukum Romawi
berasal dari karya raja justinianus yakni corpus juris. Ciri

Sistem Hukum
sistem hukum Eropa kontinental adalah lebih
mengutamakan rechtsstaat atau negara hukum yang
memiliki berkarakter administratif Dan menganggap

Di Dunia hukum itu tertulis. Artinya, kebenaran hukum dan keadilan


terletak pada ketentuan yang tertulis. Sistem hukum ini
telah dipraktikkan di beberapa negara seperti Perancis,
Jerman, Italia, Swiss, Austria, Amerika latin, Turki, dan
beberapa negara Arab Afrika Utara dan Madagaskar.
Next Materi
2. Anglo Saxon (Common Law System)

Sistem hukum ini merupakan sistem hukum yang berkembang sejak abad ke-16 di Inggris.
Dalam sistem ini, tidak dikenal sumber hukum baku dan tertulis sebagaimana dikenal dalam
Civil Law system. Perbedaan paling spesifik antara common Law system dan civillau sistem
terletak pada sumber hukum positif, yakni dalam common Law sistem sumber utamanya adalah
putusan hakim atau Judge Made Law. Sedangkan dalam Civil Law system, sumber hukumnya
merupakan perundang-undangan. Negara yang menganut sistem ini adalah Inggris, India,
Afghanistan, Australia, Kanada, Fiji, dll.
S O
3. Sistem Hukum Islam

Salah satu ciri khas terkuat dari sistem hukum


Islam yang membedakan dengan sistem Eropa
kontinental dan anglo saxon adalah dasar
hukum pelaksanaannya yang berlandaskan

W T
kepada kitab suci agama Islam dan ajaran
sunnah nabi Muhammad berupa Alquran dan
al-hadits.e
4. Sistem Hukum Sosialis

Sistem hukum ini adalah sebuah sistem


hukum yang didasari oleh ideologi komunis.

Next Materi
Sistem ini lebih berorientasi sosialis yakni
meletakkan pondasi pada ideologi negara
komunis dengan semangat pada
minimalisasi hak-hak pribadi. Negara yang
menerapkan sistem hukum sosialis
contohnya Bulgaria, Yugoslavia, Kuba dan
negara-negara bekas jajahan Uni Soviet.
Next Materi
5. Hukum Sub-Sahara (African Law System)

Sistem ini adalah sistem hukum yang berorientasi pada komunitas, dalam
arti lain semua hal yang berkaitan dengan solidaritas sosial dari suatu
komunitas menjadi aturan hukum y ang disepakati bersama untuk
dijalankan, ditaati dan dipatuhi bersama.
Next Materi
6. Sistem Hukum Asia Timur Jauh
(Far East Law)
Dalam sistem hukum ini
masyarakat menghindari proses
litigasi hukum dan lebih memilih
menyelesaikan konflik media non
hukum. Sistem hukum Asia Timur
jauh dipraktikkan di Jepang, Malta,
Filipina, Sri Lanka, swaziland, dan
lainnya.

MENURUT KUHP NEGARA THAILAND

Masalah Asas
Ketentuan mengenai asas legalitas diatur dalam Pasal 2 aturan
umum buku I yang berbunyi sbb:

“seseorang hanya akan dipidana apabila perbuatan yang dilakukan

Legalitas Dengan olehnya dit et apkan sebagai t indak pidana dan dipidananya
dirumuskan oleh UU yang berlaku pada saat perbuatan itu dilakukan,
dan pidana yang dikenakan kepada si pelanggar adalah pidana

Beberapa Negara sebagaimana yang ditetapkan oleh UU itu. apabila menurut UU yang
ditetapkan kemudian, perbuatan itu tidak lagi merupakan suatu
t in da k pida n a , or a n g y a n g mela ku ka n per bu a t a n it u a ka n

Asing dibebaskan sebagai pelaku/pelanggar ; dan apabila ada putusan


pemidanaan yang f in al (berkekuat an t et ap), orang it u akan
dianggap belum pernah dipidana untuk perbuatan itu, akan tetapi,
apabila ia sedang menjalani pidana itu, maka itu akan diakhiri
dengan segera”
MENURUT KUHP POLANDIA

Pertanggungjawaban
Ketentuan asas legalitas
terdapat dalam Pasal 1
pidana hanya akan
dan Pasal 2 bagian Umum dikenakan pada
Bab I di bawah judul seseorang yang dilakukan
Prinsiples of Penal Liability. suatu perbuatan yang
Pasal (1) yakni : membahayakan
masyarakat yang
diancam pidana oleh UU
yang berlaku pada saat
perbuatan itu dilakukan.
(2) Apabila menurut UU yg baru, perbuatan yg ditunjuk/diancam
pidan itu tidak lagi dilarang dgn ancaman pidana, pemidanaan itu
akan dihapuskan dgn berlakunya UU itu.
Perumusan pasal ini jelas menganut prinsip yang sama dgn Pasal
1 (1) KUHP Indonesia, yaitu asas lex temporis delicti (UU yg
berlaku adalah UU pada saat delik terjadi.

Pasal 2 KUHP Polandia, tampak ada dua masalah yg ingin diatur


oleh Pasal 2 yaitu:
a. Dlm hal UU baru tetap menyatakan perbuatan yg diatur oleh UU
lama sebagai perbuatan yang dapat dipidana (tetap merupakan
tindak pidana), maka menurut ayat (1) pada prinsipnya UU baru
yang harus dinyatakan berlaku, akan tetapi apabila ternyata UU
lama lebih meringankan bagi terdakwa, maka UU lama yg harus
diterapkan.
jadi, tidak jauh berbeda dgn prinsip dalam Pasal 1 (2)
KUHP Indonesia, yaitu UU yg lebih menguntungkan
terdakwa yg diterapkan, akan tetapi dlm KUHP Polandia
ini ada penegasan (perumusan eksplisit), bahwa pada
prinsipnya UU baru yg harus didahulukan atau dinyatakan
berlaku. Jadi dalam hal tidak ada perbedaan antara UU
lama dan UU baru, berlakulah prinsip lex posterior derogat
legipriori.
b. Dalam hal perbuatan menurut UU lama tidak lagi
merupakan tindak pidana menurut UU baru, maka menurut
, maka menurut ayat (2) pidana menurut UU lama itu
dinyatakan hapus dengan berlakunya UU baru.
THANKS FOR EVERYONE 😊🙏
2023

Anda mungkin juga menyukai