dalam Pasal 2 aturan umum buku I yang berbunyi sbb: “seseorang hanya akan dipidana apabila perbuatan yang dilakukan olehnya ditetapkan sebagai tindak pidana dan dipidananya dirumuskan oleh UU yang berlaku pada saat perbuatan itu dilakukan, dan pidana yang dikenakan kepada si pelanggar adalah pidana sebagaimana yang ditetapkan oleh UU itu. apabila menurut UU yang ditetapkan kemudian, perbuatan itu tidak lagi merupakan suatu tindak pidana, orang yang melakukan perbuatan itu akan dibebaskan sebagai pelaku/pelanggar ; dan apabila ada putusan pemidanaan yang final (berkekuatan tetap), orang itu akan dianggap belum pernah dipidana untuk perbuatan itu, akan tetapi, apabila ia sedang menjalani pidana itu, maka itu akan diakhiri dengan segera” Menurut KUHP Polandia
Ketentuan asas legalitas terdapat dalam Pasal 1
dan Pasal 2 bagian Umum Bab I di bawah judul Prinsiples of Penal Liability. Pasal 1: Pertanggungjawaban pidana hanya akan dikenakan pada seseorang yang dilakukan suatu perbuatan yang membahayakan masyarakat yang diancam pidana oleh UU yang berlaku pada saat perbuatan itu dilakukana. Pasal 2 (1)Apabila pada saat keputusan pengadilan, UU yg berlaku adalah lain dari pada yg berlaku pada saat tindak pidana dilakukan, maka UU baru akan diterapkan, akan tetapi UU terdahulu/lama harus diterapkan, apabila lebih ringan bagi si pelaku. (2) Apabila menurut UU yg baru, perbuatan yg ditunjuk/diancam pidan itu tidak lagi dilarang dgn ancaman pidana, pemidanaan itu akan dihapuskan dgn berlakunya UU itu.
Perumusan pasal ini jelas menganut prinsip
yang sama dgn Pasal 1 (1) KUHP Indonesia, yaitu asas lex temporis delicti (UU yg berlaku adalah UU pada saat delik terjadi. Pasal 2 KUHP Polandia, tampak ada dua masalah yg ingin diatur oleh Pasal 2 yaitu: a.Dlm hal UU baru tetap menyatakan perbuatan yg diatur oleh UU lama sebagai perbuatan yang dapat dipidana (tetap merupakan tindak pidana), maka menurut ayat (1) pada prinsipnya UU baru yang harus dinyatakan berlaku, akan tetapi apabila ternyata UU lama lebih meringankan bagi terdakwa, maka UU lama yg harus diterapkan. jadi, tidak jauh berbeda dgn prinsip dalam Pasal 1 (2) KUHP Indonesia, yaitu UU yg lebih menguntungkan terdakwa yg diterapkan, akan tetapi dlm KUHP Polandia ini ada penegasan (perumusan eksplisit), bahwa pada prinsipnya UU baru yg harus didahulukan atau dinyatakan berlaku. Jadi dalam hal tidak ada perbedaan antara UU lama dan UU baru, berlakulah prinsip lex posterior derogat legipriori. b. Dalam hal perbuatan menurut UU lama tidak lagi merupakan tindak pidana menurut UU baru, maka menurut, maka menurut ayat (2) pidana menurut UU lama itu dinyatakan hapus dengan berlakunya UU baru. Sekian dan Terima Kasih