Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, AKTIVITAS, SOLVABILITAS, DAN


PROFITABILITAS SEBAGAI ALAT PENILAIAN UNTUK MENGUKUR KINERJA
KEUANGAN PADA PT. UNILEVER TBK 2018 s/d 2022

Oleh :

1. Maria Sinurat (2105072012)

2. Uttika Anisya (2105072036)

Dosen Pengampu :

Dr. Nurlinda,S.E.,Ak.,M.Si.,CA

PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN


JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 2
BAB I .............................................................................................................................................. 3
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................. 3
1.2. Analisis Perusahaan.......................................................................................................... 3
BAB II ............................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 5
2.1. Hasil Perhitungan ............................................................................................................. 5
A. Rasio Likuiditas................................................................................................................ 5
B. Rasio Aktivitas ................................................................................................................. 6
C. Rasio Solvabilitas ............................................................................................................. 8
D. Rasio Profitabilitas ......................................................................................................... 10
2.2. Diskusi............................................................................................................................ 12
A. Rasio Likuiditas.............................................................................................................. 12
B. Rasio Aktivitas ............................................................................................................... 15
C. Rasio Solvabilitas ........................................................................................................... 19
D. Rasio Profitabilitas ......................................................................................................... 22
BAB III......................................................................................................................................... 25
REKOMENDASI 2023 ............................................................................................................... 25
3.1. Kesimpulan ..................................................................................................................... 25
3.2. Rekomendasi .................................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 27

2
BAB I
1.1. Latar Belakang
Menurut (Jumingan, 2006) Laporan keuangan perusahaan untuk berbagai periode
pelaporan dapat menyoroti aspek positif dan negatif dari kinerja keuangan bisnis.
Masyarakat, investor, pemegang saham, dan manajemen semuanya menemukan nilai besar
dalam catatan keuangan perusahaan saat membuat keputusan dan menumbuhkan aset yang
dimiliki. Dengan memeriksa catatan keuangan, seseorang dapat mengetahui seberapa baik
suatu perusahaan telah menerapkan norma-norma pelaksanaan keuangan dan seberapa baik
kinerja keuangannya (Fahmi, 2013). Analisis laporan keuangan perusahaan yang dihitung
dengan menggunakan rasio keuangan dapat digunakan untuk menilai keberhasilan
perusahaan. Salah satu metode analisis keuangan yang paling disukai dan sering digunakan
adalah analisis rasio. Analisis rasio dapat dijadikan pedoman pengembangan usaha oleh
manajemen perusahaan untuk mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan.
Untuk menentukan kelemahan kinerja keuangan perusahaan dan menilai hasil yang secara
umum dianggap cukup kuat, data keuangan dari beberapa tahun sebelumnya dianalisis.
Analisis neraca adalah teknik evaluasi karena temuan dapat menjelaskan sejumlah korelasi
dan tren utama yang dapat berfungsi sebagai landasan untuk berpikir tentang bagaimana
perusahaan dapat berkembang di masa depan. Mempertimbangkan kinerja organisasi saat
melakukan investasi, Hasil analisis laporan keuangan mampu menjelaskan sejumlah
korelasi dan tren utama yang dapat menjadi landasan untuk memikirkan kemungkinan
pertumbuhan perusahaan di masa depan.

1.2. Analisis Perusahaan


PT. Unilever Indonesia Tbk (UNVR) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang
manufaktur, pemasaran dan distribusi barang konsumsi. PT. Unilever Indonesia pertama
kali didirikan pada 5 desember 1933 dengan nama “Lever’s Zeepfabrieken.” Yang
bertempat di daerah Angke, Jakarta Utara. PT. Unilever Indonesia unggul dengan brand-
brand andalannya dalam kategori personal care product seperti; sunsilk, lifeboy, dove
untuk perawatan rambut, produk perawatan wajah seperti; pond’s, citra dan vaseline.
Produk perawatan tubuh dan gigi, seperti; lux, lifeboy, pepsodent serta parfum dan

3
deodorant seperti axe dan Rexona. Unilever juga unggul untuk brand-brand home care
product-nya seperti Rinso, Molto dan Sunslight. Keseluruhan home and care product ini
merupakan total penjualan terbanyak dari PT. Unilever Indonesia. Sedangkan penjualan
lainnya didapat dari food and ice cream product, seperti Sari Wangi, Blue Band, Royco,
Buavita, Bango dan Wall’s.
Alasan memilih PT. Unilever Indonesia yaitu Unilever dikenal sebagai perusahaan
consumer goods terbesar dan terbaik di Indonesia dan juga sebagai pemimpin besar
(Market Leader) di sektor industri barang konsumen. Produk-produk yang diproduksi oleh
Unilever sudah market leader. Maka dari itu kami memilih PT. Unilever karena ingin
mengetahui dan menganalisis bagaimana kinerja perusahaan dalam mengatur keuangannya
yang membuat Unilever masih menjadi perusahaan yang unggul untuk saat ini.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Hasil Perhitungan
A. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan suatu pengukuran terhadap kemampuan aset perusahaan
untuk membiayai kewajiban atau utang jangka pendeknya. Tujuan rasio likuiditas
adalah untuk mengukur mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban yang
segera jatuh tempo atau pada saat ditagih. Rasio likuiditas dapat diketahui dengan rasio
seperti ini:
1. Current Ratio (Rasio Lancar) : Rasio ini digunakan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan membayar seluruh utang jangka pendek miliknya yang
diperhitungkan bersama aktiva lancar.
Aset Lancar
Rumus : Current Ratio = x 100%
Hutang Lancar

Perhitungan Current Ratio PT. Unilever Indonesia Tbk (dalam


jutaan rupiah)
Aktiva Lancar Utang Lancar Current Ratio
TAHUN
(a) (b) (a/b*100%)
2018 8.257.910 11.273.822 73,24%
2019 8.530.334 13.065.308 65,28%
2020 8.828.360 13.357.536 66,09%
2021 7.642.208 12.445.152 61,40%
2022 7.567.768 12.442.223 60,82%
Rata-rata 65,37%
Standar Industri 200%

2. Quick Ratio (Rasio Cepat) : Rasio ini dimanfaatkan untuk mengetahui


kemampuan perusahaan dalam melunasi utang jangka pendek miliknya yang
dihitung bersama aset lancar tanpa melibatkan persediaan.
𝐀𝐤𝐭𝐢𝐯𝐚 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫−𝐏𝐞𝐫𝐬𝐞𝐝𝐢𝐚𝐚𝐧
Rumus : Quick Ratio = x 100%
𝐇𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫

5
Perhitungan Quick Ratio PT. Unilever Indonesia Tbk (dalam jutaan
rupiah)
Aktiva Lancar Persediaan Utang Lancar Quick Ratio (a-
TAHUN
(a) (b) (c) b)/c)*100%)
2018 8.257.910 2.658.073 11.273.822 49,67%
2019 8.530.334 2.429.234 13.065.308 46,69%
2020 8.828.360 2.463.104 13.357.536 47,65%
2021 7.642.208 2.453.871 12.445.152 39,72%
2022 7.567.768 2.625.116 12.442.223 45,08%
Rata-rata 45,76%
Standar Industri 150%

3. Cash Ratio (Rasio Kas) : Rasio digunakan untuk mengetahui perbandingan


jumlah kas atau setara kas dengan aset lancar.
𝐊𝐚𝐬
Rumus : Cash Ratio = x 100%
𝐇𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫

Perhitungan Cash Ratio PT. Unilever Indonesia Tbk (dalam jutaan rupiah)

TAHUN Kas (a) Utang Lancar (b) Cash Ratio (a/b*100%)

2018 351.667 11.273.822 3,12%


2019 628.649 13.065.308 4,81%
2020 844.076 13.357.536 6,32%
2021 325.197 12.445.152 2,61%
2022 502.882 12.442.223 4,04%
Rata-rata 4,18%
Standar Industri 50%

B. Rasio Aktivitas

6
1. Inventory Turnover (Perputaran Persediaan) : Rasio perputaran persediaan
menunjukkan seberapa baik bisnis mengelola tingkat inventarisnya dan seberapa
sering mereka dipasok ulang.
𝐇𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐏𝐨𝐤𝐨𝐤 𝐏𝐞𝐧𝐣𝐮𝐚𝐥𝐚𝐧
Rumus : Inventory Turnover =
𝐏𝐞𝐫𝐬𝐞𝐝𝐢𝐚𝐚𝐧

Perhitungan Inventory Turnover PT. Unilever Indonesia Tbk


(dalam jutaan rupiah)

TAHUN HPP (a) Persediaan (b) Inventory Turnover (a/b)

2018 20.697.246 2.658.073 7,78


2019 20.893.870 2.429.234 8,60
2020 20.515.484 2.463.104 8,33
2021 19.919.572 2.453.871 8,12
2022 22.153.944 2.625.116 8,44
Rata-rata 8,25
Standar Industri 2,00

2. Receivable Turnover : Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas


perusahaan dalam mengumpulkan piutang. Rasio ini mampu menunjukkan
seberapa baik perusahaan menggunakan dan mengelola kredit pelanggan dan
seberapa cepat utang jangka pendek dikumpulkan atau dibayar.
𝐏𝐞𝐧𝐣𝐮𝐚𝐥𝐚𝐧
Rumus : Receivable Turnover =
𝐏𝐢𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠

Perhitungan Receivable Turnover PT. Unilever Indonesia Tbk


(dalam jutaan rupiah)
TAHUN Penjualan (a) Piutang (b) Receivable Turnover(a/b)

7
2018 41.802.073 5.103.406 8,19
2019 42.922.563 5.447.751 7,88
2020 42.972.474 5.413.354 7,94
2021 39.545.959 4.638.139 8,53
2022 41.218.881 4.210.810 9,79
Rata-rata 8,46
Standar Industri 15

3. Fixed Assets Turnover : Rasio perputaran aktiva tetap menunjukkan sejauh mana
kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang
dimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi angka perputaran aktiva tetap, semakin
efektif perusahaan mengelola asetnya.
𝐏𝐞𝐧𝐣𝐮𝐚𝐥𝐚𝐧
Rumus : Fixed Assets Turnover =
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐬𝐞𝐭𝐬 𝐓𝐞𝐭𝐚𝐩

Perhitungan Fixed Assets Turnover PT. Unilever Indonesia Tbk


(dalam jutaan rupiah)
Total Aset Tetap Fixed Assets
TAHUN Penjualan (a)
(b) Turnover(a/b)
2018 41.802.073 12.068.959 3,46
2019 42.922.563 12.119.037 3,54
2020 42.972.474 11.706.272 3,67
2021 39.545.959 11.426.324 3,46
2022 41.218.881 10.750.346 3,83
Rata-rata 3,59
Standar Industri 2

C. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas merupakan suatu rasio yang berfungsi menilai kemampuan
perusahaan dalam melunasi semua kewajibannya, baik dalam jangka pendek, maupun

8
jangka Panjang dengan jaminan aktiva atau kekayaan yang dimiliki perusahaan
sehingga perusahaan tersebut dilikuidasi atau ditutup. Terdapat tiga jenis rasio
solvabilitas, yaitu :
1. Total Assets Turnover : Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan penjualan dari total asetnya dengan membandingkan penjualan
bersih dengan total aset rata-rata.
𝐏𝐞𝐧𝐣𝐮𝐚𝐥𝐚𝐧
Rumus : Total Assets Turnover =
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐞𝐭

Perhitungan Total Assets Turnover PT. Unilever Indonesia Tbk


(dalam jutaan rupiah)
Penjualan Total Aset
TAHUN Fixed Assets Turnover(a/b)
(a) (b)
2018 41.802.073 20.326.869 2,06
2019 42.922.563 20.649.371 2,08
2020 42.972.474 20.534.632 2,09
2021 39.545.959 19.068.532 2,07
2022 41.218.881 18.318.114 2,25
Rata-rata 2,11
Standar Industri 5

2. Total Debt Assets Ratio : merupakan rasio hutang yang digunakan untuk
mengukur perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Dengan kata lain,
seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang
perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐇𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠
Rumus : x 100%
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐞𝐭

Perhitungan Total debt assets ratio PT. Unilever Indonesia Tbk


(dalam jutaan rupiah)

9
Total Utang Total Aset Total debt assets
TAHUN
(a) (b) ratio(a/b)*100%
2018 12.943.202 20.326.869 63,68%
2019 15.367.509 20.649.371 74,42%
2020 15.597.264 20.534.632 75,96%
2021 14.747.263 19.068.532 77,34%
2022 14.320.858 18.318.114 78,18%
Rata-rata 73,9%
Standar Industri 35%

D. Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama
periode tertentu, perusahaan dengan kemampuan menghasilkan laba yang baik
menunjukkan kinerja perusahaan yang baik sebab profitabilitas sering dijadikan
sebagai ukuran untuk menilai kinerja perusahaan. Jenis-jenis rasio Profitabilitas :
1. Net Profit Margin : rasio ini merupakan sarana perbandingan laba bersih setelah
pajak dengan penjualan bersih. Selain itu, NPM juga digunakan sebagai
pembanding kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan setelah dikurangi
semua biaya + pajak.
𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡
Rumus : x 100%
𝐏𝐞𝐧𝐣𝐮𝐚𝐥𝐚𝐧

Perhitungan Net Profit Margin PT. Unilever Indonesia Tbk (dalam jutaan
rupiah)

10
Laba Bersih Penjualan
TAHUN Total debt to equity ratio(a/b)*100%
(a) (b)
2018 12.324.211 41.802.073 29,48%
2019 10.120.906 42.922.563 23,58%
2020 9.451.012 42.972.474 21,99%
2021 7.679.451 39.545.959 19,42%
2022 7.068.808 41.218.881 17,15%
Rata-rata 22,32%
Standar Industri 20%

2. Return On Assets : mengungkapkan berapa banyak laba setelah pajak yang


dihasilkan perusahaan untuk setiap nilai dari aset yang dimilikinya.
𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡
Rumus : x 100%
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐬𝐞𝐭

Perhitungan Return On Assets PT. Unilever Indonesia Tbk (dalam


jutaan rupiah)
Laba Bersih Total Assets Total Return On Assets
TAHUN
(a) (b) (a/b)*100%
2018 9.081.187 20.326.869 44,68%
2019 7.392.837 20.649.371 35,80%
2020 7.163.536 20.534.632 34,89%
2021 5.758.148 19.068.532 30,20%
2022 5.364.761 18.318.114 29,29%
Rata-rata 34,97%
Standar Industri 30%

3. Return On Equity : menilai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba


hasil dari investasi pemegang saham yang dibuat dalam bentuk persentase.
𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡
Rumus : x 100%
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐄𝐤𝐮𝐢𝐭𝐚𝐬

11
Perhitungan Return On Equity PT. Unilever Indonesia Tbk (dalam
jutaan rupiah)
Laba Bersih Total Ekuitas Total Return On Equity
TAHUN
(a) (b) (a/b)*100%
2018 9.081.187 7.383.667 122,99%
2019 7.392.837 5.281.862 139,97%
2020 7.163.536 4.937.368 145,09%
2021 5.758.148 4.321.269 133,25%
2022 5.364.761 3.997.256 134,21%
Rata-rata 135,10%
Standar Industri 40%

2.2. Diskusi
A. Rasio Likuiditas

Current Ratio
200 200 200 200 200

73,25 65,29 66,09 61,41 60,82

2018 2019 2020 2021 2022

Standar Industri (%) Nilai Perhitungan (%)

Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa Current Ratio pada tahun 2018 sebesar 73,25% dan
pada tahun 2019 sebesar 65,29%. Hal ini menandakan terjadi penurunan dari tahun 2018
ke 2019 sebesar 8%. Sedangkan dari tahun 2019 ke 2020 terdapat kenaikan rasio sebesar
1% yaitu dari 65,29% ke 66,09%. Selanjutnya pada tahun 2020 ke 2021 terjadi penurunan

12
rasio sebesar 5% yaitu dari 66,09% ke 61,41%. Dan pada tahun 2021 ke 2022 terjadi
penurunan rasio sebesar 1% yaitu dari 61,41% ke 60,82%.
Berdasarkan uraian tersebut, Current Ratio sesudah adanya Covid-19 dikatakan kurang
baik yaitu pada 2020 sampai 2022. Penyebab terjadinya penurunan pada Current Ratio
yaitu akibat dari utang lancar yang lebih besar dibandingkan dengan aktiva lancar, hal ini
bisa diatasi dengan mengurangi hutang lancar atau mengonversi aset non-lancar ke lancar,
misalnya perusahaan dapat menjual investasi jangka panjang dan mengalokasikan hasilnya
ke aset lancar. Aktiva lancar perusahaan cenderung stabil dan mengalami kenaikan pada
setiap periodenya, tetapi setelah adanya Covid-19 pada 2020 mengalami kenaikan aktiva
dan pada 2021 mengalami penurunan aktiva. Kenaikan yang tinggi pada 2020 dapat
diakibatkan oleh perusahaan yang sukses meningkatkan penjualan produk berupa barang -
barang kebutuhan rumah tangga seperti sabun, detergen, makanan dan produk lainnya.

Qiuck ratio

150 150 150 150 150

49,67 46,70 47,65 41,69 39,72

2018 2019 2020 2021 2022

Standar Industri (%) Nilai Perhitungan (%)

Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa Quick Ratio pada tahun 2018 sebesar 49,67% dan
pada tahun 2019 sebesar 46,70%. Hal ini menandakan terjadi penurunan dari tahun 2018
ke 2019 sebesar 3%. Pada tahun 2019 ke 2020 terdapat kenaikan rasio sebesar 1% yaitu
dari 46,70% ke 47,65%. Sedangkan pada tahun 2020 ke 2021 terjadi penurunan rasio
sebesar 6% yaitu dari 47,65% ke 41,69%. Selanjutnya pada tahun 2021 ke 2022 terjadi
penurunan rasio sebesar 2% yaitu dari 41,69% ke 39,72%.
Berdasarkan uraian tersebut, Quick Ratio rata - rata pada 2020 sampai 2022 saat Covid-19
lebih rendah jika dibandingkan dengan 2018 dan 2019. Kenaikan terjadi saat awal pandemi
yaitu 2020 dapat disebabkan oleh cash pada PT Unilever Indonesia yang cenderung

13
mengalami kenaikan pada setiap periodenya tetapi mengalami penurunan pada 2021 dan
2022. Dari uraian ini menunjukkan bahwa pembayaran kewajiban jangka pendek yang
dipenuhi dengan aset lancar belum sepenuhnya dapat dibayarkan. Menurut kelompok
kami, cara yang dapat ditingkatkan mengurangi piutang yang belum dibayar oleh
pelanggan akan mengurangi angka penyebut dalam rumus cepat. Kemudian menawarkan
diskon kepada pelanggan yang membayar tunai atau dalam waktu singkat dapat
mempercepat arus kas.

Cash Ratio

50 50 50 50 50

4,81 6,32 4,04


3,12 2,61
2018 2019 2020 2021 2022

Standar Industri (%) Nilai Perhitungan (%)

Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa Cash Ratio pada tahun 2018 sebesar 3,12% dan
pada tahun 2019 sebesar 4,81%. Hal ini menandakan terjadi penurunan dari tahun 2018 ke
2019 sebesar 2%. Pada tahun 2019 ke 2020 terdapat kenaikan rasio sebesar 1% yaitu dari
4,81% ke 6,32%. Sedangkan pada tahun 2020 ke 2021 terjadi penurunan rasio sebesar 3%
yaitu dari 6,32% ke 2,61%. Selanjutnya pada tahun 2021 ke 2022 terjadi kenaikan rasio
sebesar 1% yaitu dari 2,61% ke 4,04%.
Berdasarkan uraian tersebut, Cash Ratio rata - rata pada 2020 dan 2021 saat Covid-19 lebih
tinggi jika dibandingkan dengan 2018 dan 2019. Standar industri cash ratio yang paling
baik adalah 50%. Nilai yang dihasilkan pada tabel di atas masih berada di bawah standar
industri. Hal ini menandakan bahwa belum sepenuhnya tingkat ketersediaan kas mampu
untuk membayar semua tagihan jangka pendek perusahaan. Hal yang dapat dapat
dilakukan yaitu mengoptimalkan manajemen modal kerja, fokus pada manajemen modal

14
kerja yang baik dapat membantu mengoptimalkan aliran kas perusahaan. Ini mencakup
manajemen persediaan, piutang dan utang dengan cermat.

B. Rasio Aktivitas

Inventory Turnover

8,60 8,33 8,44


7,79 8,12

2 2 2 2 2

2018 2019 2020 2021 2022

Standar Industri Nilai Perhitungan

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat pada tahun 2018 persediaan yang terjual selama
satu periode sebanyak 7,79 kali. Pada tahun 2019 meningkat dari tahun sebelumnya, hal ini
disebabkan penjualan yang meningkat dari tahun sebelumnya. Sedangkan, pada tahun 2020
dan 2021 menurun dari tahun sebelumnya, hal ini disebabkan karena persediaan yang
terjual kurang dari tahun sebelumnya. Sedangkan, pada tahun 2022 kembali meningkat dari
tahun sebelumnya, hal ini berarti sering nya persediaan yang terjual dalam 1 periode. Maka
dapat disimpulkan perusahaan dalam keadaan baik karena pada tahun 2018 sampai 2022
nilai rasio nya terus mengalami kenaikan dan hanya mengalami penurunan pada tahun
2020, penurunan yang terjadi juga tidak signifikan. Artinya kemampuan perusahaan dalam
menjual persediaan termasuk baik atau dana yang ditanam dalam persediaan berputar
dengan lumayan cepat. Agar lebih mencapai lebih baik, memanfaatkan manajemen
inventaris yang yang terotomatisasi, makan perusahaan bisa meningkatkan akurasi dan
juga efisiensi, serta bisa melakukan pekerjaan lain. Meningkatkan rasio perputaran
persediaan adalah dengan cara mengisi kembali perusahaan secara lebih teratur. Artinya,
perusahaan harus selalu mengawasi tingkat inventaris dan memesan kembali produk
dagangan sesegera mungkin ketika persediaan mulai menipis.

15
Receivable Turnover
15 15 15 15 15

9,79
8,19 7,88 7,94 8,53

15 15 15 15 15
2018 2019 2020 2021 2022
Nilai Perhitungan Standar Industri

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat pada tahun 2018 penagihan piutang selama satu
periode sebanyak 8,19 kali. Pada tahun 2019 receivable turn over menurun dari tahun
sebelumnya, hal ini disebabkan karena jumlah piutang meningkat dari tahun sebelumnya.
Sedangkan, pada tahun 2020 Receivable turn over meningkat dari tahun sebelumnya, hal
ini disebabkan karena berkurangnya piutang dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2021
receivable turn over juga meningkat dari tahun sebelumnya, hal ini juga disebabkan jumlah
piutang yang menurun dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2022 receivable turn over juga
meningkat dari tahun sebelumnya, hal ini juga disebabkan jumlah piutang yang menurun
dari tahun sebelumnya. Maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan dalam keadaan baik
karena pada tahun 2018 sampai tahun 2022 nilai rasionya terus mengalami kenaikan dan
hanya mengalami penurunan di tahun 2019, penurunan yang terjadi juga tidak signifikan.
Artinya kemampuan perusahaan dalam menagih piutangnya semakin membaik atau dana
yang ditanam dalam piutang berputar dengan cepat. Dalam hal ini, Pengelolaan piutang
yang buruk masih bisa diperbaiki dengan menerapkan kebijakan piutang yang ketat.
Misalnya saja menerapkan denda bunga jatuh tempo dengan tingkat bunga tertentu. Hal ini
akan lebih efektif bagi pelanggan Anda untuk membayar piutangnya sebelum tanggal jatuh
tempo. Termin pembayaran piutang umumnya 30 hari setelah transaksi dilakukan.

16
Perusahaan bisa memberikan termin kecil seperti dua minggu setelah transaksi agar
piutang dapat segera dilunasi oleh pelanggan. Melakukan evaluasi piutang untuk
menganalisis apakah kebijakan yang diterapkan terkait piutang sudah efektif atau belum.
Bandingkan perputaran piutang tahun ini dengan tahun sebelumnya. Perhatikan umur rata-
rata piutang apakah durasi semakin lama atau pendek.

Fixed Assets Turnover

3,83
3,54 3,67
3,46 3,46

2 2 2 2 2

2018 2019 2020 2021 2022

Nilai Perhitungan Standar Industri

Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2018 fixed asset turn over yang
diperoleh sebesar 3,46 kali. Pada tahun 2019 fixed asset turn over yang diperoleh terjadi
peningkatan nilai rasio dari tahun sebelumnya. Peningkatan terjadi disebabkan jumlah
penjualan yang meningkat dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2020 fixed asset turn over
yang diperoleh juga mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, hal ini juga
disebabkan oleh penjualan yang meningkat dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2021 fixed
asset turn over yang diperoleh mengalami penurunan dari tahun sebelumnya karena
penjualan juga mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2022 fixed asset
turn over yang diperoleh kembali mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, hal ini
juga disebabkan oleh penjualan yang meningkat dari tahun sebelumnya. Maka, dapat
dilihat bahwa fixed assets turn over dari tahun 2018 sampai tahun 2022 berada dalam
keadaan baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa dana yang tertanam dalam aset tetap
berputar dengan baik tiap tahunnya dan menunjukkan semakin efisien penggunaan

17
keseluruhan aset tetap dalam menghasilkan penjualan, tetapi pada tahun 2021 mengalami
sedikit penurunan dan penurunan juga tidak terjadi secara signifikan. Dalam perputaran
piutang ini sudah cukup baik dalam menjalani peran, menurut kami perusahaan
meningkatkan penjualan, Meningkatkan efisiensi dengan menemukan cara untuk
menggunakan aset Anda dengan lebih efisien. Misalnya, ukur keluaran mesin dan tentukan
apakah Anda dapat meningkatkannya tanpa menambah biaya tenaga kerja. Dan
menganalisis Komputerisasi Sistem Inventaris dan Pemesanan, bagaimana produk
berpindah dari perusahaan ke pelanggan untuk melihat apakah perusahaan efisien.
Perusahaan mungkin memiliki sistem pengiriman yang lambat sehingga menghambat
proses pengiriman barang ke pelanggan dan menagih pembayaran kepada mereka.
Komputerisasikan pesanan, inventaris, dan penagihan perusahaan sehingga PT. Unilever
dapat meningkatkan arus kas. Ini akan muncul dalam angka penjualan Anda dan
meningkatkan rasio perputaran aset perusahaan.

Assets Turnover

5 5 5 5 5

2,06 2,08 2,09 2,07 2,25

2018 2019 2020 2021 2022


Nilai Perhitungan Standar Industri

Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2018 asset turn over yang
diperoleh sebesar 2,06 kali. Pada tahun 2019 asset turn over yang diperoleh terjadi
peningkatan nilai rasio dari tahun sebelumnya. Peningkatan terjadi disebabkan jumlah
penjualan yang meningkat dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2020 asset turn over yang
diperoleh juga mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, hal ini juga disebabkan oleh
penjualan yang meningkat dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2021 asset turn over yang

18
diperoleh mengalami penurunan dari tahun sebelumnya karena penjualan juga mengalami
penurunan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2022 asset turn over yang diperoleh kembali
mengalami peningkatan dari tahun 64 sebelumnya, hal ini juga disebabkan oleh penjualan
yang meningkat dari tahun sebelumnya. Maka, dapat dilihat bahwa assets turn over dari
tahun 2018 sampai tahun 2022 berada dalam keadaan kurang baik karena belum mencapai
standar industri. Untuk memperbaiki total assets turnover, yang mengukur sejauh mana
perusahaan efisien dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan pendapatan, Anda
dapat mengambil beberapa langkah dengan cara Tingkatkan Penjualan: Meningkatkan
pendapatan penjualan akan meningkatkan total assets turnover. Ini dapat dicapai melalui
strategi pemasaran yang lebih efektif, ekspansi ke pasar baru, atau pengembangan produk
yang lebih menarik bagi pelanggan. Optimalisasi Aset: Pastikan aset Anda digunakan
secara efisien. Identifikasi aset yang tidak produktif atau tidak diperlukan dan
pertimbangkan untuk menjual atau mengurangi penggunaannya. Tingkatkan Manajemen
Persediaan: Mengelola persediaan dengan lebih baik dapat membantu mengurangi jumlah
aset yang terikat dalam stok. Ini dapat mencakup strategi seperti just-in-time inventory atau
pemantauan dan perencanaan persediaan yang lebih baik.

C. Rasio Solvabilitas

Debt to Assets Ratio

74,42 75,96 77,34 78,18


63,68

35 35 35 35 35

2018 2019 2020 2021 2022


Standar Industri (%) Nilai Perhitungan (%)

Berdasarkan grafik rasio di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2018 debt to assets
ratio sebesar 63,68%. Nilai debt to assets ratio perusahaan pada tahun 2019 naik
sebesar 10,74% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2020 debt to assets ratio

19
perusahaan juga naik sebanyak 1,54% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2021 debt to
assets ratio perusahaan juga naik sebanyak 1,38%. Pada tahun 2022 debt to assets ratio
perusahaan juga naik sebanyak 0,84%. Maka, dapat dikatakan bahwa debt to assets
ratio perusahaan dalam kondisi tidak baik karena nilai rasio dari tahun 2018 sampai
tahun 2022 terus mengalami kenaikan. Semakin tinggi debt to assets ratio, berarti
semakin banyak pendanaan dengan hutang, dikhawatirkan perusahaan tidak mampu
menutupi utang-utangnya dengan aset yang dimilikinya. Untuk meningkatkan rasio
utang terhadap ekuitas (debt-to-equity ratio), perusahaan dapat melakukan cara,
Meningkatkan Ekuitas: perusahaan juga dapat meningkatkan rasio ini dengan
meningkatkan ekuitas perusahaan. Ini bisa dilakukan dengan mengumpulkan modal
tambahan dari pemegang saham atau dengan menghasilkan laba yang lebih tinggi.
Refinansiasi Utang: Melakukan refinansiasi utang dengan suku bunga lebih rendah atau
jangka waktu yang lebih panjang dapat membantu mengurangi beban bunga dan
mempengaruhi rasio ini.

Debt to Equity Ratio

358,27
341,27
315,90
290,95

175,30

90 90 90 90 90

2018 2019 2020 2021 2022


Standar Industri (%) Nilai Perhitungan (%)

Berdasarkan grafik rasio diatas menunjukkan debt to equity ratio mengalami kenaikan
setiap tahun. Debt to equity ratio pada tahun 2018 adalah 175,30%. Pada tahun 2019
nilai debt to equity ratio meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 115,65%, hal ini
disebabkan jumlah hutang yang meningkat dari tahun sebelumnya sedangkan modal

20
menurun dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2020 debt to equity ratio juga terjadi
peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 24,95%, hal tersebut juga disebabkan
jumlah hutang yang meningkat dari tahun sebelumnya sedangkan modal menurun dari
tahun sebelumnya. Pada 52 tahun 2021 debt to equity rasio juga terjadi peningkatan
dari tahun sebelumnya sebesar 25,37%, hal tersebut juga disebabkan jumlah hutang
yang meningkat dari tahun sebelumnya sedangkan modal menurun dari tahun
sebelumnya. Pada tahun 2022 debt to equity rasio juga terjadi peningkatan dari tahun
sebelumnya sebesar 17%. Maka, dapat dikatakan bahwa debt to equity ratio perusahaan
dalam kondisi kurang baik karena nilai rasionya dari tahun 2018 sampai tahun 2022
terus mengalami kenaikan, semakin tinggi debt to equity ratio maka semakin besar
pendanaan perusahaan yang berasal dari hutang. sebagai saran untuk meningkatkan
rasio utang terhadap ekuitas yaitu Mengumpulkan Modal Ekuitas: Anda dapat mencoba
meningkatkan modal ekuitas dengan cara mengeluarkan saham tambahan atau mencari
investor baru untuk menyuntikkan modal ke dalam perusahaan.Memperbaiki
Profitabilitas: Dengan meningkatkan laba bersih perusahaan, Anda dapat mengurangi
ketergantungan pada utang untuk mendanai operasi. Ini dapat mencakup meningkatkan
penjualan, mengurangi biaya, atau meningkatkan efisiensi. Meninjau Kembali Struktur
Modal: Pertimbangkan untuk mengubah struktur modal Anda dengan menggantikan
utang jangka pendek dengan utang jangka panjang yang lebih murah atau dengan
modal ekuitas.

21
D. Rasio Profitabilitas

21,72
20 20 20 20 20
17,22 16,67
14,56
13,02

2018 2019 2020 2021 2022

Standar Industri (%) Nilai Perhitungan (%)

Berdasarakan grafik rasio di atas dapat disimpulkan bahwa perusahaan dari tahun 2018
sampai tahun 2022 berada pada kondisi yang kurang baik, karena nilai rasionya dari
tahun 2018 sampai tahun 2022 terus mengalami penurunan, artinya kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan menurun setiap
tahunnya.dalam mengatasi keburukan ini perusahaan dapat Meningkatkan Pendapatan:
Tingkatkan penjualan atau pendapatan perusahaan Anda dengan strategi pemasaran
yang lebih efektif, memperluas pangsa pasar, atau menaikkan harga produk atau
layanan jika memungkinkan. Memantau keuangan perusahaan secara rutin dan
identifikasi area di mana perusahaan dapat melakukan perbaikan. Menganalisa Harga
Produk: perusahaan dapat meninjau margin keuntungan pada produk atau layanan
Anda dan pertimbangkan untuk menyesuaikan harga atau mengevaluasi portofolio
produk.

22
Return on Equity

145,09
139,97
133,25 134,21
122,99

40 40 40 40 40

2018 2019 2020 2021 2022

Standar Industri (%) Nilai Perhitungan (%)

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat pada tahun 2018 return on equity perusahaan
adalah sebesar 122,99%. Pada tahun 2019 return on equity perusahaan terjadi
peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 16,98%. Pada tahun 2020 return on equity
perusahaan juga meningkat sebesar 5,12%. Pada tahun 2021 return on equity
perusahaan terjadi penurunan nilai rasio sebesar 11,84%. Pada tahun 2022 return on
equity perusahaan terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 0,96%. Maka
dapat disimpulkan bahwa perusahaan berada pada kondisi yang baik, karena nilai rasio
hanya mengalami penurunan di tahun 2021 yang mana penurunannya itu tidak terjadi
secara signifikan. saran dari kelompok kami agar Return on equity lebih baik lagi
kedepan nya yaitu dengan cara meningkatkan profitabilitas pendapatan dan/atau
kurangi biaya agar laba bersih meningkat. Ini dapat dicapai melalui peningkatan
penjualan, efisiensi operasional, atau pengelolaan biaya yang lebih baik. Meningkatkan
Ekuitas dengan cara Infuskan modal tambahan ke perusahaan melalui investasi atau
peningkatan modal saham. Ini akan meningkatkan ekuitas yang digunakan dalam
perhitungan ROE.

23
Return On Assets

44,68

35,80 34,89
30 30 30 30,20
30 30
29,29

2018 2019 2020 2021 2022

Standar Industri (%) Nilai Perhitungan (%)

Berdasarkan analisis rasio di atas menunjukkan return on assets pada tahun 2018
sebesar 44,68%. Pada tahun 2019 return on invesment terjadi penurunan dari tahun
sebelumnya sebesar 8,88%. Pada tahun 2020 return on invesment juga mengalami
penurunan sebesar 0,91%. Pada tahun 2021 return on invesment juga mengalami
penurunan sebesar 4,69%. Pada tahun 2022 return on invesment juga mengalami
penurunan sebesar 0,91%. Maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan dari tahun 2018
sampai tahun 2022 berada pada kondisi yang kurang baik, karena nilai rasionya dari
tahun 2018 sampai tahun 2022 terus mengalami penurunan, artinya kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba bersih terhadap investasi yang dilakukan menurun
setiap tahunnya. di tahun 2022 Return on asset pada PT. Unilever mengalami
keburukan, hal yang dapat dilakukan agar kemabli menjafi normal adalah Tingkatkan
pendapatan perusahaan melalui peningkatan penjualan, pengembangan produk baru,
atau ekspansi pasar. Dengan meningkatkan pendapatan, ROA cenderung meningkat
jika aset tetap. Pertimbangkan investasi dalam aset yang memiliki tingkat
pengembalian yang tinggi. Ini dapat membantu meningkatkan ROA dalam jangka
panjang. Meningkatkan margin keuntungan dengan menaikkan harga produk atau
mengurangi biaya produksi.

24
BAB III
REKOMENDASI 2023
3.1. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan PT Unilever Indonesia Tbk Periode
2018-2022 dilihat dari rasio likuiditas yaitu Current Ratio, Cash Ratio dan Quick Ratio
perusahaan berada dalam keadaan kurang baik, karena hutang lancar perusahaan lebih besar
dari aset lancar, kas atau setara kas dan piutang perusahaan. Dilihat dari rasio akivitas yaitu
receivable turn over perusahaan berada dalam keadaan baik karena pada tahun 2018-2022
nilai rasionya terus mengalami kenaikan dan hanya mengalami penurunan di tahun 2019,
penurunan yang terjadi juga tidak signifikan. Pada asset turn over kinerja keuangan
perusahaan berada dalam keadaan baik, karena hanya mengalami sedikit penurunan di tahun
2021 dan penurunan juga tidak terjadi secara signifikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa
perusahaan dalam menghasilkan penjualan dari modal kerja kotor beroperasi dengan baik.
Dilihat dari rasio solvabilitas yaitu Debt to Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio pada tahun
2018-2022 kinerja keuangan perusahaan berada dalam kondisi kurang baik, karena nilai rasio
terus mengalami kenaikan artinya semakin banyak pendanaan dengan hutang. Pada total
asset to total debt perusahaan dari tahun 2018-2021 nilai rasio terus mengalami penurunan,
artinya kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh kewajiban dengan menggunakan aset
semakin menurun. Dilihat dari rasio profitabilitas yaitu net profit margin dan return on
investment perusahaan berada pada kondisi yang kurang baik, karena nilai rasionya dari
tahun 2018-2022 terus mengalami penurunan. Pada return on equity perusahaan berada pada
kondisi yang baik, karena nilai rasio hanya mengalami penurunan di tahun 2021 yang mana
penurunannya itu tidak terjadi secara signifikan.

3.2. Rekomendasi
Berdasarkan hasil perhitungan rasio yang telah dilakukan pada PT Unilever Indonesia Tbk
tahun 2018 sampai tahun 2022 maka menurut kami yang harus dilakukan PT Unilever di
tahun 2023 adalah dengan lebih meningkatkan aktiva lancar dan kas perusahaan dan
meminimalisir hutang perusahaan. Agar perusahaan mampu untuk memenuhi kewajiban -
kewajibannya dalam membayar hutang jangka pendek perusahaan. PT Unilever Indonesia
Tbk harus meningkatkan modal dan pendanaan perusahaan. Agar perusahaan mampu untuk

25
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjang perusahaan dan mengukur kesehatan
perusahaan dengan hutang yang dimiliki perusahaan. PT Unilever Indonesia Tbk lebih
meningkatkan kondisi perusahaan dengan dengan cara memaksimalkan penjualan, aset dan
modal perusahaan. PT Unilever Indonesia Tbk harus bisa memanfaatkan harta atau asset
yang dimiliki perusahaan agar bisa meningkatkan pendapatan pada perusahaan.

26
DAFTAR PUSTAKA
Antiksari (2021), Analisis Kinerja Keuangan PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido muncul Tbk,
Journal of Islamic Banking and Finance, Vol 1 No.1

Gunawan (2022) Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Studi
Kasus PT Unilever Indonesia Tbk Tahun 2016-2020, Jurnal Akuntansi dan Keuangan
West Science 01, Vol 1

Hamid (2021), Analisis Perputaran Persediaan Dalam Menilai Return On Asset (ROA) Pada PT.
Kalbe Farma, Tbk Periode 2015-2019, Jurnal Parameter, Vol 6. No.1

Lithfiyah (2019) Analisis Ratio Keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (tahun 2012-
2016), Jurnal Akuntabel 16, Vol 2

27

Anda mungkin juga menyukai