Anda di halaman 1dari 80

ANALISIS PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI DI DISNAKER

PMPTSP KABUPATEN BANJARNEGARA DALAM


MENCIPTAKAN TENAGA KERJA YANG KOMPETEN DAN
PROFESIONAL

SKRIPSI

Disusunoleh :

ADI PURNOMO
NIM. 1801002

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI TAMANSISWA BANJARNEGARA
BANJARNEGARA
TAHUN 2023
ANALISIS PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI DI DISNAKER
PMPTSP KABUPATEN BANJARNEGARA DALAM
MENCIPTAKAN TENAGA KERJA YANG KOMPETEN DAN
PROFESIONAL
( Studi pada Dinas Tenaga Kerja Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kabupaten Banjarnegara)

SKRIPSI

Untuk Menysun Skripsi pada


Strata satu (S-1) STIE Tamansiswa Banjarnegara

Disusunoleh :

ADI PURNOMO
NIM. 1801002

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI TAMANSISWA BANJARNEGARA
BANJARNEGARA
TAHUN 2023

i
HALAMAN PERSETUJUAN
ANALISIS PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI DI DISNAKER
PMPTSP KABUPATEN BANJARNEGARA DALAM
MENCIPTAKAN TENAGA KERJA YANG KOMPETEN DAN
PROFESIONAL
(Studi pada Dinas Tenaga Kerja Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
KabupatenBanjarnegara)

Oleh :
ADI PURNOMO
NIM. 1801002
Disetujui
Banjarnegara, September 2023

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Siti Maesaroh, S.Ip.,M.M Andi Wahyu Saputra, S.Kom.,M.M


NIDN. 0622019002 NIDN. 0629019401

Mengetahui
Ketua STIE Tamansiswa Banjarnegara Ketua Program Studi Manajemen

Lustono, S.Pd., M.M. Setijadi, S.E., M.Si


NIDN. 0610106801 NIDN. 0610067203

ii
HALAMAN PENGESAHAN
JudulSekripsi : ANALISIS PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI DI
DISNAKER PMPTSP KABUPATEN BANJARNEGARA
DALAM MENCIPTAKAN TENAGA KERJA YANG
KOMPETEN DAN PROFESIONAL
(Studi pada DISNAKER PMPTSP Kab. Banjarnegara)
Nama : ADI PURNOMO
NIM : 1801002

Telah di pertahankan di depan tim penguji pada tanggal 2023 dan di nyatakan
telah memenuhi syarat untuk diterima sebagai kelengkapan guna memperoleh Gelar
Sarjana Manajemen di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tamansiswa Banjarnegara.

Banjarnegara September 2023


Tim Penguji
 Dr. Lustono, S.Pd., M.M
NIDN. 0610106801
 Setijadi, S.E., M.Si
NIDN. 0610067203
 Siti Maesaroh. S.Ip.,M.M
NIDN. 0622019002

Mengetahui dan Menyetujui,


Ketua STIE Tamansiswa Ketua Program Studi
Banjarnegara Manajemen

Dr. Lustono, S.Pd., M.M. Setijadi, S.E., M.Si


NIDN. 0610106801 NIDN. 0610067203

iii
MOTTO

“Tidak ada kata terlambat untuk memulai sebuah awal yang paling
penting dari semua itu adalah tentang MINDSET”

“ADI PURNOMO”

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan

hidayahnya saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pelatihan Berbasis

Kompetensi di Disnaker PMPTSP Kab. Banjarnegara Dalam Menciptakan Tenaga Kerja

Yang Kompetitif dan Profesional (Studi pada Disnaker PMPTSP Kab. Banjarnegara).

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan dan sebagai salah satu

persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada Program Studi

Manajemen di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tamansiswa Banjarnegara. Selain itu, skripsi

ini juga dibuat sebagai salah satu wujud implementasi dari ilmu yang didapatkan selama

masa perkuliahan di Program Studi Manajemen di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Tamansiswa Banjarnegara.

Penulis berharap dapat belajar lebih banyak lagi dalam mengimplementasikan ilmu

yang didapatkan. Skripsi ini tentunya tidak lepas dari bimbingan, masukan, dan arahan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1.Bapak Lustono, S.Pd., M.Hum. sebagai Ketua STIE Tamansiswa Banjarnegara.

2.Bapak Setijadi, S.E., M.Si. selaku Ketua Program Studi Manajemen STIE

Tamansiswa Banjarnegara

3.Ibu Siti Maesaroh, S.Ip., M.M. sebagai dosen pembimbing 1 (satu) yang telah

meluangkan waktu memberikan dukungan, bimbingan dan motivasi.

4.Bapak Andi Wahyu Saputra, S.Kom., M.M. sebagai Pembimbing 2 (dua) yang telah

memberikan arahan dan saran.

5.Segenap Dosen dan Staf STIE Tamansiswa Banjarnegara yang telah membekali

ilmu selama belajar di STIE Tamansiswa Banjarnegara.

v
6.Terimakasih peneliti ucapkan kepada pihak yang terkait dalam penelitian, Yaitu

Kepala Dinas dan Staf Disnaker PMPTSP Kab. Banjarnegara, yang telah

memberikan ijin dan berbagi informasi yang di perlukan peneliti dalam

melakukan penelitian

7.Terimakasih kepada orang tua saya Alm. Bapak Cholil dan Alm. Ibu Fitriah yang

telah memberikan nasehat memberi arahan semasa di bangku sekolah.

Pencapaian ingin memiliki gelar Sarjana adalah nazar untuk Alm. Ibu Fitriah sebelum

Meninggal. Persembahan istimewa saya untuk Bapak dan Ibu disana semoga husnul

khotimah Amiiin.

8.Untuk Istri saya Retno Widhi Astuti, Skripsi ini merupakan persembahan istimewa

untuk orang yang saya cintai. Terima kasih atas dukungan, perhatian, dan

kebijaksanaan. Terima kasih karena memberi tahu saya cara hidup dengan jujur dan

bahagia.

Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa mengaruniakan rahmat dan hidayah-Nya kepada mereka

semua. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Banjarnegara, September 2023


Peneliti

Adi Purnomo
NIM. 1801002

vi
SURAT PERNYATAAN PLAGIASI

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Adi Purnomo


Tempat, Tanggal Lahir : Banjarnegara, 27 Maret 1991
NIM : 1801002
Program Studi : Manajemen
Judul Skripsi : “Analisis Pelatihan Berbasis Kompetensi di Disnaker
PMPTSP Kab. Banjarnegara Dalam Menciptakan Tenaga
Kerja Yang Kompetitif dan Profesional”
(Studi pada Disnaker PMPTSP Kab. Banjarnegara)

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah karya saya sendiri dan bukan karya tulis
orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang
telah disebutkan sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, dan jika
pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sangsi akademis.

Banjarnegara, September 2023


Yang menyatakan,

ADI PURNOMO

DAFTAR ISI
Halaman

vii
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................................................................iii
MOTTO ....................................................................................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................................................................................v
SURAT PERNYATAAN PLAGIASI ...................................................................................................................vii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ...................................................................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................................................xii
ABSTRAK ................................................................................................................................................................ xiii
ABSTRACT ................................................................................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................................................... 1


A. Latar Belakang .......................................................................................................................................1
B. Perumusan Masalah .............................................................................................................................7
C. Batasan Masalah ...................................................................................................................................7
D. Tujuan Penelitian ..................................................................................................................................8
E. Manfaat Penelitian ................................................................................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................................10


A. Grand Theory ( steward ship theory).........................................................................................10
1. Kompeten........................................................................................................................................ 12
a. Faktor-faktor Kompetensi.................................................................................................13
b. Indikator Kompetensi..........................................................................................................15
2. Profesional...................................................................................................................................... 16
3. Pelatihan Berbasis Kompetensi.............................................................................................17
a. Pengertian Pelatihan Berbasis Kompetensi...............................................................17
b. Tujuan Pelatihan Berbasis Kompetensi.......................................................................18
c. Manfaat Pelatihan Berbasis Kompetensi.....................................................................19
d. Karateristik Pelatihan Berbasis Kompetensi.............................................................20
B. Kajian Penelitian Yang Relevan ..................................................................................................20

viii
C. Kerangka Pikir ....................................................................................................................................24

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................................................................25


A. Jenis Penelitian ...................................................................................................................................25
B. Obyek dan Informa Penelitian .....................................................................................................26
C. Data...........................................................................................................................................................27
1. Sumber Data ..................................................................................................................................27
2. Unit Analis Data ...........................................................................................................................28
D. Unit Analis Data dan Keabsahan Data.......................................................................................29
1. Metode Pengumpulan Data ....................................................................................................29
2. Keabsahan Data ...........................................................................................................................29
E. Metode Analis Data............................................................................................................................32

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ...................................................................................33


A. Gmbaran Umum..................................................................................................................................33
B. Analis Data ........................................................................................................................................... 39
C. Pembahasan ........................................................................................................................................ 48
BAB V SIMPULAN, IMPLEMENTASI DAN SARAN ..................................................................................52
A. Simpulan ............................................................................................................................................... 52
B. Implikasi ................................................................................................................................................53
C. Saran ....................................................................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...........................................................................................................................................

DAFTAR GAMBAR
Halaman

ix
GAMBAR 2.1 Kerangka Pikir ...........................................................................................................................21
GAMBAR 4.1 Struktur Organisasi .................................................................................................................37

DAFTAR TABEL
Halaman

x
Tabel 1.1 Penduduk usia kerja dan angkatan kerja, Februari 2020-Februari 2022 .................4
Tabel 1.2 Penduduk Usia 15 Tahun keatas Menurut Jenis Kegiatan Tahun 2022 .....................5
Tabel 2.1 Kajian Penelitian Terdahulu.........................................................................................................21
Tabel 4.2 Nama Pegawai Disnaker PMPTSP Kab. Banjarnegara......................................................38
Tabel 4.3 Jumlah Peserta Menurut Jenis Pelatihan ...............................................................................40
Tabel 4.4 Data Obyek yang di Wawancara.................................................................................................40
Tabel 5.1 Infromasi dan Responden.............................................................................................................56

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman

xi
Lampiran 1 Dokumentasi kegiatan wawancara ....................................................................................58
Lempiran 2 Sertifikat KKN.....................................................................................................................................
Lampiran 3 Sertifikat Olah Data Kualitatif......................................................................................................
Lampiran 4 Sertifikat lain-lain.............................................................................................................................

ANALISIS PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI DI DISNAKER


PMPTSP KABUPATEN BANJARNEGARA DALAM
MENCIPTAKAN TENAGA KERJA YANG KOMPETEN DAN
PROFESIONAL

xii
( Studi Pada Disnaker PMPTSP Kabupaten Banjarnegara)

Adi Purnomo
(1801002)

ABSTRAK

Permasalahan Pengangguran merupakan masalah yang kompleks, diantaranya mutu


tenaga kerja yang relative rendah, baik ditinjau dari pendidikan maupun keahlian dan
ketrampilan yang dimiliki, sehingga penyerapan tenaga kerja di Industri kerja belum
terpenuhi, hal inilah yang mengakibatkan jumlah pengangguran secara komulatif
meningkat, serta terhambatnya pembangunan ekonomi dan SDM (sumber daya manusia)
atau peserta pelatihan di usia produktif banyak yang menjadi pengangguran.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif teknik
pengumpulan data yaitu menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi dari
subyek yang dijadikan penelitian terkait Program Pelatihan Berbasis Kompetensi dalam
meningkatkan kualitas tenaga kerja yang kompeten dan profesional di Disnaker PMPTSP
Kabupaten Bajarnegara.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa sarana prasarana beberapa item pelatihan
belum memadai, belum adanya instruktur pelatihan yang bersertifikat, dan sebagian
peserta tidak menyelesaikan pelaksanaan pelatihan sampai batas yang di tentukan oleh
penyelenggara atau OPD yang menanganinya.

Kata Kunci : Tenaga Kerja, Pelatihan Berbasis Kompetensi, Pengangguran

ANALYSIS OF COMPETENCE-BASED TRAINING AT THE BANJARNEGARA PMPTSP


Manpower Office in Creating a Competent and Professional Workforce
(Study on PMPTSP Office of Manpower in Banjarnegara Regency)

Adi Purnomo

xiii
(1801002)

ABSTRACT

The problem of unemployment is a complex problem, including the relatively


low quality of labor, both in terms of education and expertise and skills possessed, so
that the absorption of labor in the work industry has not been fulfilled, this is what has
resulted in the cumulative increase in the number of unemployed, and hampered
economic development. and HR (human resources) or trainees at productive ages are
many who become unemployed.
This study used a descriptive method with a qualitative approach to data
collection techniques, namely using observations, interviews, and documentation from
subjects who were used as research related to the Competency-Based Training
Program in improving the quality of a competent and professional workforce at the
PMPTSP Manpower Office of Bajarnegara Regency.
The results of this study found that the infrastructure for several training items
was inadequate, there were no certified training instructors, and some participants did
not complete the training implementation to the limit set by the organizers or the OPD
in charge.

Keywords : Manpower, Competency Based Training, Unemployment

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Permasalahan Pengangguran adalah masalah yang kompleks, termasuk kualitas

pekerjaan relative rendah, baik ditinjau dari pendidikan maupun keahlian dan

ketrampilan yang dimiliki, sehingga penyerapan tenaga kerja di Industri kerja belum

terpenuhi, hal inilah yang mengakibatkan jumlah pengangguran secara komulatif

meningkat, serta terhambatnya pembangunan ekonomi dan SDM (sumber daya manusia)

atau peserta pelatihan di usia produktif banyak yang menjadi pengangguran.

Suatu negara dikatakan mendapati pertumbuhan ekonomi bilamana terjadi

peningkatan GNP (gross national product) rill di negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi

dapat diukur dengan cara membandingkan GNP tahun yang sedang berjalan dengan GNP

(gross national product) tahun sebelumnya. Produktivitas Sumber Daya Manusia (SDM) di

Indonesia masih rendah dan sulit untuk ditingkatkan, dimana tingkat produktivitas masih

tergolong buruk jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia.

Hal ini terkonfirmasi dari ukuran produk domestic bruto (PDB) sejak 2011, ketika posisi

Indonesia cenderung stabil.

Penduduk usia kerja merupakan semua orang yang berumur 15 tahun keatas.

Penduduk usia kerja mengalami tren yang cenderung meningkat seiring bertambahnya

jumlah penduduk di Jawa Tengah. Penduduk usia kerja pada Februari 2022 sebanyak

28,82 juta orang, naik sebanyak 1,94 juta orang dibanding Februari 2020 dan naik

sebanyak 1,68 juta orang jika dibanding Februari 2021. Sebagian besar penduduk usia

kerja merupakan Angkatan kerja yaitu 72,04 persen (20,76 juta orang), sedangkan sisanya

termasuk dalam kategori bukan Angkatan kerja.

1
2

Kebijakan pembangunan sumber daya manusia yang tepat, antara lain menyiapkan

kualitas sumber daya manusia yang akan masuk keangkatan kerja, menjaga penurunan

fertilitas, menyiapkan keterampilan dan kompetensi tenaga kerja, kebijakan ekonomi

dalam menciptakan lapangan kerja, fleksibilitas pasar tenaga kerja, serta strategi link and

match antara kebutuhan pasar dan tenaga kerja serta Program kerja. Kebijakan serta

strategi kelitbangan serta Iptek dalam rangka kenaikan energi saing wilayah lewat

Roadmap studi buat menunjang kebijakan pembangunan wilayah.

Pelatihan berbasis kompetensi yakni suatu kegiatan pelatihan yang fungsinya untuk

memberikan, memperoleh, meningkatkan serta mengembangkan keterampilan,

produktifitas, disiplin, sikap kerja dan etos kerja yang pelaksanaannya lebih

mengutamakan praktek dari pada teori. Pelatihan Berbasis Kompetensi ini berfokus

kepada apa yang dapat dikerjakan peserta pada akhir dari pelatihan tersebut. Hal ini

sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014 yang melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Profesi Nasional

(Sislatkernas) dan Undang-Undang Keimigrasian Nomor 15 Tahun 1997, diganti dengan

Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009. Sislatkernas merupakan pedoman politik

penyelenggaraan diklat secara terencana, sistematis, dan sinergis dalam perjanjian diklat

di berbagai bidang, sektor, lembaga, dan wilayah, sehingga tujuan diklat dapat tercapai

secara efektif dan efisien.

Menurut (Edwin B. Flippo dalam Sri Larasati, 2018), menyatakan bahwa “pelatihan

merupakan suatu usaha peningkatan knowledge dan skill seorang karyawan untuk

menerapkan aktivitas kerja tertentu”.

Persamaan Kompetensi dan Kompeten adalah kemampuan setiap individu yang

mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar

yang ditetapkan dan Kompeten adalah mampu melakukan sesuatu dengan baik. Kompeten
3

merupakan keterampilan yang diperlukan seseorang yang ditunjukkan dengan

kemampuan melakukan sesuatu dengan baik.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kompeten memiliki 2 arti yaitu

cakap (mengetahui) atau mampu melakukan sesuatu dengan baik, dan berkuasa

(memutuskan, menentukan) sesuatu atau berwenang. Kata kompeten dan kompetensi

hamper sama dalam pemakaiannya, walaupun begitu kedua kata tersebut harus

dibedakan terutama dalam pemakaian umum. Kedua kata tersebut diadaptasi dari bahasa

Inggris, yaitu competent dan competence.

Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran

secara luas dan mendalam yang meliputi konsep, struktur, dan metode

keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar, materi ajar yang

ada dalam kurikulum sekolah, hubungan konsep antar mata pelajaran terkait, penerapan

konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari dan kompetisi secara profesional

dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional. Menurut

(Kusnanto, 2014) Profesional merupakan sesorang yang memiliki kompetensi dalam

suatu pekerjaan atau bidang tertentu.

Untuk menciptakan tenaga kerja yang kompeten dan prosesional Pelatihan harus

holistik, dari perencanaan sampai evaluasi, agar pengetahuan, keterampilan dan sikap

kerja berkembang . Orientasi pelatihan menitikberatkan pada peningkatan kemampuan

atau kompetensi untuk melakukan kegiatan tertentu sesuai dengan kebutuhan pasar

tenaga kerja atau kebutuhan masyarakat dan daerah keimigrasian yang terus

berkembang. Jenis pelatihan ini disebut pelatihan berbasis kompetensi. Diharapkan

dengan bantuan pemagangan ini, setiap peserta magang dapat mengisi 'kesenjangan

keterampilan' dengan keterampilan atau pekerjaan yang dibutuhkan di pasar tenaga

kerja.
4

Menyelenggarakan pendidikan kompetensi di lembaga pendidikan memerlukan

pedoman pelaksanaan yang menjadi acuan bersama. Hal ini penting agar penyelenggaraan

pendidikan kompetensi berorientasi pada peningkatan kepentingan, mutu dan efisiensi

pendidikan untuk sumber daya manusia (SDM) dalam dunia kerja dan pengembangan

tenaga kerja. Dengan melihat Tabel di bawah ini merupakan Data Jumlah penduduk usia

kerja dan Angkatan Kerja yang di survey dari tahun 2020 sampai 2022. Data tersebut

Merupakan sumber dari BPS Survey Angkatan Kerja Nasional (Sakernas).

Tabel 1.1. Penduduk usia kerja dan angkatan kerja, Februari 2020-Februari 2022;

Februari Februari Februari Perubahan 2021- Perubahan 2020-

Status Keadaan 2020 2021 2022 2022 2022

Ketenagakerjaan Juta Juta Juta Juta % Juta %

orang orang orang orang orang

Penduduk Usia Kerja 26,88 27,13 28,82 1,68 6,21 1,94 7,20

Angakatan kerja 18,94 18,82 20,76 1,93 10,27 1,82 9,62

Bekerja 18,14 17,70 19,59 1,86 10,53 1,42 7,85

Pengangguran 0,80 1,12 1,19 0,07 6,26 0,04 50,00

terbuka

Persen Persen
Persen Persen Persen
point point

Bukan Angkatan Kerja 7,94 8,31 8,06 -0,25 -3,00 0,11 1,44

Tingkat partisipasi 70,45 69,38 72,04 2,65 1,59

Angkatan Kerja

(TPAK)

Laki-Laki 83,58 81,12 84,44 3,37 0,87

Perempuan 57,72 57,99 59,64 1,64 1,91

Sumber: BPS, Survey Angkatan Kerja Nasional (Sakernas)

Komposisi angkatan kerja pada Februari 2022 terdiri atas 19,59 juta orang

penduduk yang bekerja dan 1,19 juta orang pengangguran. Apabila dibandingkan dengan
5

komposisi pada Februari 2021 terjadi peningkatan jumlah angkatan kerja sebanyak 1,93

juta orang. Seiring dengan peningkatan tersebut, jumlah penduduk bekerja juga

meningkat sebanyak 1,86 juta orang. Demikian pula dengan pengangguran yang secara

jumlah ada penambahan sekitar 70 ribu orang. Sementara itu, jika dibandingkan dengan

kondisi pada Februari 2020 (kondisi sebelum pandemi Covid-19), jumlah angkatan kerja

meningkat sebanyak 1,82 juta orang. Penduduk bekerja naik sebanyak 1,42 juta orang dan

pengangguran juga meningkat sebanyak 0,40 juta orang.

Disnaker PMPTSP Kabupaten Banjarnegara merupakan salah satu Dinas atau OPD

yang Meningkatkan Keterampilan Masyarakat Penganggur/Pencari Kerja dengan

memberikan Pelatihan – pelatihan kejuruan dan pembinaan lembaga pelatihan kerja.

Dengan melihat Tabel dibawah ini jumlah total Penduduk Usia 15 Tahun keatas Menurut

Jenis Kegiatan di Kabupaten Banjarnegara dari tahun 2020 sampai 2021 mengalami

kenaikan 0,84 persen, sedangkan di tahun 2021 sampai 2022 kenaikan 0,76 persen.

Tabel 1.2. Penduduk Usia 15 Tahun keatas Menurut Jenis Kegiatan Tahun

2022.

Status Keadaan
2020 2021 2022
Ketenagakerjaan

Penduduk Usia Kerja 15 710,494 716,321 721,878

keatas

Angakatan kerja 215,327 216,860 200,916

Bekerja 466,173 470,460 487,714

Pengangguran terbuka 28,994 29,281 33,248

Jumlah Total 1,420,988 1,432,922 1,443,756

Sumber: BPS, Survey Angkatan Kerja (Sakernas)


6

Penduduk usia kerja Pada tahun 2022 sebesar 721.878 orang mengalami

kecenderungan meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk di Kabupaten

Banjarnegara, terbagi atas Angkatan Kerja sebanyak 520.962 orang dan bukan Angkatan

Kerja sebanyak 200.916 orang. Penduduk usia kerja pada agustus 2022 mengalami

kenaikan sebanyak 5.557 orang jika di bandingkan agustus tahun 2021.

Pencari kerja ahir Agustus tahun 2022 tercatat di Disnaker PMPTSP Kabupaten

Banjarnegara sebanyak 5.283 orang dan pencari kerja yang sudah ditempatkan baru

sejumlah 1.949 orang. Masih rendahnya penempatan tenaga kerja terjadi karena adanya

ketidak cocokan permintaan tenaga kerja dengan kualifikasi yang diharapkan oleh

pemberikerja/perusahaan, masih rendahnya ketrampilan/kompetensi pencari kerja dan

masih banyaknya lowongan kerja yang tidak diminati pencari kerja. Oleh karena itu masih

diperlukan berbagai upaya mengurangi pengangguran di Kab. Banjarnegara, salah satunya

melalui pelaksanaan pelatihan. Dengan meningkatnya ketrampilan melalui pelatihan

tersebut, diharapkan pencari kerja dapat bekerja atau berwirausaha, sehingga angka

pengangguran dan angka kemiskinan di Banjarnegara akan menurun.

Selain faktor–faktor yang menyebabkan meningkatnya jumlah pengangguran usia

produktif di Kabupaten Banjarnegara karena pola poikir masyarakat yang sangat rendah

untuk mengerti manfaat dari program pelatihan berbasis kompetensi, yang sebagian

orang masih cenderung ragu untuk mengikuti program dari pemerintah dan

ketidakcocokan permintaan tenaga kerja dengan kualifikasi yang di harapkan oleh tenaga

kerja. Faktor-faktor tersebutlah yang membuat OPD Disnaker PMPTSP mengalami

kesulitan dalam menjalankan upaya membuka pelatihan dan mengurangi pengangguran

di Kabupaten Banjarnegara.

Penelitian ini didahului oleh peneliti terdahulu, peneliti dilakukan oleh Arini, Dra.

Maesaroh, M. Si. Hasil penelitian bahwa pelaksanaan pelatihan berbasis kompetensi


7

berdampak positif dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja yang ditunjukan dengan

terserapnya tenaga kerja.

Sedangkan hasil Penelitian Saffa Indah Salsabiala dan Diana Hertati, Tidak

sejalan dengan Airin, Dra. Maesaroh, M.Si Menunjukkan bahwa Program Pelatihan

Berbasis Kompetensi belum terpengaruh terhadap pengangguran bagi masyarkat,

diketahui bahwa masih didominasi oleh individu-individu yang berlatar belakang

pendidikan rendah pada akhirnya tidak terserap secara penuh dan diminati pada

lapangan kerja.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti tertarik meneliti

tentang “ANALISIS PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI DI DISNAKER PMPTSP

KAB. BANJARNEGARA DALAM MENCIPTAKAN TENAGA KERJA YANG KOMPETEN

DAN PROFESIONAL”.

B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan masalah latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah penelitian

ini yaitu :

1. Bagaimana pengaruh pelatihan berbasis kompetensi tersebut terhadap

Tenaga.iKerja..yang kompeten dan..iprofesional?

2. Apa.isaja kendala dalam menyelenggarakan pelatihan berbasis kompetensi untuk

menciptakan tenaga kerja yang kompeten dan profesional?

3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam menciptakan

tenaga kerja yang kompeten dan profesional?

4. Mengapa Pelatihan Berbasis Kompetensi dapat Menciptakan Tenaga kerja yang

kompeten dan profesional?

C. BATASAN MASALAH
8

Berdasarkan dalam suatu penelitian perlu dikemukakan, hal ini agar peneliti

yang dilakukan dapat lebih fokus pada pokok permasalahan. Peneliti ini dibatasi pada

Pelatihan Berbasis Kompetensi dalam Menciptakan Tenaga Kerja yang Kompeten dan

Profesional.

D. TUJUAN.iPENELITIAN

Tujuan. penelitian. adalah menggunakan saran yang hendak di capai dalam

penelitian.

1. Untuk Mengetahui dan menganalisis pengaruh pelatihan berbasis kompetensi

tersebut terhadap Tenaga Kerja yang kompeten dan profesional

2. Untuk Mengetahui dan menganalisis Hambatan atau kendala dalam

menyelenggarakan pelatihan berbasis kompetensi untuk menciptakan tenaga

kerja yang kompeten dan profesional

3. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang memperngaruhi

keberhasilan dalam menciptakan tenaga kerja yang kompeten dan profesional

4. Untuk mengetahui dan menganalisi Pelatihan berbasis kompeten dalam

menciptakan tenaga kerja yang kompeten dan profesional

E. MANFAAT PENELITI

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis peneliti ini menunjukan betapa pentingnya pelatihan berbasis

kompetensi dalam menciptakan tenaga kerja yang kompeten dan professional

mengurangi angka pengangguran di kabupaten Banjarnegara.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Penelitian ini digunakan untuk menjadi syarat untuk memenuhi gelar Sarjana

Manajemen (Strata-1) di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tamansiswa


9

Banjarnegara, dan dengan penulisan skripsi ini diharapkan bermanfaat untuk

menambah wawasan dan pengetahuan khususnya bagi peneliti, OPD Disnaker

PMPTSP, dan bagi para pihak yang berkepentingan tentang Pelatihan Berbasis

Kompetensi dalam menciptakan tenaga kerja yang kompeten dan profesional.

b. Bagi STIE Tamansiswa Bajarnegara

Diharapkan dapat dijadikan bahan penelitian lebih lanjut dalam bidang yang

berkaitan dengan Pelatihan Berbasis Kompetensi dalam menciptakan tenaga

kerja yang kompeten dan profesional.

c. Bagi Umum

Dapat di ketahui oleh masyarakat Banjarnegara bahwa di Disnaker PMPTSP

Kabupaten Banjarnegara menyelenggarakan Program Pelatihan Berbasis

Kompetensi.

d. Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi Dinas terkait dalam

melaksanakan Program Pelatihan Berbasis Kompetensi agar dapat berjalan

dengan tepat sasaran


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Grand Theory (steward ship theory)

Teori stewardship juga merupakan teori yang menggambarkan situasi dimana para

manajer tidak termotivasi oleh tujuan-tujuan individu tetapi lebih ditujukan pada sasaran

hasil utama mereka untuk kepentingan organisasi, sehingga teori ini mempunyai dasar

psikologi dan sosiologi yang dirancang dimana para eksekutif sebagai steward berusaha

mencapai sasaran organisasinya (Sanjaya, 2017).

Dalam konteks ini, penerima mandat pengurus harus bertanggung jawab kepada

masyarakat (publik) sebagai pemegang amanah atas apa yang telah dilakukannya

(mandat). Hal ini menjelaskan mengapa dewan administrator yang ditugaskan oleh

masyarakat untuk melakukan yang terbaik bagi organisasi. (Hardyansyah, 2016).

Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tenaga kerja adalah setiap orang

yang mampu melukakan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk

memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

Investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi,

investasi dapat menjadi tolak ukur bagi keberhasilan dan keberlanjutan pembangunan di

masa depan karena dapat menyerap tenaga kerja, sehingga dapat membuka kesempatan

kerja baru bagi masyarakat yang pada gilirannya akan berdampak terhadap peningkatan

pendapatan masyarakat (Pratama & Suyana, 2019).

Tenaga kerja adalah tenaga yang bekerja didalam maupun luar hubungan kerja

dengan alat produksi utama dalam proses produksi baik fisik maupun pikiran (Hamzah,

2014). Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah

penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada

10
11

permintaan terhadap tenaga kerja mereka dan jika mereka mau berpartisipasi dalam

aktifitas tersebut. (Mulyadi, 2014).

a. Penggolongan Tenaga Kerja

Menurut Hendra, (2013) angkatan kerja di golongkan menjadi tiga kelompok, di

antaranya :

1. Tenaga kerja kasar adalah tenaga kerja yang pendidikannya tidak tinggi dan

belum memiliki kemampuan dalam bekerja.

2. Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memiliki pengalaman kerja

seperti mekanik mobil, tukang kayu, dan tukang reparasi tv dan radio.

3. Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki speksifikasi tinggi dan

spesialis tertentu seperti dokter, ahli ekonomi, ahli keuangan, dan insinyur.

b. Klasifikasi Tenaga Kerja

Untuk menemukan angkatan kerja dan bukan angkatan kerja diperlukan informasi,

yaitu:

a. Jumlah penduduk yang berusia diantara 15 tahun dan 64 tahun yang data

disebut dengan penduduk usia kerja.

b. Jumlah penduduk yang berusia 15-64 tahun yang tidak ingin bekerja (seperti

mahasiswa, pelajar, ibu rumah tangga dan pengangguran suka rela), peduduk ini

dinamai dengan penduduk bukan angkatan kerja. Dengan demikian angkatan

kerja pada suatu periode dapat dihitung dengan mengurangi jumah penduduk

usia kerja dengan bukan angkatan kerja. Perbandingan diantara angkatan kerja

dan penduduk usia kerja yang dinyatakan dalam persen disebut dengan tingkat

partisipasi angkatan kerja.


12

Pada dasarnya, tenaga kerja dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu:

1) Angkatan Kerja

Angkatan kerja dapat dijelaskan dengan beberapa definisi yaitu angkatan kerja

adalah jumlah tenaga kerja yang terdapat dalam suatu perekonomian pada suatu

waktu tertentu. Selain itu angkatan kerja dapat didefinisikan dengan penduduk

usia kerja yang bekerja atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja

dan yang sedang mencari pekerjaan.

2) Bukan Angkatan Kerja

Terdapat beberapa versi yang menjelaskan terkait definisi penduduk bukan

angkatan kerja diantaranya yaitu, menurut Ostinasia yang dimaksud dengan

bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang kegiatannya tidak bekerja

maupun tidak mencari pekerjaan atau penduduk usia kerja dengan kegiatan

sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya.

1. Kompeten

Kompeten merupakan keterampilan yang diperlukan seseorang yang ditunjukkan

dengan kemampuan melakukan sesuatu dengan baik dan dapat memberikan tingkat

kinerja yang memadai atau tinggi dalam suatu fungsi pekerjaan spesifik. Menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pengertian Kompeten diantaranya yaitu memiliki

wewenang dalam suatu hal dan cakap atau mengetahui.

Dan pengertian kompetensi sendiri diantaranya yaitu :

1. Memiliki kemampuan dalam menguasai tata Bahasa suatu Bahasa dengan cara

yang abstrak atau batiniah.

2. Kewenangan atau kekuasaan dalam menentukan atau memutuskan suatu hal.

Setiap individu yang mampu menyelesaikan tugas dan tanggungjawab secara efektif

dan meningkatkan standar kualitas professional dalam pekerjaan, menunjukan


13

karakteristik pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki yang mengarah pada

kompetensi. Pada berbagai tingkatan dengan memperinci standar masing-masing

tingkatan, mengenali karakteristik pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan oleh

setiap individu dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab secara efektif untuk

mencapai standar kualitas professional dalam bekerja merupakan kompetensi yang

dilakukan seseorang ditempat kerja (Ataunur dan Eny, 2015).

Kedua kata tersebut diadaptasi dari Bahasa Inggris yaitu competent dan competence.

Kompeten adalah sebuah kata sifat, dan kompetensi itu sendiri adalah kata benda.

Walaupun keduanya ditukarkan dalam istilah pemakaian secara umum, tetapi sebenarnya

kompeten dengan kompetensi ini memiliki arti yang berbeda.

a. Faktor-Faktor Kompetensi

Faktor-faktor yang mempengaruhi Kompetensi Menurut (Zwell dalam Wibowo,

2016), Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi adalah sebagai berikut :

1. Kepercayaan dan Nilai

Kepercayaan dan nilai-nilai adalah.faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi

tercermin dalam sikap dan perilaku orang. Sikap dan perilaku ini adalah fitrah

manusia. Mereka yang tidak kreatif dan inovatif dalam pekerjaan biasanya belum

memahami bagaimana menyikapi untuk menemukan hal baru.

2. Keahlian.iatau.iKeterampilan

Dalam hal keahlian atau know-how, itu memainkan peran yang sangat penting

dalam perusahaan. Kompetensi atau kemampuan seseorang merupakan faktor

penting dalam keberhasilan kompetensi seseorang. Anda dapat mengembangkan

keahlian atau pengetahuan Anda sendiri melalui pelatihan, praktik, dan kemajuan di

bidang yang sesuai. Kompetensi dalam perusahaan dapat ditingkatkan dengan


14

mengembangkan kompetensi atau keterampilan yang berhubungan dengan

kompetensi.

3. Pengalaman

Adapun pengalaman seseorang yang dapat mempengaruhi faktor kompetensi.

Dimana seseorang yang memiliki banyak pengalaman di bidangnya untuk

meningkatkan keterampilannya dengan orang yang tidak memiliki pengalaman.

Dari pengalaman yang di peroleh di lapangan dapat meningkatkan kinerja yang di

miliki.

4. Karakteristik Personal

Sifat kepribadian..seseorang dapat mempengaruhi kompetensi. Kepribadian

seseorang tercermin dalam aktivita..kesehariannya. Apakah..orang ini baik hati atau

sabar, pekerja keras atau malas. Tergantung pada karakteristik pribadi seseorang,

hal itu dapat meningkatkan atau menghambat pembentukan kompetensi.

Kepribadian seseorang bisa berubah, namun hal ini biasanya tidak mudah.

5. Motivasi

Motivasi..kerja seseorang mempengaruhi hasil yang di capai. Menumbuhkan

apresiasi karyawan agar dapat membawa dampak yang positif terhadap kinerja.

Dengan memotivasi karyawan, dapat meningkatkan kompetensi mereka di bidang

tertentu, karena motivasi ini membawa dampak positif bagi kompetensi tersebut.

6. Isu-isu Emosional

Dalam artian isu-isu emosional tersebut yang dapat membatasi perkembangan

kompetensinya, diantaranya rasa takut pegawai dalam melaksanakan tugasnya, rasa

kepercayaan kepada seseorang dan selalu berpikiran negatif terhadap seseorang.

Oleh karena itu, hambatan isu-isu emosional dapat diminimalisir dengan


15

menciptakan suasana kerja yang positif, memilih mitra diskusi atau kolega yang

cocok..sehingga..keterampilan individu di terbentuk dan dikembangkan.

7. Kapasitas Intelektual

Merupakan seseorang yang dapat memahami dan menjalankan suatu

keterampilan dengan konsekuensi. Perbedaan kemampuan berpikir secara

kompeten mempengaruhi pengambilan keputusan organisasi dan pengelolaan

berbagai konflik. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan intelektual mengacu pada

kemampuan seseorang untuk mengendalikan tingkat kemampuan berpikirnya

dalam pengembangan kompetensi individu dalam suatu organisasi.

b. Indikator Kompetensi

Menurut (Wibowo, 2016), adapun indicator kompetensi adalah sebagai berikut :

1. Keterampilan (Skill)

Keterampilan adalah kemampuan untuk menunjukkan suatu sistem atau

serangkaian perilaku yang secara fungsional terkait dengan pencapaian

tujuan kinerja. Kompetensi dalam hal ini juga dapat dipahami sebagai

kemampuan seseorang untuk melakukan tugas tertentu dalam suatu

bidang yang sesuai dengan standar dan tujuan kerja internal perusahaan.

2. Pengetahuan

Pengetahuan adalah pengetahuan yang dimiliki seseorang dalam bidang

tertentu. Karyawan harus mengetahui dan memahami informasi di bagian

atau tempat mereka bekerja..

3. Konsepdiri (sikap)

Sikap yang dimiliki seorang karyawan harus profesionalisime dalam

menyelesaikan tugasnya dengan rasa percaya diri dan yakin akan


16

pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik sesuai yang telah

ditetapkan oleh perusahaan.

4. Sifat

Karakteristik yang relatifkonstan pada tingkahlaku seseorang. Setiap

karyawan mempunyai watak (sifat) yang berbeda-beda dalam

menyelesaikan tugas pekerjaannya.

5. Motif

Motif adalah sesuatu yang secara konsisten dipikirkan atau diinginkan

oleh seseorang yang menyebabkan suatu tindakan. Motif mendorong,

mengarahkan, dan memilih perilaku menuju tindakan atau tujuan

tertentu.

2. Profesional

Profesional adalah orang yang hidup dengan cara mempraktekan suatu kemampuan

atau keahlian tertentu yang berperan dalam suatua ktivitas menurut keterampilannya.

Jadi bias disimpulkan bahwa professional adalah orang yang menjalankan pekerjaan

sesuai dengan keterampilannya. Profesional dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

merupakan profesional ini sangat bersangkutan dengan profesi yang membutuhkan

kepandaian khusus untuk menjalankannya.

Profesionalis adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan secara

konseptual maupun teknis atau praktis yang dikendalikan atau diperbandingkan. Pekerja

terampil dapat dipahami sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh orang-orang yang telah

dipersiapkan atau dilatih secara khusus untuk pekerjaan tersebut dan yang menerima

imbalan atau hasil berupa upah atau uang untuk melakukan pekerjaan tersebut.

(Sinambela, 2017).
17

Istilah profesional itu berlaku untuk semua aparat mulai dari tingkat atas sampai

tingkat bawah. Profesionalisme dapat diartikan sebagai suatu kemampuan dan

keterampilan seseorang dalam melakukan pekerjaan menurut bidang dan tingkatan

masing-masing. Profesionalisme menyangkut kecocokan antara kemampuan yang dimiliki

oleh birokrasi dengan kebutuhan tugas, terpenuhi kecocokan tersebut merupakan syarat

terbentuknya aparatur yang profesional. Artinya keahlian dan kemampuan aparat

merefleksikan arah dan tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah organisasi (Kurniawan,

2013).

Ada 3 (tiga) Hal Pokok yang harusada Pada Seorang Profesional yaitu diantaranya

adalah :

1. Skill, yang artinya orang tersebut harus benar-benar ahli di bidangnya.

2. Knowledge, yang artinya adalah orang tersebut harus dapat menguasai,

minimalnya berwawasan mengenai ilmu lain yang berkaitan dengan

bidangnya.

3. Attitude, yang artinya bukan hanya pintar, namun harus memiliki etika

yang diterapkan didalam bidangnya.

3. Pelatihan Berbasis Kompetensi

a. Pengertian Pelatihan Berbasis Kompetensi

Pelatihan berbasis kompetensi berfokus pada pengelolaan dan peningkatan

kompetensi, termasuk pengetahuan, keterampilan dan sikap, sesuai dengan standar

kompetensi yang ditetapkan perusahaan, sehingga pelatihan yang diberikan kepada

karyawan lebih terstruktur dan terarah, sehingga kompetensi tersebut menjadi sumber

daya manusia dan harus selaras dengan tujuan, rencana strategis, organisasi dan

berdasarkan sistem kinerja tinggi (Wu,2013). Pemberian pelatihan yang terfokus pada
18

penilaian kompetensi akan mendorong karyawan untuk meningkatkan kemampuannya

dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan tujuan pekerjaan yang

telah ditetapkan. (Purjono, 2014) menyatakan bahwa pelatihan berbasis kompetensi

memberikan dampak yang baik bagi organisasi manfaat sebagai berikut:

a) Mengembangkan karyawan lebih efisien dan efektif, serta dapat

meningkatkan produktivitas.

b) Memperoleh tingkat kompetensi karyawan yang lebih tinggi dengan

cara yang lebih efisien.

c) Mengurangi biaya operasi yang tidak semestinya yang diakibatkan

kinerja buruk atau komunikasi yang salah dalam suatu pekerjaan.

d) Meningkatkan komunikasi antara karyawan dan manajemen.

e) Meningkatkan mobilitas karyawan dan membuat organisasi dapat

memperbesar dan memfleksibelkan kegiatannya.

f) Menetapkan standar kerja untuk menilai kinerja karyawan.

g) Merencanakan pengembangan dan promosi karyawan dengan baik,

dan sebagainya.

b. Tujuan Pelatihan Berbasis Kompetensi

Pelatihan berbasis kompetensi bertujuan untuk mengembangkan, membina dan

menciptakan keterampilan baru untuk tenaga kerja agar lebih efisien dan efektif. Tujuan

pelatihan berbasis kompetensi bukan hanya untuk meningkatkan pengetahuan,

keterampilan, dan sikap, tetapi juga membentuk keterampilan seseorang, agar dapat

berfungsi pada saat di dunia kerja.

Tujuan dari sistem pendidikanini di samping menyiapkan pengetahuan kepada

peserta didik, juga mengajarkan mereka “learning how to learn” untuk mengorganisasi
19

proses berpikir sehingga dapatmenyelesaikan masalah yang berbedadan mengembangkan

kompetensi yang dibutuhkan pada tantangan masa depan (Maryati dkk., 2016)

Dapat disimpulkan bahwa tujuan pelatihan adalah untuk meningkatkan efisiensi,

pengetahuan, sikap dan keterampilan, agar kompetensi individu efektif sesuai dengan

kehidupan kerja dalam organisasi.

c. Manfaat Pelatihan Berbasis Kompetensi

Menurut (Handoko,2013) Suatu organisasi perusahaan harus selalu memperhatikan

produktivitas dan pelatihan, karena segala kegiatan pelatihan di buat untuk meningkatkan

kinerja para pekerja. Menurut (Bariqi, 2020) manfaat pelatihan diantaranya:

1. Melalui pelatihan berbasis kompetensi dapat meningkatkan

keterampilan, pengetahuan dan kemampuan serta mengubah perilaku.

Secara umum diharapkan dapat meningkatkan produktivitas

organisasi.

2. Kualitas pelaksanaan pelatihan berbasis kompetensi tidak hanya

untuk peningkatan kualitas pegawai, tetapi juga bertujuan untuk

mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dalam bekerja.

kualitas yang akan dipertahankan masa depan dan ditingkatkan.

3. Perencanaan.iketenagakerjaan.idengan.ipelatihan.iberbasis

kompetensi memfasilitasi perekrutan karyawan masa depan dalam

organisasi sehingga pengelolaan tenaga kerja sesukses mungkin.

4. Secara moral bahwa pelatihan berbasis keterampilan dapat

meningkatkan prestasi kerja karyawan. Hal ini meningkatkan tekad

karyawan dalam mencapai maksud dan tujuan .


20

5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pelatihan ini memberikan

materi pembelajaran tentang kesehatan dan keselamatan dalam kerja,

yang merupakan meminimalisir terjadi kecelakaan kerja.

6. Mencegah keusangan pelatihan kompetensi mendorong inisiatif dan

kreativitas karyawan. Langkah ini diharapkan agar karyawan tidak

menjadi usang. Artinya, karyawan dapat beradaptasi dengan

perkembangan teknologi.

d. Karateristik Pelatihan Berbasis Kompetensi

Menurut (Susilawati et al, 2016), pelatihan berbasis kompetensi memiliki ciri-ciri

karateristik sebagai berikut:

1. Lebih menekan pada apa yang di dapat setelah pelatihan (hasil).

2. Keterampilan dan kemampuan yang di dapatkan dari pelatihan untuk

di pergunakan dalam pekerjaan.

3. Kompetensi yang diperoleh melalui uji kompetensi oleh badan

akreditasi.

4. Penilaian kinerja terhadap standar kompetensi kerja.

5. Kemampuan untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan .

B. KAJIAN PENELITIAN YANG RELEVAN

Penelitian yang berkaitan dengan Pelatihan Berbasis Kompetensi dapat di lihat pada

table berikut. Studi-studi ini meliputi:

Tabel. 2.1 Kajian Penelitian Terdahulu

No. Tahun Peneliti Judul Hasil

1. 2021 Rifanyda “Program Pelatihan Peserta pelatihan secara baik

Nur Berbasis mendapatkan pekerjaan/

Fadillah, Kompetensi Oleh profesi sesuai keterampilan


21

Teguh Disnaker peserta yakni menjahit dengan

Santosa dan Kabupaten Sidoarjo membuka usaha individu

Radjikan Untuk menjahit rumahan dan usaha

Meningkatkan konveksi, dan peserta pelatihan

Keterampilan dengan cukup baik

Masayarakat (Studi meningkatkan penghasilan

Pelatihan dengan membuka usaha

Menjahit)” menjahit rumahan dan usaha

menjahit konveksi sehingga

membuka peluang kerja bagi

yang lain.

2. 2021 Mochamad “Evaluasi Program Berdasarka hasil penelitian,

Ricky Fajar, Pelatihan Tenaga dapat diketahui setelah lulus

Maulana Kerja Berbasis mengikuti pelatihan para

Rifai dan Kompetensi Oleh alumni peserta pelatihan ada

Dewi Noor Disnaker Kota yang membuka usaha mandiri

Azizah Bekasi Tahun dengan modal sendiri yang di

2021” pelajarinya ketika pelatihan.

3. 2022 Saffa Indah “Evektifitas Hasil penelitian menunjukan

Salsabila Program Pelatihan bahwa peserta pelatihan cukup

dan Diana Berbasis puas terhadap program

Hertati Kompetensi dalam pelatihan yang di

Meningkatkan selenggarakan di UPTD BLK

Kualitas Tenaga Kabupaten Kotawaringin

Kerja di UPTD BLK Timur. dengan melalui program


22

Kabupaten pelatihan ini mereka bisa

Kotawaringin mendapatkan kompetensi,

Timur” keterampilan, pengalaman

bahkan sertifikat yang berguna

sebagai bekal mereka untuk

mendapatkan pekerjaan.

4. 2020 ABDUL “EFEKTIFITAS Hasil analisis menunjukkan

HANI, PELATIHAN bahwa pelatihan berbasis

SP.,MM BERBASIS kompetensi memberikan

KOMPETENSI dampak positif yang signifikan

TERHADAP terhadap kinerja peserta

PENINGKATAN pelatihan matrik yang

KINERJA” diselenggarakan di PPMKP

Ciawi. Dengan kata lain,

semakin baik pelatihan

berbasis kompetensi

dilaksanakan, maka semakin

baik pula kinerjanya.

5. 2022 Fatimah Implementasi Hasil penelitian menggunakan

Sepni, Eko Program Pelatihan analisis implementasi menurut

Budi Kerja Berbasis teori Van Meter Van Horn

Sulistio, Kompetensi bahwa implementasi program

Dodi Sebagai Upaya pelatihan kerja berbasis

Faedlulloh Mewujudkan kompetensi terkait standar

Pekerja Yang kebijakan sudah memenuhi


23

Berkualitas Tahun kebutuhan kelompok sasaran,

2020 sumber daya manusia sudah

memiliki kualifikasi yang bagus,

adanya landasan pelaksanaan

yaitu Peraturan Gubernur

Nomor 27 tahun 2010, para

pelaksana Program Pelatihan

Kerja Berbasis Kompetensi

memiliki pengetahuan yang

cukup terkait kebutuhan para

peserta pelatihan. Namun,

komunikasi masih kurang

terjalin antara pemerintah

dengan pihak balai Latihan

Kerja Bandar Lampung.

6. 2016 Susilawati, EVALUASI Hasil penelitian menunjukan

Zulfiati, PROGRAM bahwa pelaksanaan Program

Agus PELATIHAN Pelatihan Berbasis Kompetensi

Dudung R BERBASIS di BLK Karawang secara

KOMPETENSI DI keseluruhan sudah berjalan

UNIT dengan baik akan tetapi ada

PELAKSANA TEKNIS beberapa kelengkapan

DAERAH BALAI administrasi yang belum

LATIHAN KERJA terpenuhi, masih terbatasnya

KARAWANG sarana prasarana, jumlah


24

instruktur serta anggaran

sehingga menyebabkan

terbatasnya daya tamping

peserta program pelatihan

berbasis kompetensi.

C. KERANGKA PIKIR

Kerangka berpikir adalah alur berpikir peneliti dalam sebuah penelitian dalam

menjelaskan suatu permasalahan dalam sebuah penelitian. Penelitian akan mengukur

seberapapeningkatan kualitas dan kuantitas pelatihan, sehingga lulusan dari pelatihan

dapat terserap di pasar kerja ataupun usaha mandiri, sesuai dengan salah satu misi

Disnaker PMPTSP Kabupaten Banjarnegara yaitu meningkatkan kompetensi dan

profesionalisme tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

Gambar. 1.3 Kerangka Pikir

Pelatihan Berbasis Kompetensi

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa


Tengah

Disnaker PMPTSP Kab. Banjarnegara

Profesional Kompeten

Monitoring
25

Sumber : Disnaker PMPTSP Kab. Banjarnegara


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan deskriptif. Data yang

dikumpulkan melalui wawancara, dokumentasi dan observasi. Tujuan menggunakan

pendekatan dekriptif kualitatif adalah agar peneliti dapat menggambarkan fenomena yang

terjadi atau terkait dengan peran Disnaker PMPTSP Kabupaten Banjarnegara dalam

mengembangkan potensi Tenaga Kerja yang kompeten dan profesional di daerahnya

secara mendalam melalui Program Pelatihan berbasis kompetensi.

Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif.

Secara teoritis menurut Densin & Lincoln dalam Anggito et al, (2018), mengemukakan

bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang didasari pada data dari latar

belakang yang alami dengan tujuan untuk mengurangi peristiwa yang ada dan

dilaksanakan dengan memanfaatkan beragam metode terkait.Dalam penelitian ini peneliti

meneliti obyek diantaranya progam pelatihan di lingkungan Disnaker PMPTS Kabupaten

Banjarnegara, serta kondisi alamiah di beberapa informan yang dapat mendukung peneliti

dalam mendapatkan data yang valid.

Data yang dikumpulkan harus menggambarkan keadaan yang sebenarnya.

Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif teknik pengumpulan data yaitu

menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi dari subyek yang dijadikan

penelitian terkait Program Pelatihan Berbasis Kompetensi dalam meningkatkan kualitas

tenaga kerja yang kompeten dan profesional di Disnaker PMPTSP Kabupaten

Banjarnegara.

26
27

B. Obyek dan Informan Penelitian

1. Obyek Penelitian

Dalam melakukan penelitian, hal pertama yang harus diperhatikan adalah topik

penelitian. Jika objek penelitian mengandung suatu masalah, maka digunakan sebagai

bahan penelitian untuk mencari pemecahannya. Menurut (Husein Umar, 2013) objek

penelitian adalah “Objek penelitian menjelaskan apa dan/atau siapa yang akan diteliti.

Juga di mana dan kapan penelitian itu dilakukan”. Menurut (Supriati, 2015), pengertian

objek penelitian berarti “variabel yang diteliti oleh peneliti di tempat penelitian itu

dilakukan”.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa objek penelitian adalah merupakan

gambaran tujuan ilmiah yang dijelaskan dengan maksud dan tujuan untuk memperoleh

infomasi dan data. Objek penelitian yang penulis teliti adalah Pelatihan Berbasis

Kompetensi Untuk Menciptakan Tenaga Kerja yang Kompeten dan Profesional di

Disnaker PMPTSP Kabupaten Banjarnegara.

2. Informan Penelitian

Dalam memilih informan untuk penelitian ini, pendekatan purposive sampling

digunakan untuk memilih partisipan. Purposive sampling, menurut (Sugiyono, 2016),

adalah strategi pengambilan sampel sumber data yang mempertimbangkan aspek-

aspek tertentu, khususnya sumber data yang dianggap paling tahu tentang apa yang

diantisipasi. Untuk memperoleh data yang diperlukan maka peneliti berusaha mencari

informasi dari pada responden sebagai berikut:

1. Kepala Disnaker PMPTS Kabupaten Banjarnegara, Kepala Bidang Penempatan

Tenaga Kerja (Penta), Kepala Seksi atau Pengantar Kerja Pelatihan dan

Produktivitas Tenaga kerja (Lattas) serta Staf yang membidanginya.

2. Alumni Peserta pelatihan di Disnaker PMPTSP Kabupaten Banjarnegara.


28

C. Data

1. Sumber Data

Sumber data yang dimaksud dalam penelitian adalah subjek dari mana data tersebut

dapat diperoleh dan memiliki informasi kejelasan tentang bagaimana mengambil data

tersebut dan bagaimana data tersebut diolah. Pengertian sumber data menurut

(Suharsimi Arikunto, 2013) adalah “Sumber data yang dimaksud dalam penelitian

adalah subjek dari mana data dapat diperoleh”.

Sementara itu (Nur Indrianto dan Bambang Supomo, 2013), sumber data adalah:

“Sumber data merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan dalam menentukan

metode pengumpulan data, selain jenis data yang telah dipersiapkan sebelumnya.”

Dari sini dapat disimpulkan bahwa sumber informasi merupakan faktor yang paling

penting saat menentukan metode pengumpulan data untuk mengetahui dari mana

subjek data berasal. Sumber data dibagi menjadi dua bagian, yaitu: :

a. Data Primer

Menurut (Suharsimi Arikunto, 2013) Informasi dasar tersebut adalah:

“Data yang dikumpulkan melalui sumber primer biasanya dapat dikumpulkan

melalui wawancara, survei dan lain-lain. Menurut (Husein Umar, 2013), data

primer adalah “informasi yang diperoleh dari sumber pertama atau dari individu

atau orang, seperti hasil wawancara atau pengisian data. kuesioner keluar,

biasanya dibuat oleh peneliti.” Dari definisi yang diberikan di atas penulis

menyimpulkan, bahwa sumber utama data adalah informasi langsung dari

informan individu atau instansi dimana penulis melakukan penelitian yang

dilakukan melalui kerja lapangan, observasi, dan wawancara melalui instansi

langsung.
29

b. Data Sekunder

Menurut (Suharsimi Arikunto, 2013) Data sekunder adalah “informasi yang

dikumpulkan oleh pihak lain, biasanya diperoleh dari instansi yang terlibat

dalam pengumpulan data seperti Badan Pusat Statistik Finlandia dan lain-lain.”

Sedangkan (Husein Umar, 2013) data sekunder adalah “data primer yang diolah

lebih lanjut baik oleh pengumpul data primer maupun oleh pihak lain, misalnya

berupa tabel atau grafik”.

Dari data sekunder yang telah disebutkan di atas, penulis dapat menyimpulkan

bahwa sumber data sekunder adalah informasi yang datang secara tidak langsung atau

dari sumber lain dan telah tersedia sebelum penulis melakukan penelitian. Sumber

data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan

sumber data sekunder. Sumber data primer adalah data hasil wawancara, dokumentasi

dan observasi yang diperoleh langsung dari Dinas Tenaga Kerja PMPTSP Kabupaten

Banjarnegara. Sumber data sekunder, di sisi lain, adalah data yang diperoleh secara

tidak langsung atau melalui sumber lain seperti jurnal, buku, dan catatan terkait.

2. Unit Analis Data

Menurut (Mohammed & Bungin, 2015) Unit analisis adalah mempelajari fokus atau

komponen yang dipelajari. Unit analisis penelitian dapat berupa individu, kelompok,

organisasi, objek, dan titik waktu tertentu, tergantung pada fokus masalahnya. Dalam

penelitian ini, unit analisis individu yang dipilih oleh peneliti terkait dengan studi kasus

“Pelatihan Berbasis Kompetensi dalam Menciptakan Tenaga Kerja yang Kompeten dan

Professional” di Dinas Tenaga Kerja PMPTSP Kabupaten Banjarnegara.


30

D. Metode Pengumpulan Data dan Keabsahan Data

1. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan beberapa

teknik, yaitu sebagai berikut:

a. Observasi

Menurut (Sugiyono, 2018) Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang

memiliki karakteristik dibandingkan dengan teknik lainnya. Pengamatan juga

tidak terbatas. Melalui observasi, peneliti dapat belajar lebih banyak tentang

perilaku seseorang dan lapangan. Observasi dalam penelitian ini yaitu dengan

melakukan pengamatan langsung di Disnaker PMPTSP Kabupaten Banjarnegara

untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya.

b. Wawancara

Menurut (Esterberg dalam Sugiyono, 2016), adalah pertemuan antara dua orang

di mana informasi dan gagasan dipertukarkan melalui tanya jawab untuk

menghasilkan makna tentang suatu masalah tertentu.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dan

informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang

berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian.

Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan

data yang melibatkan pengumpulan dan evaluasi dokumen yang relevan dengan

penyelidikan. (Sugiyono, 2018)

2. Keabsahan Data

Semua penelitian memerlukan suatu standar untuk mengetahui tingkat kredibilitas

atau kebenaran hasil penelitian. Inilah yang disebut validitas data. Dalam penelitian
31

kualitatif, data divalidasi ketika perbedaan antara apa yang dilaporkan peneliti dan apa

yang sebenarnya terjadi pada subjek penelitian tidak muncul. Menurut (Moleong, 2017),

ada empat jenis uji validitas data dalam penelitian kualitatif, antara lain uji reliabilitas,

transferabilitas, ketergantungan dan derajat. Berdasarkan keempat jenis uji validitas data

tersebut di atas, peneliti menggunakan teknik reliabilitas data dalam penelitian ini.

Kredibilitas data penelitian kualitatif antara lain dapat diuji dengan memperluas

partisipasi, review, persistensi hasil, studi kasus negatif, triangulasi, tinjauan anggota, dan

kecukupan kutipan (Moleong, 2017). Kredibilitas adalah tentang melakukan penelitian

sehingga tingkat kepercayaan tertentu dalam penelitian dapat dicapai, dan dapat

menunjukkan tingkat kepercayaan hasil penelitian berdasarkan bukti-bukti yang dibuat

oleh peneliti dalam double claim yang diselidiki (Moleong, 2017).

Adapun teknik kredibilitas data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai

berikut:

1. Triangulasi

Triangulasi merupakan teknik memperoleh keabsahan data, teknik ini

merupakan penggabungan data dari berbagai teknik dan juga sumber datanya

yanglebih dulu ada (Sugiyono, 2012). (Denzin 1978 dalam Moleong, 2017) teknik

penelitian yang memanfaatkan penggunaan metode, peneliti, sumber dan teori.

a. Triangulasi dengan sumber berarti perbandingan dan konfirmasi keandalan

informasi yang diperoleh pada waktu yang berbeda dan dengan instrumen

penelitian kualitatif yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan sebagai berikut: :

1) Perbandingan data observasi dengan data wawancara.

2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa

yang dikatakan secara pribadi.


32

3) Bandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian

dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

4) Hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan (Moleong,

2017).

b. Menurut Patton triangulasi metode, memiliki dua strategi, yaitu:

1) pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa

teknik pengumpulan data dan

2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan meotode

yang sama (Moleong, 2017).

c. Triangulasi dengan Peneliti Teknik triangulasi yang ketiga ini menggunakan

peneliti atau pengamat lain untuk memeriksa kembali keabsahan data.

Menggunakan pengamat lain membantu mengurangi bias dalam

pengumpulan data. Cara lain adalah dengan membandingkan hasil kerja analis

dengan hasil kerja analis lainnya (Moleong, 2017).

d. Menurut pendapat Lincoln dan Guba, triangulasi dengan teori didasarkan

pada asumsi bahwa tingkat kepercayaan terhadap fakta tidak dapat

dikendalikan oleh satu atau lebih teori. Meskipun Patton berpendapat bahwa

itu mungkin dan ini disebut sebagai pernyataan pengaduan (Moleong, 2017).

Penelitian menggunakan triangulasi sumber dan dilakukan kepada

beberapa pihak yang berhubungan dengan subjek, yaitu :

1) Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja (PENTA) dan Kepala

Seksi Lattas atau Pengantar Kerja (Pelatihan dan Produktivitas

Tenaga Kerja) beserta Staf, Wawancara dilakukan untuk

mengetahui aktivitas kegiatan pelatihan mulai dari pelaksanaan

hingga monitoring.
33

2) Alumni peserta Pelatihan Berbasis Kompetensi yang

melaksanakan program tersebut

2. Kontrol Anggota (Member Control)

Verifikasi anggota artinya peneliti mengumpulkan partisipan yang

berpartisipasi sebagai sumber data, memastikan akurasi dan interpretasi data

(Moleong, 2017). Anggota yang berpatisipasi atau perwakilan rekannya bereaksi

terhadap materi yang disiapkan oleh peneliti dari sudut pandang dan perspektif

situasi mereka.

E. Metode Analisis Data

Proses mengambil dan membandingkan informasi secara sistematis dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan mengorganisasikan informasi ke

dalam kategori-kategori, mendeskripsikannya dalam satuan-satuan, mensintesiskannya,

menggabungkannya ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan

dipelajari, dan menggambar. Merumuskan kesimpulan dengan cara yang mudah dipahami

oleh Anda dan orang lain. (Sugiyono, 2018).

Sementara itu (Moleong, 2017), analisis data adalah proses pengorganisasian dan

pemilahan data ke dalam model, kategori, dan unit deskriptif dasar untuk menemukan

tema dan merumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data tersebut.

Keakuratan dan ketepatan data yang dikumpulkan sangat penting, namun tidak dapat

dipungkiri bahwa sumber data yang berbeda memberikan informasi yang berbeda.
BAB IV

HASIL.DAN.PEMBAHASAN

1. Gambaran.Umum

A. Visi Misi Disnaker PMPTSP

Visi dan misi merupakan panduan yang memberikan pandangan dan arah kedepan

sebagai dasar acuan dalam menjalankan tugas dan fungsi dalam mencapai sasaran atau

target yang ditetapkan.

1) VISI

Visi Disnaker PMPTSP Kabupaten Banjarnegara dapat dirumuskan sebagai berikut :

Visi adalah pandangan ideal masa depan yang ingin dicapai dan secara

potensial dapat terwujud. Dengan..demikian..Visi..merupakan..arah bagi Organisasi

dalam melakukan kegiatannya. Sesuai dengan kedudukan, tugas pokok, fungsi dan

karakteristiknya maka Visi Disnaker PMPTSP Kabupaten Banjarnegara adalah:

”Terwujudnya..Tenaga..Kerja, Transmigrasi, Berdaya Saing, Harmonis,

Selamat, Sejahtera..dan..Pelayanan..Investasi Serta..Perijinan yang..Prima”.

2) MISI

Untuk mewujudkan Visi sebagaimana tersebut diatas Dinas Tenaga Kerja,

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Banjarnegara

mempunyai Misi sebagai berikut :

a. Meningkatkan..Kualitas..dan..Daya..Saing Tenaga Kerja;

b. Meningkatkan..Perluasan..dan..Kesempatan..Kerja..Serta..Kualitas..Penempatan

Transmigrasi

c. Meningkatkan..Hubungan..Industrial..yang..Harmonis,..Kesejahteraan..Pekerja,

Perlindungan, Keselamatan dan Kesejahteraan Pekerja.

34
35

d. Meningkatkan..Pelayanan..di..Bidang..Tenaga..Kerja..dan..Transmigrasi..Serta

Perijinan Usaha dan Investasi.

e. Menciptakan..Iklim..Investasi..Kondusif..yang..dapat..Mendorong..Laju

Perkembangan Investasi Berkelanjutan.

Dalam rangka mencapai Visi dan Misi Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu seperti yang dikemukakan terdahulu, maka visi dan misi

tersebut harus dirumuskan ke dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional berupa

perumusan tujuan strategis (strategic goals) organisasi.

B. Sruktur Organisasi

Dinas..Tenaga..Kerja,..Penanaman..Modal..dan..Satu..Pintu..Kabupaten..Banjarnegara

didirikan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 98 Tahun 2018

tentang Kedudukan, Susunan..Organisasi, Tugas dan..Fungsi serta Tata Kerja Dinas Tenaga

Kerja, Penanaman Modal dan..Pelayanan..Terpadu Satu Pintu Kabupaten..Banjarnegara

(Berita Daerah..Kabupaten..Banjarnegara..Tahun 2018 Nomor 98, Tambahan Berita

Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 97);

Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Kabupaten Banjarnegara sebagai organisasi perangkat daerah yang bertanggung jawab

dan memiliki kewenangan dalam menyelenggarakan pembangunan bidang kesejahteraan

sosial di Kabupaten Banjarnegara dalam melaksanakan tugas dan fungsinya perlu

mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki.

Struktur..Organisasi..Dinas..Tenaga..Kerja,..Penanaman..Modal..dan..Pelayanan..Terp

adu..Satu Pintu Kabupaten Banjarnegara sesuai dengan Peraturan Bupati Banjarnegara

Nomor 77 Tahun 2019 tentang uraian tugas jabatan di bawah pimpinan Kepala Dinas yang

tugas pokoknya adalah menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang Ketenagakerjaan,


36

Migrasi dan Penanaman modal yang menjadi kewenangan provinsi, serta tugas

pembantuan yang diberikan kepada daerah.

KEPALA DINAS

SEKRETARIS DINAS
KELOMPOK
JABATAN SUBKOOR SUBKOOR
FUNGSIONAL PERENCANAAN DAN UMPEG DAN KEPEGAWAIAN
KEUANGAN

KEPALA BIDANG PELATIHAN KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG


KEPALA BIDANG
DAN PENEMPATAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PELAYANAN PERIZINAN
PENANAMAN MODAL
TENAGA KERJA DAN SYARAT KERJA DAN PENGADUAN

SUBKOOR
SUBKOOR
KELEMBAGAAN SUBKOOR
PELATIHAN DAN SUBKOOR
DAN PENYELESAIAN PENGEMBANGAN PENANAMAN
PRODUKTIVITAS PELAYANAN PERIZINAN
PERSELISIHAN MODAL
TENAGA KERJA
HUBUNGAN INDUSTRIAL
SUBKOOR
SUBKOOR SUBKOOR
PERLUASAN SUBKOOR
SYARAT KERJA PENGENDALIAN PENANAMAN
DAN PENEMPATAN PENGADUAN
DAN KESEJAHTERAAN MODAL
TENAGA KERJA DAN
TENAGA KERJA
TRANSMIGRASI
UPTD
UPTD

Gambar 4.1: Struktur Organisasi Disnaker PMPTSP Kab. Banjarnegara

Sumber: Data Disnaker PMPTSP Kab. Banjarnegara

C. Sumber Daya Manusia

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagai Lembaga Pemerintahan Disnaker

PMPTSP mempunyai tenaga ahli yang mampu menaungi masyarakat dalam bidang

Ketenagakerjaan (pelatihan), berikut tabel tenaga pegawai di Disnaker PMPTSP Kab.

Banjarnegara Tahun 2020 – 2023.


37

Daftar Nama-Nama Pegawai Disnaker PMPTSP Kabupaten Banjarnegara adalah:

Tabel 4.2: Nama Pegawai Disnaker PMPTSP Kab. Banjarnegara

No Nama NIP Jabatan


1. Ir. ABDUL SUHENDI 19670929 199803 1 010 Kepala Dinas
2. JOS PRAMNUGROHO 19740409 199303 1 005 Sekretaris Dinas
3. TITI PRIJANTI, SH 19681216 199403 1 003 Kabid Penta
Kabid Penanaman Modal
HARTATI,SE 19691120 199303 2 004
4. (PM)
Dra. WIDHI ANGGORO Kabid Hubungan
19671113 199303 2 003
5. ASIH Industrial
BAMBANG ARIWIBOWO,
19791228 199903 1 001 Kabid Perizinan
6. SH
Subkoor Pengembangan
EKO PURWANTI, SH 19751110 199603 2 004
7. (PM)
8. SUHARTATI, SE 19651209 198503 1 009 Subkoor Syarat Kerja
Subkoor Pelayanan
LYNA WIDIASTUTI, S.Sos 19780610 199803 2 002
9. Perizinan
Subkoor Perluasan
ERNI SUHARTI, SKM 19730810 199303 2 009
10. Penempatan TK
11. SRI WIDANARTI PR, SKM 19751212 199803 2 005 Subkoor pelatihan
PENI YULIA ASTUTI,
19880703 200701 2 002 Subkoor Pengaduan
12. S.TP, MSi
WAHYU WIDIASTUTI,
19680324 199311 2 001 Subkoor Umpeg
13. Amd
14. UNTUNG YUNI S 19680608 198903 1 010 Staf Pelayanan Perizinan
Staf Perluasan
IKWANDANI 19670203 199303 1 006
15. Penempatan TK
Staf Perluasan
FAUZAN 19660103 198703 1 009
16. Penempatan TK
Staf Perluasan
SUKISNO, S.Tr. Sos 19941229 202203 1 020
17. Penempatan TK
Staf Pengembangan
18. IRIN SUSIANA 19741107 200801 2 007
(PM)
19. INDRA SUGIANTO 19811215 201001 1 002 Staf Umpeg
20. ANWAR TRISANTO, S.T 19940413 202203 1 009 Staf Pelatihan
Staf Perluasan
21. DEWI PARAS UTAMI, S.T 19970611202203 2 013
Penempatan TK
JALALUDIN AKHMAD,
22. 19980605202203 1 009 Staf Syarat Kerja
S.T
DINDA MEISY
23. 19990506 202203 2 011 Staf Pelayanan Perizinan
PUSPITASARI, S.IP
HESTIKA N.
24. 19980311 202203 2 016 Staf Syarat Kerja
HARDIYANTI, S. Psi
Staf Perluasan
25. AJI UTAMA, S. Psi 19900703 202203 1 007
Penempatan TK
26. JABAL FIDAUS ARIFIN, 19880919 202203 1 005 Staf Pengembangan
38

SE (PM)
YUDIT ARAZI YAHYA,
27 19920806 202203 1006 Staf Mediator
S.Psi
28 WALUJO 19710329 200901 1 002 Staf Umpeg
29 ZAENAL FUAD 19690314 200701 1 017 Staf Pelatihan
30 SUPARDAN 19670303 200901 1 003 Staf Umpeg
31 DONI WAHYU CAHYADI 19840404 201001 1 004 Staf Umpeg
32 BUKHARI 19850220 201101 1 007 Staf Umpeg
33 MUNTAQO 19670310 200701 1 042 Staf Syarat Kerja
34 SETIYADI 19791025 200801 1 005 Staf Umpeg
KRISTIAN HERU
35 19800211 200801 1 007 Staf Umpeg
PURWANTO
36 AGUS SUPRIYADI 19720818 200801 1 013 Staf Umpeg
37 URIP SANTOSA 19751025 200701 1 010 Staf Umpeg
Sumber: Data Kepagawaian Disnaker PMPTSP Kab. Banjarnegara 2023

D. Fungsi dan Tugas

Disnaker PMPTSP Kab. Banjarnegara merupakan salah satu dari beberapa OPD di

Kab. Banjarnegara yang melaksanakan program penuntasan kemiskinan, sehingga

Disnaker PMPTSP Kab. Banjarnegara mendapat program dari Disnaker Provinsi Jawa

Tengah yaitu Pelatihan Berbasis Kompetensi. Disnaker Provinsi Jawa Tengah menugaskan

Kabupaten di jawa tengah khususnya dalam program Pelatihan Berbasis Kompetensi

supaya dapat mengurangi pengangguran dalam program tersebut.

Pengangguran merupakan masalah yang selalu timbul di setiap daerah dikarenakan

kurangnya lowongan pekerjaan sementara angkatan kerja terus meningkat setiap

tahunnya khusunya di Kabupaten Banjarnegara. Masyarakat yang baru lulus sekolah dan

belum mempunyai keterampilan akan kesulitan dalam mencari pekerjaan.

E. Jenis – Jenis Pelatihan

Adapun jumlah penduduk Kabupaten Banjarnegara yang mengikuti Pelatihan

Berbasis Kompetensi adalah sebagai berikut :


39

Tabel. 4.3 Jumlah Peserta Menurut Jenis Pelatihan

No. Jumlah Peserta Jenis Pelatihan Tahun

1. 20 Orang Menjahit

2. 20 Orang Barista
2020
3. 20 Orang Tata Boga

4. 15 Orang Montir Motor

5. 20 Orang Tata Rias

6. 20 Orang Tata Boga 2021

7. 20 Orang Menjahit Dasar

8. 10 Orang Menjahit Tingkat Lanjut

9. 10 Orang Tata Rias Tingkat Lanjut 2022

10. 19 Orang Tata Boga

Sumber : Disnaker PMPTSP Kab. Banjarnegara

Dari Jumlah penelitian Peneliti melaukan observasi ke beberapa informan yang

bertujuan agar penelitian lebih relevan. Berikut Informan yang di wawancara oleh

peneliti:

Tabel 4.4 Data Obyek Yang di Wawancara

No. Nama Alamat Jenis Pelatihan

1. Eni Kuswati Blimbing RT 002 RW 002, Kec. Menjahit Tahun 2020

Mandiraja, Kab. Banjarnegara

2. Fadel Rahman Banjarkulon RT 002/003, Kec. Barista Tahun 2020

Aryadi Banjarmangu, Kab. Banjarnegara

3. Titis Febrian Kertayasa RT 005 RW 003, Kec. Tata Boga Tahun

Mandiraja, Kab. Banjarnegara 2020

4. Febri Saputra Aji Karangkemiri RT 004 RW 004, Kec. Montir Motor Tahun
40

Banjarmangu, Kab. Banjarnegara 2020

5. Anita Rahayu Kasmaran RT 004/004, Kec. Tata Rias Tahun

Pagentan, Kab. Banjarnegara 2021

6. Afifa Panca Maelani Giritirta RT 001 RW 003, Kec. Tata Boga Tahun

Pagentan, Kab. Banjarnegara 2021

7. Siti Rohanah Wanayasa RT 001 RW 004, Kec. Menjahit Dasar

Wanayasa, Kab. Banjarnegara Tahun 2021

8. Alfi Atinisa Gumelem Wetan RT 003 RW 002, Menjahit Tahun

Kec. Susukan, Kab. Banjarnegara Tingkat Lanjut 2022

9. Erawati Kusuma Aribaya RT Tata Rias Tingkat


004 RW 002, Kec. Pagentan, Kab.
Lanjut Tahun 2022
Banjarnegara
10. Riyati Yuli Astuti Semarang RT 002/001, Kec. Tata Boga Tahun

Banjarnegara, Kab. Banjarnegara 2022

2. Analis Data

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, maka peneliti mendeskripsikan temuan-

temuan peneliti melalui observasi, wawancara dan dokumentasi dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan

sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,

dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

(Sugiyono, 2018).

Mengingat luasnya permasalahan ditempat peneliti maka peneliti membatasi

maslah yaitu hanya memfokuskan Pelatihan pada tahun 2020-2022, untuk mengetahui

bagaimana peran Alumni Peserta Pelatihan dalam meneruskan pembelajaran yang di


41

dapat untuk membuka peluang usaha, dapat dilihat dari hasil observasi dan wawancara

dengan beberapa Alumni Peserta Pelatihan.

1. Bagaimana pengaruh pelatihan berbasis kompetensi tersebut terhadap

Tenaga Kerja yang kompeten dan profesional

Kontribusi Disnaker PMPTSP dalam mengurangi pengangguran di Kabupaten

Banjarnegara khususnya dalam bidang Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja dalam

mengurangi pengangguran ini dapat dilaksanakan melalui progam Pelatian Berbasis

Kompetensi dimana disana akan diberikan pelatihan dalam meningkatkan keterampilan

dengan harapan dapat menempatkan pencari kerja dan menciptakan lapangan pekerjaan

atau wirausaha baru.

Kutipan wawancara dari Ibu Titi Prijanti, SH (55) Kabid Pelatihan dan Penempatan

Tenaga Kerja Disnaker PMPTSP:

“Pengaruhnya sangat signifikan terhadap pencari kerja dalam berpeluang

mendirikan usaha serta membantu pengetahuan dalam kewirausahaan terhadap

minat berwirausah, sehingga dapat mengurangi angka pengangguran di

Kabupaten Banjarnegara”.

Dalam rangka memberikan pelayanan publik yang baik, pemerintah daerah sebagai

penyelenggara pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Kewenangan

otonomi adalah kekuasaan untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan

kepentingan rakyat di daerahnya sendiri (daerah otonomi). Hal itu tertuang dalam

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014. Oleh karena itu, Pemerintah Daerah bertanggung

jawab menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas dalam berbagai bidang

khususnya di semua sektor bidang ketenagakerjaan.


42

Sebagai Pelaksana Program Pelatihan Berbasis Kompetensi mengungkapkan bahwa

pengaruh - pengaruh yang dapat meningkatkan kompetensinya terhadap alumni peserta

pelatihan , berikut kutipan wawancaranya.

Kutipan Wawancara dari Ibu Sri Widanarti Pamuji Rahayu, SKM (48) Selaku Kasi

Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja. Hasil kutipan wawancara sebagai berikut :

“Program Pelatihan Berbasis Kompetensi untuk meningkatkan ketrampilan dan

pengetahuan pencari kerja sehingga mampu meningkatnya kompetensinya atau

kemampuannya, di Program ini mempunyai pengaruh yang begitu besar bagi

alumni peserta pelatihan untuk merealisasikan ke dunia kerja atau usaha”.

2. Apa saja kendala dalam menyelenggarakan pelatihan berbasis kompetensi

untuk menciptakan tenaga kerja yang kompeten dan profesional

Pemerintah/OPD/Dinas sangat maksimal dalam menjalankan progam yang di

laksanakan dan berkelanjutan, oleh karena itu pihak Dinas selalu berupaya

meminimalisir kendala-kendala yang akan terjadi dan yg mungkin terjadi. Beberapa

kendala yang dihadapi oleh pihak Dinas antara lain:

a. Pemberdayaan Tenaga Kerja belum tersedianya tenaga instruktur pendidikan

pelatihan dan motivator ketenagakerjaan.

b. Terbatasnya fasilitasi pelatihan yang tidak seimbang dengan animo pelatihan

yang diinginkan bagi para pencari kerja.

c. Masih rendahnya akses data ketenagakerjaan dan lembaga pelatihan kerja

Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI), Bursa Kerja

Khusus (BKK) sebagai bahan perencanaan dan penanganan ketenagakerjaan.

d. Belum sinerginya angkatan kerja yang ada dengan kualifikasi yang dibutuhkan

oleh dunia kerja.


43

Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis terhadap permasalahan yang

teridentifikasi pada tahun-tahun sebelumnya, dilakukan penilaian untuk menciptakan isu-

isu strategis. Pertanyaan-pertanyaan strategis tersebut adalah:

a. Banyaknya pengangguran dan sedikitnya kesempatan kerja;

b. Kompetensi tenaga kerja masih lemah;

c. Terbatasnya cakupan pelatihan keterampilan bagi pencari kerja;

Kutipan Wawancara dari Ibu Sri Widanarti Pamuji Rahayu, SKM (48) Selaku Kasi

Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja. Hasil kutipan wawancara sebagai berikut :

“Inti dari permasalahan ini adalah mengurangi jumlah pengangguran, tetapi

kebanyakan masyarakat tidak memahami arti progam pelatihan ini sangatlah

bermanfaat di kemudian hari untuk menunjang ekonomi dan mengurani

pengangguran”.

3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam

menciptakan tenaga kerja yang kompeten dan professional

Program Pelatihan Berbasis Kompetensi merupakan program yang di

selenggarakan oleh Dinas di tiap tahunnya, agar suatu program dapat berjalan dengan

baik, pihak Dinas dan instruktur harus saling komunikasi terkait kebutuhan yang

harus di siapkan.

Pada saat peneliti melakukan wawancara pihak Dinas sudah memenuhi faktor-

faktor utama tersebut agar pelatihan berjalan dengan efektif dan maksimal, karena

keberhasilan pelatihan dari peserta pelatihan untuk bisa bekerja dan berwirausaha

merupakan tujuan dari Dinas agar dapat menurangi pengangguran di Kabupaten

Banjarnegara. Meski kesiapan dan keseriusan peserta juga menjadi faktor yang

terpenting terhadap keberhasilan progam.


44

Kutipan wawancara dari Ibu Titi Prijanti, SH (55) Kabid Pelatihan dan Penempatan

Tenaga Kerja Disnaker PMPTSP:

“Faktor-Faktor yang menyebabkan terhambatnya Pelatihan Berbasis

Kompetensi ini di antaranya:

1. Sarana dan prasaran

yang belum terpenuhi seperti pelatihan Barista,

2. Gedung

Belum adanya gedung pelatihan yang berhubungan dengan mesin dapat

membuat bising sekitar area pelatihan

3. Sumber Daya Manusia

Peserta yang tidak sepenuhnya mengikuti pelatihan,

4. Instruktur

Terbatasnya Instruktur atau pengajar yang sudah bersertifikat

5. Faktor Anggaran

Faktor utama yang mempengaruhi jalannya pelatihan.”

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kelayakan, antara lain :

a. Keyakinan dan Nilai

Keyakinan dan nilai tentang faktor yang berpengaruh terhadap kompetensi

dalam aksi dan tindakan orang. Aksi dan tindakan ini adalah fitrah manusia. Mereka

yang tidak kreatif dan inovatif dalam bekerja biasanya tidak tahu bagaimana harus

bertindak untuk menemukan sesuatu yang baru dan menantang bagi dirinya sendiri.

b. Keterampilan

Dalam hal keahlian atau know-how, itu memainkan peran yang sangat penting

dalam perusahaan. Kompetensi atau kemampuan seseorang merupakan faktor


45

penting dalam keberhasilan kompetensi seseorang. Anda dapat mengembangkan

keahlian atau pengetahuan Anda sendiri melalui pelatihan, praktik, dan kemajuan di

bidang yang sesuai. Kompetensi dalam perusahaan dapat ditingkatkan dengan

mengembangkan kompetensi atau keterampilan yang berhubungan dengan

kompetensi.

c. Pengalaman

Pengalaman seseorang yang mempengaruhi faktor kompetensi. Dimana..seseorang

yang memiliki banyak pengalaman di bidangnya dapat meningkatkan

keterampilannya dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki pengalaman.

Dengan pengalaman, Anda dapat menemukan sesuatu yang baru di lapangan

untuk dipelajari dan dikembangkan untuk meningkatkan keterampilan

berdasarkan pengalaman yang diperoleh.

d. Karateristik Pribadi

Sifat kepribadian seseorang dapat mempengaruhi kompetensi. Kepribadian

seseorang tercermin dalam aktivita kesehariannya. Apakah..orang ini baik hati

atau sabar, pekerja keras atau malas. Tergantung pada karakteristik pribadi

seseorang, hal itu dapat meningkatkan atau menghambat pembentukan

kompetensi. Kepribadian seseorang bisa berubah, namun hal ini biasanya tidak

mudah.

e. Motivasi

Motivasi kerja seseorang mempengaruhi hasil yang di capai. Menumbuhkan

apresiasi karyawan dapat berdampak positif terhadap kompetensi. Dengan

memotivasi karyawan, dapat meningkatkan kompetensi mereka di bidang

tertentu, karena motivasi ini membawa..manfaat positif bagi kompetensi tersebut.


46

f. Isu Emosional

Dalam artian hal-hal tersebut merupakan hambatan emosional yang dapat

membatasi perkembangan kompetensinya, antara lain rasa takut pegawai dalam

melaksanakan tugasnya, rasa takut malu atau tidak percaya pada seseorang dan

selalu berpikiran negatif terhadap seseorang. Oleh karena itu, hambatan emosional

dapat dicegah dengan menciptakan suasana kerja yang positif, memilih mitra

diskusi atau kolega yang cocok..sehingga..keterampilan individu terbentuk, dan

keterampilan dikembangkan sesuai dengan keterampilan.

g. Kemampuan Intelektual

Merupakan seseorang yang dapat memahami dan menjalankan suatu

keterampilan dengan konsekuensi. Perbedaan kemampuan berpikir secara

kompeten mempengaruhi pengambilan keputusan organisasi dan pengelolaan

berbagai konflik. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan intelektual mengacu pada

kemampuan seseorang untuk mengendalikan tingkat kemampuan berpikirnya

dalam pengembangan kompetensi individu dalam suatu organisasi.

h. Budaya Organisasi

Budaya organisasi dapat memengaruhi kompetensi personel dalam kegiatan

seperti penentuan staf dan seleksi, praktik pengambilan keputusan, dll..

4. Mengapa Pelatihan Berbasis Kompetensi dapat Menciptakan Tenaga kerja

yang kompeten dan profesional

Pelatihan Berbasis Kompetensi bertujuan untuk mengurangi jumlah

pengangguran di indonesia khususnya di Kabupaten Banjarnegara yang notabennya

Mengingat pasar tenaga kerja Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Indonesia memiliki

tenaga kerja yang cukup kompetitif dan terampil. Selain jalur pendidikan formal, banyak

tenaga kerja Indonesia memperoleh keterampilan khusus melalui pelatihan yang diadakan
47

di Dinas Tenaga Kerja, PMPTSP di Kabupaten. Banjarnegara. Sosialisasi Standar Keahlian

Tenaga Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) juga menjadi faktor pendukung suksesnya

persaingan tenaga kerja di era MEA.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti di lapangan, peneliti memberikan

pertanyaan untuk menggambarkan Pelatihan Berbasis Kompetensi di Disnaker PMPTSP

Kab. Banjarnegara dalam menciptakan tenaga kerja yang Kompeten dan Profesional.

Berikut hasil wawancara informan:

1. Apa Tujuan dari pelaksanaan program Pelatihan Berbasis Kompetensi?

Tujuannya merupakan upaya untuk membantu visi dan misi, membantu

menjawab kebutuhan suatu program serta membantu oraganisasi bekerja secara

sistematis dan tersetruktur. Maka dari itu tujuan dari diselenggarakannya suatu

program haruslah jelas dan tepat sasaran.

Kutipan wawancara dari Ibu Titi Prijanti, SH (55) Kabid Pelatihan dan

Penempatan tenaga Kerja Disnaker PMPTSP :

“Tujuan dari Program Pelatihan Berbasis Kompetensi yaitu untuk memberikan

keterampilan kepada para pencari kerja untuk bekerja atau membuka usaha

baru yang bertujuan untuk mengurangi jumlah pengangguran. Serta untuk

meningkatkan kompetensi masyarakat Banjarnegara agar siap untuk

berkompetisi seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman”.

Kutipan Wawancara dari Febri Saputra Aji (22), alamat karangkemiri RT

004/004 Kecamatan Wanadadi, Kabupaten Banjarnegara. Merupakan alumni

peserta pelatihan montir motor di tahun 2020. Hasil kutipan wawancara sebagai

berikut:

“tujuannya ingin memperluas ilmu perbengkelan, karena sebagian orang

memiliki ilmu masing-masing dan berbeda antara pembelajaran dan praktek.


48

Menurut saya (febri) bengkel itu memperbaiki bukan mengganti, dari progam

pelatihan yang diadakan di Disnaker PMPTSP sangat berguna untuk saya”

Kutipan Wawancara dari Ibu Eni Kuswati (36), Alamat Blimbing RT 002/002

Kececamatan Mandiraja Kabupaten Banjarnegara, merupakan Alumni Peserta

Pelatihan Menjahit pada tahun 2020. Hasil kutipan wawancara sebagai berikut:

“memperdalam ilmu dalam menjahit agar bisa membuka usaha dan tentunya

bisa menghasilkan pendapatan supaya bisa membantu suami dan

perekonomian keluarga”

Kutipan Wawancara dari Alfi Atinisa (20), Alamat Gumelem Wetan RT 003 /002,

Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara, merupakan Alumni Peserta

Pelatihan Menjahit pada tahun 2022. Hasil kutipan wawancara sebagai berikut:

“tujuannya ingin mengetahui lebih lengkap tentang ilmu menjahit, alih-alih

membantu dan mengembangkan usaha menjahit milik orang tua, dan ingin

membuka usaha pembuatan jilbab sendiri”.

2. Apa Program Pelatihan Berbasis Kompetensi yang di selenggarakan sudah sesuai

rencana?

Kutipan Wawancara dari Ibu Titi Prijanti, SH (55) Kabid Pelatihan dan

Penempatan tenaga Kerja Disnaker PMPTSP. Hasil kutipan wawancara sebagai

berikut :

“Sudah baik, karena kita akan melaksanakan kegiatan yang kita sudah

memenuhi sarana dan prasarana, misanya Dinas akan melaksanakan kegiatan

dan akan bekerja sama dengan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) lain sehingga

sarana dan prasarana yang kurang bisa koordinasi dengan Lembaga Pelatihan

Kerja (LPK) yang bersangkutan, dan ada beberapa pelatihan yang belum
49

memenuhi sarana dan prasarana contoh pelatihan barista yang belum

mempunyai alat karena terbatasnya anggaran.”

3. Apa sarana dan prasarana yang di sediakan Dinas Sudah cukup baik?

Kutipan Wawancara dari Ibu Sri Widanarti Pamuji Rahayu, SKM Subkoor

Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja. Hasil kutipan wawancara sebagai

berikut :

“Peralatan pelatihan sudah cukup baik, tetapi jumlah peralatan yang di

pergunakan saat pelatihan tidak dapat memenuhi jumlah peserta dikarenakan

sebagian alat sudah berumur atau rusak”.

4. Apa kendala dalam penerapan Program Pelatihan Berbasis Kompetensi?

Kutipan Wawancara dari Bapak Zaenal Fuad (54) Selaku Staf Kasi Pelatihan dan

Produktivitas Tenaga Kerja. Hasil kutipan wawancara sebagai berikut :

“Selama pelaksanaan Program Pelatihan kendalanya di peserta ada yang

jarang masuk dan ada yang hanya masuk 1 kali pertemuan”.

3. Pembahasan

Hasil penelitian ini menemukan bahwa sarana prasarana beberapa item pelatihan

belum memadai, belum adanya instruktur pelatihan yang bersertifikat, dan sebagian

peserta tidak menyelesaikan pelaksanaan pelatihan sampai batas yang di tentukan oleh

penyelenggara atau OPD yang menanganinya. Temuan dalam penelitian ini hampir sama

dengan penelitian yang di lakukan oleh Susilawati, Zulfiati, Agus Dudung R. (Tahun 2016)

di Unit Pelaksanaan Teknis Daerah BLK Karawang yang menemukan bahwa secara

keseluruhan sudah berjalan dengan baik akan tetapi ada beberapa kelengkapan

administrasi yang belum terpenuhi, masih terbatasnya sarana prasarana, jumlah

instruktur serta anggaran sehingga menyebabkan terbatasnya daya tamping peserta

program pelatihan berbasis kompetensi.


50

Sementara itu, Penelitian lain yang dilakukan oleh Rifanyda Nur Fadillah, Teguh

Santosa dan Radjikan (tahun 2021) di Disnaker Kabupaten Sidoarjo tentang Peserta

pelatihan secara baik mendapatkan pekerjaan/profesi sesuai keterampilan peserta yakni

menjahit dengan membuka usaha individu menjahit rumahan dan usaha konveksi, dan

peserta pelatihan dengan cukup baik meningkatkan penghasilan dengan membuka usaha

menjahit rumahan dan usaha menjahit konveksi, menemukan sebaliknya.

Merujuk hasil penelitian diatas diketahui bahwa Program yang di adakan pihak

Disnaker PMPTSP Kab. Banjarnegara Bidang Produktivitas dan Pelatihan Tenaga Kerja

sudah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Dinas dan sudah memenuhi standar,

begitupun dengan produk program pelatihan yaitu produk tenaga kerja yang di bina

berdasaran klaster kompetensi yang sebagian besar sudah berhasil mendirikan tempat

usaha. Program Produktivitas dan Pelatihan Tenaga Kerja tidak semena-mena bergerak

sendiri, dalam menjalankan program Produktivitas dan Pelatihan dimana Disnaker

PMPTSP Kab. Banjarnegara berkonfirmasi dengan pihak ke-3 yaitu instruktur yang

notabennya sudah bersetifikat.

Menurut pendapat (Pratama & Suyana, 2019) Investasi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, investasi dapat menjadi tolok ukur bagi

keberhasilan dan keberlanjutan pembangunan di masa depan karena dapat menyerap

tenaga kerja, sehingga dapat membuka kesempatan kerja baru bagi masyarakat yang pada

gilirannya akan berdampak terhadap peningkatan pendapatan masyarakat.

Dalam analisis data, penelitian memperoleh data dari berbagai sumber

diantaranya adalah 6 narasumber yang menjadi sumber pokok pengumpulan data,

ketiga narasumber tersebut adalah :

1) Kepala Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja Ibu Titi Prijanti, SH,

2) Subkoor Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja Ibu Sri Widanarti P. R, SKM,
51

3) Staf Subkoor Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja Bapak Zaenal Fuad,

4) Informan Pelatihan Montir Motor Tahun 2020 Febri Saputra Aji,

5) Informan Pelatihan Tata Rias Tahun 2021 Anita Rahayu,

6) Informan Pelatihan Menjahit Tahun 2022 Alfi Atinisa.

Adapun proses wawancara dengan para narasumber tersebut dilakukan pada Hari

yang berbeda-beda mengingat jarak tempuh rumah yang tidak terjangkau dalam waktu

yang singkat.

Selain dari wawancara narasumber, pengumpulan data juga didapat dari

observasi langsung pada subyek penelitian yaitu Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal

dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, data tersebut diantaranya adalah :

1) Profil Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

2) Visi Misi Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu.

Setelah mendapatkan sumber data penelitian kemudian dilakukan analisis data

dan proses- proses pengecekan hasil wawancara pada masing-masing informan.

Proses analisis data dibagi menjadi dua sub bagian yang berkaitan dengan

akuntabilitas keuangan desa, yaitu :

1) Belum adanya evaluasi dan monitoring terhadap kelanjutan alumni peseta setelah

pelatihan, di karenakan terbatasnya personil Dinas.

2) Kegiatan evaluasi dan monitoring di tahun 2020 samapai 2022 tidak berjalan

sebagaimana mestinya di karenakan Pandemi Covid-19.

Dengan memperoleh pelatihan pada penilaian kompetensi membimbing karyawan

pada peningkatan kemampuan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sesuai

dengan sasaran kerja yang telah ditetapkan.


52

(Purjono, 2014) menyatakan bahwa bagi organisasi pelatihan berbasis kompetensi

memberikan keuntungan-keuntungan sebagai berikut:

1) Mengembangkan karyawan lebih efisien dan efektif, serta dapat meningkatkan

produktivitas.

2) Memperoleh tingkat kompetensi karyawan yang lebih tinggi dengan cara yang

lebih efisien.

3) Mengurangi biaya operasi yang tidak semestinya yang diakibatkan kinerja buruk

atau komunikasi yang salah dalam suatu pekerjaan.

4) Meningkatkan komunikasi antara karyawan dan manajemen.

5) Meningkatkan mobilitas karyawan dan membuat organisasi dapat memperbesar

dan memfleksibelkan kegiatannya.

6) Menetapkan standar kerja untuk menilai kinerja karyawan.

7) Merencanakan pengembangan dan promosi karyawan dengan baik, dan

sebagainya.
BAB V

SIMPULAN, IMPLEMENTASI DAN SARAN

A. Simpulan

Setelah menjabarkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian, teori-teori yang

telah mengukuhkan penelitian, dan metode penelitian yang digunakan, maka pada bab ini

dipaparkan mengenai hasil dari penelitian. Hasil penelitian akan dijabarkan berdasarkan

hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Pembahasan dalam bab ini didapat melalui

hasil pengumpulan data melalui studi dokumentasi, observasi, wawancara terhadap

informan yang dibutuhkan dalam penelitian, serta diskusi yang terfokuskan terhadap

masalah yang diteliti. Pada bab hasil penelitian dan pembahasan ini, akan menguraikan

berbagai hal mengenai hasil wawancara pada bulan januari-april 2023 yang dilakukan di

Disnaker PMPTSP Kabupaten Banjarnegara. terkait dengan Pelatihan Berbasis

Kompetensi Untuk Meningkatkan Tenaga Kerja yang Kompeten dan Profesional dalam

memenuhi Kebutuhan Informasi Bagi Karyawan. Data yang dikumpulkan harus

menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Penelitian ini menggunakan deskriptif

kualitatif teknik pengumpulan data yaitu menggunakan observasi, wawancara, dan

dokumentasi dari subyek yang dijadikan penelitian terkait Program Pelatihan Berbasis

Kompetensi dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja yang kompeten dan profesional di

Disnaker PMPTSP Kabupaten Banjarnegara.

1. Tujuan dalam Pelaksanaan Program Pelatihan Berbasis Kompetensi ialah

mengurangi jumlah pengangguran dan meningkatkan Produktivitas SDM melalui

Pelatihan Berbasis Kompetensi agar terciptanya masyarakat yang Kompeten dan

Profesional di Kab. Banjarnegara. Adapun hasil dari pelaksanaan Program

Pelatihan Berbasis Kompetensi adalah keberhasilan alumni peserta pelatihan

dalam membuat peluang usaha.

53
54

2. Perencanaan program sudah berjalan dengan baik sesuai SOP Dinas, hal ini

mewujudkan berjalannya usaha yang di kembangkan oleh binaan Disnaker

PMPTSP dalam mengadakan program Pelatihan berbasis kompetensi. Kerja sama

yang baik antar Dinas, Instruktur dan Peserta dalam menjalankan program

Pelatihan Berbasis Kompetensi sesuai dengan rencana.

3. Strategi yang di rencanakan sudah sesuai dengan apa yang di harapkan oleh

Dinas, dan tidak melupakan hasil kerja keras Instruktur yang sudah menjelaskan

teori dan praktek dengan seksama.

4. Sarana dan prasarana dalam suatu program atau kegiatan merupakan faktor

utama yang membuat program atau kegiatan Pelatihan Berbasis Kompetensi

dapat berjalan dengan apa yang di harapkan. Sarana dan prasaran belum

terserap ke semua anggaran, ada beberapa anggaran yang menyediakan alat-alat

bantuan untuk menunjang kegiatan berwirausaha.

B. Implikasi

1. Implikasi Teoretis

Dalam melakukan penelitian, hal pertama yang harus diperhatikan adalah topik

penelitian. Jika objek penelitian mengandung masalah yang akan dijadikan bahan

penelitian untuk mencari solusinya. Menurut (Husein Umar, 2013) subjek penelitian

adalah “Subjek penelitian menjelaskan apa dan/atau siapa yang menjadi subjek penelitian.

Juga di mana dan kapan penelitian itu dilakukan.” Menurut (Supriati, 2015), pengertian

objek penelitian adalah “variabel yang diteliti peneliti di tempat penelitian itu dilakukan”.

Dari kutipan di atas peneliti menentukan obyek penelitian di Dinas Tenaga Kerja, PMPTSP

Kabupaten Banjarnegara.
55

2. Implikasi Kebijakan

Dalam memilih informan untuk penelitian ini, pendekatan purposive sampling

digunakan untuk memilih partisipan. Purposive sampling, menurut (Sugiyono, 2016),

adalah strategi pengambilan sampel sumber data yang mempertimbangkan aspek-aspek

tertentu, khususnya sumber data yang dianggap paling tahu tentang apa yang diantisipasi.

Untuk memperoleh data yang diperlukan maka peneliti berusaha mencari informasi dari

pada responden sebagai berikut:

Tabel. 5.1 Informasi dari Responden

No. Informan Nama Informan

1. Melaksanakan pelatihan berbasis Titi Prijanti, SH

masyarakat dan kompetensi/ Kabid

Penta Disnaker PMPTSP

2. Melaksanakan pembinaan lembaga Sri Widanarti Pamuji Rahayu,

pelatihan kerja swasta/ Subkoor S.KM

Pelatihan dan Produktivitas Tenaga

Kerja

3. Stakeholder Pendukung/ Staf Subkoor Zaenal Fuad

Pelatihan dan Produktivitas Tenaga

Kerja

Sumber: Disnaker PMPTSP Kabupaten Banjarnegara

Implementasi kebijakan sangat di tentukan oleh standar dan sasaran kebijakan yang

telah di tentukan sebelumnya yaitu rincian tujuan keputusan kebijaksanaan secara

menyeluruh yang berwujud dokumen peraturan menuju penentuan standar yang spesifik

dan konkrit untuk menilai kinerja program. Standar dan sasaran kebijakan harus jelas
56

terukur sehingga tidak menimbulkan interprensi yang menimbulkan kesalah pahaman di

antara para informan.

C. Saran

Berdasarkan hal yang dikemukakan di atas maka penulis member saran terkait

Analis Pelatihan Berbasis Kompetensi di Disnaker PMPTSP untuk Meningkatkan Tenaga

Kerja Professional dan Kompeten adalah:

1. Dalam melaksanakan Program Pelatihan Berbasis Kompetensi pihak terkait yang

menjelsakan tujuan dari program tersebut. Maka dari itu masyarakat dalam

menggali ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan mereka yang di harapkan

akan menjadi modal utama dalam memulai usaha.

2. Pihak yang terkait dalam pelaksanaan Program Pelatihan Berbasis Kompetensi

harus lebih intens pada masyarakat dalam mempermudah informasi

ketenagakerjaan.

3. Monitoring dan Evaluasi yang rutin terhadap wirausaha yang telah di bina agar

pihak terkait dapat mengetahui perkembangan usaha dan dapat melakukan

biaan lanjutan sesuai perkembangan jaman.


57

DAFTAR PUSTAKA

Endah Pujiastuti, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan (Semarang: Semarang University


Press)

https://banjarnegarakab.bps.go.id/diakses tanggal 10 Januari 2023

https://jateng.bps.go.id/diakses tanggal 31 Januari 2023

https://media.neliti.com/media/publications/189973-ID-pengaruh-hasil-pelatihan-
berbasis-kompet.pdf

Larasati, Sri. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Deepublish

Maryati, T., Elmunsyah, H., & Sutadji, E. 2016. Pentingnya pengembangan profesionalitas
guru dalam meningkatkan kualitaspembelajaran di SMK. Seminar Nasional
Pendidikan (SNP) 2016

Nur Feriyanto, Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Indonesia, (Yogyakarta:
UU STIM YKPM, 2014),

Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 Tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional
(SISLATKERNAS)

Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan UU Nomor 15 Tahun


1997 Tentang Ketransmigrasian Sebagaimana Telah di ubah dengan UU
Nomor 29 Tahun 2009

Pratama, N. R. N. S., & Utama, M. S. (2019). Pengaruh Pengeluaran Pemerintah dan


Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomidan Tingkat Kemiskinan di
Kabupaten/Kota Provinsi Bali. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas
Udayana,

Prasetyawan, D., Hanim, A., & Yuliati, L. (2017). Analisis Pengaruh Investasidan Tenaga
Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Serta Hubungannya Terhadap
Kemiskinan di Provinsi JawaTimur. Jurnal Ekuilibrium

Purjono, 2014. Mengembangkan Pelatihan Berbasis Ekonomi Untuk Pegawai.


Widyaiswara Madya di Pusdiklat Bea dan Cukai.

Robert Tua Siregar dkk, Manajemen Sumber Daya Manusia. Yayasan Kita Menulis, 2020
58

Sanjaya, Aditya. 2017. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah, Sistem


Pengendalian Intern, Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, dan Sumber
Daya Manusia Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Pemoderasi

Sadono Sukirno, Mikro ekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada,
2013) Mar’atun Sholehati, Pengaruh Aglomerasi Dan Angkatan Kerja
terhadap Pertumbuhan Ekonomi 14 Kabupaten/Kota Provinsi Lampung
Periode 2011-2015 Dalam Perspektif Ekonomi Islam, (Skripsi, UIN Raden
Intan Lampung, 2017)

Sinambela, L. P.(2017). Profesionalisme Dosen Dan Kualitas Pendidikan Tinggi. Jurnal


Populis, 2(4)

sumber: https://jateng.bps.go.id/pressrelease/2021/11/05/1310/agustus-2021---
tingkat-pengangguran-terbuka--tpt--sebesar-5-95-persen--menurun-0-53-persen-poin-
dibanding-agustus-2020--dan-menurun-0-01-persen-poin-dibandingkan-dengan-
februari-2021.html

Wu. 2013. The Study of Competency-Based Training and Strategies in the Public Sector:
Experience From Taiwan. Taiwan: Public Personnel Management
59

LAMPIRAN DOKUMENTASI

Sember : Wawancara dengan Ibu Titi Prijanti, SH Selaku Kabid Pelatihan dan Produktivitas
Tenaga Kerja

Sember : Wawancara dengan Ibu Titi Prijanti, SH Selaku Kabid Pelatihan dan Produktivitas
Tenaga Kerja
60

Sumber : wawancara dengan Ibu Sri Widanarti Pamuji Rahayu, SKM Selaku Subkoor Pelatihan
dan Produktivitas Tenaga Kerja

Sumber : wawancara dengan Ibu Sri Widanarti Pamuji Rahayu, SKM Selaku Subkoor Pelatihan
dan Produktivitas Tenaga Kerja

Sumber : Alumni Pelatihan Montir Motor Tahun 2020, Febri


61

Sumber : Alumni Pelatihan Montir Motor Tahun 2020, Febri

Sumber : Alumni Pelatihan Menjahit Tahun 2020, ENI KUSWATI

Sumber : Alumni Pelatihan Menjahit Tahun 2020, ENI KUSWATI


62

Sumber : Alumni Pelatihan Barista Tahun 2020, Fadel Rahman Aryadi

Sumber : Alumni Pelatihan Barista Tahun 2020, Fadel Rahman Aryadi

Sumber : Alumni Pelatihan Tata Rias Tahun 2021, Anita Rahayu


63

Sumber : Alumni Pelatihan Tata Rias Tahun 2021, Anita Rahayu

Sumber : Alumni Pelatihan Menjahit Dasar Tahun 2021, Siti Rohanah

Sumber : Alumni Pelatihan Menjahit Tahun 2022, PITRI WAHYUNI


64

Sumber : Alumni Pelatihan Menjahit Tahun 2022, PITRI WAHYUNI

Sumber : Alumni Pelatihan Menjahit Tahun 2022, ALFI ATINISA

Sumber : Alumni Pelatihan Menjahit Tahun 2022, ALFI ATINISA


65

Sumb

er : Alumni Pelatihan Tata Boga Tahun 2022, Riyanti Yuli Astuti

Sumbe

r : Alumni Pelatihan Tata Boga Tahun 2022, Riyanti Yuli Astuti

Anda mungkin juga menyukai