Anda di halaman 1dari 2

Sumber Daya Alam Nanggroe Aceh Darussalam

Aceh atau secara resmi, Nanggroe Aceh Darussalam adalah sebuah Daerah
Istimewa yang terletak di Pulau Sumatra. Secara administratif, Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam terbagi menjadi 17 kabupaten dan 4 kota dengan Banda Aceh
sebagai ibukota provinsi. Daerah Aceh memiliki potensi besar di bidang pertanian
dan perkebunan.

Pertanian/Perkebunan
Pertanian di daerah Aceh meng-hasilkan beras, kedelai, ubi kayu, ubi jalar, jagung,
kacang kedelai, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Se-dangkan di bidang
perkebunan, daerah Aceh meng-hasilkan coklat, kemiri, karet, kelapa sawit, kelapa,
ko-pi, cengkeh, pala, nilam, lada, pinang, tebu, temba-kau, dan randu. Daerah Aceh
juga banyak menghasilkan sayur-sayuran dan buah-buahan, seperti bawang merah,
cabe, kubis, kentang, kacang panjang, tomat, ketimun, pisang, mangga, rambutan,
nangka, durian, jambu biji, pepaya, dan melinjo.
Hasil perikanan di Aceh terdiri dari perikanan darat dan laut. Potensi perikanan laut
di daerah Aceh cukup potensial, tetapi belum dimanfaatkan secara optimal. Sektor
perikanan di Aceh akan lebih banyak lagi jika dikembangkan dengan menggunakan
peralatan yang modern dan canggih. Potensi perikanan, termasuk perikanan laut di
kawasan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE); belum dimanfaatkan secara optimal. Pada
sektor peternakan, daerah ini menghasilkan ternak sapi potong, kerbau, kuda,
kambing, domba, ayam buras, ayam pedaging, ayam petelur dan itik.

Tambang
Sementara itu potensi hasil tambang di Aceh, antara lain meliputi gas alam, minyak
bumi, batu bara, emas, dan tembaga. Gas alam dan minyak bumi yang ada di Arun
dan daerah lainnya di Aceh telah memberikan sum-bangan yang cukup besar
terhadap devisa negara.
Daerah Aceh memiliki bahan tambang, seperti tem-baga, timah hitam, minyak bumi,
batubara, dan gas alam. Selain itu, terdapat tambang emas di daerah Aceh Besar,
Pidie, Aceh Tengah, dan Aceh Barat. Tambang biji besi terdapat di Aceh Besar,
Aceh Barat, dan Aceh Selatan. Tambang mangan terdapat di Kabupaten Aceh
Tenggara dan Aceh Barat. Sementara tambang biji timah, batu bara, dan minyak
bumi terdapat di Aceh Barat dan Aceh Timur, yakni di Rantau Kuala dan Sim-pang
Peureulak, serta gas alam di daerah Lhok Sukon dan Kabupaten Aceh Utara.

Industri
Pada bidang industri, daerah Aceh memiliki potensi cukup besar terutama industri
hasil hutan, perkebunan, dan pertanian, seperti minyak kelapa sawit, atsiri, karet,
kertas, serta industri hasil pengolahan tambang yang belum berkembang secara
optimal.
Jenis industri yang ada meliputi industri makanan, minuman, dan tembakau; industri
tekstil dan pakaian jadi; industri kayu, bambu, rotan, dan sejenisnya; industri kertas
dan barang-barang dari kertas; industri kimia dan barang-barang dari kimia; industri
logam dan barang-barang dari logam. Hasil produksi komoditas industri utama
berupa semen, pupuk, kayu gergajian, moulding chips, plywood, dan kertas.
Pariwisata
Pada sektor pariwisata, Daerah Istimewa Aceh memiliki potensi yang cukup besar
untuk dapat dikembangkan lebih baik, terutama wisata alam, wisata bahari, dan
wisata sejarah. Aceh dikenal sebagai pusat penyebaran agama Islam pertama di
Indonesia, di mana pada abad 15-16 SM berdiri kerajaan Pasai dan Periak. Daya
tarik obyek wisata lainnya adalah Taman Wisata Gunung Leuser yang memiliki
banyak sungai arus deras, yang menarik bagi wisatawan asing dan domestik. Begitu
pula kekayaan budaya berupa adat istiadat dan kesenian tradisonal, tari-tarian dan
sebagainya akan menambah minat para wisatawan mancanegara dan domestik
untuk berkunjung ke sana.

Sebagai tujuan investasi, provinsi ini juga memiliki berbagai sarana dan prasarana
penunjang diantaranya Bandara Sultan Iskandarmuda di Aceh, Bandara Cut Nyak
Dien di Meulaboh, Bandara Lasikin di Sinabang dan Bandara Malikul Saleh di
Lhokseumawe serta memiliki Pelabuhan Meulaboh, Pelabuhan Susoh, Pelabuhan
Lhokseumawe, Pelabuhan Kuala Langsa, Pelabuhan Malahayati dan Pelabuhan
Sabang serta didukung sarana listrik dan telekomunikasi.

Anda mungkin juga menyukai