Anda di halaman 1dari 76

PENGARUH DOSIS MONOSODIUM GLUTAMAT

(MSG) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL


BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.)

Oleh:
Rahayu Nur’aini
4122.1.16.11.0048

SKRIPSI

UNIVERSITAS WINAYA MUKTI


FAKULTAS PERTANIAN
TANJUNGSARI
2020
PENGARUH DOSIS MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG)
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN
(Allium fistulosum L.)

SKRIPSI

Oleh:
Rahayu Nur’aini
4122.1.16.11.0048
AGROTEKNOLOGI

Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk


Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
pada
Fakultas Pertanian Universitas Winaya Mukti
Program Studi Agroteknologi

UNIVERSITAS WINAYA MUKTI


FAKULTAS PERTANIAN
TANJUNGSARI
2020
ABSTRAK

RAHAYU NUR’AINI. 2020. Pengaruh Dosis Monosodium glutamate (MSG)


terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Daun (Allium fistulosum L.) Dibimbing
oleh Yana Taryana dan Lia Amalia.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis (MSG) yang tepat dalam
pertumbuhan dan hasil tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.). Penelitian
ini dilaksanakan di Desa Cigendel, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang
pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2020. Rangcangan lingkungan dalam
penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 6 taraf
perlakuan dan diulang 4 kali meliputi : A = 0 g tanaman-1, B = 5 g tanaman-1, C =
10 g tanaman-1, D = 15 g tanaman-1, E = 20 g tanaman-1, F = 25 g tanaman-1. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa pemberian MSG meningkatkan pertumbuhan dan
hasil tanaman bawang daun. Dosis terbaik adalah 20 g tanaman-1 MSG yang
ditunjukan oleh pengamatan jumlah daun, jumlah anakan, volume akar.
Kata kunci : monosodium glumatat, petumbuhan, hasil, bawang daun

i
ABSRACT

RAHAYU NUR’AINI. 2020. Effects of a Monosodium glutamate dose (MSG) to


the growth and yield spring onion ( Allium fistulosum L.) is guided by Yana
Taryana and Lia Amalia.

The study was intended to get a proper dose (MSG) og the study’s growth
and yield spring onion ( Allium fistulosum L.) in the cigendel village,district
pamulihan, sumedang district in August to October 2020. The environmental
framing in this study used randomized Block Design (RBD) of 6 levels of treatment
and repeated 4 times i,e. : A = 0 g plant-1, B = 5 g plant-1, C = 10 g plant-1, D = 15
g plant-1, E = 20 g plant-1, F =25 g plant-1. Has I The study shows that MSG giving
increases growth and greed leaf production is best 20 g plant-1 of MSG indicated by
the observation of number of leaves the volume of roots.
Keywords : monosodium glutamat, growth, yield, spring onion

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah

memberi rahmat dan nikmat yang tidak terhingga, Shalawat serta salam semoga

tetap dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi panutan umat-Nya

sepanjang masa. Penulisan Skripsi ini berjudul “Pengaruh Dosis Monosudium

Glutamat (MSG) Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Daun (Allium

fistulosum L.)” ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan

studi Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Winaya Mukti

Dengan selesainya pembuatan makalah ini, penulis banyak mendapat

bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan

terima kasih kepada :

1. Ir. Yana Taryana, MP., Sebagai pembimbing I.

2. Dr. Ir. Hj. Lia Amalia, MP., Sebagai pembimbing II.

3. Dr. Ir. Hj. Noertjahyani, MP., Sebagai penelaah I

4. Roni Assafaat Hadi, SP., MP., sebagai penelaah II

5. Lia Sugiarti, SP., MP., Ketua Program Studi Agroteknologi Fakultas

Pertanian Universitas Winaya Mukti.

6. Dr. Ir. Hj. Nunung Sondari,M.P., Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Winaya Mukti.

7. Prof. Dr. Hj. Ai Komariah, Ir., MS. Rektor Universitas Winaya Mukti.

8. Orang tua yang tak henti-hentinya memberikan semangat dan moril.

9. Teman-teman seperjuangan yang selalu memberikan semangat.

iii
Semoga amal kebaikan yang telah diberikan mendapat ganjaran yang

setimpal dari Allah SWT. Aamiin.

Akhirnya penulis berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Tanjungsari, Desember 2020

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK …………………………………………………………………… i

ABSTRACT …………………………………………………………………. ii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ........................................................................................ vii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 5

1.4 Kegunaan Penelitian ................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN


HIPOTESIS ............................................................................... 6
2.1 Kajian Pustaka ............................................................................ 6

2.2 Kerangka Pemikiran ................................................................... 11

2.3 Hipotesis..................................................................................... 15

v
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 16

3.1 Waktu dan Tempat Percobaan .............................................................. 16

3.2 Bahan dan Alat Percobaan ................................................................... 16

3.3 Rancangan Percobaan .......................................................................... 16

3.3.1 Rancangan Lingkungan ……………………………………….... 16

3.3.2 Rancangan Pelakuan …………………………………………… 17

3.3.3 Rancangan Respons ……………………………………………. 17

3.3.4 Rancangan Analisis ……………………………………………. 19

3.4 Pelaksanaan Percobaan ........................................................................ 20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………. 23

4.1 Hasil Percobaan …………………………………………………………. 23

4.1.1 Pengamatan Penunjang …………………………………………. 23

4.1.2 Pengamatan Utama ……………………………………………… 25

4.2 Pembahasan ……………………………………………………………… 29

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………. 32

5.1 Kesimpulan ……………………………………………………………… 32

5.2 Saran …………………………………………………………………….. 32

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 33

vi
RIWAYAT HIDUP ………………………………………………………… 60

vii
DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1 Kadungan gizi dalam setiap 100 Gram sayuran bawang daun 1


segar

2 Daftar Sidik Ragam 19

3 Pengaruh Dosis MSG terhadap Tinggi Tanaman pada Umur 25


15 HST, 30 HST, 45 HST, 60 HST dan 75 HST

4 Pengaruh Dosis MSG terhadap Jumlah Daun pada Umur 15 26


HST, 30 HST, 45 HST, 60 HST dan 75 HST

5 Pengaruh Dosis MSG terhadap Jumlah Anakan pada Umur 30 27


HST, 45 HST, 60 HST dan 75 HST

6 Pengaruh Dosis MSG terhadap Volume Akar pada Umur 75 28


HST

7 Pengaruh Dosis MSG terhadap Bobot Segar per Tanaman 28


Sampel pada Umur 75 HST

8 Pengaruh Dosis MSG terhadap Nisbah Pupus Akar pada 29


Umur 80 HST

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Data Suhu Harian Selama Penelitian 37

2. Analisis Tinggi Tanaman Umur 15 HST 38

3. Analisis Tinggi Tanaman Umur 30 HST 39

4. Analisis Tinggi Tanaman Umur 45 HST 40

5. Analisis Tinggi Tanaman Umur 60 HST 41

6. Analisis Tinggi Tanaman Umur 75 HST 42

7. Analisis Jumlah Daun Umur 15 HST 44

8. Analisis Jumlah Daun Umur 30 HST 45

9. Analisis Jumlah Daun Umur 45 HST 46

10. Analisis Jumlah Daun Umur 60 HST 47

11. Analisis Jumlah Daun Umur 75 HST 48

12. Analisi Jumlah Anakan Umur 30 HST 49

13. Analisi Jumlah Anakan Umur 45 HST 50

ix
14. Analisi Jumlah Anakan Umur 60 HST 51

15. Analisi Jumlah Anakan Umur 75 HST 52

16. Analisis Bobot Segar per Tanaman Sampel pada 75 HST 53

17. Analisis Volume Akar pada Umur 75 HST 54

18. Analisis Nisbah Pupus Akar pada Umur 80 HST 55

19. Tata Letak Percobaan 56

20. Deskripsi Tanaman Bawang Daun 57

21. Kandungan Komposisi Monosodium Glutamat 58

22. Jadwal Kegiatan Penelitian 59

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bawang daun merupakan tanaman sayuran daun semusim yang

berbentuk rumput. Disebut bawang daun karena yang dikonsumsi hanya

daunnya atau bagian daun yang masih muda. Pangkal daunnya membentuk

batang semu dan bersifat merumpun. Batangnya pendek dan membentuk

cakram, di cakram ini muncul tunas daun dan akar serabut. Warna bunganya

putih. Biji yang masih muda berwarna putih, setelah tua berwarna hitam.

Bila kering, biji mudah menjadi tepung. Bawang daun mengandung vitamin

C, banyak vitamin A dan sedikit vitamin B Menurut Qibtiah et al., (2016).

Tabel 1. Kadungan gizi dalam setiap 100 g sayuran bawang daun segar

Komposisi Gizi Banyaknya kandungan gizi

Energi 142 kJ ( 34 kcal)


Karbohidrat 6,5 g
-Gula 2,18 g
-Serat pangan 2,4 g
Lemak 0,4 g
Protein 1,9 g
Vitamin A 1160 IU
Tiamina (Vit. B1) 0,05 mg
Riboflavin (Vit. B2) 0,09 mg
Niasin (Vit. B3) 0,4 mg
Asam Pantotenat (B 0,169 mg
Vitamin B6 0,072 mg
Folat (B9) 16 μg
Vitamin C 27 mg
Vitamin E 0,51 mg
Vitamin K 193,4 μg
Kalsium 52 mg

1
2

Besi 1,22 mg
Magnesium 23 mg
Mangan 0,137 mg
Fosfor 49 mg
Kalium 212 mg
Natrium 17 mg
Zink 0,52 mg
Sumber : (Sugeng, 2013:1-2).

Menurut Laude & Tambing (2010) menyatakan bahwa bawang daun adalah

salah satu jenis tanaman sayuran yang berpotensi dikembangkan secara intensif dan

komersil. Pemasaran produksi bawang daun segar tidak hanya untuk pasar dalam

negeri melainkan juga pasar luar negeri. Jenis bawang daun yang diekspor ke

Singapura dan Belanda adalah bawang prei. Selain itu, permintaan bawang daun

akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya laju pertumbuhan

penduduk. Peningkatan permintaan terutama berasal dari perusahaan mie instan

yang menggunakan bawang daun sebagai bumbu bahan penyedap rasa.

Bawang daun dapat tumbuh dengan optimal jika struktur tanah mendukung,

yaitu dengan tersedianya nutrisi atau unsur hara yang dibutuhkan tanaman.

Pengaruh erosi, penguapan dan eksploitasi tanah secara sengaja mengakibatkan

berkurangnya unsur hara di dalam tanah yang dibutuhkan oleh bawang daun.

Pemupukan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memenuhi

ketersediaan unsur hara tanah yang dibutuhkan oleh bawang daun. Tanaman

bawang daun memerlukan pupuk yang banyak mengandung unsur N untuk

memaksimalkan pertumbuhan daun. Bawang daun membutuhkan perlakuan khusus

untuk dapat memperbaiki tingkat kerenyahan dan kualitas fisiknya, dimana bawang

daun yang diinginkan konsumen memiliki kualitas yang bersih, warna tangkai dan
3

helai daun hijau dan tidak kekuningan, keabu-abuan atau kecoklatan (Cahyono,

2005).

Dunia pertanian tidak terlepas dari penggunaan bahan kimia, baik untuk

pemupukan, pemacu pertumbuhan, serta pengendalian hama dan penyakit. Namun

sumber bahan kimia tersebut ada yang bersumber dari bahan organik (berasal dari

bahan hidup) dan anorganik ada yang bersumber dari bahan kimia sintetis (buatan

pabrik). Penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus dan berlebihan, tidak

diimbangi dengan penggunaan pupuk organik menyebabkan tanah menjadi keras

dan produktivitasnya akan menurunkan tingkat kesuburan tanah (Citra Kunia putri

dan trisna insan Noor, 2013a)

Menurut (Citra Kunia putri dan trisna insan Noor, 2013a) sejak tahun 1984

penggunaan pupuk buatan berbahan kimia oleh masyarakat di Indonesia nampak

sangat dominan untuk meningkatkan hasil pertanian secara nyata dan cepat.

Sebaliknya masyarakat hampir melupakan residu yang ada pada bahan kimia,

apalagi dalam jumlah yang banyak akan lama terdegradasi. Selain itu, residu juga

bisa tertinggal pada produk hasil panen dan pada lingkungan tempat budidaya

(tanah serta air). (Yusharmen et al., 2017), menyatakan residu bahan kimia pada

produk dalam jumlah yang berlebihan dapat mengganggu kesehatan manusia, baik

konsumen yang mengkonsumsi produk tersebut, maupun petani yang

mengaplikasikan.

Residu pada lingkungan dapat mencemari tanah dan air di lokasi budidaya,

bahkan mengganggu keseimbangan lingkungan. Banyak sekali dalam kehidupan

sehari-hari bahan yang dapat digunakan sebagai perangsang tumbuhan, diantaranya


4

yang dapat dimanfaatkan sebagai perangsang pertumbuhan tanaman adalah

Monosodium Glutamat (MSG) atau biasa dikenal dengan Mecin. Seperti yang telah

diteliti oleh (Propagation, 2018), tujuannya adalah agar tanaman itu dapat tumbuh

lebih cepat. Pemanfaatan Monosodium Glutamat sebagai perangsang pertumbuhan

dapat diterapkan pada berbagai jenis tanaman, misalnya kacang tanah yang diteliti

oleh (Jannah et al., 2018) dan tanaman selendri yang diteliti oleh (Apium et al.,

2019) ,Monosodium Glutamat (MSG) mengandung unsur Nitrogen (N).

Untuk itu perlu adanya inovasi dalam pemberian perlakuan khususnya

dalam pemupukan dalam budidaya bawang daun dengan mencoba memberikan

monosodium glutamat atau yang sering disebut (MSG). Menurut Azzamy (2016),

media tanam untuk bawan g daun dalam polibag adalah campuran tanah dan pupuk

kandang. Perbandingan campuran media tanam adalah 1 : 1 dengan 1 bagian tanah

1 bagian pupuk kandang.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pemberian dosis monosodium glutamat (MSG) berpengaruh

terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang daun

2. Dosis berapa yang memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan

dan hasil bawang daun


5

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan dosis (MSG) yang tepat

dalam pertumbuhan dan hasil tanaman bawang daun (Allium fistulosum L.).

1.4 Kegunaan penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi :

a. Penulis dalam menambah pengetahuan mengenai pemberian dosis (MSG)

yang tepat pada tanaman bawang daun (Allium fistulosum L.).

b. Pemerintah sebagai bahan informasi, acuan, serta kebijakan untuk

masyarakat mengenai penggunaan MSG pada tanaman bawang daun.

c. Masyarakat petani, dalam penggunaan MSG sebagai alternatif pupuk

yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil bawang daun.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1. Kajian Pustaka

2.1.1 Tinjauan Umum Tanaman Bawang Daun

Bawang daun (Allium fistulosum L.) ialah tanaman hortikultura yang

dimanfaatkan daunnya. Bawang daun digunakan untuk bahan penyedap rasa

(bumbu) sebagi bahan campuran pada beberapa jenis makanan. Tanaman bawang

daun juga dapat digunakan untuk bahan pengobatan (terapi). Pada saat ini

kebutuhan bawang daun cenderung meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah

penduduk di Indonesia. Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan bawang

daun sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Produktivitas hasil pertanian sangat

ditentukan oleh jumlah kombinasi faktor faktor produksi yang digunakan, misalnya

ialah tanah. Tanah sebagai tempat tumbuh tanaman ialah faktor produksi yang

penting tanaman untuk pertumbuhannya. Hal ini dapat mengakibatkan menurunnya

tingkat kesuburan tanah akan berkurang kadar nutrisinya karena diserap secara

terusmenerus sedangkan tanah belum mendapatkan asupan tambahan nutrisi.

Optimalisasi budidaya bawang daun perlu dilakukan untuk peningkatan

produktivitas bawang daun tersebut. Suatu cara alternatif yang dapat dilakukan

untuk peningkatan produktivitas bawang daun ialah dengan pemupukan. Nutrisi

yang dibutuhkan dapat diberikan melalui pemupukan dengan dosis dan cara yang

tepat. Maka, produktivitas tinggi diharapkan dapat memenuhi permintaan

kebutuhan bawang daun yang selalu meningkat (Manullang et al., 2019)

6
7

2.1.2 Klasifikasi dan morfologi

Rukmana dan Mulyana (1997) tanaman bawang daun mempunyai

morfologi sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Asparagales

Famili : Alliaceae

Genus : Allium

Spesies : Allium fistulosum

Ciri-ciri umum tanaman bawang daun termasuk jenis tanaman sayuran daun

semusim (berumur pendek). Tanaman ini berbentuk rumput atau rumpun dengan

tinggi tanaman mencapai 60 cm atau lebih, tergantung pada varietasnya. Bawang

daun selalu menumbuhkan anakan-anakan baru sehingga membentuk rumpun.

Secara morfologi, bagian atau organ-organ penting bawang daun adalah sebagai

berikut.

1. Akar

Bawang daun berakar serabut pendek yang tumbuh dan berkembang ke semua

arah di sekitar permukaan tanah. Perakaran bawang daun cukup dangkal antara

8-10 cm. perakaran bawang daun dapat tumbuh dan berkembang dengan baik

pada tanah yang gembur, subur, mudah menyerap air dan kedalaman tanah

cukup dalam.
8

2. Batang

Bawang daun memiliki dua macam batang, yaitu batang sejati dan batang semu

batang sejati berukuran sangat pendek, berbentuk cakram dan terletak pada

bagian dasar yang berada di dalam tanah. Batang yang tampak di permukaan

tanah merupakan tanah merupakan batang semu, terbentuk dari pelepah-

pelepah daun (kelopak daun) yang saling mebungkus dengan kelopak daun

yang lebih muda sehingga kelihatannya seperti batang. Batang semu berwarna

putih atau hijau keputih-putihan dan berdiameter antar 1 cm - 5 cm tergantung

varietasnya. Batang sejati dan batang semu bawang daun bersifat lunak.

3. Daun

Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat, memanjang, berlubang

menyerupai pipa, dan bagian ujungnya meruncing. Ukuran Panjang daun sangat

bervariasi antara 18cm - 40 cm tergantung pada varietasnya. Daun batang

berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaannya daun halus. Daun

tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi (dimakan)

sebagai bumbu atau penyedap sayuran dan memiiki rasa agak pedas.

4. Bunga

Bunga bawang daun terdiri atas 6 buah mahkota bunga, 6 buah benang sari, 1

buah plasenta, tangkai bunga, kelopak bunga, dan bakal buah. Bakal buah terdiri

atas 3 daun buah (carpel) yang membentuk 3 buah ruang (ovarium) dan tiap

ruang mengandung 2 bakal biji (ovulum). Mahkota bunga bawang daun

berwana putih. Benang sari memiliki tangkai yang panjangnya 0,5 cm.
9

5. Buah

Buah bawang daun berbentuk bulat, terbagi atas tiga ruang, berukuran kecil,

dan berwarna hijuau muda. Satu buah bawang daun mengandung 6 biji yang

berukuran sangat kecil. Dalam satu tandan terdapat sekitar 61-74 buah.

6. Biji

Biji bawang daun yang masih muda berwarna putih dan setelah tua berwarna

hitam, berukuran sangat kecil, berbentuk bulat agak pipih, dan berkeping satu.

7. Umbi

Bawang daun dapat membentuk umbi, tetapi pertumbuhan dan perkembangan

umbi berbeda dengan jenis bawang lainnya (bawang merah, bawang putih, dan

bawang bombay). Umbi yang terbentuk pada bawang daun berukuran kecil.

Umbi ini dapat digunakan untuk mengobati borok atau koreng.

2.1.3 Syarat Tumbuh

Bawang daun menghendaki suhu udara berkisar 19℃ - 24℃. Daerah yang

memiliki kisaran suhu udara tersebut adalah daerah yang memiliki ketinggian 400-

1.200 mdpl. Kelembapan udara yang optimal bagi pertumbuhan bawang daun

berkisar antara 80-90%. Kelembapaan udara yang tinggi (lebih dari 90%)

menyebabkan pertumbuhan bawang daun tidak sempurna, jumlah anakan setiap

rumpun sedikit dan tidak subur, kualitas daun jelek, dan produksi biji rendah karena

proses pembungaan dan pembentukan buah yang tidak berjalan sempurna.

Kelembapan udara yang rendah juga menyebabkan pertumbuhan vegetatif

terhambat, proses pembuahan terhambat, dan banyak bunga yang gugur.

Kelembapan udara yang sangat rendah (eksrim kering) dapat menimbulkan


10

kematian pada tanaman, diawali dengan klorosis (daun menguning), layu,

kemudian tanaman mati (Cahyono, 2005).

2.1.4 Monosodium Glutamat

Monosodium Glutamat (MSG) adalah garam sodium yang terdapat di alam

dengan nama non-essential amino acid, glutamic acid, digunakan sebagai bahan

tambahan makanan dan umumnya dipasarkan sebagai penambah / penyedap rasa.

MSG merupakan pembentuk protein, sehingga apabila zat makanan ditambahkan

MSG akan berasa seperti ditambah kaldu daging (protein). Oleh karena itu,

diharapkan MSG juga dapat di jadikan bahan penyubur alternative pengganti untuk

pertumbuhan bakteri Eschirichia coli.

Media pertumbuhan harus memenuhi persyaratan nutrisi yang dibutuhkan

oleh suatu mikroorganisme (Monosodium et al., 2018). karbohidrat dan protein.

Nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme untuk pertumbuhannya meliputi

karbon,nitrogen, unsur non logam seperti sulfur dan forfor, unsur logam seperti Ca,

Zn, K, Cu, Mn, Mg, dan Fe, vitamin, air, dan energi (Basarang & Rianto, 2018).

(Monosodium et al., 2018) Monosodium Glutamat (MSG) diketahui dapat

mempercepat pertumbuhan dan menambah ukuran sel bakteri. Salah satu fungsi

MSG adalah sebagai substansi untuk sintesis protein. (Rahmi & Shovitri, 2017)

bahwa adanya pengaruh MSG komersial terhadap pertumbuhan Bacillus, MSG

kaya akan karbon, dan karbon tersebut dimanfaatkan mikroorganisme untuk bahan

nutrisi sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. pemberian MSG,

memberikan peningkatan pertumbuhan tinggi tanaman lebih cepat dibandingkan

tanaman yang tidak diberikan limbah MSG. Pemanfaatan monosodium glutamat


11

(MSG) telah lama dilakukan oleh masyarakat sebagai pupuk untuk tanaman pangan

(Citra Kunia putri dan trisna insan Noor, 2013b).

2.2. Kerangka Pemikiran

Bawang daun merupakan jenis bawang yang ada didunia dan bawang daun

ini merupakan komoditas sayuran yang banyak mendatangkan keuntungan karena

mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Daun bawang daun banyak digunakan

sebagai bumbu masak. Bawang daun ini sendiri memiliki manfaat dan kegunaan

yang besar bagi kehidupan manusia. Bagian utama pada bawang daun dan paling

penting adalah daun dan batangnya. Penggunaan daun dan batang bawang daun

selain digunakan sebagai bumbu dapur sehari-hari, juga dapat digunakan sebagai

obat tradisional yang memiliki banyak khasiat.

Tanaman bawang daun berperan cukup penting bagi perekonomian, oleh

karena itu perlu diperhatikan program budidaya tanaman bawang daun tersebut agar

tetap dikembangkan serta ditingkatkan, sehingga roda perekonomian dari hasil

budidaya bawang daun ini dapat terus ditingkatkan dan dipertahankan. Salah satu

cara yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan program budidaya tersebut

adalah dengan memperhatikan kondisi tanah yang harus subur, gembur dan banyak

mengandung bahan organik sehingga mampu mendorong pertumbuhan dan

perkembangan umbi, dan pada akhirnya dapat meningkatkan produksi bawang

daun. Saat ini banyak sekali dikaji senyawa-senyawa organik yang ada di sekitar

kehidupan kita yang digunakan sebagai perangsang pertumbuhan, salah satunya

adalah bumbu dapur penyedap masakan yaitu MSG.

Monosodium Glutamat (MSG) dapat dijadikan sebagai perangsang pada


12

tanaman, karena didalamnya mengandung zat-zat yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan tanaman. senyawa ini terdapat secara alami diproduksi oleh hampir

seluruh tubuh mahluk hidup dan digunakan untuk kepentingan metabolisme dan

sebagai sumber energi, jika digunakan untuk pemupukan tanaman maka tanaman

itu cepat tumbuh dan melebatkan daun (Qi et al., 2019).

MSG berbentuk kristal, berwarna putih, dan larut dalam air. MSG terdiri

dari 12,2% natrium, 78,2% glutamat, dan 9,6% H2O (Food Standards Australia

New Zealand, 2003).

Nama menurut IUPAC : Sodium (2S)-2-amino-5-hydroxy-5-oxo-

pentanoate Rumus Molekul : C5H8NNaO4 Berat Molekul : 169,111 g/mol Titik

Lebur : 225 C Kelarutan dalam air : 74g/100 ml (Monti, 2007).

Saat ini banyak sekali dikaji senyawa-senyawa organik yang ada di sekitar

kehidupan kita yang dapat digunakan sebagai bahan perangsang pertumbuhan.

Salah satunya sembako rumah tangga yaitu MSG (Monosodium Glutamate) yang

bisa digunakan sebagai alternatif perangsang pertumbuhan tanaman. Monosodium

Glutamate (MSG) atau biasa dikenal dengan Mecin, bumbu penyedap masakan

dengan salah satu merek terkenal seperti Aji No Moto adalah senyawa organik yang

bisa digunakan sebagai pupuk organik (Yusharmen et al., 2017). MSG

(Monosodium Glutamate) merupakan asam glutamat yang banyak mengandung


13

unsur N (Nitrogen), selain itu MSG juga mengandung Fosfor (P), Kalium (K),

disamping itu juga terdapat kandungan Natrium (Na) yang sangat dibutuhkan

tanaman karena dapat merangsang pertumbuhan tanaman khususnya batang, daun,

dan juga diperlukan untuk pembentukan protein serta berbagai senyawa organik

lainnya dalam tanaman (Fitrih, 2017).

Menurut (Dewi et al., 2016), unsur nitrogen (N) dapat berfungsi untuk

pertumbuhan tunas, batang, dan daun. Selain itu unsur fosfor (P) dapat berfungsi

untuk merangsang pertumbuhan akar, dan buah. Unsur P ini dapat membantu

pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman muda, sehingga membuat tanaman

tidak tumbuh menjadi kerdil, karena kurangnya unsur P. MSG merupakan garam

Natrium (Na) yang berikatan dengan asam amino berupa asam glutamat. Natrium

(Na) itu sendiri dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman akibat kekurangan unsur

kalium (K). Kalium itu sendiri berfungsi dalam proses fotosintesis, pengangkutan

hasil asimilasi enzim dan mineral termasuk air (Subandi, 2013). 3 Senyawa ini

terdapat secara alami dan diproduksi oleh hampir seluruh tubuh mahluk hidup dan

digunakan untuk kepentingan metabolisme dan sebagai sumber energi (Contents

Welcoming Speech Organizing Committee List of Article in Prosiding i Ii Iii Iv V,

2018). Kandungan Natrium yang tinggi yang terkandung pada Monosodium

Glutamate (MSG) Aji No Moto dapat mempengaruhi tingkat kesuburan tanaman,

mempercepat pertumbuhan tanaman, memenuhi nutrisi tanaman, dan tanaman

menjadi tidak mudah mati (Penerbitan et al., n.d.).

Hasil penelitian yang dilakukan (SIBURIAN, 2019) menunjukkan bahwa

setelah pemberian Monosodium Glutamate (MSG) mampu meningkatkan


14

pertumbuhan dengan konsentrasi terbaik untuk tinggi tanaman Sri Rejeki

(Aglaonema sp.) adalah 10 gram MSG per tanaman. Selain itu hasil penelitian yang

lain menurut (Meltin, 2009) yang telah menggunakan MSG pada tanaman bayam

cabut menyatakan bahwa konsentrasi terbaik untuk tinggi batang, jumlah daun dan

panjang daun dengan dosis 20 g/tan. Penelitian menggunakan MSG ini diperkuat

juga oleh hasil penelitian (Citra Kunia putri dan trisna insan Noor, 2013b) yang

menggunakan MSG (Monosodium Glutamate) dengan dosis optimumnya 15g/tan,

menunjukkan bahwa MSG mengandung unsur Na 5%, fosfat 0,4 %, dan K 1,7%

sehingga menaikkan produksi tanaman pakcoy. MSG dibuat melalui proses

fermentasi dari tetes gula dengan bantuan bakteri (Brevibacterium

lactofermentum). Pada proses fermentasi, akan dihasilkan asam glutamat (Rifa’i,

2018). Senyawa utama yang terkandung dalam MSG adalah asam amino glutamat

atau disebut juga L-asam 4 glutamate (Nuraida et al., 2014). Monosodium

glutamate berbentuk tepung kristal berwarna putih yang mudah larut dalam air dan

tidak berbau.

Kandungan Natrium yang terkandung pada Monosodium Glutamat (MSG)

dapat mempengaruhi tingkat kesuburan tanaman, mempercepat pertumbuhan

tanaman, mempercepat munculnya bunga, memenuhi nutrisi tanaman, dan tanaman

menjadi tidak mudah mati (Citra Kunia putri dan trisna insan Noor, 2013a).

Berdasarkan pada beberapa penjelasan di atas maka peneliti juga tertarik untuk

mengetahui pengaruh Monosodium Glutamat (MSG) terhadap bawang daun (

Allium fistulosum L).

Selama ini, para petani menambahkan pupuk anorganik untuk penyediaan


15

unsur hara tanaman. Namun, pupuk anorganik dapat menyebabkan pencemaran

tanah. Menurut (Hidayat et al., 2015) pupuk anorganik menyebabkan pencemaran

lingkungan. Cook 1962 dalam Mathius (1994) menyatakan pupuk anorganik yang

digunakan dalam jangka panjang dapat berakibat buruk pada tanaman maupun

tanah, karena komponen hara dari pupuk anorganik tidak dapat diikat partikelnya

dengan bahan organik tanah dan akan tercuci dengan adanya aliran air.

Berdasarkan penjelasan diatas dan hasil-hasil yang telah dilakukan dengan

latar belakangnya menggunakan MSG, maka penelitian dengan menggunakan

MSG sebagai pupuk organik alternatif. Pada penelitian ini saya menggunakan

tumbuhan bawang daun karena menurut saya bahwa tanaman bawang daun itu

sendiri memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Selain itu apabila pertumbuhan dipicu

dengan pemberian MSG dengan dosis 0 gram, 5 gram, 10 gram, 15 gram, 20 gram

dan 25 gram diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi bawang daun.

2.3. Hipotesis

1. Pemberian dosis monosodium glutamat (MSG) berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan hasil bawang daun.

2. Terdapat salah satu dosis yang berpengaruh paling baik terhadap pertumbuhan

dan hasil tanaman bawang daun.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Percobaan

Penelitian dilakukan di Dusun Cigendel, Desa Cigendel, Kecamatan

Pamulihan, Kabupaten Sumedang dengan ketinggian tempat 850 mdpl. Waktu

percobaan dilaksanakan mulai dari bulan Agustus sampai dengan Oktober 2020.

3.2 Bahan dan Alat Percobaan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah media tanah

(tanah + pupuk kandang kambing 1:1) , benih (anakan) bawang daun yang berumur

kurang lebih 2,5 bulan, Monosodium Glutamat (MSG) atau sering dibilang micin,

polibag ukuran 25 × 25 cm.

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah cangkul, penggaris,

gembor, pisau atau gunting pangkas, timbangan, thermometer, alat tulis dan

kamera.

3.3 Rancangan Percobaan

3.3.1 Rancangan Lingkungan

Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang

terdiri dari dosis Monosodium Glutamat (MSG) diulang 4 kali.

16
17

3.3.2 Rancangan Perlakuan

Rancangan perlakuan ini terdiri dari 6 perlakuan berupa dosis

Monosodium Glutamat (MSG), secara terperinci perlakuan yang diuji adalah

sebagai berikut :

A : 0 gram/polibag

B : 5 gram/polibag

C : 10 gram/polibag

D : 15 gram/polibag

E : 20 gram/polibag

F : 25 gram/polibag

3.3.3 Rancangan Respons

Pengamatan yang dilakukan pada percobaan ini terdiri dari 2 macam

pengamatan yaitu pengamatan penunjang dan pengamatan utama.

Pengamatan penunjang adalah pengamatan yang datanya tidak diuji secara

statistik, tujuannya untuk mendukung pengamatan utama dan membantu

menjelaskan fenomena-fenomena pada hasil pengamatan. Pengamat

penunjang yang digunakan adalah suhu harian, hama penyakit dan gulma.

Pengamatan utama yaitu pengamatan yang datanya akan dianalisis

secara statistik. Respon tanaman yaitu suatu reaksi yang dimunculkan oleh

tanaman akibat adanya perlakuan yang diberikan dan untuk mengetahui

pengaruh pemberian perlakuan maka harus dilakukan pengamatan,

diantaranya:
18

1. Tinggi tanaman

Tinggi tanaman adalah rata-rata tinggi tanaman (cm) diukur dari ujung

daun tertinggi sampai pangkal batang tempat keluarnya akar. Tinggi

tanaman diukur dengan alat ukur penggaris yang diamati pada waktu : 15

hst, 30 hst, 45 hst, 60 hst dan 75 hst.

2. Jumlah daun per rumpun

Jumlah daun adalah rata-rata jumlah daun yang tumbuh dari tanaman.

Jumlah daun dihitung dengan menggunakan tangan yang diamati pada

waktu : 15 hst, 30 hst, 45 hst, 60 hst dan 75 hst.

3. Jumlah anakan per rumpun

Jumlah anakan adalah jumlah anakan yang ada disekitar induknya. Jumlah

anakan dihitung dengan menggunakan tangan yang amati pada waktu : 15

hst, 30 hst, 45 hst, 60 hst dan 75 hst.

4. Bobot segar pada saat panen

Berat segar pada saat panen adalah berat tanaman bawang daun pada saat

panen dengan keadaan segar dan penimbangan bobot segar bawang daun

menggunakan timbangan digital.

5. Volume Akar

Pengamatan dilakukan dengan cara memasukkan akar ke dalam gelas ukur

yang telah terisi air. Selisih volume air setelah akar dimasukan merupakan

volume akar dengan satuan ml. Volume akar sendiri di ukur pada saat

tanaman bawang daun sudah di lakukan pemanenan.


19

6. Nisbah Pupus Akar


Nisbah pupus akar (Shoot Root Ratio) dilakukan dengan cara memotong

bagian atas tanaman dan bagian akar setelah ditimbang berat kering

brangkasannya. Kemudian, berat masing-masing bagian atas dan akar

tanaman ditimbang secara terpisah pada setelah dilakuak pengovenan

selama 2 hari. Nisbah pupus akar dihitung berdasarkan rumus:

nisbah pupus akar = berat kering atas tanaman

berat kering akar tanaman

3.3.4 Rancangan Analisis

Rancangan percobaan ini mempunyai model liner untuk Rancangan Acak

Kelompok (RAK) adalah :

Yij = µ + ri + τj+ εij

Keterangan :

i : Perlakuan

j : Ulangan

Yij : Nilai pengamatan pada ulangan ke-i, τ pada taraf ke-j

µ : Nilai rata-rata umum

ri : Pengaruh ulangan ke-i

τj : Pengaruh perlakuan τ pada taraf ke-j

εij : Pengaruh acak pada ulangan ke-i. dan τ pada taraf ke-j
20

Adapun daftar sidik ragam rancangan acak kelompok (RAK) seperti pada

Tabel berikut :

Tabel 2. Daftar Sidik Ragam RAK


Sumber DB JK KT Fh F.05
Ulangan 3 ∑(Xi.)2/t - X..2/rt JKul/DBul KTul/KTgal 3,29
Perlakuan 5 ∑(Xj)2/r - X..2/rt JKper/DBper KTper/KTgal 2,90
JKtot - JKul -
Galat 15 JKgal/DBgal
JKperl.
Total 23 ∑ X ij2 - X..2/rt
Keterangan : Toto Warsa dan Cucu S. A. (1982)

Bila Fh > F.05, maka untuk mengetahui beda dua rata-rata dilakukan

analisis lanjutan dengan menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

dengan rumus :

LSR (α; dbg; p) = SSR (α; dbg; p) x SX̅

KT Galat
SX̅ = √
r

Keterangan :
LSR : Least significant ranges
SSR : Studentized significant ranges
Sx : Galat baku rata-rata
α : Taraf nyata 5%
dbg : Derajat bebas galat
p : Jarak antar perlakuan
r : Ulangan
KTG : Kuadrat tengah galat

3.4 Pelaksanaan Percobaan

Adapun prosedur yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian adalah

sebagai berikut:
21

1. Persiapan Benih

Benih dibeli dari petani dan diambil dari pertanaman yang sudah disemai

selama 2,5 bulan.

2. Penanaman

Penanaman anakan bawang daun pada saat anakan berumur 2,5 bulan dan

ditanam pada polibag yang sudah ada media tanamnya.

3. Pemberian Perlakuan

Pemberian perlakuan dilakukan setelah tanaman di tanam selama 2 minggu

di dalam polibag, dan pemberian perlakuan dilaksanakan sebanyak 4 kali

dengan waktu selang 2 minggu sekali.

4. Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman bawang daun meliputi:

 Penyiraman dilakukan selama 1 kali sehari, tetapi jiga sudah

memasukin musim penghujan tidak perlu dilakukan penyiraman.

 Penyiangan, dilakukan 1 atau 2 minggu sekali. Penyiangan dilakukan

saat terdapat gulma dengan menggunakan tangan dengan cara di cabut.

 Penyulaman dilakukan ketika tanaman berumur 7 HST, yaitu dengan

mengganti tanaman yang tidak tumbuh, tumbuh tidak normal dan mati,

dengan tanaman pengganti yang diambil dari tanaman cadangan.

Tanaman cadangan ini ditanam sesuai dengan perlakuan yang ada dan

seumur.

 Hama yang ditemukan pada percobaan ini sangat terlihat pada fase

vegetatif dengan memakan daun tanaman dan serangga yang ditemukan


22

yaitu ulat bawang, pengendalian hama dilakukan dengan cara manual,

yaitu dengan mengambil hama tersebut dan mematikannya.

 Penyakit yang ditemukan pada percobaan ini yaitu penyakit busuk akar

 Gulma yang ditemukan pada percobaan ini yaitu Babadotan, Rumput

cakar ayam, Maman lanang, Jampang.

5. Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada saat tanaman telah umur 2 minggu setelah

tanam sampai dengan 75 hari setelah tanam.

6. Panen

Panen dilakukan pada saat tanaman bawang daun sudah berumur 75 Hari

Setelah Tanam dan sudah dilakuakan pengamatan.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan

4.1.1 Pengamatan Penunjang

Pengamatan penunjang adalah pengamatan yang datanya tidak dianalisis

secara statistik. Pengamatan penunjang ini meliputi : pengamatan suhu harian,

gulma, hama dan penyakit.

Data pengamatan suhu harian dapat dilihat pada lampiran 1. Berdasarkan

lampiran tersebut, suhu rata-rata harian adalah 24,60oC. Suhu yang baik untuk

pertumbuhan bawang daun adalah 19 – 24oC (Balai et al., 2017). Dengan

demikian, suhu selama percobaan masih sesuai untuk tanaman bawang daun.

Hama yang terindentifikasi pada lahan percobaan pada tanaman bawang

daun adalah (Spodoptera exigua).

Sumber : Dokumentasi pribadi, 2020

Gulma yang terindentifikasi pada lahan percobaan pada bawang daun


adalah Babadotan ( Ageratum conyzoides ), Rumput cakar ayam ( Selaginella
doederleinii Heiron ), Maman lanang ( Cleome rutidosperma ), Jampang
(Eleusine indica (L.))

23
24

A B

C D

E F
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2020
25

Penyakit yang terindentifikasi pada lahan percobaan pada bawang daun


adalah Busuk Akar

Sumber : Dokumentasi Pribadi 2020

4.1.2 Pengamatan Utama

a. Tinggi Tanaman (cm)

Hasil pengamatan dan hasil analisis statistik terhadap tinggi tanaman pada

umur 15 HST, 30 HST, 45 HST, 60 HST, dan 75 HST dapat dilihat pada lampiran

2, 3, 4, 5 dan 6. Hasil analisis menunjukan adanya pengaruh pemberian MSG

terhadap tinggi tanaman pada umur 30 HST,

Tabel 3. Pengaruh Dosis MSG Terhadap Tinggi Tanaman pada


Umur 15 HST, 30 HST, 45 HST, 60 HST dan 75 HST.
Tinggi Tanaman (cm)
Perlakuan
15 HST 30 HST 45 HST 60 HST 75 HST
-1
A (0 g tanaman ) 13,09 a 27,25 a 32,92 a 36,67 a 39,84 a
-1
B (5 g tanaman ) 14,00 a 29,83 a 36,25 a 38,50 a 43,08 a
-1
C (10 g tanaman ) 15,09 a 27,92 a 35,59 a 38,92 a 41,25 a
-1
D (15 g tanaman ) 14,50 a 27,25 a 34,75 a 37,92 a 41,92 a
-1
E (20 g tanaman ) 13,42 a 28,00 a 34,75 a 36,59 a 38,34 a
-1
F (25 g tanaman ) 14,42 a 30,42 a 36,17 a 39,00 a 41,75 a

Keterangan : Angka rata-rata perlakuan yang ditandai huruf kecil yang sama pada
kolom yang sama menunjukan berbeda tidak nyata menurut uji Jarak
Berganda Duncan pada taraf 5%.
26

Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa pemberian MSG dengan dosis berbeda

memberikan pengaruh yang sama bagi tinggi tanaman pada umur 15 HST,30

HSTdan 60 HST. Pada umur 45 HST dan 75 HST, perlakuan B (5 gram)

memperlihatkan tinggi tanaman yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan

lainnya.

b. Jumlah Daun per rumpun (Helai)

Hasil pengamatan dan hasil analisis statistik terhadap jumlah daun pada

umur 15 HST, 30 HST, 45 HST, 60 HST dan 75 HST dapat dilihat pada lampiran

7, 8, 9, 10 dan 11. Hasil analisis menunjukan adanya pengaruh MSG terhadap

jumlah daun pada umur 30 HST, 60 HST.

Tabel 4. Pengaruh Dosis MSG Terhadap Jumlah Daun per rumpun pada
Umur 15 HST, 30 HST, 45 HST, 60 HST dan 75 HST.
Jumlah Daun (helai)
Perlakuan
15 HST 30 HST 45 HST 60 HST 75 HST
-1
A (0 g tanaman ) 1,50 a 4,00 a 5,67 a 8,50 a 9,92 a
B (5 g tanaman -1) 1,67 a 4,75 a 7,00 c 9,33 a 10,84 a
C (10 g tanaman -1) 1,58 a 4,92 a 7,00 c 9,33 a 11,67 a
-1
D (15 g tanaman ) 1,75 a 4,50 a 6,25 b 9,67 a 10,83 a
-1
E (20 g tanaman ) 1,84 a 5,17 a 9,17 d 11,33 a 11,67 a
-1
F (25 g tanaman ) 1,92 a 4,08 a 6,92 c 8,33 a 9,25 a
Keterangan : Angka rata-rata perlakuan yang ditandai huruf kecil yang sama pada
kolom yang sama menunjukan berbeda tidak nyata menurut uji Jarak
Berganda Duncan pada taraf 5 %.

Pada tabel 4. Menunjukan bahwa pemberian MSG dengan dosis berbeda

memberikan pengaruh yang berbeda pula bagi julmah daun per tanaman. Pada umur

30 HST, 45 HST, 60 HST dan 75 HST pemberian MSG dengan dosis E (20 gram)
27

memperlihatkan jumlah daun per rumpun yang terbanyak dan berbeda nyata

dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

c. Jumlah Anakan per Rumpun

Hasil pengamatan dan hasil analisis statistik terhadap banyak anakan pada

umur 30 HST, 45 HST, 60 HST dan 75 HST dapat dilihat pada lampiran 12, 13, 14

dan 15. Hasil analisis menunjukan adanya pengaruh MSG terhadap jumlah anakan

pada umur 30 HST, 45 HST dan 60 HST.

Tabel 5. Pengaruh Dosis MSG Terhadap Jumlah Anakan per rumpun pada
Umur 30 HST, 45 HST, 60 HST dan 75 HST.
Jumlah Anakan
Perlakuan
30 HST 45 HST 60 HST 75 HST
-1
A (0 g tanaman ) 0,08 a 1,17 a 1,67 a 1,67 a
-1
B (5 g tanaman ) 0,58 a 1,33 a 1,75 a 1,83 a
C (10 g tanaman -1) 0,42 a 1,42 a 1,58 a 1,75 a
D (15 g tanaman -1) 0,33 a 1,17 a 1,84 a 1,84 a
E (20 g tanaman -1) 0,59 a 2,00 a 2,42 a 2,33 a
F (25 g tanaman -1) 0,17 a 1,33 a 1,42 a 1,42 a
Keterangan : Angka rata-rata perlakuan yang ditandai huruf kecil yang sama pada
kolom yang sama menunjukan berbeda tidak nyata menurut uji Jarak
Berganda Duncan pada taraf 5 %.

Pada tabel 5. Menunjukan bahwa pemberian MSG dengan dosis berbeda

memberikan pengaruh yang nyata bagi tanaman bawang daun. Pada umur 30 HST

dan 75 HST dengan dosis E (20 gram) memperlihatkan jumlah anakan per rumpun

yang banyak dan berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan lainnya.


28

d. Volume Akar (ml)

Hasil pengamatan dan analisis statisti terhadap Volume Akar dapat dilihat

pada lampiran 16. Hasil analisis menunjukan adanya pengaruh dosi MSG terhadap

Volume Akar umur HST. Pengaruh dosis MSG dari masing-masing perlakuan

disajikan pada tabel 6.

Tabel 6. Pengaruh Dosis MSG Terhadap Volume Akar pada Umur 75 HST.

Perlakuan Volume Akar (g)

A = (0 g tanaman-1) 4,12 a
-1
B = (5 g tanaman ) 5,35 a
-1
C = (10 g tanaman ) 5,57 a
-1
D = (15 g tanaman ) 5,71 a
-1
E = (20 g tanaman ) 4,39 a
-1
F = (25 g tanaman ) 5,40 a
Keterangan : Angka rata-rata perlakuan yang ditandai huruf kecil yang sama pada
kolom yang sama menunjukan berbeda tidak nyata menurut uji Jarak
Berganda Duncan pada taraf 5 %.

Pada tabel 6. Menunjukan bahwa pemberian MSG dengan semua dosis

perlakuan memberikan volume akar yang berbeda tidak nyata.

e. Bobot Segar per Tamanan Sampel (g)

Hasil pengamatan dan hasil analisis statistik terhadap Bobot Segar per

Tanaman Sampel dapat dilihat pada lampiran 17. Hasil analisis menunjukan adanya

pengaruh dosis MSG terhadap Bobot Segar per Taman Sampel pada umur 75 HST.

Pengaruh dosis MSG dari masing-masing perlakuan disajikan pada tabel.


29

Tabel 7. Pengaruh dosis MSG Terhadap Bobot Segar per Tanaman Sampel
pada Umur 75 HST.
Perlakuan Bobot Segar per Sampel
A = (0 g tanaman-1) 35,29 a
-1
B = (5 g tanaman ) 46,66 a
-1
C = (10 g tanaman ) 44,63 a
-1
D = (15 g tanaman ) 41,00 a
-1
E = (20 g tanaman ) 38,84 a
-1
F = (25 g tanaman ) 36,70 a
Keterangan : Angka rata-rata perlakuan yang ditandai huruf kecil yang sama pada
kolom yang sama menunjukan berbeda tidak nyata menurut uji Jarak
Berganda Duncan pada taraf 5 %.
Pada tabel 7. Menunjukan bahwa pemberian MSG dengan semua dosis

perlakuan menunjukan bobot segar per tanaman yang sama.

f. Nisbah Pupus Akar (g)

Hasil pengamatan dan hasil analisis statistic terhadap Nisbah Pupus Akar

dapat dilihat pada lampiran 18. Hasil analisis menunjukan adanya pengaruh dosis

MSG terhadap Nisbah Pupus Akar pada umur 80 HST. Pengaruh dosis MSG dari

masing-masing perlakuan disajikan pada tabel 8.

Tabel 8. Pengaruh Dosis MSG Terhadap Nisbah Pupus Akar


pada Umur 80 HST.
Nisbah Pupus Akar
Perlakuan
(NPA)
-1
A = (0 g tanaman ) 4,53 a
-1
B = (5 g tanaman ) 4,57 a
-1
C = (10 g tanaman ) 4,35 a
-1
D = (15 g tanaman ) 4,71 a
-1
E = (20 g tanaman ) 3,70 a
-1
F = (25 g tanaman ) 4,24 a
Keterangan : Angka rata-rata perlakuan yang ditandai huruf kecil yang sama pada
kolom yang sama menunjukan berbeda tidak nyata menurut uji Jarak
Berganda Duncan pada taraf 5 %.
Pada tabel 8. Menunjukan bahwa pemberin MSG dengan semua dosis

perlakuan memperlihatkan Nisbah Pupus Akar yang sama satu sama lainnya.
30

4.2 Pembahasan

Aplikasi MSG dalam dosis yang berbeda memperlihatkan pengaruh yang

berbeda nyata untuk setiap parameter yang diamati. Meskipun perbedaan tidak

terlalu signifikan, tetapi perlakuan tanpa MSG selalu menunjukan angka paling

rendah. Hal ini berarti bahwa MSG berperan dalam mempengaruhi pertumbuhan

tanaman bawang daun terutama pada tinggi tanaman, jumlah daun , jumlah anakan,

bobot segar dan volume akar. Namun ada juga tanpa MSG menunjukan angka

tinggi dan berpengaruh terhadap Nisbah Pupus Akar karena bawang daun sendiri

memiliki kandungan air yang cukup banyak sehingga cukup sulit menurunkan

kadar air yang ada didalamnya.

Tinggi tanaman merupakan rata-rata tinggi tanaman sampel dari setiap

petak percobaan. Pengukuran dilakukan dari pangkal batang sampai pada ujung

daun tertinggi. (Fera et al., 2019). Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang

sering diamati sebagai indikator pertumbuhan maupun sebagai parameter untuk

mengukur pengaruh lingkungan atau perlakuan yang diterapkan karena tinggi

tanaman merupakan ukuran pertumbuhan yang paling mudah dilihat (Sitompul dan

Guritno, 1995). Total pengamatan terakhir tinggi tanaman bawang daun memiliki

tinggi tanaman yang beragam. Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data

diketahui bahwa tinggi tanaman pada pengaruh dosis MSG terhadap tanaman

bawang daun pada umur 60 HST dan 75 HST pada dosis B (5 gram) terjadi

peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan dengan dosis MSG yang lainnya.

Tinggi tanaman juga sangat dipengaruhi oleh proses metabolisme dalam

tubuh tanaman dan jenis media tanam. Perakaran media tanam dengan tanaman
31

menjadi salah satu faktor penentu pertumbuhan tanaman. Tanaman menumbuhkan

akarnya ke dalam media tanam untuk melakukan interaksi dengan media tanam.

Rahayu (2020) menambahkan tinggi tanaman lebih banyak dipengaruhi oleh faktor

lingkungan seperti suhu tanah, udara, kelembaban, cahaya, dan kandungan hara

tanah. Faktor lingkungan tersebut sangat mempengaruhi proses fotosintesis yang

akhirnya akan berpengaruh pada tinggi tanaman dan jumlah daun. Ketersediaan

unsur hara P pada tanaman berperan dalam pembentukan pada jaringan akar,

Lukman (2010) menyatakan bahwa unsur fosfat dibutuhkan oleh tanaman untuk

pembentukan sel pada jaringan akar, tunas yang sedang tumbuh dan memperkuat

batang sehingga tidak mudah rebah. Sehingga pemberian pupuk organik limbah

cair yang memiliki kandungan fospor yang tinggi dan kandungan N yang tinggi

dapat sangat berpengaruh terhadap tinggi tanaman.

Jumlah daun per rumpun merupakan rata-rata jumlah daun tiap rumpun

tanaman sampel yang dihitung dari daun yang sudah terpisah dari ujung batang

sampai dengan daun yang masih berwarna hijau (Fera et al., 2019). Total jumlah

daun pada umur 30 HST, 45 HST dan 60 HST tanaman bawang daun memiliki

pengaruh yang cukup signifikan pada dosis MSG yang sama pada perlakuan E (20

gram). Hal ini sesuai dengan (Gunawan & Daningsih, 2019), dimungkinkan karena

perolehan semua faktor pertumbuhan tiap-tiap tanaman masih dalam jumlah yang

cukup untuk kehidupan terutama selama fase vegetatif, sehingga tanaman

menunjukkan penambahan jumlah daun yang relatif sama.

Jumlah anakan per rumpun adalah rata-rata banyaknya anakan dari tanaman

sampel pada tiap petak percobaan yang sudah terpisah dari tanaman induk
32

(SHELANI, 2019). Total jumlah anakan pada umur 30 HST, 45 HST dan 60 HST

tanaman bawang daun memiliki pengaruh yang signifikan pada dosis MSG yang

sama pada perlakun E (20 gram).

Dari hasil Bobot Segar per Tanaman Sampel dapat diketahui bahwa

perlakuan B (5 gram) menunjukan hasil tertinggi dibandingkan dengan dosis yang

lainnya dan perlakuan A (kontrol) menunjukan hasil terendah dibandingkan dengan

dosis yang lainnya. Sedangkan dari hasil Volume Akar dan Nisbah Pupus Akar

ddapat diketahui bahwaa dosis MSG D (15 gram) menunjukan hasil tertinggi

dibandingkan dengan dosis yang lainnya.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan dapat diperoleh kesimpulan:

1. Dosis (MSG) berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah

daun, dan jumlah anakan bawang daun.

2. Dosis (MSG) pada perlakuan E (20 gram) memberi hasil terbaik pada

jumlah daun dan jumlah anakan bawang daun

5.2 Saran

Untuk meningkatkan hasil tanaman bawang daun, pemberian MSG dosis

20 g tanaman-1 disarankan agar jumlah daun dan jumlah anakan tanaman

bawang daun meningkat.

33
34

DAFTAR PUSTAKA

Apium, L., Untuk, D., Salah, M., & Syarat, S. (2019). Pemberian MSG (
Monosodium Glutamate ) Dalam Pembuatan Pupuk Cair Urin Sapi Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Seledri Pengaruh Pemberian Msg ( Monosodium
Glutamate ).
Balai, W., Pelatihan, B., & Binuang, P. (2017). Analisa Usaha Tani Bawang Daun
(Allium fistulusom L) Di Kelurahan Binuang Kecamatan Binuang Kabupaten
Tapin Kalimantan Selatan. 42, 17–21.
Basarang, M., & Rianto, R. (2018). Pertumbuhan Candida sp dan Aspergillus sp
dari Bilasan Bronkus Penderita Tuberkulosis Paru pada Media Bekatul
Growth of Candida sp and Aspergillus sp from Bronchoscopy Pulmonary
Tuberculosis Patients on Bran Media. 9(18), 74–82.
Citra Kunia putri dan trisna insan Noor, 2011. (2013a). Kombinasi Pupuk Organik
Cair Limbah Cangkang Telur Dan Ajinamoto Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L). Analisis Pendapatan Dan
Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Petani, 53(9), 1689–1699.
Citra Kunia putri dan trisna insan Noor, 2011. (2013b). Pemanfaatan Monosodium
Glutamat Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Pakcoy
(Brassica chinensis L). Analisis Pendapatan Dan Tingkat Kesejahteraan
Rumah Tangga Petani, 53(9), 1689–1699.
Contents Welcoming speech Organizing committee List of article in prosiding i ii
iii iv v. (2018). 3.
Dewi, N. K., Bekti, K., & Farida, H. (2016). Pemanfaatan Serasah Lamun
(Seagrass) sebagai Bahan Baku POC. Proceeding Biology Education
Conference, 13(1), 649–652.
Fera, A. R., Sumartono, G. H., & Tini, W. (2019). Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Bawang Daun ( Allium fistulosum L .) Pada Jarak Tanam Dan
Pemotongan Bibit Yang Berbeda The Growth and Yield of Spring Onion (
Allium fistulosum L .) Using The Various Plant Spacing and The Seedlings
Tuber Cutting. 19(1), 11–18.
Fitrih, D. N. I. (2017). Aplikasi Analisa Sensori Spectrum Desriptive Analysis
Untuk Pembentukan Dan Pelatihan Panelis Terlatih Sebagai Pengujian Mutu
Produk Monosodium Glutamat (MSG) Di Pt. Cheil Jedang Indonesia
Jombang Jawa Timur.
Gunawan, D. I., & Daningsih, E. (2019). Pertumbuhan Kangkung Darat (Ipomoea
reptans Poir ) Pada Media Praktikum Hidroponik Rakit Apung dengan.
September, 15–27.
35

Hidayat, A. M., Ambarwati, E., Wedhastri, S., & Basunanda, P. (2015). Pengujian
Lima Pupuk Organik Cair Komersial dan Pupuk NPK pada Jagung ( Zea mays
L .) Examination of Five Commercial Liquid Organic Fertilizers and NPK
Fertilizer on Maize ( Zea mays L .). 4(September 2014), 9–20.
Jannah, M., Dharmawan, A. R., & Rukmana, I. (2018). Pemberian monosodium
glutamate pada tanaman dan potensinya dalam mempengaruhi pertumbuhan
cabai. 207–212.
Laude, S., & Tambing, Y. (2010). Pertumbuhan dan Hasil Bawang Daun (Allium
Fistulosum L.) pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang Ayam. J. Agroland,
17(2), 144–148.
Lukman, L. (2010). Efek Pemberian Fosfor Terhadap Pertumbuhan Dan Status
Hara Pada Bibit Manggis. Jurnal Hortikultura, 20(1), 82960.
https://doi.org/10.21082/jhort.v20n1.2010.p
Manullang, W. R., Yamika, W. S. D., & Moenandir, J. (2019). Aplikasi Nitrogen
Dan Pupuk Daun Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Bawang Daun
(Allium Fistulosum L.). PLANTROPICA: Journal of Agricultural Science,
4(2), 105–114. https://doi.org/10.21776/ub.jpt.2019.004.2.2
Meltin, L. (2009). Budidaya Tanaman Bawang Daun (Allium Fistulosum L.) Di
Kebun Benih Hortikultura (Kbh) Tawangmangu. Igarss 2014, 1, 1–59.
Monosodium, P., Sebagai, G., & Penyubur, M. (2018). Peranan Monosodium
Glutamat Sebagai Media Penyubur Alternatif Pengganti Brain-heart Infosion
Broth (BHIB) Untuk Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli. 1(1).
Nuraida, L., Madaniyah, S., & Andarwulan, N. (2014). Free Glutamate Intake
From Foods Among Adults : Case Study in Bogor and Jakarta. 1(2), 100–109.
Penerbitan, M., To, H., It, U., Ahli, P., & Pendukung, T. (n.d.). Monosodium
Glutamat.
Propagation, W. (2018). Μ 2 , Ρ 2 Μ 1 , Ρ 1. 2(May), 2–3.
Qi, J. Q., Tian, H. Y., Wang, Y. Y., Kin, G., Pang, H., Li, L. T., Lai, H., Chan, W.,
Park, J. E. G. H. J., An, K., Hwang, Y., Park, J. E. G. H. J., Noh, H. J., Kim,
J. Y., Park, J. E. G. H. J., Hwang, N. M., Hyeon, T., Reverón, H., Elissalde,
C., … Zeng, G. (2019). Pengaruh Pemberian MSG (Monosodium Glutamate)
Terhadap Pertumbuhan Umbi Bawang Merah (Allium cepa L.).
Qibtiah, M., Pertanian, F., & Pertanian, D. F. (2016). Pertumbuhan Dan Hasil
Tanaman Bawang Daun ( Allium Fistulosum L .) Pada Pemotongan Bibit
Anakan Dan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dengan Sistem Vertikultur
spesifik sehingga masakan yang diberi Di daerah Kalimantan Timur tanaman
bawang daun belum banyak me. Jurnal AGRIFOR, XV(June 2014), 249–258.
Rahayu, D. (2020). Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi Pada
Media Tanam Tanah, Pasir Dan Serbuk Kayu Terhadap Pertumbuhan
36

Tanaman Cabai Rawit ( Capsicum frutescens L.).


Rahmi, D. Y., & Shovitri, M. (2017). Pengaruh Bacillus PL01 dan Monosodium
Glutamat terhadap Bakteri Indigenous Pasir dalam Mendegradasi Plastik.
Jurnal Sains Dan Seni ITS, 6(2), 59–63.
https://doi.org/10.12962/j23373520.v6i2.25997
Rifa’i, A. H. (2018). Produksi Asam Amino Glutamat Menggunakan Cairan Gula
Sorgum Dengan Corynebacterium sp. & Brevibacterium sp.
SHELANI, I. S. (2019). Pengaruh Jenis Pupuk Dan Tinggi Genangan Terhadap
Pertumbuhan Dan Konsumsi Air Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Varietas
M70D.
SIBURIAN, M. Y. (2019). Pengaruh Bahan Organik Campuran Kascing Dan
Limbah Padat Industri Msg Yang Diperkaya Dengan Kalsium Dan
Magnesium Terhadap Pertumbuhan Pakcoy (Brassica rapa L.).
Subandi. (2013). Peran Dan Pengelolaan Hara Kalium Untuk Produksi Pangan Di
Indonesia. Agricultural Innovation Development, 6(1), 1–10.
Yusharmen, Sulistyowati, F., Pendidikan, K., Kebudayaan, D. A. N., Indonesia, R.,
Munthe, N. F. ., Fitrianda, M. I., Suryaningsih, T., & Raharjo, M. (2017).
Digital Digital Repository Repository Universitas Universitas Jember Jember
Digital Digital Repository Repository Universitas Universitas Jember diakses
tahun 2018. Karya Tulis Ilmiah. Program Studi DIII Keperawatan. Fakultas
Keperawatan. Universitas Sumatera Utara. Medan, 9–35.
http://repository.unimus.ac.id/411/
37

Lampiran 1. Data Suhu Harian Selama Penelitian

BULAN
TANGGAL
AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER
1 24 25 24,5
2 24,5 24,5 24
3 25,5 25 24
4 26 24,5 24
5 26 24,5 24
6 26 25 24
7 26 25 24
8 25,5 25 24,5
9 25,5 25,5 25
10 25 25,5 25
11 25,5 25 24,5
12 25,5 25 24,5
13 25,5 23,5 24,5
14 24,5 24,5 -
15 26,5 24,5 -
16 25,5 25 -
17 25,5 25 -
18 25,5 25 -
19 25 25,5 -
20 25,5 25 -
21 25 24 -
22 25 24 -
23 25 24,5 -
24 25 25 -
25 23,5 25 -
26 25 25 -
27 25,5 25 -
28 25,5 25 -
29 25,5 25,5 -
30 25,5 25,5 -
31 25,5 - -
Rata-rata
25,31 24,87 24,35
Suhu per Bulan
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2020
Rata-rata suhu harian selama penelitian yaitu, 24,92oC
38

Lampiran 2. Analisis Tinggi Tanaman Umur 15 HST

a. Data Pengamatan (cm)

Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
I II III IV
A 13,33 13,67 13,67 11,67 52,34 13,09
B 13,33 13,00 15,67 15,67 56,00 14,00
C 12,67 18,33 14,67 14,67 60,34 15,09
D 14,00 14,33 14,67 15,00 58,00 14,50
E 13,67 15,33 12,67 12,00 53,67 13,42
F 13,33 14,67 15,67 14,00 57,67 14,42
Total 80,33 89,33 85,35 83,01 338,02
Rata-rata 13,39 14,89 14,23 13,84 56,34

Perhitungan Analisis Varian

Derajat Bebas (DB) :


- DB Ulangan (r-1) =5
- DB Perlakuan (t-1) = 3
- DB Galat (r-1)(t-1) = 15
- DB Total (r,t)-1 = 23

Faktor Koreksi (FK) = Total2


rxt
= 338,022
24
= 4760,73

Jumlah Kuadrat (JK)

- JK Total = (13,332+ ... +14,002) – 4760,73 = 44,47


- JK Ulangan = 80,33+ ... +83,01
- 4760,73 = 10,94
4

- JK Perlakuan = 52,34+ ... + 57,67 - 4760,73 = 7,28


6

- JK Galat = 44,47-10,94-7,28 = 26,25


39

Kuadrat Tengah (KT)

- KT Ulangan = 10,94 = 3,65


3

- KT Perlakuan = 7,28 = 1,46


5

- KT Galat =26,25 = 1,75


15

F hitung (Fhit)

- Fhit Ulangan = 3,65 = 2,08


1,75

- Fhit Perlakuan = 1,46 = 0,83


1,75

Tabel Sidik Ragam


Sumber DB JK KT FH F 0.5
Ulangan 3 10,94 3,65 2,08 tn 3,29
Perlakuan 5 7,28 1,46 0,83 tn 2,90
Galat 15 26,25 1,75
Total 23 44,47
Keterangan : tn = tidak berbeda nyata

Uji Lanjutan Jarak Berganda Duncan taraf nyata 5 %


SR0,05 = SSR0,05 x Sẋ

KT galat
Sẋ =√
r

1,75
=√
4

= 0,66
Daftar SSR dan LSR
P 2 3 4 5 6
SSR.05 3,01 3,16 3,25 3,31 3,36
LSR.05 1,99 2,09 2,15 2,19 2,22
40

Lampiran 3. Analisis Tinggi Tanaman Umur 30 HST

a. Data Pengamatan (cm)

Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
I II III IV
A 28,00 26,67 28,00 26,33 109,00 27,25
B 27,33 30,33 31,00 30,67 119,33 29,83
C 24,67 34,00 28,33 24,67 111,67 27,92
D 30,00 28,00 20,00 31,00 109,00 27,25
E 27,67 33,33 29,67 21,33 112,00 28,00
F 29,67 28,33 34,00 29,67 121,67 30,42
Total 167,34 180,66 171,00 163,67 682,67
Rata-rata 27,89 30,11 28,50 27,28 113,78

b. Tabel Sidik Ragam

Sumber DB JK KT FH F 0.5
Ulangan 3 36,59 12,20 0,87 tn 3,29
Perlakuan 5 26,67 5,33 0,38 tn 2,90
Galat 15 211,33 14,09
Total 23 13,55
Keterangan : tn : Berbeda Tidak Nyata
41

Lampiran 4. Analisis Tinggi Tanaman Umur 45 HST

a. Data Pengamatan (cm)

Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
I II III IV
A 33,00 32,67 35,33 30,67 131,67 32,92
B 33,67 37,67 39,00 34,67 145,01 36,25
C 34,00 38,00 36,67 33,67 142,34 35,59
D 35,67 31,00 35,00 37,33 139,00 34,75
E 35,33 40,00 33,67 30,00 139,00 34,75
F 35,33 31,67 38,67 39,00 144,67 36,17
Total 207,00 211,01 218,34 205,34 841,69
Rata-rata 34,50 35,17 36,39 34,22 140,28

b. Tabel Sidik Ragam

Sumber DB JK KT FH F 0.5
Ulangan 3 30,82 10,27 1,15 tn 3,29
Perlakuan 5 16,76 3,35 0,37 tn 2,90
Galat 15 134,57 8,97
Total 23 182,15
Keterangan : tn : Berbeda Tidak Nyata
42

Lampiran 5. Analisis Tinggi Tanaman Umur 60 HST

a. Data Pengamatan (cm)

Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
I II III IV
A 37,67 38,67 35,33 35,00 146,67 36,67
B 38,67 41,33 39,00 35,00 154,00 38,50
C 39,00 41,33 36,67 38,67 155,67 38,92
D 38,67 36,00 35,00 42,00 151,67 37,92
E 34,67 42,00 33,67 36,00 146,34 36,59
F 38,00 36,00 38,67 43,33 156,00 39,00
Total 226,68 235,33 218,34 230,00 910,35
Rata-rata 37,78 39,22 36,39 38,33 151,73

b. Tabel Sidik Ragam

Sumber DB JK KT FH F 0.5
Ulangan 3 23,39 7,80 1,01 tn 3,29
Perlakuan 5 25,35 5,07 0,66 tn 2,90
Galat 15 115,82 7,72
Total 23 164,56
Keterangan : * : Berbeda Nyata
tn : Berbeda Tidak Nyata
43

Lampiran 6. Analisis Tinggi Tanaman Umur 75 HST

a. Data Pengamatan (cm)

Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
I II III IV
A 38,67 39,67 39,33 40,67 159,34 39,84
B 41,33 42,33 46,00 42,67 172,33 43,08
C 40,67 44,00 40,67 39,67 165,01 41,25
D 41,33 39,67 43,00 43,67 167,67 41,92
E 36,67 42,67 34,00 40,00 153,34 38,34
F 39,00 39,00 44,00 44,67 167,00 41,75
Total 239,00 247,30 247,00 251,40 984,70
Rata-rata 39,83 41,22 41,17 38,33 164,12

b. Tabel Sidik Ragam

Sumber DB JK KT FH F 0.5
Ulangan 3 57,04 19,01 3,15 tn 3,29
Perlakuan 5 13,38 52,68 0,44 tn 2,90
Galat 15 90,45 6,03
Total 23 160,87
Keterangan : tn : Berbeda Tidak Nyata
44

Lampiran 7. Analisis Jumlah Daun Umur 15 HST

a. Data Pengamatan (Helai)

Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
I II III IV
A 1,67 1,67 1,33 1,33 6,00 1,50
B 1,33 1,67 2,00 1,67 6,67 1,67
C 1,33 1,33 2,00 1,67 6,33 1,58
D 1,67 2,00 2,00 1,33 7,00 1,75
E 1,67 1,67 2,33 1,67 7,34 1,84
F 2,00 1,67 1,67 2,33 7,67 1,92
Total 9,67 10,01 11,33 10,00 41,01
Rata-rata 1,61 1,67 1,89 1,67 6,84

b. Data Transformasi √x

Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
I II III IV
A 1,29 1,29 1,15 1,15 4,89 1,22
B 1,15 1,29 1,41 1,29 5,15 1,29
C 1,15 1,15 1,41 1,29 5,01 1,25
D 1,29 1,41 1,41 1,15 5,27 1,32
E 1,29 1,53 1,53 1,29 5,40 1,35
F 1,41 1,29 1,29 1,53 5,53 1,38
Total 7,60 7,74 8,21 7,71 31,26
Rata-rata 1,27 1,29 1,37 1,28 5,21

c. Tabel Sidik Ragam

Sumber DB JK KT FH F 0.5
Ulangan 3 0,04 0,01 0,99 tn 3,29
Perlakuan 5 0,07 0,01 1,13 tn 2,90
Galat 15 0,19 0,01
Total 23 0,30
Keterangan : tn : Berbeda Tidak Nyata
45

Lampiran 8. Analisis Jumlah Daun Umur 30 HST

a. Data Pengamatan (Helai)

Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
I II III IV
A 3,67 5,00 3,33 4,00 16,00 4,00
B 4,33 5,67 5,00 4,00 19,00 4,75
C 4,00 5,33 4,67 5,67 19,67 4,92
D 4,67 4,33 5,00 4,00 18,00 4,50
E 5,33 5,67 5,33 4,33 20,66 5,17
F 4,00 4,00 4,00 4,33 16,33 4,08
Total 26,00 30,00 27,33 26,33 109,66
Rata-rata 4,33 5,00 4,56 4,39 18,28

b. Data Transformasi √x

Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
I II III IV
A 1,92 1,82 1,82 2,00 7,98 1,99
B 2,08 2,38 2,24 2,00 8,70 2,17
C 2,00 2,31 2,16 2,38 8,85 2,21
D 2,16 2,08 2,24 2,16 8,48 2,12
E 2,31 2,38 2,31 2,08 9,08 2,27
F 2,00 2,00 2,00 2,08 8,08 2,02
Total 12,47 13,39 12,77 12,54 51,16
Rata-rata 2,08 2,23 2,13 2,09 8,53

c. Tabel Sidik Ragam

Sumber DB JK KT FH F 0.5
Ulangan 3 0,09 0,03 1,65 tn 3,29
Perlakuan 5 0,24 0,05 2,68 tn 2,90
Galat 15 0,26 0,02
Total 23 0,59
Keterangan : tn : Berbeda Tidak Nyata
46

Lampiran 9. Analisis Jumlah Daun Umur 45 HST

a. Data Pengamatan (Helai)

Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
I II III IV
A 6,33 6,00 5,00 5,33 22,66 5,67
B 7,67 9,00 6,67 4,67 28,01 7,00
C 5,33 8,00 7,33 7,33 27,99 7,00
D 7,00 6,67 6,00 5,33 25,00 6,25
E 9,67 11,67 8,33 7,00 36,67 9,17
F 5,00 6,67 9,33 6,67 27,67 6,92
Total 41,00 48,01 42,66 36,33 168,00
Rata-rata 6,83 8,00 7,11 6,06 28,00

b. Data Transformasi √x

Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
I II III IV
A 2,52 2,45 2,24 2,31 9,51 2,38
B 2,77 3,00 2,58 2,16 10,51 2,63
C 2,31 2,83 2,71 2,71 10,55 2,64
D 2,65 2,58 2,45 2,31 9,99 2,50
E 2,11 3,42 2,89 2,65 12,06 3,01
F 2,24 2,58 3,05 2,58 10,46 2,61
Total 15,59 16,86 15,92 12,54 63,08
Rata-rata 2,60 2,81 2,81 2,09 10,51

c. Tabel Sidik Ragam

Sumber DB JK KT FH F 0.5
Ulangan 3 0,39 0,13 2,14 tn 3,29
Perlakuan 5 0,92 0,18 3,00 * 2,90
Galat 15 0,92 0,06
Total 23 2,23
Keterangan : * : Berbeda Nyata
tn : Berbeda Tidak Nyata
47

Lampiran 10. Analisis Jumlah Daun Umur 60 HST

a. Data Pengamatan (Helai)

Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
I II III IV
A 10,33 9,67 6,67 7,33 34,00 8,50
B 9,00 12,00 9,33 7,00 37,33 9,33
C 7,00 11,33 9,33 9,67 37,33 9,33
D 9,67 10,33 11,67 7,00 38,67 9,67
E 12,00 14,33 10,67 8,33 45,33 11,33
F 8,33 8,33 8,67 8,00 33,33 8,33
Total 56,33 65,99 56,34 47,33 225,99
Rata-rata 9,39 11,00 9,39 7,89 37,67

b. Data Transformasi √x

Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
I II III IV
A 3,21 3,11 2,58 2,71 11,61 2,90
B 3,00 3,46 3,05 2,65 12,16 3,04
C 2,65 3,37 3,05 3,11 12,18 3,04
D 3,11 3,21 3,42 2,65 12,39 3,10
E 3,46 3,79 3,27 2,89 13,40 3,35
F 2,89 2,89 2,94 2,83 11,55 2,89
Total 18,32 19,83 18,32 16,82 73,29
Rata-rata 3,05 3,30 3,05 2,80 12,21

c. Tabel Sidik Ragam

Sumber DB JK KT FH F 0.5
Ulangan 3 0,75 0,25 4,25 * 3,29
Perlakuan 5 0,56 0,11 1,91 tn 2,90
Galat 15 0,88 0,06
Total 23 2,20
Keterangan : * : Berbeda Nyata
tn : Berbeda Tidak Nyata
48

Lampiran 11 . Analisis Jumlah Daun Umur 75 HST

a. Data Pengamatan (Helai)

Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
I II III IV
A 12,33 10,00 8,00 9,33 39,66 9,92
B 8,67 13,00 12,67 9,00 43,34 10,84
C 7,67 15,67 10,67 12,67 46,68 11,67
D 10,00 10,33 14,33 78,67 43,33 10,83
E 11,67 16,00 11,00 8,00 46,67 11,67
F 8,67 10,33 8,33 9,67 37,00 9,25
Total 59,01 75,33 65,00 57,34 256,68
Rata-rata 9,84 12,56 10,83 9,56 42,78

b. Data Transformasi √x

Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
I II III IV
A 3,51 3,16 2,83 3,05 12,56 3,14
B 2,94 3,61 3,56 3,00 13,11 3,28
C 2,77 3,96 3,27 3,56 13,55 3,39
D 3,16 3,21 3,79 2,94 13,11 3,28
E 3,42 4,00 3,32 2,83 13,56 3,39
F 2,94 3,21 2,89 3,11 12,15 3,04
Total 18,75 21,15 19,64 18,50 78,04
Rata-rata 3,12 3,53 3,27 3,08 13,01

c. Tabel Sidik Ragam

Sumber DB JK KT FH F 0.5
Ulangan 3 0,72 0,24 2,01 tn 3,29
Perlakuan 5 0,39 0,08 0,65 tn 2,90
Galat 15 1,80 0,12
Total 23 2,91
Keterangan : tn : Berbeda Tidak Nyata
49

Lampiran 12. Analisis Jumlah Anakan Umur 30 HST

a. Data Pengamatan

Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
I II III IV
A 0,00 0,33 0,00 0,00 0,33 0,08
B 0,33 1,00 1,00 0,00 2,33 0,58
C 0,00 0,67 0,67 0,33 1,67 0,42
D 0,33 0,33 0,67 0,00 1,33 0,33
E 0,67 1,00 0,67 0,00 2,34 0,59
F 0,33 0,33 0,00 0,00 0,66 0,17
Total 1,66 3,66 3,01 0,33 8,66
Rata-rata 0,28 0,61 0,50 0,06 1,44

b. Data Transformasi √x+0,5

Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
I II III IV
A 0,71 0,91 0,71 0,71 3,03 0,76
B 0,91 1,22 1,22 0,71 4,07 1,02
C 0,71 1,08 1,08 0,91 3,78 0,95
D 0,91 0,91 1,08 0,71 3,61 0,90
E 1,08 1,22 1,08 0,71 4,10 1,02
F 0,91 0,91 0,71 0,71 3,24 0,81
Total 5,23 6,26 5,88 4,45 21,82
Rata-rata 0,87 1,04 0,98 0,74 3,64

c. Tabel Sidik Ragam

Sumber DB JK KT FH F 0.5
Ulangan 3 0,32 0,11 6,08 * 3,29
Perlakuan 5 0,24 0,05 2,71 tn 2,90
Galat 15 0,26 0,02
Total 23 0,82
Keterangan : * : Berbeda Nyata
tn : Berbeda Tidak Nyata
50

Lampiran 13. Analisis Jumlah Anakan Umur 45 HST

a. Data Pengamatan

Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
I II III IV
A 1,67 1,67 0,33 1,00 4,67 1,17
B 1,33 2,33 1,00 0,67 5,33 1,33
C 1,00 1,67 1,67 1,33 5,67 1,42
D 1,67 1,33 1,00 0,67 4,67 1,17
E 2,67 2,67 1,67 1,00 8,01 2,00
F 1,00 1,00 2,33 1,00 5,33 1,33
Total 9,34 10,67 8,00 5,67 33,68
Rata-rata 1,56 1,78 1,33 0,95 5,61

b. Data Transformasi √x

Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
I II III IV
A 1,29 1,29 0,57 1,00 4,16 1,04
B 1,15 1,53 1,00 0,82 4,50 1,12
C 1,00 1,29 1,29 1,15 4,74 1,18
D 1,29 1,15 1,00 0,82 4,26 1,07
E 1,63 1,63 1,29 1,00 5,56 1,39
F 1,00 1,00 1,53 1,00 4,53 1,13
Total 7,37 7,90 6,69 5,79 27,75
Rata-rata 1,23 1,32 1,11 0,97 4,62

c. Tabel Sidik Ragam

Sumber DB JK KT FH F 0.5
Ulangan 3 0,42 0,14 2,38 tn 3,29
Perlakuan 5 0,32 0,06 1,08 tn 2,90
Galat 15 0,87 0,06
Total 23 1,60
Keterangan : tn : Berbeda Tidak Nyata
51

Lampiran 14. Analisis Jumlah Anakan Umur 60 HST

a. Data Pengamatan

Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
I II III IV
A 2,67 2,00 1,00 1,00 6,67 1,67
B 1,33 2,67 2,33 0,67 7,00 1,75
C 1,00 2,33 1,67 1,33 6,33 1,58
D 2,00 2,00 2,67 0,67 7.34 1,84
E 2,67 3,67 2,33 1,00 9,67 2,42
F 2,00 1,67 1,00 1,00 5,67 1,42
Total 11,67 14,34 11,00 5,67 42.68
Rata-rata 1,95 2,39 1,83 0,95 7,11

b. Data Transformasi √x

Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
I II III IV
A 1,63 1,41 1,00 1,00 5,05 1,26
B 1,15 1,63 1,53 0,82 5,13 1,28
C 1,00 1,53 1,29 1,15 4,97 1,24
D 1,41 1,41 1,63 0,82 5,28 1,32
E 1,63 1,92 1,53 1,00 6,08 1,52
F 1,41 1,29 1,00 1,00 4,71 1,18
Total 8,25 9,20 7,98 5,79 31,22
Rata-rata 1,37 1,53 1,33 0,97 5,20

c. Tabel Sidik Ragam

Sumber DB JK KT FH F 0.5
Ulangan 3 1,42 0,35 6,77 * 3,29
Perlakuan 5 0,27 0,05 1,07 tn 2,90
Galat 15 0,77 0,05
Total 23 2,08
Keterangan : * : Berbeda Nyata
tn : Berbeda Tidak Nyata
52

Lampiran 15. Analisis Jumlah Anakan Umur 75 HST

a. Data Pengamatan

Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
I II III IV
A 2,67 2,00 1,00 1,00 6,67 1,67
B 1,33 2,67 2,33 0,67 7,00 1,75
C 1,00 2,33 1,67 1,33 6,33 1,58
D 2,00 2,00 2,67 0,67 7.34 1,84
E 2,67 3,67 2,33 1,00 9,67 2,42
F 2,00 1,67 1,00 1,00 5,67 1,42
Total 11,67 14,34 11,00 5,67 42.68
Rata-rata 1,95 2,39 1,83 0,95 7,11

b. Data Transformasi √x

Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
I II III IV
A 1,63 1,41 1,00 1,00 5,05 1,26
B 1,15 1,63 1,53 0,82 5,13 1,28
C 1,00 1,53 1,29 1,15 4,97 1,24
D 1,41 1,41 1,63 0,82 5,28 1,32
E 1,63 1,92 1,53 1,00 6,08 1,52
F 1,41 1,29 1,00 1,00 4,71 1,18
Total 8,25 9,20 7,98 5,79 31,22
Rata-rata 1,37 1,53 1,33 0,97 5,20

c. Tabel Sidik Ragam

Sumber DB JK KT FH F 0.5
Ulangan 3 1,42 0,35 6,77 * 3,29
Perlakuan 5 0,27 0,05 1,07 tn 2,90
Galat 15 0,77 0,05
Total 23 2,08
Keterangan : * : Berbeda Nyata
tn : Berbeda Tidak Nyata
53

Lampiran 16. Analisis Volume Akar Tanaman Umur 75 HST

a. Data Pengamatan (g)

Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
I II III IV
A 4,83 4,33 3,33 4,00 16,49 4,12
B 6,10 6,30 3,67 5,33 21,40 5,35
C 7,50 6,78 3,67 4,33 22,28 5,57
D 6,90 5,42 3,00 7,50 22,82 5,71
E 3,87 5,75 2,17 5,77 17,56 4,39
F 8,33 4,58 5,53 3,17 21,61 5,40
Total 37,53 33,16 21.37 30,10 122,16
Rata-rata 6,26 5,53 3,56 5,02 20,36

b. Tabel Sidik Ragam

Sumber DB JK KT FH F 0.5
Ulangan 3 23,33 7,78 5,05 tn 3,29
Perlakuan 5 8,80 1,76 1,14 tn 2,90
Galat 15 27,72 1,54
Total 23 59,86
Keterangan : tn : Berbeda Tidak Nyata
54

Lampiran 17. Analisis Bobot Segar per Tanaman Sampel Umur 75 HST

a. Data Pengamatan (g)

Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
I II III IV
A 37,58 37,06 34,15 32,37 141,16 35,29
B 38,14 62,72 47,27 38,51 186,64 46,66
C 34,44 60,61 39,00 44,47 178,52 44,63
D 38,00 41,05 47,70 37,23 163,98 41,00
E 34,30 63,69 26,45 30,91 155,35 38,84
F 34,64 34,07 37,64 40,43 146,78 36,70
Total 217,10 299,20 232,21 223,92 972,43
Rata-rata 36,18 49,87 28,70 37,32 162,07

b. Tabel Sidik Ragam

Sumber DB JK KT FH F 0.5
Ulangan 3 398,53 132,84 1,92 tn 3,29
Perlakuan 5 718,28 143,66 2,08 tn 2,90
Galat 15 1036,74 69,12
Total 23 125,24
Keterangan : tn : Berbeda Tidak Nyata
55

Lampiran 18. Analisis Nisbah Pupus Akar Tanaman Umur 80 HST

a. Data Pengamatan (g)

Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
I II III IV
A 6,41 3,46 4,09 4,16 18,12 4,53
B 5,64 4,08 5,43 3,12 18,27 4,57
C 4,57 4,79 3,36 4,66 17,38 4,35
D 4,80 4,61 3,82 5,60 18,83 4,71
E 4,21 4,35 2,46 3,79 14,81 3,70
F 3,13 4,19 5,22 4,43 16,97 4,24
Total 28,76 25,48 24,38 25,76 104,38
Rata-rata 4,79 4,25 4,06 4,29 17,40

b. Tabel Sidik Ragam

Sumber DB JK KT FH F 0.5
Ulangan 3 443,91 147,97 133,97 * 3,29
Perlakuan 5 0,05 0,01 0.01 tn 2,90
Galat 15 16,57 1,10
Total 23 460,53
Keterangan : * : Berbeda Nyata
tn : Berbeda Tidak Nyata
56

Lampiran 19. Tata Letak Percobaan


Ulangan 1

A C F E B D

Ulangan II
Keterangan :
Perlakuan :
A (kontrol)
B (5 gram)
C (10 gram)
D (15 gram)
D F C A E B
E (20 gram) Ulangan III
F (25 gram)

C A B E F D

Ulangan IV

E C A B D F
57

Lampiran 20. Deskripsi Tanaman Bawang Daun

Nomor : 86/Kpts/SR.120/3/2005

Tanggal : 15 Maret 2005

Deskripsi Bawang Daun

Umur panen : 80 hari setelah tanam

Tinngi batang putih : 5-10 cm

Tinggi tanaman : 40-50 cm

Panjang daun : 30 cm

Warna daun : Hijau tua

Jumlah anakan per rumpun : 2-3

Jumlah daun per anakan : 4-5 daun

Hasil : 70 g / batang

Keterangan : Beradaptasi dengan baik di dataran sedang sampai tinggi,


dianjurkan untuk ditanam rapat
58

Lampiran 21. Kandungan komposisi Monosodium gultamat (MSG)

UNSUR JUMLAH

Natrium 12%

Glutamate 78%

Air 10%

Sumber : Kemasan Ajinomoto


59

Lampiran 22. Jadwal Kegiatan Penelitian Bulan 01 Agustus - 14 Oktober 2020

Minggu ke -
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Pengisian Polibag

Penanaman

Pemberian perlakuan

Pengamatan

Pemeliharaan

Pemanenan

Pengovenan

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2020


60

RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Rahayu Nur’aini dengan nama panggilan Ayu. Lahir di
Sumedang 01 agustus 1998 dari pasangan suami-istri Momo Saeful-Juarsih. Anak
kedua dari empat bersaudara. Satu kakak laki-laki (Syarif Hidayat) dan dua adik
laki-laki (Wahyudi Kurniawan dan Akbar Triyadi). Penulis menempuh Pendidikan
formal : SDN Ketib 2004-2010, SMP Negeri 4 Sumedang 2010-2013, SMK PPN
Tanjungsari 2013-2016. Pada tahun 2016 penulis tercatat sebagai mahasiswa S-1
Program Studi Agroteknologi-Fakultas Pertanian Universitas Winaya Mukti.
Penulis memiliki pengalaman organisasi diantaranya : Tahun 2017-2018 menjadi
anggota bidang Rumah Tangga Himabud S-1 Fakultas Pertanian Universitas
Winaya Mukti. 2017-2019 menjadi anggota bidang Diklat UKM Lingkung Seni
Sunda Citraresmi Universitas Winaya Mukti (2 Periode).
61
62

Anda mungkin juga menyukai