Anda di halaman 1dari 5

DEFINISI

Stroke didefinisikan sebagai defisit (gangguan) fungsi sistem saraf yang terjadi mendadak dan
disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak (Pinzon dan Laksmi, 2010).

KLASIFIKASI

Stroke dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara berdasarkan berbagai faktor seperti
penyebabnya, gejalanya, dan area otak yang terkena. Klasifikasi yang umum digunakan untuk
stroke adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan Penyebab (Etiologi):

 Stroke Iskemik: Ini adalah jenis stroke yang paling umum. Terjadi ketika aliran darah ke
bagian otak terhenti atau berkurang secara signifikan, biasanya karena penyumbatan
arteri otak oleh bekuan darah (trombus) atau partikel lain.

 Stroke Hemoragik: Jenis stroke ini terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah,
menyebabkan perdarahan di dalam atau di sekitar otak. Ini dapat disebabkan oleh tekanan
darah tinggi yang tidak terkontrol, malformasi pembuluh darah, atau trauma.

2. Berdasarkan Durasi Gejala :

 Stroke Iskemik Reversibel (Reversible Ischemic Neurological Deficit/ RIND): Stroke


iskemik yang gejalanya berlangsung lebih dari 24 jam, tetapi dapat sepenuhnya pulih
dalam waktu beberapa hari hingga beberapa minggu.

 Serangan Iskemia Sepintas (Transient Ischemic Attack/TIA): Kondisi di mana gejala


stroke iskemik muncul namun berlangsung kurang dari 24 jam dan biasanya hilang dalam
beberapa jam. Ini sering disebut sebagai "mini-stroke."

3. Berdasarkan Lokasi Gejala atau Kerusakan Otak:

 Stroke Hemisferis (Hemispheric Stroke): Terjadi ketika pembuluh darah di salah satu
hemisfer otak terpengaruh. Ini dapat menghasilkan berbagai gejala, termasuk
kelemahan pada satu sisi tubuh atau gangguan bicara.
 Stroke Batang Otak (Brainstem Stroke): Terjadi ketika pembuluh darah di batang
otak terpengaruh. Gejalanya dapat mencakup masalah pernapasan, masalah
penglihatan, atau gangguan kesadaran.

 Stroke Cerebellar (Cerebellar Stroke): Terjadi ketika stroke memengaruhi


cerebellum, bagian otak yang mengendalikan koordinasi gerakan. Gejala dapat
mencakup masalah keseimbangan dan koordinasi.

PENYEBAB

Menurut Smeltzer dan Bare (2013) stroke diakibatkan oleh salah satu dari empat kejadian
dibawah ini, yaitu:

1. Trombosis yaitu bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher.
2. Embolisme serebral yaitu bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari
bagian tubuh yang lain.
3. Iskemia yaitu penurunan aliran darah ke area otak. Iskemia terutama karena konstriksi
atheroma pada arteri yang menyuplai darah ke otak.Hemoragi serebral yaitu pecahnya
pembuluh darah serebral dengan perdarahan ke dalam jaringan otak atau ruang sekitar
otak.

MANIFESTASI KLINIS

Stroke adalah kondisi serius yang dapat menghasilkan berbagai manifestasi klinis, tergantung
pada jenis stroke, lokasi, dan tingkat kerusakan pada otak. Manifestasi klinis stroke dapat
mencakup:

1. Kelemahan atau Mati Rasa: Kelemahan atau mati rasa sering terjadi pada satu sisi
tubuh (hemiparesis). Hal ini mungkin mempengaruhi lengan, kaki, wajah, atau seluruh
sisi tubuh.

2. Gangguan Bicara: Pasien mungkin mengalami kesulitan dalam berbicara, mengucapkan


kata-kata dengan benar, atau memahami percakapan (disartria dan afasia).

3. Kehilangan Penglihatan: Penglihatan ganda, kehilangan penglihatan pada satu mata


(hemianopsia), atau penglihatan kabur dapat terjadi.
4. Gangguan Kesadaran: Pasien dapat mengalami perubahan kesadaran, mulai dari
bingung hingga koma.

5. Kehilangan Keseimbangan dan Koordinasi: Kehilangan keseimbangan, masalah


berjalan, dan koordinasi yang buruk dapat terjadi, terutama jika area otak yang
mengendalikan gerakan mempengaruhi.

6. Pusing dan Mual: Pasien mungkin mengalami sensasi pusing dan mual yang kuat.

7. Nyeri Kepala: Nyeri kepala yang hebat, terutama jika disertai dengan muntah, dapat
terjadi.

8. Masalah Pencernaan: masalah menelan (disfagia) adalah komplikasi yang mungkin


terjadi.

9. Perubahan Mood dan Emosi: Perubahan mood seperti depresi atau perasaan cemas
adalah gejala yang umum setelah stroke.

10. Gangguan Pengendalian Kandung Kemih: tidak berfungsinya pengendalian buang air
kecil atau buang air besar bisa terjadi.

11. Paralisis Wajah: Kekakuan atau kelemahan pada satu sisi wajah dapat menghasilkan
ekspresi wajah yang asimetris.

12. Gangguan Sensorik: Gangguan pada sensasi tubuh, seperti kesemutan atau mati rasa,
adalah gejala yang mungkin terjadi.

13. Masalah Pernapasan: Gangguan pernapasan dapat terjadi jika area otak yang
mengendalikan pernapasan mempengaruhi.

14. Kerentanan Terhadap Kejang: Stroke dapat meningkatkan risiko terjadinya kejang.
KOMPLIKASI

Stroke adalah kondisi medis serius yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi dan
dampak jangka panjang pada kesehatan seseorang. Beberapa komplikasi stroke yang umum
meliputi:

1. Kelemahan atau Paralisis: Stroke dapat mengakibatkan kelemahan pada satu sisi tubuh
atau kelumpuhan yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk bergerak. Terapi
fisik dan rehabilitasi mungkin diperlukan untuk memulihkan sebagian atau seluruh
kekuatan dan fungsi tubuh yang hilang.

2. Gangguan Bicara dan Bahasa: Stroke dapat menyebabkan gangguan bicara dan bahasa
seperti afasia, yang mempengaruhi kemampuan berbicara, memahami kata-kata, atau
mengekspresikan pikiran dengan benar.

3. Masalah Penglihatan: Kehilangan penglihatan, penglihatan ganda, atau gangguan


penglihatan lainnya bisa terjadi setelah stroke.

4. Mengatasi Menelan: Disfagia, atau kesulitan menelan, adalah komplikasi umum pada
pasien stroke dan dapat menyebabkan risiko terjadinya aspirasi (masuknya makanan atau
cairan ke paru-paru).

5. Perubahan Mood dan Emosi: Stroke dapat mempengaruhi kesehatan mental dan emosi
seseorang, seperti depresi, kecemasan, atau perubahan suasana hati.

6. Kehilangan Kemampuan Merawat Diri Sendiri: Pada pasien dengan gangguan yang
signifikan akibat stroke, mereka mungkin kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari
seperti mandi, berpakaian, dan makan tanpa bantuan.

7. Kehilangan Kognitif: Beberapa pasien stroke mengalami penurunan fungsi kognitif,


seperti gangguan memori, perhatian, atau penalaran.

8. Gangguan Pernapasan: Kerusakan pada area otak yang mengendalikan pernapasan


dapat menyebabkan masalah pernapasan.

9. Kejang: Pasien stroke memiliki risiko lebih tinggi mengalami kejang, terutama dalam
minggu pertama setelah stroke.
10. Tekanan Darah Tinggi: Stroke dapat mempengaruhi pengaturan tekanan darah, yang
dapat menyebabkan hipertensi.

11. Ketidakmampuan Berjalan dan Keseimbangan: Stroke dapat mempengaruhi


kemampuan berjalan dan keseimbangan, yang memerlukan terapi fisik dan rehabilitasi.

12. Kehilangan Kandung Kemih dan Usus: Stroke dapat mempengaruhi kemampuan
mengendalikan buang air kecil dan buang air besar.

13. Komplikasi Medis Tambahan: Stroke dapat meningkatkan risiko komplikasi medis
lainnya, seperti infeksi paru-paru atau perubahan dalam sistem kardiovaskular.

Anda mungkin juga menyukai