Anda di halaman 1dari 7

EVALUASI SIMULASI MENGAJAR

MK METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG (S2)

Nama Pengajar : Tiara Kurnia Fajrianti

Nama Penilai : Annisa Annur (2308473)

Skala Deskripsi Penilaian


No Poin Penilaian
1 2 3 4 (minimal 150 kata untuk setiap komponen penilaian)
1. RPP √ RPP yang dibuat sudah cukup baik, namun jika ingin
mengajar di tingkat Sekolah Menengah Atas/ SMA
Kompetensi Dasar (KD) yang digunakan harus disesuaikan
dengan KD yang sudah ditentukan untuk level SMA,
walaupun menggunakan metode Content Based Instruction
atau berbasis konten ,akan lebih baik menggunakan KD yang
sudah ditetapkan dengan dibubuhkan terkait konten yang
ingin diajarkan kepada siswa. Penggunaan kata kerja dalam
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) yang digunakan akan
lebih baik jika level kognitifnya bersusun, untuk IPK
pengetahuan bisa menggunakan kata kerja untuk ranah
kognitif yaitu CI, C2, C3, C4, C5 sampai C6, sedangkan untuk
IPK keterampilan sebaiknya menggunakan level P1, P2, P3,
P4, P5 atau P6. Penentuan IPK untuk keterampilan akan lebih
baik jika tidak hanya satu level seperti P1 saja, tetapi pengajar
bisa menggunakan secara bersusun dari mulai P1 sampai P6.
Tujuan pembelajaran yang dibuat harus disesuaikan dan
dirumuskan dari IPK yang sudah pengajar buat sebelumnya,
tidak membuat kata kerja operasional yang baru lagi.
Sementara untuk di RPP yang pengajar buat, tujuan
pembelajaran berbeda dengan IPK yang pengajar buat.
2. Pendekatan/ Model/ Metode √ Metode pembelajaran yang digunakan oleh pengajar
merupakan Metode Content Based Instruction dimana
metode ini berfokus pada pengajaran yang menitikberatkan
pada materi atau konten sebagai fokus utama dalam proses
pembelajaran. Metode ini dirancang untuk mengajar siswa
dengan menggunakan materi yang substansial, seperti topik
atau konten tertentu, sebagai dasar untuk pengembangan
keterampilan berbahasa. Prinsip utama dari metode CBI
adalah menyajikan bahasa dalam konteks situasi nyata atau
materi yang relevan dengan kebutuhan siswa. Pengajaran
menggunakan materi autentik, seperti artikel, video, atau
rekaman asli dalam bahasa target, untuk memberikan
pengalaman belajar yang mendekati kehidupan sehari-hari.
Adapun materi yang diajarkan pada saat pembelajaran yaitu
tentang tabemono (makanan), akan lebih baik jika matri yang
diajarkan konten/materinya bisa diambil dari situasi yang
lebih nyata, misalkan konten makanan bisa diambil dari
perayaan perayaan besar yang biasa dilaksanakan di Jepang
kemudian siswa bisa menganalisis dan membandingkannya
dengan makanan di Indonesia supaya konten yang diberikan
kepada siswa menjadi lebih autentik yang sesuai dengan
kehidupan nyata atau kehidupan sehari-hari.
3. Media / Bahan Ajar √ Pemanfaatan media yang digunakan dalam proses
pembelajaran oleh pengajar cukup kreatif dan inovatif
sehingga proses pembelajaran sangat menarik untuk diikuti
oleh siswa. Pengajar juga menggunakan video pembelajaran
yang sesuai dengan konten/materi yang diajarkan untuk
menarik perhatian siswa pada saat kegiatan pendahuluan atau
apersepsi. Selain penggunaan video dalam pembelajaran,
pengajar juga memanfaatkan Power Point yang menarik
disertai dengan gambar atau foto-foto yang menarik dan
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Dalam proses
pelaksanaan pembelajaran, guru harus bisa memanfaatkan
media atau teknologi yang bervariatif. Guru juga bisa
memanfaatkan aplikasi ataupun website untuk pelaksanaan
evaluasi atau penilaian, seperti quizizz, kahoot, padlet,
wrodwall dan lain-lain untuk memaksimalkan pembelajaran
yang dilakukan. Pemanfaatan media atau bahan ajar yang
digunakan juga harus diseduaikan dengan karakter dan
kebutuhan dari peserta didik itu sendiri. Guru telah berhasil
dalam menyampaikan materi dengan cukup baik. Namun
terdapat, beberapa aspek perlu ditingkatkan untuk
meningkatkan efektivitas pengajaran. Secara keseluruhan,
media atau bahan ajar yang digunakan memberikan kontribusi
positif terhadap pembelajaran siswa.
4. Evaluasi √ Evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran mencerminkan
keseluruhan proses pembelajaran dengan baik. Beberapa
penyesuaian mungkin diperlukan untuk meningkatkan
akurasi dan efektivitas dalam pembelajaran. Selain itu
evaluasi yang dilakukan oleh seorang pengajar dalam
pembelajaran sangatlah penting untuk mengukur pemahaman
dan kemajuan siswa. Penilaian yang efektif tidak hanya
mampu memetakan tingkat pencapaian siswa tetapi juga
memberikan wawasan tentang cara meningkatkan proses
pembelajaran. Evaluasi yang diberikan oleh pengajar kepada
siswa sudah cukup baik, hanya saja pengajar harus lebih
meningkatkan manajemen waktu dalam pelaksanaan
evaluasi/asesmen kepada siswa supaya tidak terlalu lama.
Pengajar juga harus memberitahukan kepada siswa pada saat
awal pembelajaran terkait dengan teknik penilaian dan
evaluasi seperti apa yang akan dilaksanakan. Evaluasi tidak
hanya mengukur pengetahuan siswa, tetapi juga keterampilan
berpikir kritis dan kreatif. Hal ini mampu menciptakan
lingkungan pembelajaran yang mendorong pemikiran analitis
dan inovatif. Penilaian atau evaluasi hanya dilakukan pada
saat diskusi siswa dengan kelompoknya dimana penilaian
yang dilakukan hanya kemampuan mengingat siswa saja tidak
menilai atau mengevaluasi dengan level kognitif yang lebih
tinggi.
5. Urutan PBM (Alur Pembelajaran) √ Urutan pelaksanaan pembelajaran sudah direncanakan
dengan baik, pada kegiatan pendahuluan selain mengabsen
dan menanyakan kabar, pengajar juga memberikan apersepsi
dengan menampilkan beberapa video sesuai dengan konten
atau materi yang akan diajarkan, menyampaikan tujuan
pembelajaran, garis besar cakupan materi namun pengajar
tidak menyampaikan teknik penilaian yang akan digunakan
seperti apa. Pada saat kegiatan inti, alokasi waktu untuk siswa
berlatih pengucapan kosakata juga cukup banyak, sehingga
siswa dapat berlatih dan memahami kosakata dengan cukup
baik. Pada kegiatan penutup pengajar memfasilitasi siswa
untuk memberikan kesimpulan, melakukan refleksi dan
menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya di akhir pembelajaran. Pembelajaran yang
dilakukan juga sudah sesuai dengan RPP yang disusun hanya
saja pengajar perlu meningkatkan keterampilan dalam
manajemen waktu saat proses pembelajaran. Selain beberapa
hal diatas, pengajar juga perlu memastikan adanya
keseimbangan antara teori dan praktik, sehingga siswa tidak
hanya memahami konsep secara konseptual saja tetapi juga
dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata sesuai
dengan kompetensi yang dikuasainya.
6. Penyampaian √ Dalam penyampaian pada saat proses pembelajaran , guru
menunjukkan keterampilan komunikasi yang luar biasa dan
kemampuan untuk menjelaskan konsep secara jelas.
Penggunaan bahasa yang tepat dan ramah menciptakan
lingkungan pembelajaran yang positif. Guru berhasil juga
mampu membangun koneksi dengan siswa melalui
pertanyaan yang merangsang pikiran dan interaksi kelas yang
aktif. Pengajar juga memfasilitasi siswa dengan
melaksanakan kegiatan diskusi yang melibatkan siswa secara
aktif dalam pembelajaran. Hal ini mampu menciptakan
lingkungan pembelajaran yang berpartisipasi dan pemahaman
mendalam. Penyampaian pengajar dalam keseluruhan proses
pembelajaran sudah baik, hanya saja pengajar perlu
merefleksikan beberapa hal yang terlewat seperti
menyampaikan teknik penilaian yang akan digunakan dala
proses evaluasi seperti apa supaya siswa dapat mengerti
dengan jelas instruksi yang diberikan oleh pengajar. Selain
itu, hal yang perlu diperhatikan oleh pengajar adalah
manajemen waktu dalam pembelajaran. Pengajar harus lebih
memperhatikan alokasi waktu untuk kegiatan pembuka,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Supaya waktu tidak habis
hanya untuk satu langkah pembelajaran saja namun harus
disesuaikan dengan alokasi waktu yang sudah ditentukan oleh
pengajar.

Anda mungkin juga menyukai