Anda di halaman 1dari 9

Book Chapter Seminar Etika, Profesi dan Profesionalisme Insinyur

INVESTIGASI DAN DIAGNOSIS KEGAGALAN


BANGUNAN
Asep Yudi Permana1, Riana Herlina2, Haifan2 (untuk nama boleh ditambah dari
instansi lain)
1
Mahasiswa PSPPI ITI dan Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Dr. Setiabudi
No.229, Isola, Kec. Sukasari, Kota Bandung, Jawa Barat 40154
2
PSPPI Institusi Teknologi Indonesia, Jl. Raya Puspiptek Serpong,
Email: asepyudipermana@gmail.com
(Semua email penulis)

Abstrak (bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, 250-300 kata)

Kata kunci: (4-5 kata kunci)

Pendahuluan (berisikan latar belakang, rumusan permasalahan, solusi


yang ditawarkan, bagaimana mencapai)
Kegagalan bangunan(Ransom, 2002)(Saputra et al., 2016) merupakan
suatu kejadian yang sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kerugian
yang sangat besar baik dalam hal manusia maupun materi(Wiyana, 2011)
(Saputri, 2020). Kegagalan bangunan dapat terjadi pada bangunan baru
maupun bangunan lama(Ransom, 2002)(Subasinghe & Kawasaki, 2021).
Penyebab kegagalan bangunan dapat bervariasi, mulai dari desain yang
buruk, konstruksi yang tidak tepat, pemilihan bahan yang salah, dan faktor
lingkungan seperti gempa bumi atau banjir(Ransom, 2002)(Ahzahar et al.,
2011).
Kerugian manusia akibat kegagalan bangunan dapat berupa korban
jiwa, luka-luka, dan trauma psikologis pada korban dan
keluarganya(Buitrago et al., 2023). Kerugian materi akibat kegagalan
bangunan dapat berupa kerusakan pada bangunan itu sendiri(Idham,
2019), kerugian ekonomi, dan hilangnya nilai-nilai sejarah atau budaya.
Kegagalan bangunan bukanlah masalah yang baru(Wardhana &
Hadipriono, 2003)(Du et al., 2012)(Bohnhoff, 2013). Sejak zaman kuno,
kegagalan bangunan telah terjadi dan menjadi perhatian para ahli
bangunan. Sebagai contoh, kegagalan bangunan Piramida Meidum di Mesir
yang dibangun pada sekitar tahun 2600 SM. Piramida ini mengalami
kegagalan akibat struktur yang tidak stabil sehingga menimbulkan
kerugian yang besar. Kegagalan bangunan yang terkenal lainnya adalah
kegagalan jembatan Tacoma Narrows di Amerika Serikat pada tahun
1940(Yates & Lockley, 2002)(Tropeano et al., 2016)(Almarwae, 2017).
Jembatan ini mengalami kegagalan karena terpengaruh oleh getaran yang
Permana, Herlina

Nama Penulis
Book Chapter Seminar Etika, Profesi dan Profesionalisme Insinyur
kuat akibat angin kencang, sehingga menimbulkan kerugian yang besar
baik dalam hal manusia maupun materi.
Permasalahan kegagalan bangunan menjadi semakin kompleks di era
modern dengan adanya teknologi yang semakin maju dan bangunan yang
semakin kompleks(Subasinghe & Kawasaki, 2021)(Yushar, 2020). Dalam
beberapa kasus, kegagalan bangunan modern dapat disebabkan oleh
faktor-faktor yang tidak diketahui sebelumnya atau faktor-faktor yang
sangat kompleks sehingga sulit untuk diidentifikasi(Vondrá čková et al.,
2016).
Salah satu contoh kegagalan bangunan modern yang terkenal adalah
kegagalan jembatan de la Concorde di Montreal pada tahun 2006.
Jembatan ini mengalami kegagalan akibat kelelahan material yang terjadi
pada elemen jembatan tersebut. Meskipun jembatan ini telah dilakukan
perawatan dan pemeliharaan secara berkala, kelelahan material tersebut
tidak dapat dideteksi secara dini sehingga kegagalan jembatan terjadi.
Kegagalan bangunan modern juga dapat disebabkan oleh faktor-faktor
yang lebih kompleks seperti struktur sosial dan politik yang
mempengaruhi konstruksi bangunan. Contoh kegagalan bangunan yang
disebabkan oleh faktor sosial dan politik adalah kegagalan bangunan
pabrik garmen di Bangladesh pada tahun 2013. Pabrik ini mengalami
kegagalan akibat struktur yang tidak stabil dan kurangnya perawatan dan
pemeliharaan.

Kajian Teori (berisikan teori-teori yang relevan dan mendukung dalam


pembahasan)

Pembahasan (berisikan pembahasan dari tilikan kasus disandingkan


dengan bahasan catur karsa dan sapta dharma)
Kegagalan bangunan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, dan salah
satu faktor yang penting adalah etika dan kode etik profesional arsitek atau
insinyur. Etika profesional dalam bidang arsitektur dan teknik sipil adalah
seperangkat aturan atau pedoman yang mengatur cara seorang arsitek
atau insinyur seharusnya bertindak dalam menjalankan tugas mereka.
Kode etik dan etika profesional membantu memandu praktisi dalam
mengambil keputusan yang berpengaruh langsung terhadap integritas dan
keamanan struktur bangunan. Jika arsitek atau insinyur gagal mematuhi
standar profesional dan etika, seperti mengabaikan peraturan bangunan
atau menggunakan bahan berkualitas rendah untuk menghemat biaya, hal
ini bisa mengakibatkan struktur yang lemah dan berpotensi runtuh
(kegagalan struktur).

Permana, Herlina

Nama Penulis
Book Chapter Seminar Etika, Profesi dan Profesionalisme Insinyur
Kegagalan bangunan juga dapat terjadi akibat praktik korupsi. Jika
seorang arsitek atau insinyur menerima suap untuk menggunakan bahan
bangunan sub-standar atau memotong sudut dalam konstruksi, hal ini
dapat mengakibatkan bangunan yang lemah dan tidak aman. Misalnya,
penggunaan beton berkualitas rendah atau baja yang tidak memenuhi
spesifikasi dapat mengurangi kekuatan struktural bangunan. Kelalaian juga
dapat menjadi faktor penting dalam kegagalan bangunan. Jika seorang
arsitek atau insinyur tidak melakukan pekerjaannya dengan hati-hati,
misalnya dengan tidak memeriksa perhitungan atau gambar secara teliti,
ini dapat menyebabkan kesalahan dalam konstruksi yang pada akhirnya
bisa berujung pada kegagalan struktural. Contoh lain dari kelalaian bisa
berupa tidak mempertimbangkan kondisi lingkungan sekitar saat
merancang bangunan, seperti jenis tanah, curah hujan, atau bahaya gempa
bumi.
Kegagalan bangunan juga bisa terjadi akibat kegagalan dalam
berkomunikasi. Jika arsitek atau insinyur gagal dalam menyampaikan
informasi yang penting kepada para pekerja konstruksi, ini bisa berakibat
fatal. Misalnya, jika arsitek gagal dalam menjelaskan detail desain yang
rumit atau insinyur gagal dalam menjelaskan spesifikasi teknis yang tepat,
maka pekerjaan tersebut bisa dilakukan dengan cara yang salah, yang bisa
berujung pada kegagalan bangunan. Adanya konflik kepentingan juga bisa
menjadi masalah. Seorang arsitek atau insinyur harus selalu
mementingkan keselamatan publik dan klien mereka di atas segala hal lain.
Jika mereka menempatkan kepentingan pribadi atau keuangan di atas
kesejahteraan klien atau publik, ini bisa berujung pada kegagalan
bangunan.
Pada beberapa kasus, etika dan kode etik diabaikan untuk mencapai
keuntungan pribadi atau bisnis, yang bisa mengarah pada kompromi dalam
kualitas dan keamanan bangunan. Penyalahgunaan teknik dan bahan yang
tidak tepat seringkali merupakan hasil dari keputusan yang tidak etis.
Tanggung jawab profesional kepada klien merupakan aspek penting
dari kode etik. Jika arsitek atau insinyur tidak jujur atau tidak transparan
dengan klien mereka, hal ini bisa mengakibatkan bangunan yang tidak
memenuhi standar atau kebutuhan klien. Misalnya, jika arsitek atau
insinyur menjanjikan hasil yang tidak bisa mereka penuhi hanya untuk
mendapatkan kontrak, hasil akhirnya bisa berupa bangunan yang tidak
memadai atau tidak aman. Jika mereka tidak melakukan ini, misalnya
dengan mengabaikan persyaratan desain atau mengorbankan kualitas
untuk keuntungan pribadi, ini dapat berujung pada kegagalan bangunan.
Selain itu, arsitek dan insinyur memiliki tanggung jawab sosial dan etis
untuk menghormati dan melindungi masyarakat dan lingkungan sekitar.
Jika mereka gagal mempertimbangkan dampak bangunan mereka

Permana, Herlina

Nama Penulis
Book Chapter Seminar Etika, Profesi dan Profesionalisme Insinyur
terhadap masyarakat dan lingkungan, seperti dampak lalu lintas, polusi,
atau gangguan lainnya, ini bisa berujung pada bangunan yang tidak layak
huni atau beroperasi dan mungkin mengarah ke kegagalan bangunan.
Etika profesional juga berarti bertanggung jawab terhadap masyarakat.
Arsitek dan insinyur memiliki tanggung jawab sosial untuk memastikan
bahwa bangunan mereka aman dan tidak merugikan masyarakat sekitar.
Jika mereka mengabaikan dampak potensial bangunan mereka terhadap
masyarakat, seperti pengaruhnya terhadap lalu lintas atau lingkungan, hal
ini dapat berujung pada kegagalan bangunan. Etika profesional juga
melibatkan tanggung jawab terhadap alam. Jika seorang arsitek atau
insinyur mengabaikan dampak lingkungan dari bangunan mereka, seperti
penggunaan sumber daya yang tidak berkelanjutan atau pembuangan
limbah konstruksi yang tidak tepat, ini bisa berujung pada kerusakan
lingkungan dan potensial kegagalan bangunan.
Arsitek dan insinyur juga harus berupaya untuk menghindari konflik
kepentingan yang dapat mengganggu keputusan profesional mereka. Jika
konflik kepentingan mempengaruhi keputusan seorang arsitek atau
insinyur, ini bisa berdampak pada kualitas dan keamanan bangunan.
Misalnya, jika arsitek atau insinyur memiliki kepentingan pribadi atau
finansial dalam pemasok bahan bangunan, mereka mungkin tergoda untuk
menggunakan bahan yang kurang ideal yang bisa mengakibatkan
kegagalan bangunan.
Pemeliharaan pengetahuan dan keterampilan profesional juga
merupakan bagian penting dari etika profesional. Teknologi dan metode
konstruksi terus berkembang, dan jika arsitek atau insinyur tidak
memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka, mereka mungkin
menggunakan metode yang usang atau tidak efisien yang bisa berujung
pada kegagalan bangunan. Penegakan kode etik profesional penting untuk
memastikan bahwa semua arsitek dan insinyur bekerja dengan standar
yang sama dan berkontribusi pada bangunan yang aman dan berkualitas.
Jika kode etik profesional diabaikan, ini bisa membahayakan standar
industri secara keseluruhan dan berpotensi berujung pada lebih banyak
kegagalan bangunan.
Etika dan kode etik profesional juga melibatkan pertimbangan terhadap
praktik kerja yang aman. Jika seorang arsitek atau insinyur mengabaikan
standar keselamatan kerja, seperti keselamatan pekerja di lokasi
konstruksi, ini bisa berujung pada kecelakaan kerja yang serius dan
potensi kegagalan bangunan. Etika profesional juga berarti melibatkan
pemberian nasihat yang akurat dan tidak menyesatkan. Jika arsitek atau
insinyur memberikan informasi yang salah atau menyesatkan, baik kepada
klien, rekan kerja, atau pihak ketiga, ini dapat berujung pada keputusan
yang buruk dan potensi kegagalan bangunan. Selain itu, etika dan kode etik

Permana, Herlina

Nama Penulis
Book Chapter Seminar Etika, Profesi dan Profesionalisme Insinyur
profesional juga mencakup pelaporan yang jujur dan akurat tentang
kemajuan dan kualitas pekerjaan. Jika seorang arsitek atau insinyur
menyembunyikan atau memanipulasi fakta untuk membuat proyek
tampak lebih baik atau lebih maju.
Etika profesional juga mencakup tanggung jawab seorang arsitek atau
insinyur untuk selalu memperbarui pengetahuan dan keterampilan
mereka. Jika mereka gagal dalam mempertahankan pengetahuan tentang
metode konstruksi terkini, bahan bangunan terbaru, atau peraturan dan
kode bangunan yang baru, ini dapat berujung pada kegagalan bangunan.
Adanya tekanan waktu dan biaya juga bisa berpotensi mengarah ke
kegagalan bangunan. Jika seorang arsitek atau insinyur mengorbankan
kualitas pekerjaan mereka untuk memenuhi jadwal atau anggaran yang
ketat, hal ini dapat menimbulkan risiko yang lebih besar terhadap
kegagalan bangunan.

Kesimpulan (berdasarkan tujuan, hasil yang dicapai dituliskan dalam 1-2


paragraf)
Kesimpulan dari hasil deskripsi dan dapat ditambahkan saran atau
rekomendasi penulis bila ada. Agar template ini dapat diterapkan dengan
tertib, penulis dapat mengunduh template dan menyimpan file dalam
komputer pribadi dengan mengganti nama file, lalu menindih tulisan
dalam template ini dengan artikel dari penulis, sebaiknya secara bertahap,
tanpa menghapus sub-sub judul, tanpa mengubah format. Untuk
memudahkan menulis sumber referensi, gunakan perangkat lunak seperti
Endnote, Mendeley, Zotero dan lain sebagainya.

Ucapan terimakasih (untuk pemberi dana/sponsorship, pimpinan


lembaga, kolega mendukung colecting data/penulisan, dan berbagai pihak
yang tidak langsung membantu dalam penulisan)

Referensi (menggunakan Endnote, Mendeley, Zotero dan lain sebagainya)

Bagian ini memberikan contoh penulisan sumber sitasi. Semua yang ada
dalam daftar ini dapat dirunut dalam badan artikel template ini untuk
dipelajari tata cara penulisan sitasi dalam teks.

(Jenis: buku author sama dengan penerbit)


American Psychological Association. (2010). Publication manual of the
American Psychological Association (6 ed.). Washington, DC: Author.

(Jenis: e-book)

Permana, Herlina

Nama Penulis
Book Chapter Seminar Etika, Profesi dan Profesionalisme Insinyur
Bransford, J. D., Brown, A. L., & Cocking, R. R. (2005). How people learn:
Brain, mind, experience and school Retrieved from
https://www.nap.edu/catalog/9853/how-people-learn-brain-mind-
experience-and-school-expanded-edition

(Jenis: hukum perundangan di LN)


Child Protection Act 1999 (Qld), s.5

(Jenis: artikel jurnal dengan lebih dari 6 pengarang)


Fuchs, L. S., Fuchs, D., Kazdan, S., Karns, K., Calhoon, M. B., Hamlett, C. L., &
Hewlett, S. (2000). Effects of workgroup structure and size on student
productivity during collaborative work on complex tasks. The
Elementary School Journal, 100(3), 183-212. doi: 10.2307/1002151

(Jenis: artikel jurnal dengan kurang dari 6 pengarang)


Janssen, J., Kirschner, F., Erkens, G., Kirschner, P. A., & Paas, F. (2010).
Making the black box of collaborative learning transparent: Combining
process-oriented and cognitive load approaches. Educational Psychology
Review, 22(2), 139-154. doi: 10.1007/s10648-010-9131-x

(Jenis: buku satu pengarang dari Indonesia)


Madya, S. (2011). Teori dan praktik penelitian tindakan (action research).
Bandung: Alfabeta.

(Jenis: artikel jurnal pengarang dari Indonesia)


Nurgiyantoro, B. (2012). Kebermaknaan Soal Ujian nasional Bahasa
Indonesia SMA/MA 2012. Dalam Litera Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra,
dan Pengajarannya, Volume 11, Nomor 2, Oktober 2012, hlm. 167-179.

(Jenis: dokumen buku pedoman/laporan institusi pemerintah/organisasi)


NCTM. (2000). Principles and standards for school mathematics. Reston, VA:
Author.

(Jenis: dokumen hukum perundangan)


Permendiknas 2009 No. 22, Kompetensi Dasar Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Sekolah Dasar Kelas I-VI.

(Jenis: artikel daring/online)


Purdue Online Writing Lab. (27/03/2015). APA Style. Reference list:
Electronic sources (web publications). Retrieved 12 March, 2017, from
https://owl.english.purdue.edu/owl/resource/560/10/

Permana, Herlina

Nama Penulis
Book Chapter Seminar Etika, Profesi dan Profesionalisme Insinyur

(Jenis: prosiding)
Retnowati, E. (2012, 24-27 November). Learning mathematics
collaboratively or individually. Paper presented at the The 2nd
International Conference of STEM in Education, Beijing Normal
University, China. Retrieved from
http://stem2012.bnu.edu.cn/data/short%20paper/stem2012_88.pdf.

(Jenis: edited book dengan empat editor)


Ritter, F. E., Nerb, J., Lehtinen, E., & O'Shea, T. M. (Eds.). (2007). In order to
learn: how the sequence of topics influences learning. New York, NY:
Oxford University Press.

(Jenis: book section)


Sahlberg, P. (2012). The most wanted: Teachers and teacher education in
Finland. In L. Darling-Hammond & A. Lieberman (Eds.), Teacher
education around the world: changing policies and practices. London:
Routledge.

(Jenis: buku satu pengarang)


Schunk, D. H. (2012). Learning theories an educational perspective. Boston,
MA: Pearson Education, Inc.

(Jenis: buku yang diterjemahkan)


Schunk, D. H. (2012). Learning theories an educational perspective (E.
Hamdiah & R. Fajar, Trans.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. (Original work
published 2012).

(Jenis: buku dua pengarang)


Tabachnick, B. G., & Fidell, L. S. (2007). Using multivariate statistics (Fifth
ed.). Needham Heights, MA: Allyn & Bacon.
(Jenis: artikel jurnal tiga pengarang)
Thomas-Hunt, M. C., Ogden, T. Y., & Neale, M. A. (2003). Who's really
Sharing? effects of social and expert status on knowledge exchange
within groups. Management Science, 49(4), 464-477. doi:
10.2307/4133951

(Jenis: edited book dengan dua editor)


Tobias, S., & Duffy, T. M. (Eds.). (2009). Constructivist instruction : success or
failure? New York, NY: Routledge.

(Jenis: dokumen hukum perundangan)

Permana, Herlina

Nama Penulis
Book Chapter Seminar Etika, Profesi dan Profesionalisme Insinyur
Undang-Undang RI 2005 No. 14, Guru dan Dosen.

Ahzahar, N., Karim, N. A., Hassan, S. H., & Eman, J. (2011). A Study of
Contribution Factors to Building Failures and Defects in Construction
Industry. Procedia Engineering, 20, 249–255.
https://doi.org/10.1016/j.proeng.2011.11.162
Almarwae, M. (2017). Structural Failure of Buildings: Issues and
Challenges. World Scientific News, 66(January), 97–108.
www.worldscientificnews.com
Bohnhoff, D. R. (2013). Investigating Building Failures. The Society for
Engineering in Agricultural, Food, and Biological Systems, July 2001, 1–
13. https://doi.org/10.13031/2013.3533
Buitrago, M., Nirvan, M., Moragues, J. J., Sagaseta, J., & Adam, J. M. (2023).
Robustness of a full-scale precast building structure subjected to
corner-column failure. Structures, 52(January), 824–841.
Du, Y., Mao, X., Xu, D., & Ren, F. (2012). Analyzing the effects of failure on
fire equipment in building by FAST. Procedia Engineering, 45, 655–
662. https://doi.org/10.1016/j.proeng.2012.08.218
Idham, N. C. (2019). Earthquake Failures on Buildings and the Role of
Architect on Building Safety. DIMENSI (Journal of Architecture and
Built Environment), 45(2), 153–164.
https://doi.org/10.9744/dimensi.45.2.153-164
Ransom, W. H. (2002). Building failures: Diagnosis and avoidance. In
Building Failures: Diagnosis and Avoidance (Second Edi). SPON Press is
an imprint of the Taylor & Francis Group.
https://doi.org/10.4324/9780203473016
Saputra, R., Suraji, A., & Hakam, A. (2016). Analisis Kegagalan Konstruksi
dari Perspektif Socio-engineering system. Jurnal Rekayasa Sipil, 12(1),
59–67.
Saputri, T. P. (2020). Tanggung jawab Perdata atas Kegagalan Bangunan
dalam Hukum Positif Indonesia. Law Review, 19(3), 268–290.
Subasinghe, C. N., & Kawasaki, A. (2021). Assessment of physical
vulnerability of buildings and socio-economic vulnerability of
residents to rainfall induced cut slope failures: A case study in central
highlands, Sri Lanka. International Journal of Disaster Risk Reduction,
65, 1–11. https://doi.org/10.1016/j.ijdrr.2021.102550
Tropeano, G., Evangelista, L., Silvestri, F., & D’Onofrio, A. (2016). 1D Seismic
Response Analysis of Soil-building Systems Including Failure Shear

Permana, Herlina

Nama Penulis
Book Chapter Seminar Etika, Profesi dan Profesionalisme Insinyur
Mechanisms. Procedia Engineering, 158, 308–313.
https://doi.org/10.1016/j.proeng.2016.08.447
Vondrá čková , T., Plachý, J., & Podolka, L. (2016). Case Study Failures of
Buildings Constructed in the Geological Environment of Tuffs.
Procedia Engineering, 161, 2247–2252.
https://doi.org/10.1016/j.proeng.2016.08.823
Wardhana, K., & Hadipriono, F. C. (2003). Study of Recent Building Failures
in the United States. Journal of Performance of Constructed Facilities,
17(3), 151–158. https://doi.org/10.1061/(asce)0887-
3828(2003)17:3(151)
Wiyana, Y. E. (2011). Analisis Kegagalan Konstruksi dan Kegagalan
Bangunan dari Perspektif Kompetensi Sumber Daya. Universitas
Diponegoro.
Yates, J. K., & Lockley, E. E. (2002). Documenting and Analyzing
Construction Failures. Journal of Construction Engineering and
Management, 128(1), 8–17. https://doi.org/10.1061/(asce)0733-
9364(2002)128:1(8)
Yushar. (2020). Tanggung Gugat Kontraktor dalam Kegagalan Bangunan.
Media Iuris, 2(3), 407–426. https://doi.org/10.20473/mi.v2i3.15092

Permana, Herlina

Nama Penulis

Anda mungkin juga menyukai