Anda di halaman 1dari 13

TEORI DAN APLIKASI

TEORI BELAJAR
BEHAVIORISTIC EDWIN
RAY GUTHRIE
NAMA KELOMPOK

Shinta Hayu Prima W Anis Mufidah


(23040254017) (23040254045)
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK
Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku
sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon.
apa yang terjadi di antara stimulus dan respon dianggap tidak
penting diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat
diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran
merupakan suatu hal yang penting untuk melihat terjadi tidaknya
perubahan tingkah laku.
penguatan merupakan suatu bentuk stimulus yang penting diberikan
(ditambahkan) atau dihilangkan (dikurangi) untuk memungkinkan
terjadinya respons.
SEJARAH TOKOH
Edwin Ray Guthrie lahir di Lincoln Nebrazka
tanggal 9 januari pada tahun 1886 dan
meninggal pada tahun 1959. Ia adalah
professor psikologi di University of Washington
pada tahun 1914 dan pensiun pada tahun 1956.
Karya dasarnya adalah The Psycholoy of
Learning, yang dipublikasikan pada tahun 1935
dan direvisi pada tahun 1952. Gaya tulisan
Gutrie lebih mudah untuk dipelajari karena
penuh humor, dan menggunakan banyak kisah
untuk menunjukkan contoh ide-idenya supaya
mudah dipahami oleh mahasiswanya.
KONSEP TEORITIS
1. HUKUM BELAJAR MENURUT GUTHRIE
Hukum pembelajaran yang dikemukakan oleh
Guthrie adalah ``Hukum Kontinuitas. Hukum
Kontinuitas berbunyi: “Kombinasi rangsangan yang
disertai suatu gerakan cenderung mengikuti
gerakan itu bila peristiwa itu diulangi”. Oleh karena
itu, ketika kita melakukan sesuatu dalam situasi
tertentu, kita cenderung melakukannya di waktu
lain juga.
2. ONE TRIAL LEARNING
Prinsip one-trial learning (belajar satu percobaan) Guthrie (1942)
dalam uji coba menolak hukum frekuensi sebagai prinsip
pembelajaran: “Suatu pola stimulus memperoleh kekuatan mengikat
penuh ketika pertama kali digabungkan dengan respons” inilah yang
disebut prinsip one trial learning. Ketika stimulus dan respon cocok
dan terhubung, pertemuan pertama meninggalkan kesan yang
sangat kuat dan sulit dihilangkan. Tanpa diulangpun ketika ada
hubungan yang kuat antara stimulus dan respon, maka terjadilah
proses pembelajaran. Menurut Guthrie, belajar merupakan hasil
kesinambungan antara pola stimulus dan respon.
3. STIMU LI Y AN G
OL E H G ER AKAN
DIHASIL KAN

Meskipun Guthrie telah lama menjelaskan keyakinannya pada Hukum


Kontinuitas, dia percaya bahwa memandang asosiasi yang dipelajari
hanya sebagai asosiasi antara stimuli lingkungan dan perilaku aktual
adalah suatu kesalahan. Misalnya, suatu peristiwa lingkungan dan
reaksinya mungkin dipisahkan oleh satu interval waktu, sehingga sulit
untuk menganggapnya sebagai peristiwa yang terjadi secara
bersamaan. Guthrie kemudian menyikapi masalah ini dengan
menekankan adanya movement-product stimuli (stimuli yang dihasilkan
oleh gerakan), khususnya yang disebabkan oleh gerakan tubuh.
4. LATIHAN MENINGKATKAN PERFORMA
Guthrie membedakan antara act (tindakan) dengan movement
(gerakan). Gerakan adalah perilaku yang melibatkan kontraksi otot.
Tindakan terdiri dari berbagai jenis gerakan. Tindakan biasanya
didefinisikan berdasarkan apa yang dicapainya, yakni perubahan
apa yang mereka lakukan dalam lingkungan. Misalnya, Guthrie
menyebutkan hal-hal seperti menulis surat, sarapan, dan lainnya. Di
sisi lain, perilaku belajar memerlukan latihan. Pembelajaran dan
tindakan jelas memerlukan latihan karena tindakan tidak seperti
gerakan. Karena gerakan harus disesuaikan dengan instruksi.
5. SIFAT PENGUATAN
Menurut Guthrie, reinformance (penguatan) hanyalah sebuah
pengaturan mekanis yang dianggap dapat dijelaskan dengan
mempelajari hukum. Guthrie mengemukakan bahwa
penguatan mengubah kondisi stimulus dan mencegah non
learning. Misalnya dalam kotak puzzle, hewan menarik tuas
yang membuatanya bisa keluar dari sebuah kotak. Oleh
karena itu, Guthrie dan Horton yakin kucing selalu berperilaku
sama karena menurut mereka itu adalah cara mereka keluar
dari kotak. Oleh karena itu, tidak memungkinkan adanya
respons baru yang dihubungkan dengan kotak tersebut.
EKSPERIMEN E.R GUTHRIE DAN HORTON
Guthrie dan Horton (1946) mengamati kucing yang keluar dari kotak
teka-teki sekitar 800 kali, dan pengamatan ini dilaporkan dalam buku
Cats in a Puzzle Box. Kotak yang mereka gunakan sama dengan yang
digunakan Thorndike untuk eksperimennya. Guthrie dan Horton
menggunakan banyak kucing sebagai subjek, dan mereka melihat
kucing-kucing tersebut melarikan diri dari kotak dengan cara yang unik
dan berbeda-beda. Guthrie dan Horton mengamati bahwa begitu
hewan-hewan tersebut dilepaskan dari kotak, mereka sering
mengabaikan ikan yang diberikan kepada mereka. Meskipun hewan
tersebut mengabaikan benda yang diberikan kepadanya, mereka dapat
keluar dari kotak dengan lancar ketika diwaktu yang lain ia dimasukkan
lagi ke dalam kotak.
1. Guru harus dapat mengarahkan performa siswa
akan menjadi apa ketika mempelajari
sesuatu.Dengan kata lain,apakah stimuli yang ada
daam buku /pelajaran yang menyebabkan siswa
melakukan belajar.
2. Oleh karena itu, jika siswa mencatat atau
membaca buku secara sederhana mereka dapat
IMPLIKASI DALAM mengingat lebih banyak informasi. Maka dalam hal
ini buku akan menjadi stimuli yang dapat
digunakan sebagai perangsang untuk menghafal
pelajaran.
PEMBELAJARAN 3. Dalam mengelola kelas, guru dianjurkan untuk
tidak memberikan perintah yang secara langsung
akan menyebabkan siswa menjadi tidak taat
terhadap peraturan kelas. Misalnya permintaan
guru agar siswa tenang jika diikuti oleh kegaduhan
dalam kelas akan menjadi tanda (memunculkan
stimulus)bagi munculnya perilaku distruptif.
Guru secara keseluruhan menjadi
fasilitator dan panutan bagi siswa
PERAN GURU DALAM selain itu guru juga berperan:
1.mengajarkan keterampilan belajar

PEMBELAJARAN 2.membantu siswa mengembangkan


dirinya
3.memberikan kegiatan menarik

TEORI HUMANISME 4.memberikan motifasi


5.memberikan pilihan ke siswa
6.menciptakan peluang untuk
kerjasama.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai