humanis Italia.
• Metode Montessori bermula dari ketertarikan Montessori
pada anak-anak keterbelakangan mental yang
menjadikannya akrab dengan metode pendidikan yang
dirancang khusus bagi anak-anak kecil.
• Montessori meyakini bahwa masalah mental merupakan
masalah yang berkaitan dengan pedagogik.
• Pemikirannya ini ditindak lanjuti dengan pendirian Casai
dei Bambini (Children’s House)
• Rumah tersebut menjadi tempat untuk Montessori
melakukan berbagai eksperimen tentang metode yang
tepat dan efektif untuk anak-anak yang keterbelakangan
mental.
Menurut Montessori, metode-metode yang
diterapkannya pada anak-anak keterbelakangan
mental mengandung prinsip-prinsip pendidikan
yang lebih rasional dari metode-metode yang
berlaku saat itu. Ia meyakini bahwa jika metode-
metode yang diterapkan pada anak-anak itu
diterapkan pada anak-anak normal, maka akan
dapat mengembangkan dan memerdekakan
kepribadian mereka dalam sebuah cara yang
menakjubkan.
Montessori
Metode Montessori
memandang anak
Montessori percaya bahwa
apa adanya,
adalah suatu ada hubungan
menciptakan
metode lingkungan yang kerja sama
pendidikan untuk memberikan dan saling
anak-anak. penyaluran mengisi antara
Metode ini potensi tertinggi
anak-anak
diterapkan anak (fisik,
dengan orang
terutama di spiritual,
emosional, dan dewasa.
pra-sekolah dan
sekolah dasar intelektual)
1 3
2
Ketiga tokoh tersebut menekankan
bahwa potensi bawaan dan kemampuan
anak akan berkembang sesuai
kondisinya, peran lingkungan hanya
memberikan arahan dan bimbingan yang
tepat
Metode Montessori bertujuan sebagai pengantar
prinsip, agar anak-anak dapat memasuki kesenjangan
pendidikan yang lebih tinggi dengan persiapan yang
matang dimulai pada usia prasekolah
Pada tahap kedua usia 3 hingga 6 tahun, kemampuan anak dalam menyerap tidak lagi
(absorbend mind) melainkan menjadi conscious mind. Setelah usia 3 hingga 6 tahun
kemampuan anak dalam menyerap menjadi sadar dan memiliki tujuan. Anak menjadi
lebih aktif dalam mengekplorasi lingkungannya secara sadar. Proses pembelajaran
selama periode ini adalah aktif. Hal ini berimplikasi pada pemberian kebebasan
terhadap anak. Dengan memberikan kebebasan kepada anak, anak dapat
mengembangkan semua potensi yang dimilikinya. Anak diberikan kebebasan memilih
apa yang disukainya.
THE SENSITIVE
3
Peran guru dalam
pendekatan Montessori
4
6
Peran guru dalam
pendekatan Montessori
7
9
1 3
2
4 6
5
Dalam tahapan perkembangan anak, jika kita ingin anak itu pintar matematika di
usia (0-10 tahun misalnya) Bagaimana? Ketika ada anak yang bisa matematika,
apa yang mempengaruhinya?
Bagaimana menangani siswa yang memiki daya juang / belajar rendah? Lalu
bagaimana memberi pemahaman kepada siswa dimana siswa tersebut tidak mau
mengikuti pembelajaran melalui project karena dia memili cara belajar sendiri?
Bagaimana mengukur respon dari siswa ketika di dalam kelas setelah diberi
stimulus?
Apa yang membedakan hukum kontiguitas dengan one trial learning?