Tuberculosis Arthritis
Prevalensi meningkat pada pasien HIV dan pengobatan anti TNF alfa (imunosupresan)
Manifestasi :
Pasien dengan monoartritis/oligoartritis refrakter dapat dicurigai tuberculous arthritis, terutama pada
area endemis TB
Klinis khas TB sering tidak ada
Nyeri dan bengkak sendi terjadi secara progresif, pada sendi weight bearing
Klinis di awal tidak terlalu berat keterlambatan diagnosis fistula kutan, deformitas sendi,
osteomielitis, abses dapat terjadi
Diagnosis Definitif : kultur dan histopatologi dari biopsi
o Radiologi: Phemister triad
o Juxta-articular osteoporosis
o Erosi marginal
o Penyempitan celah sendi gradual
o Analisa cairan sendi: turbid, cloudy, glukosa rendah (kurang 10 mg/dl dari GDP), protein meningkat
o BTA + pada 20% kasus
o TST dan IGRA: tidak dapat membedakan infeksi laten dan aktif
Tatalaksana :
o Edukasi: imobilisasi diikuti dengan mobilisasi aktif menghindari weight bearing 4-6 minggu
o Durasi pengobatan yang disarankan 9-12 bulan karena penetrasi antibiotik pada jaringan oseus sulit dan
risiko kekambuhan
o INH 5 mg/kgBB (300 mg), rifampicin 10 mg/kgBB (450-600 mg), pyrazinamide 15-30 mg/kgBB, ethambutol
5-15 mg/kgBB, streptomycin 15 mg/kgBB (1 g IM)
OSTEOARTHRITIS
Klasifikasi OA :
Primer idiopatik
Sekunder
Tatalaksana
Non farmakologi
a. Edukasi pasien
b. Modifikasi gaya hidup
c. Penurunan BB, minimal 5% dari BB dgn target BMI 18,5-25 (jika BMI >25)
d. Program latihan aerobik
e. Latihan perbaikan gerak sendi, penguatan otot (quadrisep) dan alat bantu gerak sendi
f. Terapi okupasi dgn proteksi sendi, splint dan alat bantu gerak sendi untuk aktivitas fisik sehari2
Farmakologi
A. OA dengan gejala nyeri Ringan – Sedang
o Acetaminophen (< 4 gr / hari)
o NSAID
B. OA ringan – sedang dgn risiko sistem pencernaan (usia>60 th, polifarmaka, riw ulkus peptikum, GIT bleeding,
minum steroid atau antikoagulan)
o Acetaminophen (< 4 gr / hari)
o NSAID topikal
o NSAID non selektif + obat pelindung gaster
NSAID harus dimulai dari dosis terendah, lalu dinaikan hingga dosis maksimal (jika dosis rendah respon kurang
efektif)
Rheumatoid Arthritis