Anda di halaman 1dari 8

Septic Artritis

 Rontgen: evaluasi struktur sendi


 USG: dapat membedakan artritis atau periarticular disorder
 MRI
 Menilai abses jaringan lunak, edema, erosi tulang
 Pada lokasi yang sulit dinilai, seperti panggul, sacroiliac, sternoclavicular, bahu
 Echocardiography: pasien dengan kecurigaan endocarditis infektif (jika disebabkan oleh E.
faecalis, S. aureus, Streptococcus gallolyticus, atau non-groupable oral streptococci)
Monitoring (dalam 6 bulan pertama)
Manifestasi klinis : nyeri, demam, ROM, bengak pada sendi, atrofi otot
CRP, DPL, fungsi ginjal, fungsi hati, rontgen sendri ulang di akhir pengobatan

Gonococcal arthritis + Disseminated Gonococcal Infection (DGI)


 Manifestasi klinis: gejala konstitusional, poliartralgia, tenosynovitis, dan lesi kulit tanpa nyeri;
monoartritis/oligoartritis
 Tenosinovitis pada artritis septik khas pada gonococcal arthritis
 Pada kecurigaan gonococcal arthritis dapat dipertimbangkan pemeriksaan kultur rektal, faring, urogenital
 Kultur cairan sendi dilakukan pada medium Thayer-Martin (50%) atau pemeriksaan NAAT
 Analisa carian sendi: sel > 50.000/𝛍l,

Tuberculosis Arthritis
Prevalensi meningkat pada pasien HIV dan pengobatan anti TNF alfa (imunosupresan)
Manifestasi :
 Pasien dengan monoartritis/oligoartritis refrakter dapat dicurigai tuberculous arthritis, terutama pada
area endemis TB
 Klinis khas TB sering tidak ada
 Nyeri dan bengkak sendi terjadi secara progresif, pada sendi weight bearing
 Klinis di awal tidak terlalu berat  keterlambatan diagnosis  fistula kutan, deformitas sendi,
osteomielitis, abses dapat terjadi
Diagnosis Definitif : kultur dan histopatologi dari biopsi
o Radiologi: Phemister triad
o Juxta-articular osteoporosis
o Erosi marginal
o Penyempitan celah sendi gradual
o Analisa cairan sendi: turbid, cloudy, glukosa rendah (kurang 10 mg/dl dari GDP), protein meningkat
o BTA + pada 20% kasus
o TST dan IGRA: tidak dapat membedakan infeksi laten dan aktif
Tatalaksana :
o Edukasi: imobilisasi diikuti dengan mobilisasi aktif menghindari weight bearing 4-6 minggu
o Durasi pengobatan yang disarankan 9-12 bulan karena penetrasi antibiotik pada jaringan oseus sulit dan
risiko kekambuhan
o INH 5 mg/kgBB (300 mg), rifampicin 10 mg/kgBB (450-600 mg), pyrazinamide 15-30 mg/kgBB, ethambutol
5-15 mg/kgBB, streptomycin 15 mg/kgBB (1 g IM)
OSTEOARTHRITIS
Klasifikasi OA :
Primer  idiopatik
Sekunder
Tatalaksana
Non farmakologi
a. Edukasi pasien
b. Modifikasi gaya hidup
c. Penurunan BB, minimal 5% dari BB dgn target BMI 18,5-25 (jika BMI >25)
d. Program latihan aerobik
e. Latihan perbaikan gerak sendi, penguatan otot (quadrisep) dan alat bantu gerak sendi
f. Terapi okupasi dgn proteksi sendi, splint dan alat bantu gerak sendi untuk aktivitas fisik sehari2

Farmakologi
A. OA dengan gejala nyeri Ringan – Sedang
o Acetaminophen (< 4 gr / hari)
o NSAID
B. OA ringan – sedang dgn risiko sistem pencernaan (usia>60 th, polifarmaka, riw ulkus peptikum, GIT bleeding,
minum steroid atau antikoagulan)
o Acetaminophen (< 4 gr / hari)
o NSAID topikal
o NSAID non selektif + obat pelindung gaster
NSAID harus dimulai dari dosis terendah, lalu dinaikan hingga dosis maksimal (jika dosis rendah respon kurang
efektif)

C. OA nyeri sedang – berat disertai dengan pembengkakan sendi


o Aspirasi dan injeksi glukokortikoid intrartikular (Triamsinolon 40 mg) (1-3 minggu) selain diberikan
juga NSAID
D. Terapi alternatif
Bila terapi awal tidak memberi respon adekuat
a. Dengan nyeri sedang – berat dan ada kontraindikasi COX-2 inhibitor spesifik dan NSAID  diberikan
Tramadol (200-300 mg dalam dosis terbagi)
b. Terapi intrartikular : Hyaluronan atau kortikosteroid jangka pendek (1-3 minggu) pada OA lutut
c. Kombinasi : PCT-kodein dpt meningkatkan efektifitas analgetik
Gout Arthritis
Modifikasi gaya hidup
1. Pasien yang overweight harus melakukan modifikasi pola makan untuk memiliki berat badan ideal.
2. Hindari makanan tinggi purin seperti daging merah dan tinggi protein, kaldu, hati, ginjal, kerang dan
ekstrak ragi. Demikian pula dengan minuman tinggi purin seperti alkohol dalam bentuk bir dan fortified
wines.
3. Pasien harus terhidrasi dengan baik dengan minum air >2 liter per hari.
4. Latihan fisik sedang harus dimasukkan dalam upaya penanganan pasien gout, namun latihan yang
berlebihan dan berisiko trauma sendi wajib dihindari.
Golongan Obat Nama Generik Obat Dosis Pertimbangkan
Xantin Oksidase Allopurinol Mulai 100mg/hari  naik 100mg Ggn Fx ginjal  start 50 mg/hari.
Inhibitor @ 2-5 minggu hingga tercapati Hati-hati reaksi hipersensitivitas.
target. Max dose 900mg/hari.
Febuxostat Dosis awal 40mg/hari, titrasi @ Meningkatkan enzim liver, rash
2minggu bila belum mencapai arthralgia.
target, max dose 80mg/hari.
Urikosurik Probenecid Dosis awal 250mg 2x/hari selama 1 Hindari pada pasien dengan batu
minggu  500 mg 2x/hari. Max saluran kemih, dan ggn fx ginjal GFR
dose 2g/hari <50ml/menit.
Losartan Tidak ada dosis anjuran Digunakan pada komorbid
hipertensi.
Fenofibrat Tidak ada dosis anjuran Digunakan pada komorbid
hipertrigliseridemia.
Enzim urat oksidase Pegloticase (belum 8 mg IV @ 2 minggu pemberian > Reaksi alergi, sangat mahal.
ada di Indonesia) 120 menit

Rheumatoid Arthritis

Anda mungkin juga menyukai