Anda di halaman 1dari 3

Komunikasi massa adalah komunikasi yang terorganisir melalui media lisan tulisan ataupun audio visual

yang menjangkau audiens secara luas dengan tujuan mulia dengan menyediakan fakta sehingga audiens
bisa mengambil keputusan yang benar dalam berperan untuk perubahan sosial dalam ditengah-tengah
masyarakat dan bangsa. Agar komunikasi massa bisa berada didalam gawang tujuan tersebut,
aktifitasnya harus melewati beberapa saringan yang salah satunya adalah interpretasi dan preskripsi.Isi
yang disampaikan harus eksplisit dan etikal dan tentunya sesuai fakta. Implisit hanya akan membuat
audiens mereka-reka. Jadi penjabaran harus jelas, sesuai fakta dan didukung secara legal dan oleh
norma-norma yang berlaku didalam masyarakat. Media sekarang banyak yang melanggar kode etik
dengan cara menyampaikan pendapat mereka secara subyektif dan menggiring opini masyarakat untuk
pro terhadap pendapat subyektifnya. Keputusan bukan ditangan media tapi ditangan
audiens/masyarakat dengan cara membentangkan fakta sebanyak-banyaknya sesuai dengan regulasi dan
undang-undang yang berlaku. Misalnya saja saat Fox News terang-terangan membela Trump. Fox tidak
lagi sebuah media komunikasi massa yang netral sebagaimana seharusnya. Media harus independent
dan tidak bisa di setir dimana inilah yang membuat kehadiran mereka special ditengah-tengah
masyarakat. Menjadi penyortir/pembatas/penyaring/penafsir informasi yang aktual, akurat dan tepat
sebelum didistribusikan kepada masyarakat.Demikian pula saat melakukan kritikan sosial. Misalnya saat
media menyebarkan informasi ditengah-tengah masyarakat perihal pengakuan almarhum Freddy
Budiman yang menyuap ratusan milyar. Media mengkritik, tetapi tidak menuntaskan ceritanya. Jika
benar, maka bukan almarhum saja yang harus dihukum tetapi juga petugas negara. Ombudsman sudah
selayaknya melakukan pemeriksaan terkait pengakuan almarhum yang diberitakan secara terang-
terangan oleh media. Sebagai salah satu “agent of social change”, media si “mass communicator” tidak
boleh berhenti disini. Harus mengejar kebenaran. Berita in tragis dan menyedihkan menurut saya. Media
gagal menggawangi kebenaran yang diperlukan oleh masyarakat. Media seperti ini sebaiknya dituntut.
Berkomunikasi artinya menyampaikan perasaan dan pikiran kita kepada lawan bicara atau individu yang
ditujukan sebagai obyek komunikasi. Karena manusia adalah makluk sosial yang memiliki perasaan dan
natural empati serta simpathi pada normalnya, maka isi komunikasi yang diterima bisa memberikan
semangat dan menghibur. Misalnya, menelpon teman yang sedang mengalami patah hati dengan
mengatakan dan membicarakan hal-hal yang menyemangati dan menghibur sambil bercanda “banyak
ikan dilaut” sedikitnya membuat teman menjadi tersenyum dan bersemangat mencari ikan yang baru..
Tidak membuang waktu dengan hal-hal yang tidak penting tapi mengejar cita-cita dan berbuat baik
selagi masih hidup di dunia. Komunikasi interpersonal menurut Vito adalah terjadinya interaksi verbal
dan nonverbal diantara dua atau lebih dari dua orang yang saling tergantung satu sama lain, dengan 3
definisi sebagai berikut:

Komponensial

Artinya komunikasi interpersonal yang terjadi dengan mengamati komponen-komponen utamanya.


Penyampaian pesan oleh satu orang/kelompok kepada penerima pesan oleh orang lain/kelompok,
dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera. Contohnya:
saat seorang pekerja sosial bidang kesehatan ibu-anak berkomunikasi dengan seorang ibu muda di NTT
yang memiliki anak gizi buruk. Atau komunikator adalah dari anggota masyarakat yang mengadukan
suatu tindakan polisi ke divisi Propam.Dari contoh-contoh diatas, dapat diketahui bahwa topik
komunikator tidak sederhana tetapi untuk membuat komunikan mengerti apa yang ingin disampaikan
dan tujuan dari komunikator terhadap komunikan.
Relational Diadik Terjadi pada kondisi dimana komunikator/s dan komunikan/s mempunyai hubungan
yang jelas, atau hubungan terbangun dengan sendirinya karena ada inter-relasi satu dengan yang lain.

Contoh: kakak mengkomunikasikan kepada adik-adiknya perihal pembelian kembali rumah peninggalan
orangtua yang pernah dijual. Atau seorang guru private piano dengan muridnya. Contoh yang lain adalah
seorang pecinta lukisan Van Goh berkunjung pada suatu pameran lukisan di Jakarta dan berkomunikasi
dengan seorang pengunjung yang sedang menikmati lukisan karya Van Gogh. Dari contoh-contoh diatas,
komunikasi berlangsung sederhana tanpa ada hambatan. Sebab feedback sudah bisa diketahui dalam
waktu singkat seiring percakapan berlangsung.

Developmental

Developmental interpersonal communication, dicapai setelah membangun tangga-tangga persamaan


dan pengertian akan konsep dan arti dari hal-hal yang dibicarakan oleh komunikator kepada komunikan
sehingga feedback sudah bisa diterima.

Misalnya: seorang guru khusus bagi anak-anak autis tercinta, harus membangun dan membina
komunikasi dengan teknik-teknik khusus dari level paling bawah untuk mendapatkan kepercayaan anak-
anak sehingga mereka mau menerima pesan yang disampaikan komunikator/guru khusus. Contoh lain
adalah seorang komunikator yang merupakan staff dari sebuah perusahaan asuransi Cigna yang terus
menyampaikan pesan-pesan penting agar komunikannya yang adalah calon nasabah Cigna tertarik dan
mengikuti paket asuransi Cigna yang sesuai dengan kebutuhannya. Karena Indonesia masih memiliki
banyak suku bangsa dengan beragam budaya, maka komunikasi harus disesuaikan pada segmen
khalayak agar bisa diterima sehingga dampak yang diinginkan tercapai, yaitu perubahan sosial.Misalnya
mengkomunikasikan agar terjadinya perubahan sosial terhadap budaya Sifon pada masyarakat Atoin
Meto di Kabupaten TTS, NTT.Ada pendekatan sosiologi kesehatan terhadap korban yaitu perempuan,
serta menggunakan perspektif rasionalitas dari sisi nilai, instrumental dan afeksi. Instrumental karena
pasti terjadi gangguan-gangguan psikis (malu, rendah diri, kecewa, merasa hina, dsb) dan fisik (sexual
transmission disease) yang menjadi hambatan dalam meraih masa depan perempuan yang menjadi
korban sifon. Sisi nilai rasionalitas adalah agama yang seharusnya menjadi pagar untuk menjaga
hubungan yang benar dan tepat sesuai norma-norma agama dan tidak merugikan sesama manusia. Dari
sisi rasionalitas afeksi adalah dukacita karena pelecehan martabat perempuan-perempuan yang menjadi
korban.Karena TTS menghormati lembaga Agama dan Adat maka kedua lembaga ini digandeng untuk
menyampaikan alasan-alasan kemanusiaan diatas agar lebih dapat diterima sehingga memungkinan
perubahan sosial di masyarakat Atoin Meto terjadi sempurna. Ini yang dilakukan oleh NGO bersama
pemerintah setempat dan lembaga Agama serta Adat.Melihat hasil diatas, maka pada segmen khalayak
Atoin Meto harus dirancang upaya-upaya khusus agar budaya Sifon yang bermitoskan bahwa sakit sunat
tradisional akan hilang jika berhubungan seks dengan perawan dimusnahkan karena melanggar nilai-nilai
agama, adat dan kemanusiaan yang sehakiki-hakikinya. Media massa mengalami kontradiksi sebagai
institusi kapitalis yang berorientasi pada keuntungan dan akumulasi modal. Karena media massa harus
berorientasi pada pasar dan sensitif terhadap dinamika persaingan pasar, media massa dengan segala
fungsi informatif, membius dst seperti yang dikemukakan oleh De Vito, harus berusaha untuk meyajikan
produk informasi yang memiliki keunggulan pasar, antara lain informasi politik dan ekonomi dan
mempersuasi masyarakat sehingga menyakinkan masyarakat untuk berbuat sesuai yang diinginkan oleh
komunikator. Ketika modal dan kekuasaan mengepung media massa, kalangan industri media massa
mengemas iklan sedemikian rupa sehingga membius khalayak dengan mengfungsikan komponen-
komponen komunikasi massa, mengendalikan pers dengan memanfaatkan kepemilikan saham atau
modal untuk mengontrol isi media atau mengancam institusi media yang “nakal” daripada menyerupai
“politisi”, mengendalikan pers dengan merekayasa.Pada dasarnya media massa adalah institusi yang
mementingkan masalah sosial dan politik dalam bermasyarakat dan bernegara serta mencerdaskan
khalayak dengan informasi-informasi yang mendidik bahkan meluruskan berbagai problem
kemasyarakatan hingga pemerintahan pada media massa modern saat ini. Namun, lahir fenomena baru
tentang kuatnya karakter kapitalisme media dalam proses berkembangan media massa yang sudah
merambah ke arah pemilikan modal tunggal yang hanya mementingkan keuntungan saja.Media massa
sebagai institusi ekonomi, dalam hal ini erat kaitanya dengan kapitalis¬me media dan liberalisme media.
Media modern sekarang kurang memperhatikan kepentingan sosial, budaya, bahkan politik, tapi
kepentingan meraup keuntungan yang sebesar -besarnya tanpa memperhatikan positif dan negatif
pemberitaan dan informasi yang dicerna masyarakat. Hanya mengejar tayang dan mengejar popularitas
latar perusahaannya.”

Anda mungkin juga menyukai