Anda di halaman 1dari 21

SOSIALISASI & ADVOKASI

PERATURAN DI BIDANG PANGAN OLAHAN


2022

PEDOMAN CARA PEREDARAN


PANGAN OLAHAN YANG BAIK
01
Sistem Manajemen Keamanan
Pangan Olahan di Peredaran (SMKPO)

02
Pedoman Cara Peredaran Pangan
Olahan yang Baik (CPerPOB)
Sistem Manajemen Keamanan Pangan Olahan di Peredaran (SMKPO)
“sistem yang disusun dan PerBPOM Nomor 21 Tahun 2021 tentang
dikembangkan untuk Penerapan Sistem Jaminan Keamanan Dan Mutu
menjamin keamanan dan Pangan Olahan Di Sarana Peredaran
mutu pangan olahan melalui
pengawasan berbasis risiko
secara mandiri di sepanjang
rantai peredaran pangan
Add Text
Pengawasan berbasis risiko secara mandiri dilaksanakan dengan
mengedepankan komitmen dari Pelaku Usaha Pangan dalam Sertifikat Pemenuhan Komitmen SMKPO
menerapkan semua ketentuan peraturan perundangan-
undangan dan melakukan tinjauan ulang apabila dalam Sertifikat Pemenuhan Standar SMKPO
pelaksanaannya tidak memberikan hasil yang memuaskan. Cara Peredaran Pangan Olahan yang Baik
(CPerPOB)
Luas wilayah 1.916.862,20 km2
13.466 pulau
pasar potensial
34 Provinsi
bagi bisnis ritel
Jumlah penduduk sekitar 265 juta jiwa

Sumber: Statistik Indonesia 2018 (Badan Pusat Statistik)


Maksud dan Tujuan CPerPOB

1. Menjelaskan prinsip-prinsip dalam penerapan pedoman CPerPOB agar dapat diterapkan oleh Pelaku Usaha
Pangan di Sarana Peredaran dan Pengelola Pasar secara konsisten dan berkelanjutan, mulai dari penerimaan,
penyimpanan, pemajangan, distribusi, pengangkutan, dan/atau penyaluran Pangan Olahan.

2. Mengarahkan Pelaku Usaha di Sarana Peredaran dan Pengelola Pasar agar dapat memenuhi berbagai
ketentuan dan persyaratan penerapan CPerPOB, meliputi:
a. Ketentuan Umum Cara yang Baik di Peredaran,
b. Ketentuan Penyimpanan di Gudang,
c. Ketentuan Transportasi dan Pengakutan, dan
d. Ketentuan Pemajangan.

3. Meningkatkan pemahaman Pelaku Usaha Pangan di Sarana Peredaran, Pengelola Pasar, konsumen, pengawas
pangan, serta para praktisi di bidang pangan mengenai penerapan Pedoman CPerPOB, sehingga konsumen
memperoleh pangan yang aman, bermutu dan bergizi sesuai dengan ketentuan dalam peraturan
perundangundangan.
Sasaran Ruang Lingkup

Pedoman CPerPOB ini digunakan sebagai Ruang lingkup pedoman CPerPOB meliputi:
acuan dalam upaya menjamin keamanan, 1.Ketentuan Umum Cara yang Baik di Peredaran
mutu dan gizi pangan olahan bagi: a. Tanggung Jawab Manajemen;
a. Pelaku Usaha Pangan di Sarana b. Rencana Keamanan Pangan;
Peredaran, c. Sistem Manajemen Mutu;
b. Pengelola Pasar, d. Standar Bangunan dan Fasilitas;
c. konsumen, e. Ketentuan Penerimaan dan Penyimpanan;
d. pengawas pangan, f. Legalitas Sarana dan Produk;
e. penyuluh keamanan pangan, g. Pembersihan, Sanitasi, dan Pemeliharaan; dan
f. fasilitator pendamping UMKM, serta h. Personel.
g. para praktisi di bidang pangan
2.Ketentuan Transportasi dan Pengangkutan

3.Ketentuan Pemajangan.
PRODUKSI PRODUKSI PANGAN SEGAR
PENGOLAHAN PANGAN
PRA-PANEN PASCA -PANEN DIKONSUMSI BAHAN BAKU OLAHAN
LANGSUNG PENGOLAHAN

GAP GMP GRP


GAP

- Pusat peredaran pangan ritel merupakan garda - Perlu dikawal untuk


- Tempat bertemu banyak
Ritel orang
terdepan keamanan
dan mutu pangan di
perlindungan konsumen
- Perlu diatur dalam
- Sumber utama untuk tingkat peredaran, pedoman cara ritel
✓ Toko modern memperoleh keperluan di sehingga menjadi pangan yang baik
✓ Pasar tradisional bidang pangan bagian tidak
- Banyak terjadi kegiatan terpisahkan dari
peredaran pangan yang penjaminan keamanan
berpotensi menyebabkan pangan
kontaminasi pangan

9
PENERAPAN CPerPOB
Aspek Penilaian
A. Tanggung
Jawab
Manajemen;
B. Rencana
H. Personel Keamanan
Pangan;

2. Ketentuan
G. 1. Ketentuan 3. Ketentuan
C. Sistem Transportasi
Pembersihan, Umum Cara
Sanitasi, dan yang Baik di
Manajemen dan Pemajangan
Mutu;
Pemeliharaan Peredaran Pengangkutan

F. Legalitas D. Standar
Sarana dan Bangunan dan
Produk Fasilitas;
E. Ketentuan
Penerimaan
dan
Penyimpanan
A. Tanggung Jawab Manajemen B. Rencana Keamanan Pangan
Pimpinan/manajemen Sarana Peredaran seharusnya Perusahaan/sarana seharusnya memiliki rencana
mempunyai: keamanan pangan untuk menganalisis bahaya
1. Komitmen dan wawasan tentang pengendalian keamanan keamanan pangan serta mengendalikan bahaya
pangan tersebut sehingga tidak mencemari produk.
2. Kebijakan Keamanan Pangan
3. Reviu Manajemen Sarana perlu membentuk:
4. Sistem Pelaporan Internal a. Tim/Penanggung Jawab Keamanan Pangan
5. Struktur Organisasi b. Lingkup Rencana Keamanan Pangan
6. Kehadiran Pimpinan/Manajemen c. Identifikasi Bahaya
d. Pengendalian bahaya
e. Monitoring dan Tindakan Koreksi
Untuk sarana peredaran skala UMK, pimpinan/manajemen f. Reviu Rencana Keamanan Pangan
minimal misalnya dapat menunjukkan kepedulian untuk
memenuhi persyaratan keamanan, mutu dan legalitas
pangan olahan yang disimpan, didistribusikan dan/atau
dijual, pimpinan/manajemen minimal melakukan evaluasi Untuk sarana peredaran skala UMK, disarankan
terhadap pekerjaan yang dilakukan terkait keamanan, mutu, menerapkan rencana keamanan pangan, dalam hal ini
dan gizi pangan olahan. Whistle Blowing System (WBS) tidak untuk menganalisis bahaya keamanan pangan dan
wajib diterapkan. pengendalian bahaya.
C. Sistem Manajemen Mutu
Sarana memiliki manual mutu yang berisi ketentuan tertulis terkait seluruh
proses/aktivitas yang dilaksanakan di sarana dan diimplementasikan secara
konsisten.
Ketersediaan dokumen Sistem Manajemen Mutu berupa:
a. Manual mutu, dapat berupa panduan operasional gudang/ritel
b. Prosedur pengendalian dokumen
c. Sistem Audit Internal
d. Prosedur persetujuan/kontrak dengan pemasok pangan olahan, sarana,
dan/atau pemasok jasa. Penarikan produk kedaluwarsa
e. Spesifikasi pangan olahan dan spesifikasi penyimpanan
f. Prosedur ketertelusuran dan penarikan produk
g. Prosedur penanganan insiden
h. Prosedur penanganan komplain
i. Dokumentasi dan pencatatan

Untuk Sarana Peredaran skala UMK, pimpinan/manajemen minimal memiliki


prosedur atau ketentuan tertulis terkait pengendalian pangan olahan yang tidak
sesuai, kedaluwarsa atau yang harus ditarik atau memiliki panduan operasional
gudang/ritel.
Pencatatan dan dokumentasi
D. Standar Bangunan dan Fasilitas Contoh tata ruang sarana ritel
pangan tipe supermarket
Untuk pencegahan pencemaran pangan, dengan merancang:
1. Standar Bangunan Luar - perlu diperhatikan terkait kebersihan lingkungan sarana
2. Standar Keamanan Lokasi - menjaga kemungkinan pencemaran yang disengaja
3. Standar Fasilitas, Peralatan, dan Bangunan
4. Lay out dan Segregasi Ruangan
5. Fasilitas Staf/Pelanggan
6. Fasilitas Penanganan Sampah
7. Selokan dan Drainase
8. Ketersediaan Air dan Es
9. Fasilitas Pengendalian Hama
10. Fasilitas Pengendalian Bahaya Kimia dan Fisik
11. Fasilitas Pembersihan dan Sanitasi

Untuk Sarana Peredaran skala UMK, disarankan memiliki area penerimaan yang spesifik.
Area (misal tempat parkir) yang secara khusus dikosongkan pada saat penerimaan dapat
dianggap sebagai memadai.
Area khusus yang dimaksud terlindung dari pengaruh cuaca (misal panas / hujan), dan
risiko pencemaran (misalnya area tidak berdebu dan jauh dari tempat sampah)
E. Ketentuan Penerimaan dan Penyimpanan
Pimpinan/manajemen seharusnya melakukan monitoring secara berkala pada prosedur
penerimaan dan penanganan produk sesuai sifat produk, yang efektif untuk menjamin
keamanan pangan yang diterima serta terdokumentasi.

Sarana seharusnya mengatur penyimpanan produk di gudang, peletakan di area


pemajangan dan/atau pada saat distribusi produk sedemikian rupa sehingga dapat
mencegah potensi pencemaran silang seperti bahaya mikrobiologi, fisika, dan kimia, alergen,
aspek kehalalan dan alergen.

Sistem penerimaan dan penyimpanan pangan yang efektif, seperti:


1. Produk yang datang tidak boleh menungu lama di area penerimaan.
2. Personel bagian penerimaan yang menangani pangan yang berisiko tinggi sebaiknya
mengenakan pakaian kerja yang bersih, tutup kepala, masker, dan sarung tangan.
3. Penerimaan pangan seharusnya diperhatikan dan dicatat tanggal kedaluwarsa untuk
memastikan bahwa produk yang diterima sudah mencantumkan tanggal kedaluwarsa
dan memiliki masa simpan yang cukup untuk dijual.
4. Tersedia fasilitas area khusus.
5. Pencatatan dan dokumentasi.
6. Pemeriksaan keterangan kedaluwarsa secara berkala terutama untuk produk pangan
olahan yang mudah rusak.
7. Pemisahan penyimpanan bahan pangan
- mengandung babi, minuman beralkohol, dan produk retur.
F. Legalitas Sarana dan Produk G. Pembersihan, Sanitasi, dan Pemeliharaan
Sarana memiliki: Petugas/karyawan memahami:
1.Persyaratan Legal Bangunan/Sarana - 1. Cara membersihkan ruangan dan peralatan dengan benar
memiliki perizinan usaha sesuai 2. Penggunaan disinfektan yang sesuai
dengan jenis usahanya. 3. Jadwal sanitasi dan perawatan
2.Persyaratan Legal Produk - Semua 4. Penanganan sampah
produk pangan olahan yang 5. Pemeliharaan dan perawatan alat ukur
disimpan/dipajang harus memiliki
Nomor Izin Edar yang masih berlaku
Untuk Sarana Peredaran skala UMK, Pimpinan/Manajemen
kecuali produk pangan olahan yang
termasuk “dikecualikan dari minimal dapat menjelaskan secara lisan frekuensi pelaksanaan
ketentuan kewajiban pendaftaran sanitasi, perawatan, dan pemeliharaan yang dilakukan dan cara
produk”. melakukan monitoring.

Untuk sarana peredaran skala usaha mikro dan kecil,


Pimpinan/Manajemen minimal melakukan pemeriksaan akurasi
alat ukur secara berkala.
H. Personel
Pimpinan/manajemen seharusnya menyelenggarakan pelatihan
yang berkesinambungan kepada personel minimal mencakup
sanitasi, higiene, penanganan produk, serta penanganan
peralatan.

Setiap orang yang terlibat dalam ritel pangan wajib:


1. Memahami keamanan pangan.
2. Menjual pangan aman dan bermutu.
3. Memenuhi persyaratan kesehatan.
4. Mampu menerapkan higiene perorangan.

Untuk Sarana Peredaran skala UMK, minimal dengan pelatihan


berupa orientasi terkait penanganan produk, sanitasi dan
higiene.
Karyawan bisa menjelaskan dan menunjukkan kemampuannya
dalam menjalankan penanganan produk, sanitasi dan hygiene.
2. Ketentuan Transportasi dan 3. Ketentuan Pemajangan
Pengangkutan
Untuk sarana ritel pangan, area dan fasilitas
Alat transportasi pangan seharusnya dalam kondisi laik
pemajangan (display) pangan olahan seharusya
jalan, bersih, tidak berbau, tidak berkarat, tidak
memadai sesuai kebutuhan:
menyebabkan pencemaran terhadap produk
a. Pemajangan pangan olahan siap saji
b. Pemajangan Minuman Beralkohol
Untuk Sarana Peredaran skala UMK, Pimpinan/manajemen c. Pemajangan Pangan Mengandung Babi
minimal dapat menjelaskan bagaimana: d. Pemajangan Pangan Iradiasi
a. proses bongkar muat dilakukan, e. Pemajangan Pangan Produk Rekayasa Genetika
b. orang yang bertanggungjawab, dan (PRG)
c. orang yang melakukan pengawasan serta pencatatan f. Rotasi Produk
dokumen terkait; g. Label Produk Curah
minimal bisa menjelaskan hal-hal yang harus dilakukan
pada saat terjadi kerusakan, kecelakaan, atau insiden
terhadap kendaraan yang digunakan mendistribusikan
produk.
vs
Tempat sampah tertutup
Sampah teratur dibersihkan
Selokan berfungsi baik
Jalan tidak berdebu
Hindari lubang saluran air dari hama
Jangan ada pangan tercecer
Lantai harus terbuat dari
semen/keramik
Tersedia fasilitas cuci tangan di sarana
penjualan/kios/lapak

Terutama kios penjualan ikan, daging,


pangan siap saji

Jangan lupa cuci tangan:

❖Setelah dari toilet

❖Setelah batuk/bersin/merokok/makan

❖Setelah memegang uang/dagangan/ benda kotor


Pangan beku harus disimpan di freezer agar tidak cepat rusak
Simpan pangan beku pada wadah kedap air dan kedap udara, pada
suhu di bawah -18oC
Freezer dilengkapi dengan termometer dan suhu dicek secara teratur
TERIMA KASIH

#TetapLakukan5M
Subsite Facebook Instagram
www.standarpangan.pom.go.id Standar Pangan BPOM standarpanganbpom

Anda mungkin juga menyukai