Anda di halaman 1dari 2

RESUME

PRAKTIKUM PENGKAJIAN FISIK SISTEM RESPIRASI

Naurah Shadiqah – 2206814091 – Kelas G

___________________________________________________________________________

Pengkajian fisik system respirasi dilakukan dalam beberapa tahap, tahap pertama adalah
anamnesis. Pada pasien yang mengalami sesak nafas, anamnesis yang dapat ditanyakan adalah:

- Pernahkah anda mengalami sesak nafas sebelumnya?


- Sejak kapan anda megalami sesak nafas?
- Berapa lama sesak nafas terjadi?
- Apakah muncul saat beristirahat atau saat beraktivitas?
- Apa yang anda lakukan agar keluhan sesak nafas berkurang?
- Adakah riwayat merokok?
- Adakah riwayat kondisi tempat kerja?
- Adakah riwayat minum obat?

Pada keluhan batuk dapat ditanyakan keluhan batuk :

- Berapa lama batuknya? Saat pagi atau malam hari?


- Karakteristik batuk ditanyakan, apakah batuk kering atau batuk berdahak?

Untuk mengkaji sputum dilakukan dengan bertanya:

- Bagaimana dengan karakteristik sputum?


- Bagaimana jumlah sputum?
- Bagaimana warna sputum?

Saat nyeri dada dapat ditanyakan: Nyeri dada pleuristik

- Apakah pasien nyeri ketika inspirasi?

Tahap kedua melakukan inspeksi, yaitu melakukan observasi pada konfigurasi dada dan
pola pernapasan. Pada pemeriksaan saluran napas atas yang harus diperhatikan adalah
pemeriksaan lubang hidung dan rongga mulut dan dilanjutkan dengan saluran napas bawah.
Pada pemeriksaan lubang hidung dilakukan dengan penlight dan menegakkan ujung hidung.
apakah nasal septum ada deviasi atau tidak kemudian perhatikan apakah ada muchus membra
apakah ada pengeluaran cairan seperti mukus mukopurulen ataupun darah. Pada rongga mulut
minta pasien untuk membuka mulutnya dan mengatakan “aaa” untuk periksa lidah, gigi ,gusi,
dinding faringeal, tonsil, posisi uvula (faringeal) lihat apakah ada kemerahan atau adakah
tambalan pada membran mukosa missal bercak putih pada difteri.

Inspeksi konfigurasi dada dilihat ukuran dan bentuk simetri atau asimetri, apakah pasien
memiliki bentuk konveks di kedua sisi. Pada pengkajian respirasi dilihat apakah pasien
menggunakan pernapasan abdominal atau pernafasan dada kemudian menghitung frekuensi
pernapasan melihat pengembangan dada dengan nafasnya melihat posisi trakea dan
mencatat apakah ada otot napas tambahan yaitu muskulus sternokleidomastoideus

Tahap ketiga setelah inspeksi adalah melakukan palpasi. Palpasi dilakukan untuk
mengetahui ekspansi dada dan fremitus taktil atau getaran atau hantaran udara pada dua
sampai tiga lobus paru. Apabila ada penurunan hantaran menunjukkan penumpukan cairan ,
apabila ada peningkatan hantara menunjukan tumor.

1. Pengukuran diameter transverse dan anteroposterior


2. Mengukur pengembangan atau ekspansi dada
3. Palpasi ekspansi dada
4. Melakukan palpasi pada posisi trakea
5. Melakukan fremitus taktil vokal

Tahap keempat adalah melakukan perkusi

Teknik perkusi itu dilakukan dengan cara jadi tengah diposisikan sejajar dengan iga-iga
dalam spasium interkosta, jari-jari ditaruh dengan kuat di atas dinding dada sebelum diketuk
dengan jari tengah tangan lainnya. Perkusi dilakukan untuk membantu menilai struktur yang
mendasari dinding dada dilakukan dari depan belakang dan area infraksilari identifikasi tulang
interkosta di sisi kiri dan kanan dan hasilnya dicatat hasil normal adalah resonan, kecuali area
jatuh akan terdengar downs.

Tahap kelima adalah auskultasi

Auskultasi dilakukan dari depan dada, belakang dada dan area aksilari dengan cara meletakkan
stetoskop di interkosta dan melakukan auskultasi di sisi kiri dan kanan dan hasilnya
dibandingkan yang didengarkan adalah hembusan masuk udara untuk mengetahui kuantitas,
jenis napas untuk mengetahui kualitas dan dengarkan adanya suara napas tambahan.

Anda mungkin juga menyukai