Anda di halaman 1dari 2

1.

Patofisiologi
Patofisiologi dari intoleransi aktivitas dapat bervariasi tergantung pada
penyebabnya, dan beberapa kondisi kesehatan dapat menyebabkan intoleransi
aktivitas. Berikut adalah patofisiologi intoleransi aktivitas yang dapat terjadi:
a) Gangguan Sistem Kardiovaskular:
Intoleransi aktivitas yang disebabkan oleh gangguan sistem
kardiovaskular ditandai dengan detak jantung yang meningkat cepat
selama atau setelah aktivitas, perubahan frekuensi detak jantung atau
kekuatan denyut jantung selama aktivitas.
 Gagal Jantung: Gagal jantung dapat menyebabkan intoleransi
aktivitas karena jantung tidak mampu memompa darah dengan
efisien, mengakibatkan penurunan suplai oksigen ke jaringan
tubuh selama aktivitas fisik.
 Penyakit Arteri Koroner: Penyempitan atau blokade pada arteri
koroner dapat mengurangi aliran darah ke otot jantung, yang
dapat menyebabkan nyeri dada atau angina selama aktivitas.
b) Gangguan Sistem Respirasi:
Intoleransi aktivitas yang disebabkan oleh gangguan sistem respirasi
ditandai dengan kesulitan bernapas atau perasaan kehabisan napas
selama atau setelah aktivitas, Peningkatan frekuensi pernapasan selama
atau setelah aktivitas.
 Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK): PPOK seperti
bronkitis kronis dan emfisema dapat menyebabkan
ketidakmampuan untuk menghirup atau menghembuskan udara
secara efektif, mengakibatkan sesak napas selama aktivitas
fisik.
 Asma: Pada asma, saluran napas menjadi hiperresponsif, yang
dapat menyebabkan penyempitan bronkus dan kesulitan
bernapas selama aktivitas.
c) Gangguan Sistem Saraf:
Intoleransi aktivitas yang disebabkan oleh gangguan sistem respirasi
ditandai dengan kesulitan dalam mengkoordinasikan gerakan tubuh
selama aktivitas, Kesulitan mempertahankan keseimbangan selama
atau setelah aktivitas, Gangguan fungsi otak dapat memengaruhi
kemampuan untuk merencanakan dan melaksanakan aktivitas.
 Multiple Sclerosis (MS): MS dapat merusak mielin, yang
melindungi serat saraf. Ini dapat menghambat transmisi sinyal
saraf dan menyebabkan kelemahan otot serta kesulitan
bergerak.
 Parkinson: Gangguan pada sistem saraf ini dapat menyebabkan
kekakuan otot dan kesulitan dalam memulai atau menjaga
gerakan.

Anda mungkin juga menyukai