Anda di halaman 1dari 1

KEHIDUPAN DALAM PUSARAN WAKTU

Semasa kecil nasehat untuk tidak boleh membuang atau menyisakan makanan, karena
merupakan perbuatan mubazir. Sebutir nasi pun sebaiknya tidak boleh tersisa dari piring
bekas makan. Bahkan sempat viral konten medsos yang menjelaskan secara rinci mengenai
sebutir nasi yang disisakan. dipaparkan bahwa sebutir nasi/beras. 1 gram beras ada 50
butir. kemudian 1 kg ada 50.000 butir. Bila 200 juta penduduk Indonesia menyisakan satu
butir beras berarti ada 4 ton beras yang dibuang. jika 2 kali makan maka ada 8 ton dan
dalam sebulan ada 240 ton beras terbuang sia-sia.

Jika banyak orang tua yang menasehati tentang pentingnya untuk tidak boleh mubadzir soal
sebutir nasi, lalu bagaimana dengan sedetik waktu yang mubazir? Secara singkat dapat
disimpulkan bahwa kebanyakan orang lebih mengingat nasehat untuk tidak boleh mubazir
dalam hal makanan lebih daripada dalam hal waktu. Padahal semua orang sadar bahwa
waktu hidup di dunia merupakan modal untuk kehidupan akhirat yang kekal. Berapapun usia
seseorang akan dipertukarkan dengan waktu yang tidak terhingga di akhirat.

Selain tidak terhingga, waktu akhirat yang akan dipertukarkan juga memiliki bobot yang lebih
tinggi nilainya. Satu hari di akhirat merupakan 1000 tahun menurut perhitungan manusia.
dari sini dapat disimpulkan bahwa betapa waktu dunia sangatlah singkat.

Namun dengan singkatnya waktu dunia tersebut mempunyai nilai yang sangatlah berharga.
itulah mengapa Allah Sang Pencipta alam semesta bersumpah demi waktu.

Anda mungkin juga menyukai