Anda di halaman 1dari 4

KULINER LANGKA DI KOTA SUKOHARJO NASI TIWUL

Oleh :
M SHIDIQ AL AZIIZ
mshidiqalaziiz@gmail.com

Fakultas Ilmu Tarbiyah IAIN Surakarta

ABSTRAK
Sebelum dikenal sebagai jajanan, tiwul atau thiwul sebenarnya adalah makanan pokok
pengganti nasi beras yang biasa dikonsumsi jadi makanan sehari-hari oleh masyarakat
Wonosobo, Gunungkidul, Wonogiri, Pacitan, dan Blitar.Tiwul dibuat dari singkong yang
dijemur sampai kering atau yang biasa disebut gaplek. dikenal sebagai jajanan, tiwul atau
thiwul sebenarnya adalah makanan pokok pengganti nasi beras yang biasa dikonsumsi jadi
makanan sehari-hari oleh masyarakat Wonosobo, Gunungkidul, Wonogiri, Pacitan, dan
Blitar. Tiwul yang berbahan baku singkong dijadikan pengganti nasi ketika harga beras tidak
terbeliolehmasyarakatpadaerapenjajahanJepangtahun1960-an,”

Kata Kunci : Nasi Tiwul

PENDAHULUAN :

Latar Belakang Masalah

Nasi Tiwul adalah makanan tradisonal yang dulunya sangat familiar ditelinga
sebagian masyarakat Sukoharjo bahkan Nasi Tiwul dikenal oleh beberapa daerah.salah
satunya adalah di daerah Sukoharjo.Di Sukoharjo dulunya Nasi Tiwul sangatlah terkenal.
Karena perkembangan zaman yang semakin modern,kebanyakan masyarakat sekarang
lebih menyukai semua hal yang praktis.Lebih menyukai makanan yang cepat saji padahal
makanan cepat saji tidak selalu menyehatkan badan bahkan beberapa makanan cepat saji
menyebabkan penyakit.Nasi TIwul menjadi salah satu makanan yang hampir punah atau
langka.Sehingga saya ingin masyarakat tahu Nasi Tiwul adalah makanan tradisional yang
enak dan tidak terlalu susah dalam pembuatannnya.Bahan yang digunakan juga relatif mudah
terjangkau.
Alasan saya mengambil tema Nasi Tiwul karena di daerah tempat saya tinggal masih
menemukan makanan Nasi Tiwul meskipun tidak sebanyak dahulu.Dan saya ingin
menunjukkan kalau di tempat saya tinggal masih ada makanan tradisional seperti itu.
Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud Nasi Tiwul?
2. Bagaimana cara pembuatannya?
3. Apa yang menyebabkan Nasi Tiwul langka?

1
Metode :
Saya menggunkan metode Survei,karena survei merupakan menggunakan kuesioner
sebagai instrumen adalah salah satu metode pengumpulan data paling populer dalam
penelitian positivis. Penelitian positivis biasanya melibatkan proposisi formal, variabel yang
dapat dikuantifikasi, dan pengujian hipotesis (Orlikowski dan Baroudi, 1991). Metode ini
terlihat sederhana, dan karenanya sering disepelekan. Kenyataanya tidak demikian.
Hasil :
Penyebab Nasi Tiwul langka ialah gaya hidup masyarakat yang menuju kebarat-
baratan.Sehingga mereka memilih memakan makanan yang praktis dan cepat daripada harus
menunggu dalam pembuatannya.Alasan kedua karena harga kebutuhan pokok naik,sehingga
pedagang bingung akan menaikkan harga atau tidak.Jika harga Nasi Tiwul
dinaikkan,konsumen pasti kecewa dan jika tidak pedagang akan mengalami kerugian bahkan
bisa gulung tikar.
Pembahasan :
Nasi Tiwul adalah makanan tradisonal yang dulunya sangat familiar ditelinga
sebagian masyarakat Sukoharjo bahkan Nasi Tiwul dikenal oleh beberapa daerah.salah
satunya adalah di daerah Sukoharjo.Di Sukoharjo dulunya Nasi Tiwul sangatlah terkenal.
Karena perkembangan zaman yang semakin modern,kebanyakan masyarakat sekarang
lebih menyukai semua hal yang praktis.Lebih menyukai makanan yang cepat saji padahal
makanan cepat saji tidak selalu menyehatkan badan bahkan beberapa makanan cepat saji
menyebabkan penyakit.Nasi TIwul menjadi salah satu makanan yang hampir punah atau
langka.Sehingga saya ingin masyarakat tahu Nasi Tiwul adalah makanan tradisional yang
enak dan tidak terlalu susah dalam pembuatannnya.Bahan yang digunakan juga relatif mudah
terjangkau.
Simpulan :
Dari penelitian saya , saya dapat menyimpulkan bahwa sebelum dikenal sebagai
jajanan, tiwul atau thiwul sebenarnya adalah makanan pokok pengganti nasi beras yang biasa
dikonsumsi jadi makanan sehari-hari oleh masyarakat Wonosobo, Gunungkidul, Wonogiri,
Pacitan, dan Blitar. “Tiwul yang berbahan baku singkong dijadikan pengganti nasi ketika
harga beras tidak terbeli oleh masyarakat pada era penjajahan Jepang tahun 1960-an,”

Ucapan Terimakasih :

1. Allah SWT
2. Orang tua saya
3. Dosen saya ibu Ika Martanti Mulyawati, M.Pd
4. Ibu Suratmi , sebagai orang yang saya wawancarai
5. Teman-teman saya

2
Daftar Pustaka :
https://www.kompas.com/food/read/2020/08/12/090900975/sejarah-tiwul-khas-jawa-makanan-
pengganti-nasi-karena-harga-beras-mahal?page=all. ( tanggal akses 5 April 2021 )

https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:0_bsZ7goq50J:https://
www.kompas.com/food/read/2020/08/12/090900975/sejarah-tiwul-khas-jawa-makanan-pengganti-
nasi-karena-harga-beras-mahal%3Fpage%3Dall+&cd=2&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-b-d.
(tanggal akses April 2021 )

Bukti-Bukti :
Foto Narasumber

3
TRANSKIP WAWANCARA
Informan
Tanggal Wawancara : 5 April 2021
Tempat : Rumah dari Ibu Suratmi

Identitas Informan
1. Nama : Suratmi
2. Umur : 45 tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Pendidikan Formal : SLTA
5. Pendidikan Non Formal : -
6. Pekerjaan : ibu rumah tangga

Hasil Wawancara
1) Bahan bahan apa saja yang digunakan untuk pembuatan Nasi Tiwul?
Jawab : beras, tepung tiwul, air, dan bumbu pawon
2) Bahan bahan tersebut apakah susah untuk didapatkan ?
Jawab : Tidak, karena bahan bahan tersebut sangat mudah sekali untuk didapatkan
dan tempatnya sangat mudah untuk dicari seperti di toko kelontong.
3) Apakah terdapat kesulitan dalam proses pembuatan kue cucur ?
Jawab : tidak ada karna membuatnya sangatlah mudah.
Tidak ada, karena proses pembuatan kue cucur paling mudah.
4) Kenapa Nasi tiwul bisa menjadi langka di Sukoharjo?
Jawab : Karena di zaman modern sekarang ini sudah banyak makanan yang
cepat saji dan mudah untuk didapatkan maka oleh karena itu makanan tradisional
seperti Nasi Tiwul ini sudah jarang diminati masyarakat bahkan tidak ada
produksinya.

Anda mungkin juga menyukai