Anda di halaman 1dari 2

MAKALAH TENTANG HADITS QUDSI

Nama: Amaliyah

Prodi: PAI 2B (Eksekutif)

Matkul: Materi Hadits di SMP/SMA

Dosen Pengampu: Ustadz Suherman, M.pd

Seluruh umat muslim di dunia harus sepakat bahwasannya hadis menduduki posisi penting dan
strategis dalam kajian-kajian keislaman. Hal ini dikarenakan hadis merupakan sumber hukum
kedua setelah Al-Qur’an di dalam Islam. Namun jika disebut tentang istilah hadis qudsi, belum
tentu semua umat muslim tahu akan pengertian dari hadis ini, bahkan mungkin istilah ini masih
asing bagi sebagian masyarakat awam.

Hadis sendiri dimaknai sebagai ucapan, perbuatan dan sesuatu yang disetujui oleh Nabi
Muhammad Shollallahu Alaihi Wasallam. Hadis qudsi disebut hadis karena disampaikan oleh
Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi wasallam. Disebut hadis Qudsi karena dinisbahkan pada
kalimat Quddus/Qudsi–salah satu Nama Allah–yang artinya suci karena hakikat hadis Qudsi
bersumber dari Allah Yang Maha Suci (Quddus). Jika maknanya adalah demikian, kemudian
timbul pertanyaan apa bedanya hadis qudsi dan Al-Qur’an bila keduanya sama-sama berasal
dari Allah?

Keduanya hadis atau al-Quran–selain ijma’ dan qiyas– merupakan sumber hukum Islam
menurut paham Ahlussunah Waljamaah. Al-Quran disebut wahyu, ada lagi wahyu Allah tapi
tidak boleh disebut al-Quran, yaitu hadis qudsi. Meskipun sama-sama bersumber dari Allah,
namun keduanya tidak memiliki kedudukan yang sama.

Dalam kitab al-Qawaidul Asasiyah fi Ilmi Mustholah al-Hadits halaman 16-19, Sayid Muhammad
bin Alwi al-Maliki al-Hasani menjelaskan;

“Hadis Qudsi adalah


hadis yang dinisbahkan pada kata Qudsi. Arti kata Qudsi adalah suci (ath-thoharoh) dan
membersihkan (at-tanzih). Selain disebut hadis Qudsi juga disebut hadits ilahi dinisbatkan
pada Ilah (Allah), dan juga disebut hadits Robbani dinisbatkan pada Robb (Allah; Penguasa)
yang Maha Agung dan Luhur”.

Syaikh Muhammad Amin al-Kurdi dalam kitab Tanwir al-Qulub halaman 551 menjelaskan;
“Hadis Qudsi adalah wahyu yang di turunkan kepada Nabi Muhammad dengan tanpa perantara
malaikat melainkan dengan ilham atau mimpi. Ada kalanya hadis Qudsi itu turun berupa lafadz
dan maknanya dan adakalanya lafadznya saja dan kemudian Nabi sendiri yang mengungkapkan
dengan beberapa lafadz dari dirinya sendiri yang di nisbahkan kepada Allah dan membaca hadis
Qudsi tersebut tidak di anggap ibadah dan jga tidak mengandung mukjizat”.

Meski hadis qudsi disebut hadis Ilahi atau juga hadis Robbani karena bersumber dari Allah
Subhanahu Wata’ala, namun hadis Qudsi bukanlah Al-Qur’an. Tidak boleh menyamakan
kedudukan al-Qur’an dengan hadis qudsi.

Jumlah Hadis Qudsi

Jumlah hadis Qudsi tidak sebanyak hadis nabawi yang jumlahnya menurut sebagian ulama lebih
dari seratus ribu hadis. Secara keseluruhan jumlah hadis qudsi masih kisaran ratusan hadis,
itupun jika dihitung dengan redaksi atau riwayat yang diulang-ulang. Ulama berbeda pendapat
perihal kepastian jumlah hadis qudsi.
Menurut Imam Ahmah Ibnu Hajar, ulama yang mensyarahi kitab hadis Araba’in An-Nawaiyah,
jumlah hadis qudsi lebih dari 100 hadis. Imam Al-Munawi dalam kitabnya al-Ithafatu as-Saniyah
bi al-Ahaditsi al-Qudsiyah menyebutkan jumlah hadis qudsi sebanyak 272 hadis.
Sebagian ulama lain mengatakan bahwa jumlah hadis qudsi sebanyak 100 hadis atau lebih
sedikit.
Terlepas dari perbedaan ulama dalam mendefinisikan jumlah hadis qudsi dan jumlahnya,
berikut adalah contoh-contoh hadis qudsi yang sering kita dengar:

“Diriwayatkan dari Abi Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu sesungguhnya Rasulullah shollallahu’alaihi


wasallam bersabda, “Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, berinfaklah wahai anak adam, (jika
kamu berbuat demikian) Aku memberi infak kepada kalian”.
(HR. Bukhari dan Muslim)

..

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu beliau berkata, telah bersabda Rasulullah
shollallahu’alaihi wasallam, “Telah berfirman Allah Subhanahu wa ta’ala, ‘Aku adalah
sebagaimana prasangka hambaku kepadaku, dan Aku bersamanya ketika dia mengingatku..”
(HR. Bukhori dan Muslim).

“Diriwayatkan oleh Ibn ‘Abbas radiyallahu ‘anhuma, dari Nabi Muhammad Shollallahu’alaihi
wasallam, Sesungguhnya Allah menulis semua kebaikan dan keburukan. Barangsiapa
berkeinginan berbuat kebaikan, lalu dia tidak melakukannya, Allah menulis di sisi-Nya pahala
satu kebaikan sempurna untuknya. Jika dia berkeinginan berbuat kebaikan, lalu dia
melakukannya, Allah menulis pahala sepuluh kebaikan sampai 700 kali, sampai berkali lipat
banyaknya. Barangsiapa berkeinginan berbuat keburukan, lalu dia tidak melakukannya, Allah
menulis di sisi-Nya pahala satu kebaikan sempurna untuknya. Jika dia berkeinginan berbuat
keburukan, lalu dia melakukannya, Allah menulis satu keburukan saja.
(HR. Bukhari dan Muslim).

Selain tiga hadis qudsi diatas, masih banyak hadis qudsi yang lain dimana isinya memuat
tentang akidah, motivasi ibadah, akhlak dan lain sebagainya. Demikian pengetahuan mengenai
istilah hadis qudsi semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai