MAKALAH
disusun untuk memenuhi salah satu tugas Ushul Fiqh dari
Dra. Sri Sudiarti
Oleh :
Dede Maharani
150010200
Hamdani
15001020032
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah atas izin Allah SWT, makalah dengan judul Sumber Hukum
Islam dari Alquran dan Hadis telah diselesaikan tepat waktu.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam makalah ini karenanya dengan
kerendahan hati penulis mengharapkan saran, masukan, bahkan kritik membangun dari
Ibu dosen Ushul Fiqh dan rekan-rekan mahasiswa yang membaca makalah ini yang
akan sangat berharga untuk penulisan makalah berikutnya.
Semoga sumbangan sederhana ini dapat memperkaya khazanah ilmu
pengetahuan khususnya diskursus tentang Sumber Hukum Islam dari Alquran dan
Hadis.
Atas perhatian dan bimbingan Ibu dosen Ushul Fiqh, Dra. Sri Sudiarti kami
sampaikan terima kasih.
Penulis
1 | Kata Pengantar
Kata Pengantar............................................................................i
Daftar Isi......................................................................................ii
Bab 1 Pendahuluan......................................................................1
1.1. Latar Belakang.....................................................................1
1.3. Tujuan...................................................................................1
Bab 2 Pembahasan......................................................................3
2.1. Al-Quran Sebagai Sumber Hukum.......................................2
2.2. Hadis Sebagai Sumber Hukum.............................................3
Bab 3 Penutup.............................................................................6
Kesimpulan..................................................................................6
Daftar Pustaka.............................................................................7
2 | Daftar Isi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumber atau dalil fikih yang telah disepakati ada 4 (empat),
yaitu Al-Quran, Sunnah Rasulullah, ijma, dan qiyas. Sebagai seorang
muslim sudah sewajarnya harus patuh kepada 4 sumber hukum
tersebut. Namun di abad ke-21 saat ini banyak orang-orang muslim
yang apatis terhadap hukum Islam. Padahal seyogyanya apabila
orang-orang muslim mengikuti hukum yang telah ditetapkan melalui
ke-4 sumber hukum tersebut maka bukanlah tidaklah mungkin
kehidupan masyarakat muslim, tatanan-tatanan sosial akan menjadi
lebih baik daripada keadaan umat muslim pada saat ini. Makalah ini
akan menjelaskan mengenai sumber hukum Islan namun akn lebih
terfokus pada Al-quran dan Hadis.
1. Untuk memahami pentingnya sumber hukum Islam dari AlQuran dan Hadis untuk dijadikan pedoman bagi umat muslim.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Al-Quran Sebagai Sumber Hukum
Pengertian Al-Quran
Menurut sebagian besar ulama, kata Al-Quran berdasarkan segi
bahasa merupakan bentuk mashdar dari kata qaraa, yang bias
dimasukkan pada wajah fulan, yang berarti bacaan atau apa yang
tertulis padanya, maqru, seperti terdapat dalam surah Al-Qiyamah
(75) : 17-18:
Artinya:
Sesungguhnya atas tanggungan Kami-Lah mengumpulkannya (di
dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah
selesai membacakannya, maka ikutilah bacaannya ituu.(QS.AlQiyamah : 17-18)
Dari definisi di atas, para ulama ushul fiqih menyimpulkan ciri
khas Al-Quran, antara lain:
1. Al-Quran merupakan kalam Allah yang diturunkan kepada
Muhammad SAW.
2. Bahasa Al-Quran adalah bahasa Arab Quraisy. Seperti
ditunjukan dalam beberapa ayat Al-Quran antara lain: AsySyuara(26): 192-195; Yusuf(12): 2. Maka para ulama sepakat
bahwa penafsiran dan terjemahan Al-Quran tidak dinamakan
Al-Quran sera tidak bernilai ibadah membacanya.
3. Al-Quran itu dinukilkan kepada beberapa generasi sesudahnya
secara mutawatir .
4. Membaca setiap kata dalam Al-Quran itu mendapatkan pahala
dari Allah.
5. Al-Quran dimulai dari surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat
An-Nas.
Kehujjahan
Al-Quran
Menurut
Mazhab.
Pandangan
Ulama
Imam
sesuai dengan Al-Quran. Mereka juga telah mengingkati kespakatan para ulama yang
menerima hadis ahad dan mengamalkannya apabila benar-benar datang dari Rasulullah.
Alasan golongan yang tidak menerima hadi ahad karena, menurut mereka, para
sahabat juga tidak menerimanya. Seperti hadis yang diriwayatjan oleh Malik bin Syihab
dari Qubaidah bin Dzuaib, bahwa seorang nenek mendatangi Abu Bakar dan berkata,
sesungguhnya aku mempunyai hak atas harta dari putri anakku yang telah meninggal.
Abu Bakar berkata, Apakah engkau mempunyai dasar dari Al-Quran dan telah
diamalkan dalam sunah Rasul?Kembalilah, sehingga orang yang lainnya pun meminta.
Maka orang yang lainnnya pun meminta. Kemudian Mugirah bin Syubah berkata,
apakah engkau memiliki saksi yang lain? Ya, Muhammad bin Musallamah AlAnshary. Kemudian Abu Bakar mendatanginya dan iapun berkata sesuai dengan yang
dikatakan oleh Mugirah. Setelah Muhammad bin Musallamah Al-Anshary
membenarkannya, maka Abu Bakar pun memberikan kepada nenek tersebut seperenam.
Menurut mereka hadis tersebut menunjukkan bahwa Abu Bakar tidak menerima
hadis ahad, yakni dari Mugirah bin Syubah, kecuali setelah mengeceknya kepada
Muhammad bin Musalamah.
Sebagai jawaban terhadap argumen diatas, pada kenyataannya para ulama
menggunakan hadis ahad dalam menetapkan berbagai hukum dan fatwa, dan
membatalkan berbagai macam hukum apabila bertentangan dengan hadis ahad.
Seandainya ada di antara mereka yang tidak mengamalkan sebagian hadis ahad, mereka
tidak bisa mengklaim secara keseluruhan.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebagai orang muslim sangat penting untuk berpedoman
kepada Al-Quran dan Hadis. Karena baik Al-Quran maupun Hadis
merupakan sumber hukum bagi umat muslim dalam menjalani
kehidupan sosial dan aktivitas sehati-hari. Selain itu juga harus
memahami bagaimana cara atau bagaimana menjadikan Al-Quran
dan Hadis sebagai pedoman tidak hanya ikut-ikutan saja. Karena
sebagai seorang muslim kita juga dituntut untuk menjadi muslim
yang cerdas dan berwawasan tinggi.
Daftar Pustaka