Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

SEJARAH AGAMA-AGAMA LOKAL DI NUSANTARA (LUAR JAWA)

Di susun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester Sejarah Agama Agama

Dosen pengampu : Hanung Siti Rohmawati, M.Hum

Disusun oleh:

Muhammad Durul Farid Tanjung (2285160019)

JURUSAN TASAWUF DAN PSIKOTERAPI


FAKULTAS USHULUDDIN DAN ADAB

1
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON
2023

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT, yang telah memberi kita nikmat iman dan
islam, atas kehendak-Nya penulisan makalah ini dapat selesai pada waktunya. Tidak lupa
shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW. Pada keluarganya, para sahabat-sahabatnya serta kita semua sebagai umatnya.

Adapun disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu mata kuliah yaitu
Sejarah Agama Agama. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Terimakasih juga
kepada Ibu Hanung Siti Rohmawati, M.Hum yang telah memberikan tugas ini sehingga
menambah pengetahuan kami.

Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum penulis
ketahui. Maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari teman-teman maupun dosen demi
tercapainya makalah yang sempurna.

Cirebon, 03 Desember 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... 2

DAFTAR ISI .................................................................................................................... 3

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................ 4

A. Latar Belakang..................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah................................................................................................ 4
C. Tujuan ............................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 5

A. Pengertian Agama Lokal .................................................................................... 5


B. System kepercayaan Dalam Nusantara ( luar jawa )...................................... 6
C. Sejarah dan perkembangan agama lokal di Nusantara (luar jawa)............... 6
BAB III PENUTUP......................................................................................................... 11

A. Kesimpulan.......................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Latar belakang sejarah agama-agama lokal di Nusantara (luar Jawa) mencakup
keragaman dan pluralitas agama yang ada di wilayah tersebut yang berpatok pada
kepercayaan warisan nenek moyang mereka. Tepat sebelum datangnya agama besar
dunia kewilayah Nusantara.

Sebelum kedatangan agama-agama dunia, Nusantara (wilayah Indonesia


sekarang) telah memiliki beragam kepercayaan dan sistem keagamaan lokal yang
dianut oleh berbagai suku dan komunitas di seluruh kepulauan. Agama-agama lokal
ini sering kali berpusat pada kultus leluhur, pemujaan roh alam, dan kepercayaan
animisme dan dinamisme. Masyarakat pribumi Nusantara memiliki keyakinan yang
kuat terhadap kekuatan alam dan roh-roh yang mendiami lingkungan mereka.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana agama-agama lokal di Nusantara menyebar dan bertahan di luar
Jawa?
2. Bagaimana agama-agama lokal di Nusantara mempengaruhi budaya dan tradisi
masyarakat setempat?
3. Bagaimana hubungan antara agama-agama lokal di Nusantara dengan agama-
agama besar dunia yang masuk ke wilayah tersebut?
C. Tujuan Masalah
1. Agar kita mengenali agama kepercayaan dan prasejarah nenek moyang yang
terdahulu
2. Dapat memahami sebuah kepercayaan nenek moyang wilayah tersebut
3. Dapat menambah wawasan dalam setiap kepercayaan tertentu

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama Lokal


Agama dianggap sebagai saluran di mana individu membangun hubungan
dengan apa yang mereka anggap sebagai kebenaran tertinggi. Dalam konteks ini,
agama merupakan kerangka keyakinan, prinsip, standar etika, dan norma budaya yang
berfungsi untuk menghubungkan umat manusia dengan alam yang melampaui fisik
dan duniawi. Agama-agama asli memiliki atribut khas yang berasal dari realitas
empiris yang mendahului kedatangan agama-agama asing, di mana pendahulu atau
komunitas leluhur mewarisi ajaran yang mencakup persyaratan untuk keberadaan
yang aman dan dimensi spiritual yang dapat dikategorikan sebagai agama di alam.
Beberapa kepercayaan suku asli 1dan agama yang mendahului kedatangan
agama-agama asing di nusantara dapat ditemukan dalam agama-agama lokal di luar
Pulau Jawa. Contoh penting agama lokal yang masih hidup di Indonesia termasuk
Parmalim di Sumatera Utara, Kaharingan di Kalimantan, Sunda Wiwitan di Jawa
Barat, Jawa Kawitan di Jawa Tengah, Tonaas Walian di Sulawesi Utara, Tolotang di
Sulawesi Selatan, Marapu dan Boti di Sumba, dan Urang Kanekes di Banten.
Meskipun agama-agama lokal ini tidak mendapat pengakuan resmi dari pemerintah,
beberapa telah mencapai status hukum dengan menyelaraskan diri dengan agama-
agama mapan2. Pada zaman kuno, praktik keagamaan yang sekarang dicakup oleh
agama-agama lokal ini disebut sebagai Animisme dan Dinamisme, sebelum mereka
tumbuh ke skala yang sekarang.

B. System Kepercayaan Dalam Nusantara

Animisme3 sendiri berasal dari bahasa Latin anima yang berarti “roh”, maka kepercayaan
kepada roh dan makhluk-makhluk halus merupakan suatu kepercayaan agama yang awal
atau mula-mula muncul dikalangan manusia primitif. Sedangkan Dinamisme adalah bentuk
1
(Ratnaningsih, 2017)
2
(Suparlan, 2020)
3
(Kusuma, 2022)

5
pemujaan terhadap roh yang tidak terlihat oleh tampak mata. Dalam arti mereka percaya
bahwa roh dari nenek moyang itu ada dan menetap di tempat-tempat tertentu. Kepercayaan
itu dikenal sebagai Agama Prasejarah (Prehistoric Religion). Seiring berjalannya waktu,
peradapan mulai berkembang dan keagamaan sudah mulai bersifat lebih kompleks dan lebih
penuh dengan simbol pada zaman Perunggu (Bronze Age).

Praktik-praktik keagamaan yang telah diturunkan dari generasi sebelumnya di Nusantara


mencakup berbagai kepercayaan lokal yang telah bertahan sejak zaman kuno 4. Disajikan di
bawah ini adalah beberapa contoh agama adat yang ditemukan di luar Pulau Jawa di
Nusantara:

1. Parmalim di Sumatera Utara


2. Kaharingan di Kalimantan
3. Sunda Wiwitan di Jawa Barat
4. Jawa Kawitan di Jawa Tengah
5. Tonaas Walian di Sulawesi Utara
6. Tolotang di Sulawesi Selatan
7. Marapu dan Boti di Sumba
8. Urang Kanekes di Banten

Meskipun agama-agama ini tidak diakui secara resmi oleh pemerintah, mereka memiliki
karakteristik berbeda yang berakar pada ajaran yang diwarisi dari masa lalu, yang
dimaksudkan untuk memberikan bimbingan dan keselamatan spiritual dari nenek moyang
seseorang. Warisan budaya yang telah diturunkan dari generasi ke generasi adalah aset yang
tak ternilai5, karena budaya adalah manifestasi dari ciptaan manusia, ketajaman, dan
kecerdasan. Namun, tidak jarang aspek-aspek tertentu dari suatu budaya dianggap
bertentangan dengan ajaran atau prinsip agama.

4
(Romanti, 2023)
5
(Stuart-Fox, 2004)

6
Namun demikian, ritual yang diwarisi dari leluhur akan selalu tetap berbeda dari agama,
karena mereka mewakili warisan budaya yang, jika diubah, akan mengakibatkan hilangnya
warisan itu. Banyak aspek yang berkaitan dengan yang tidak berwujud tercakup dalam
pelaksanaan ritual ini. Komunikasi terjadi tidak hanya antar individu, tetapi juga pada tingkat
yang lebih dalam, antara manusia dan Sang Pencipta, serta antara manusia dan entitas lain
dari ciptaan mereka, seperti jin atau syetan, yang biasa disebut sebagai roh karuhun oleh
penduduk desa. Dengan mengadopsi pendekatan fenomenologis, kita dapat memperoleh
pemahaman yang komprehensif dan membenamkan diri secara langsung dalam keyakinan
nenek moyang kita.

C. Sejarah dan Perkembangan Agama Lokal

Penyebaran dan pertumbuhan agama-agama adat di Nusantara di luar Pulau Jawa


mencakup banyak faktor6 dan proses sejarah yang bergantung pada agama dan wilayah
tertentu. Agama-agama lokal ini, yang berakar kuat pada kepercayaan leluhur dan tradisi
suku-suku Indonesia, telah mengalami modifikasi dan adaptasi dari waktu ke waktu,
terutama karena interaksi dengan agama-agama terkemuka seperti Hindu, Buddhisme,
Islam, dan kemudian agama-agama lain dari luar nusantara, termasuk agama Kristen.
Berikut ini adalah beberapa faktor yang telah mempengaruhi penyebaran dan evolusi
agama-agama lokal di luar Jawa7:

a. Interaksi Budaya: Agama-agama lokal sering berkembang sebagai konsekuensi


dari pertukaran budaya dengan agama-agama besar seperti Hindu dan Buddhisme.
Suku-suku yang tinggal di luar Jawa kemungkinan menggabungkan unsur-unsur
agama dari agama-agama besar ini dan menggabungkan mereka dengan
kepercayaan lokal mereka, sehingga mendorong munculnya bentuk agama yang
khas dan fleksibel dalam komunitas lokal.
b. Penyebaran melalui Perantara: Beberapa agama lokal mungkin telah
disebarluaskan melalui perantara, seperti tokoh agama atau pemimpin masyarakat,

6
(Buijs, 2001)
7
(Antlöv, 2008)

7
yang memainkan peran penting dalam memperkenalkan dan menyebarkan agama-
agama lokal ini di luar Jawa.
c. Pengasingan Geografis: Wilayah tertentu di luar Jawa, terutama daerah pedalaman
terpencil dan pulau-pulau terpencil, mungkin memiliki kepercayaan lokal yang
unik dan berbeda dibandingkan dengan daerah lain karena isolasi geografis, yang
berfungsi untuk melindungi mereka dari pengaruh agama-agama besar.
d. Akulturasi dan Sinkretisme: Agama-agama lokal sering mengalami akulturasi dan
sinkretisme dengan agama-agama besar dan sistem kepercayaan lainnya. Proses
ini dapat menimbulkan penciptaan agama-agama baru atau variasi dalam agama-
agama lokal yang lebih sesuai dengan agama-agama besar yang berlaku di
sekitarnya.
e. Proses Kolonisasi: Upaya penjajahan negara-negara Eropa, khususnya penyebaran
agama Kristen, telah memberikan dampak pada agama-agama lokal di berbagai
wilayah di luar Jawa. Suku-suku asli mungkin telah memeluk agama Kristen,
namun mereka sering mempertahankan unsur-unsur kepercayaan lokal asli
mereka.
f. Modernisasi dan Globalisasi: Transformasi sosial dan budaya yang disebabkan
oleh modernisasi dan globalisasi juga berdampak pada agama-agama lokal.
Beberapa kepercayaan lokal mungkin berkurang pengaruhnya, sementara yang
lain mungkin beradaptasi dan bertahan dengan mengasimilasi elemen-elemen
baru.
g. Penting untuk dicatat bahwa faktor-faktor yang disebutkan di atas telah
berkontribusi pada pengembangan dan penyebaran agama-agama lokal di luar
pulau Jawa.

8
BAB III

KESIMPULAN

Banyak agama adat di luar batas-batas Pulau Jawa menunjukkan kedekatan yang kuat
terhadap alam dan adat istiadat leluhur. Upacara dan perayaan keagamaan sering
menunjukkan keterkaitan yang mendalam antara umat manusia dan lingkungan sekitarnya.
Heterogenitas yang menonjol mencirikan sistem kepercayaan lokal dan praktik keagamaan
yang lazim di daerah di luar Pulau Jawa. Setiap daerah di nusantara mewujudkan tradisi iman
yang khas, yang mencerminkan keragaman budaya, lingkungan geografis, dan latar belakang
sejarah penduduknya.

Keyakinan adat tertentu di nusantara telah bertahan dan bahkan membentengi diri di
tengah-tengah arus modernisasi dan globalisasi. Penduduk lokal sering mengabadikan
keyakinan mereka sebagai aspek integral dari identitas budaya dan spiritual mereka. Contoh
dapat ditemukan di mana agama-agama asli di nusantara telah mengasimilasi aspek-aspek
agama Semit, seperti Islam dan Kristen. Sementara suku-suku tertentu mungkin mengadopsi
agama-agama dominan ini, mereka sering terus melestarikan unsur-unsur kepercayaan asli
mereka.

DAFTAR PUSTAKA
Antlöv, H. (2008). Indonesian Indigenous Religions. Religion Compass, Vol. 2, No. 4.
Buijs, K. ( 2001). Indigenous Religions of Indonesia. Archipel, Vol. 61.
Kusuma, P. T. (2022). Animisme: Pengertian, Teori dan Contohnya di Indonesia. detikpedia. Jakarta:
detikedu.
Ratnaningsih, E. (2017). pengakuan negara terhadap agama leluhur/lokal. binus university.
Romanti. (2023). Penghayat Kepercayaan di Indonesia: Pemeliharaan Warisan Budaya dan Harmoni
Kehidupan Beragama. INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTRIAN PENDIDIKAN,
KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA.
Stuart-Fox, D. J. (2004). Spirits in the Landscape: An Exploration of Balinese Topography. Indonesia
and the Malay World, Vol. 32, No. 92.
Suparlan, P. (2020). agama-agama nusantara yang dipinggirkan. Nusantara Institute.

Anda mungkin juga menyukai