Anda di halaman 1dari 25

Presentasi

Tugas
-Kelompok 2-
Anggota Kelompok
Gebby Dewi Paska
Ririn Dian Lestari
Stevi Yanti Tabola
Penyulit Kala 111 & 1V
-Atonia Uteri
-Retensio Plasenta
-Embilo Air Ketuban
1. Pengertian Atonia Uteri
Atonia uteri adalah keadaan lemahnya
tonus/kontraksi rahim yang
menyebabkan uterus tidak mampu
menutup perdarahan terbuka dari
tempat implantasi plasenta setelah bayi
dan plasenta lahir.
-Etiologi Atonia Uteri
Penyebab atonia uteri dapat beragam dan meliputi:
1. Kelebihan distensi rahim
2. Peregangan otot rahim yang berlebihan
3. Penyisipan obat tertentu
4. Durasi persalinan yang lama
5. Riwayat atonia uteri sebelumnya
6. Distensi berlebihan pada rahim
7. kelainan hormonal
8. Faktor genetik atau kelainan bawaan
-Tanda & Gejala Atonia Uteri
a.Pendarahan pervaginam
Perdarahan yang sangat banyak dan darah tidak merembes
Peristiwa sering terjadi pada kondisi ini adalah darah keluar
disertai gumpalan disebabkan tromboplastin sudah tidak
mampu lagi sebagai anti pembeku darah.
b. Konsistensi rahim lunak
Gejala ini merupakan gejala terpenting/khas atonia dan yang
membedakan atonia dengan penyebab perdarahan yang
lainnya.
c. Perubahan Bentuk Rahim
Rahim mungkin terasa membesar dan tidak mengeras
seperti yang seharusnya setelah bersalin
-Diagnosis Atonia Uteri
Diagnosis atonia uteri biasanya didasarkan pada gejala, tanda
klinis, dan pemeriksaan fisik. Beberapa langkah diagnostik
yang dapat dilakukan meliputi:
1. Riwayat Medis dan Gejala
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Dalam
-Penanganan Atonia Uteri

1. Oksitosin
2. Tranfusi Darah
3. Kompresi Abdomen
4. Pemberian Obat
5. Pemeriksaan Dan Perawatan Luka
-Komplikasi Atonia Uteri
1. Pendarahan Postpartum Berat: Atonia uteri adalah penyebab umum
pendarahan postpartum berat, yang dapat mengancam nyawa jika tidak
ditangani secara efektif.
2. Syok: Kehilangan darah yang signifikan dapat menyebabkan syok, yang
dapat mengancam nyawa dan memerlukan perawatan darurat.
3. Anemia: Pendarahan berat dapat menyebabkan anemia, yang dapat
memengaruhi kesehatan ibu dengan gejala seperti kelelahan, pusing, dan
palpitasi.
4. Nekrosis Rahim: Kekurangan pasokan darah ke rahim akibat Atonia uteri
dapat menyebabkan nekrosis (kematian jaringan) pada bagian-bagian
tertentu dari rahim.
5. Kerusakan Organ Lain: Kehilangan darah yang signifikan juga dapat
merugikan organ-organ lain dalam tubuh, seperti ginjal dan hati.
-Pencegahan Atonia Uteri
Beberapa langkah pencegahan Atonia uteri melibatkan:
1. Manajemen Persalinan: Pemantauan ketat selama persalinan dan
pasca persalinan oleh tenaga medis dapat membantu mendeteksi
dan mengelola potensi risiko Atonia uteri.
2. Manajemen Plasenta: Menjaga agar proses pelepasan plasenta
berjalan normal dan lengkap selama persalinan dapat mengurangi
risiko Atonia uteri.
3. Oksitosin: Pemberian oksitosin setelah persalinan dapat membantu
merangsang kontraksi rahim dan mencegah Atonia uteri.
2, Pengertian Retensio Plasenta
Retensio plasenta adalah keadaan ketika
plasenta atau sebagian plasenta tidak
lepas dari dinding rahim setelah bayi lahir.
Retensio plasenta dapat menyebabkan
pendarahan berat dan harus segera
ditangani.
-Etiologi Retensio Plasenta
1. Kelemahan kontraksi rahim
2. Pembekuan darah di dalam pembuluh darah
3. Infeksi rahim
4. Adhesi atau penyambungan plasenta ke
dinding rahim
-Gejala Retensio Plasenta
1. Pendarahan yang berlebihan setelah proses
persalinan.
2. Tidak dikeluarkannya plasenta setelah bayi lahir.
3. Nyeri yang hebat pada rahim.
4. Kenaikan suhu tubuh.
-Diagnosis Retensio Plasenta
1. Pemeriksaan fisik
Dokter akan memeriksa rahim dan melihat apakah
plasenta masih melekat.
2. Ultrasonografi
Penggunaan gelombang suara untuk menciptakan
gambar dari dalam rahim, sehingga dokter dapat
melihat kondisi plasenta
-Penanganan Retensio Plasenta
a. Stimulasi dan bantuan kontraksi
b. Evakuasi manual plasenta
c. Penggunaan obat penginduksi kerja rahim
d. Pembedahan
-Komplikasi Retensio Plasenta
a. Pendarahan berat: Retensio plasenta dapat
menyebabkan pendarahan yang berpotensi mengancam
nyawa.
b. Infeksi rahim: Jika plasenta tidak dikeluarkan
sepenuhnya, dapat meningkatkan risiko infeksi rahim.
c. Kehilangan darah yang berlebihan: retensio plasenta
dapat menyebabkan kehilangan darah yang berlebihan
dan mengancam nyawa.
-Pencegahan Retensio Plasenta
a. Pemeriksaan pranatal yang teratur
b. Persiapan fisik dan mental sebelum persalinan
c. Kontrol faktor risiko
d. Penanganan persalinan yang tepat
3. Pengertian Emboli Air
Ketuban
Emboli air ketuban adalah kondisi yang terjadi
ketika cairan ketuban, termasuk sel-sel dan
rambut janin, masuk ke dalam aliran darah ibu
hamil melalui plasenta
-Etiologi Embilo Air Ketuban
Penyebab emboli air ketuban dapat meliputi:
1. Pecahnya selaput ketuban secara tiba-tiba
2. Manipulasi internal yang berlebihan
3. faktor risiko dapat meningkatkan kemungkinan
terjadinya emboli air ketuban, antara lain:
persalinan prematur, plasenta
-Gejala Emboli Air Ketuban
Gejala yang muncul pada ibu hamil yang mengalami emboli air
ketuban antara lain kulit dan bibir tampak kebiruan (sianosis),
dada berdebar, kejang, penurunan kesadaran atau pingsan,
dan perdarahan. Sedangkan pada janin, emboli air ketuban
dapat menyebabkan gawat janin
-Diagnosis Emboli Air Ketuban
Diagnosis emboli tergantung pada gejala, anamnesis, dan
pemeriksaan medis yang dilakukan.
Berikut adalah beberapa metode dan alat yang digunakan
untuk mendiagnosis emboli:
1.Tes darah: Tes darah, seperti D-dimer, digunakan untuk
mengukur kadar oksigen dan karbondioksida dalam darah.
2.Pemindaian: MRI atau CT scan digunakan untuk melihat
gumpalan darah di organ atau aliran darah.
3.Angiografi CT: Angiografi CT masih dianggap baku untuk
emboli paru, karena ia memperlihatkan aliran darah dengan
tingkat akurasi tinggi.
-Pencegahan Emboli Air Ketuban
Penanganan emboli air ketuban meliputi
pemberian obat trombolitik dan antikoagulan,
serta tindakan embolektomi
Pencegahan emboli dapat dilakukan dengan
mengonsumsi makanan sehat, berolahraga
secara teratur, dan mengonsumsi obat
antikoagulan sesuai resep dokter
-Komplikasi Emboli Air Ketuban
Emboli dapat menyebabkan komplikasi yang
berbahaya dan mengancam nyawa. Komplikasi yang
terjadi tergantung pada jenis dan lokasi pembuluh
darah yang tersumbat, serta kondisi pasien.
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi adalah henti
jantung, kardiomiopati, penumpukan cairan di selaput
paru-paru (efusi pleura), hipertensi pulmonal,
kematian jaringan paru-paru (infark paru), gangguan
irama jantung (aritmia), dan pembengkakan jaringan.
Jika emboli tidak ditangani dengan tepat,
penyumbatan ini dapat menyebabkan kerusakan
permanen.
Kesimpulan
Kesimpulan dari penyulit yang disebutkan adalah
adanya risiko atonia uteri, retensio plasenta, dan
emboli air ketuban pada kala III dan IV persalinan.
Ketiga kondisi tersebut dapat menyebabkan
perdarahan berat, retensi plasenta, dan sumbatan
pembuluh darah yang mengancam nyawa ibu.
Penanganan medis segera dan tepat diperlukan untuk
mencegah atau mengatasi komplikasi yang mungkin
terjadi.
- Terima Kasih -

Anda mungkin juga menyukai