Anda di halaman 1dari 9

A.

Section caesarea

1. Pengertian Sectio Caesarea


Seksio sesarea merupakan operasi untuk lahirkan janin dengan membuka
dinding perut dan dinding rahim atau vagina , histerektomi untuk mengeluarkan
janin dari bagian rahim. (padila, 2015)
Operasi caesar adalah sayatan yang dibuat di dinding perut dan rahim
janin. Perhatikan derajat penyembuhan luka akibat sayatan pada operasi caesar
(shela cristina dkk, 2012)

2. Manifestasi klinis
a. Plasenta previa sentral dengan lateral (posterior).
b. Panggulnya mengecil.
c. Disporsi cefalopelvik : yaitu ketidakseimbangan antara ukuran kepala dan
ukuran panggul.
d. Rupture Rahim mengancam .
e. Persalinan lama (prolonged labor).
f. Partus tak maju (obstructed labor).
g. persalinan serviks yang sulit
h. Pre-eklamsia dan hipertensi.(Nurarif & Hardhi, 2015)

3. Factor resiko section caesarea


Menurut (Nurarif&kusuma, 2017)faktor risiko terjadinya infeksi adalah
sebagai berikut :
a. Sebuah dampak prosedur invasi
b. Peningkatan paparan patogen lingkungan.
c. Pertahanan tubuh tidak mencukupi, integritas kulit terganggu, ketuban
pecah dalam waktu yang lama, dan ketuban pecah sebelum waktunya,
d. pertahanan tubuh tidak mencukupi adanya:Penurunan hemoglobin,
imununosupresi

4. Patofisiologis
Sectio caesarea adalah tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat lebih
500 gram, sayatan di dinding rahim yang masih utuh. Indikasi untuk operasi ini
adalah deformasi kepala-panggul, disfungsi uterus, deformasi jaringan lunak,
plasenta previa, dll, untuk ibu. Bagi janin, itu adalah gawat janin dll. Ibu dari
janin yang menjalani operasi caesar akan mengalami adaptasi postpartum yang
baik.Dari aspek kognitif, pengetahuan yang kurang.Karena kurangnya informasi
dan aspek fisiologis yaitu kurangnya produk oksitosin hanya sedikit. air susu
akan keluar, dan luka pada sayatan akan menjadi pintu masuk kuman.Oleh karena
itu, antibiotik dan perawatan luka harus diberikan secara aseptik.Nyeri
merupakan salah satu penyebab utama ketidaknyamanan sayatan. Sebelum
operasi, pasien membutuhkan anestesi lokal dan umum, tetapi anestesi umum
memiliki dampak yang lebih besar pada janin dan ibu. Akibatnya janin bisa
mati(Nurarif & Hardhi, 2015).

5. Indikasi
a. Indikasi ibu
1) Penyakit ibu yang parah, seperti penyakit jantung berat, diabetes
melitus, preeklamsi berat atau eklamsia, kanker serviks, atau
infeksi berat (yaitu virus herpes simpleks tipe II atau herpes
genitalia dalam 2 minggu penyakit aktif atau aktif
2) operasi rahim sebelumnya, termasuk miomektomi,
Pelahiran caesarea sebelumnya dengan insisi klasik, sebelumnya atau
rekontruksi rahim
3) Obstruksi jalan lahir karena adanya mioma atau tumor ovarium
b. Indikasi janin
1) Kegawatan janin, seperti janin dengan kasus prolaps tali
pusat, insufisiensi uteroplasenta berat
2) Malpresentasi, seperti adanya letak melintang, janin dengan presentasi
dahi
3) Kehamilan kembar dengan bagian terendah janin kembar
adalah Pada posisi melintang bokong (NURARIF, 2015.)

6. Komplikasi
Kemungkinan yang timbul setelah dilakukan operasi ini antara lain (padila, 2015)
a. Infeksi (Nifas)
a) Ringan, suhu naik dalam beberapa hari.
b) Sedang, suhu meningkat disertai dehidrasi Dan perut kembung ringan.
c) Paralisis peritoneal ,septicemia dan paralisis usus yang parah .
b. Perdarahan
1) Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka.
2) Perdarahan ditempat tidur plasenta.
a) Cedera kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih
dengan hiperperitonisasi
b) Kemungkinan rupture spontan pada kehamilan berikutnya lebih tinggi

7. Jenis – jenis section caesarea


Sectio caesarea abdominalis
1. Sectio caesarea klasik (Corporal)
Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang sekitar 10 cm
didalam tumbuh Rahim, namun teknik ini jarang digunakan karena
banyak kekurangan namun metode ini dapat dipertimbangkan bila
terdapat banyak plengketan organ seperti operasi berulang.
2. Section caesarea ismika (Profunda)
Dilakukan dengan membuat sayatan melintang cekung sepanjang
kurang 10 cm dibagian bawah Rahim (metastasis serviks rendah )
3. Section caesarea vaginalisi
Menurut arah sayatan pada rahim, sectio caesarea dapat
Dilakukn sebagai berikut:
1) Sayatan panjang (longitudinal)
2) Sayatan melingkar (transversal)
3) Sayatan huruf T (T-incision) (NURARIF, 2015.)
B. Preeklamsia

1. Pengertian
Preeklampsia merupakan darah tinggi yang terjadi pada ibu hamil Dengan
Usia kehamilan 20 minggu atau selesai persalinan dengan adanya tanda
meningkatnya tekanan darah menjadi 140/90mmHg(Sitomorang & Dkk,
2016).
Preeklampsia adalah kumpulan tanda tanda muncul pada ibu hamil,
bersalin dan nifas yang terdiri dari edema, tekanan darah tinggi, proteinuria
tapi tidak sama sekali menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau darah
tinggi sebelumnya, dan gejalanya biasanya terdapat tanda tanda setelah
kehamilan berumur 28 minggu atau lebih (Rustam Muctar, 1998 dalam
(Padila, 2015).

2. Etiologi
Penyebab preeklamsia saat ini belum jelas, namun dikatakan bahwa
preeklampsia dapat terjadi pada beberapa orang, termasuk ibu yang memiliki
faktor internal seperti usia karena penuaan juga lebih mungkin menderita
hipertensi kronis dan menghadapi hipertensi kronis. Hipertensi dalam
kehamilan, riwayat persalinan, keturunan, riwayat kehamilan, riwayat
preeklamsia (Sitomorang & Dkk, 2016)

3. Manifestasi klinis
Gambaran klinis preeklamsia diawali adanya penambahan berat badan
meningkat, kemudian kaki dan tangan bengkak, darah tinggi meningkat,
lalu akhirnya proteinuria. Gejala umum preeklamsia adalah sakit kepala
parah. Ketegangan pada dinding hati yang disebabkan oleh perdarahan,
edema, atau nyeri yang disebabkan oleh masalah perut dan penglihatan
(seperti penglihatan kabur bahkan terkadang kebutaan pada pasien)
membuat perut sakit. Penyakit ini disebabkan oleh menyempitnya
pembuluh darah dan edema(Sitomorang & Dkk, 2016)

4. Patofisiologi
Pada preeklamsia, vasospasme disertai retensi air lalu garam. Pada
biopsi ginjal, spasme arteriol glomerulus sangat besar. Dalam macam macam
kasus, lumen areola sangat sempit sehingga hanya satu sel darah merah yang
benar-benar melewatinya. Oleh karena itu, jika semua arteri kecil di tubuh
mengalami kejang, tekanan darah akan meningkat sebagai upaya untuk
mengatasi peningkatan tekanan di sekitarnya, sehingga dapat memenuhi
kebutuhan oksigen dalam jaringan. Pada saat yang sama, mungkin juga
karena retensi air dan garam. Penambahan berat badan dan edema yang
disebabkan oleh penumpukan air yang berlebihan di ruang interstisial belum
diketahui. Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriol, yang
menyebabkan perubahan glomerulus. Vasokonstriksi adalah dasar dari
patogenesis preeklamsia, yang dapat menyebabkan peningkatan resistensi
total dan menyebabkan hipertensi. Adanya vasokonstriksi juga akan
menimbulkan hipoksia pada endotel setempat, sehingga terjadi kerusakan
endotel, kebocoran arteriola disertai perdarahan mikro tempat endotel. Pada
preeklampsia serum antioksidan kadarnya menurun dan plasenta menjadi
sumber terjadinya peroksidase lemak. Sedangkan pada wanita hamil normal,
serumnya mengandung transferin, ion tembaga dan sulfhidril yang berperan
sebagai antioksidan yang cukup kuat. Peroksidase lemak beredar dalam
aliran darah melalui ikatan lipoprotein. Peroksidase lemak ini akan sampai
kesemua komponen sel yang dilewati termasuk selsel endotel tersebut.
Rusaknya sel-sel endotel tersebut akan mengakibatkan antara lain ;adhesi dan
agregasi trombosit, gangguan permeabilitas lapisan endotel terhadap plasma,
terlepasnya enzim lisosom, thromboksan dan serotonin sebagai akibat
rusaknya trombosit. Produksi tetrasiklin terhenti, terganggunya
keseimbangan prostasiklin dan tromboksan, terjadi hipoksia plasenta akibat
konsumsi oksigen dan perioksidase lemak(Nuraini, 2011)

5. Tanda gejala preeklamsia


Beberapa gejala subjektif preeklampsia antara lain :

a. Nyeri kepala
sakit kepala Sakit kepala jarang terjadi pada preeklamsia
ringan, dan sakit kepala sering terjadi pada preeklamsia
berat. Sakit kepala sering terjadi di lobus frontal dan tulang
oksipital. Analgesik biasa tidak akan menyembuhkan
penyakit ini
b. Nyeri epigastrium
Nyeri di perut bagian atas merupakan keluhan yang umum Pada
preeklamsia berat keluhan ini dikarenakan oleh peningkatan darah tinggi
pada kantung hati karena edema atau perdarahan
c. Terganggunya penglihatan

mengeluh tentang gangguan penglihatan Dikarenakan oleh spasme


aterosklerotik, iskemia dan edema Retina. Bahkan dalam kasus jarang
terjadi, hal itu disebabkan Melalui ablasi retina. Pada preeklamsia ringan,
tidak ada temukan tanda-tanda subjektif(Ratnawati, 2018).

6. Penyebab
Preeklamsia selama kehamilan dapat menyebabkan asfiksia pada bayi
baru lahir. Patofisiologi asfiksia neonatal disebabkan oleh perubahan vaskuler
yang terjadi selama kehamilan. Pada kehamilan normal, fibroblast menyerang
intima arteri spiralis, menyebabkan degenerasi lapisan otot dan jaringan di
sekitarnya, menyebabkan ekspansi spiral, jaringan stroma menjadi longgar, dan
membuat lumen lebih mudah. Arteri spiralis mengalami dilatasi dan
dilatasi(Indah & Apriliana, 2016)

7. Komplikasi
komplikasi preeklamsia terbagi menjadi dua jenis yaitu komplikasi ibu dan
dua jenis komplikasi pada janin / bayi.
a) Komplikasi ibu meliputi kelemahan rahim, sindrom HELLP, gagal ginjal,
perdarahan otak, edema paru, gagal jantung, dan

b) Komplikasi janin, seperti asfiksia neonatal,tumbuhnya bayi terhambat


(retardasi pertumbuhan janin dalam rahim), hipoksia intrauterine, persalinan
prematur dan berat lahir rendah(Indah & Apriliana, 2016)

A. Konsep Keperawatan Maternitas Post Sc Dengan indikasi Preeklamsia

1. Pengkajian
Evaluasi adalah ide dasar dari proses keperawatan, yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang pelanggan untuk mengidentifikasi
dan mengidentifikasi masalah fisik, psikologis, sosial dan spiritual, kesehatan
dan kebutuhan keperawatan pelanggan(Dermawan, 2016)
a. Identitas ibu
b. Data Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Dahulu
a) Adanya Kemungkinan ibu pernah mempunyai berpotensi sebelum hamil
b) Adanya Kemungkinan juga ibu memiliki Penyakit berat atau menular dan
menurun seperti jantung, hipertensi, DM, TBC, hepatitis, penyakit kelamin
atau abortus
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Riwayat pada sebelum inpartu didapatkan cairan ketuban yang keluar
pervaginam secara spontan kemudian tidak diikuti tanda-tanda persalinan.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
AdakahKemungkinan penyakit keturunan dalam keluarga seperti jantung,
DM, Hipertensi, TBC, penyakit kelamin, abortus, yang mungkin dapat
diturunkan kepada pasien
A. Pemeriksaan umum
Pemeriksaan umum menurut (Yuli,2017) meliputi:
a. Keadaan umum, keadaan umum pasien biasanya lemah 29
b. Tanda-tanda vital, Tekanan darah normal atau menurun 80 kali permenit,
suhu meningkat > 37,5 C dan respirasi meningkat.
B. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala, Meliputi bentuk wajah apakah simetris atau tidak, keadaan rambut
dan keadaan kulit kepala.
b. wajah, Terlihat pucat dan tampak menahan sakit
c. Mata, Anemis atau tidak, dengan melihat konjungtiva merah segar atau
merah pucat, sclera putih atau kuning.
d. Hidung, Ada terdapat polip atau tidak, bersih atau kotor
e. Gigi, Bersih atau kotor, ada karies atau tidak
f. Lidah, Bersih atau kotor
g. Bibir, Lembab atau kering
h. Telinga, Bersih atau kotor, ada benjolan kelenjar tiroid atau tidak.
i. Abdomen, ada tidaknya distensi abdomen, bagaimana dengan luka oprasi
adakah perdarahan, berapa tinggi fundus uterinya, bagaimana dengan
bising usus dan adakah nyeri tekan atau tidak. 30
j. Thoraks, Perlu dikaji kesimetrisan dada, ada tidaknya retraksi intercostal,
pernapasan tertinggal, suara wheezing, ronchi, bagaimana irama dan
frekuensi pernapasan.
k. Payudara, Perlu dikaji bentuk payudara, puting susu menonjol atau tidak
dan pengeluaran ASI
l. Genetalia, Ada oedema atau tidak, adakah pengeluaran lochea dan
bagaimana warnanya m. Ektermitas, Simetris atau tidak, ada terdapat
oedema atau tidak

2. Diagnosa Keperawatan
Kemungkinan diagnosis yang ditemukan pada ibu dengan Post SC sesuai (Tim
Pokja SDKI DPP PPNI, 2017) adalah :
1. Nyeri berhubungan dengan agen pencedera Fisik,prosedur
operasi (D.007)
2. Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur
infasi (D.0142)
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan Hambatan lingkungan
(D.0005)

3. Intervensi Keperawatan
A. Nyeri berhubungan dengan agen pencedera Fisik,prosedur
operasi (D.007)
Kriteria hasil (SLKI) : (PPNI 2018 )

b. Keluhan nyeri menurun


c. Meringis menurun
d. Kesulitan tidur menurun
e. Gelisah menurun
Intervens:
a. Identiffikasi karakteristik nyeri
b. Identifikasi riwayat obat
c. Monitor TTV
d. Monitor efektifitas analgesik
e. Tetapkan efektifitas analgesik untuk mengoktimalkan pasien
f. Jelaskan efek samping obat
g. Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesik

B. Resiko infeksi berhubungan dengan efek


prosedur infasi (D.0142)

Kriteria Hasil (SLKI)


a. Area luka membaik
b. Kebersihan badan meningkat
c. Kebersihan tangan meningkat
d. Nyer
i
a. Memonitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik
b. Membatasi jumlah pengunjung
c. Memberikan perawatan kulit pada area edema
d. Mencuci tangan
e. jelaskan tanda dan gejala infeksi
f. Mengajarkan mencuci tangan dengan benar
g. Mengolaborasi pemeberian imunisasi, jika perlu
C. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan
lingkungan (D.0005) Kriteria hasil (SLKI) :

a. Keluhan sulit tidur menurun


b. Keluhan sering ter jaga menurun
c. Keluhan tidak puas menurun
d. Keluhan istirahat tidak
cukup menurun Intervensi :

a. Identifikasi faktor pengganggu tidur


b. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
c. Modifikasi lingkungan
d. Melakukan prosedur untuk meningkatkan kenyaman
e. Menjelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
f. Kolaborasikan pemberian obat tidur, jika perlu

Anda mungkin juga menyukai