Contoh Critical - Review - Disertasi
Contoh Critical - Review - Disertasi
NILAI-NILAI PENDIDIKAN
ANTI BULLYING DALAM SUNNAH NABI
DAN KONTEKSTUALISASINYA BAGI
PENDIDIKAN KARAKTER
Critical Review ini Dibuat dan Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata
Kuliah Studi Islam Integratif
Disusun Oleh:
Ahmadi (NIM: 200002901)
C. CRITICAL REVIEW
Dalam mengkritisi disertasi ini reviewer akan melakukannya secara berurutan
dari latar belakang hingga sistematika penulisan. Analisis kritis tersebut akan ditulis
pada bagian akhir dari setiap sub judul yang menjadi objek cirical review.
1. Latar Belakang
4. Telaah Kepustakaan
Ada sekitar 11 karya ilmiah yang ditelaah oleh penulis disertasi ini yaitu:
a. Dan Olweus, dengan judul buku Bullying at School, what we Know and what we
can Do, terbitan USA: Blackwell Publishing, 2004. mengurai tentang bullying itu
sendiri secara umum, namun tidak membahas pendidikan karakter.
b. Alexa Gordon Murphy, Character Education: Dealing with Bullying, New York:
Infobase Publishing, 2009. Buku ini berisi tentang bullying yang menyakitkan,
mengenali ciri-ciri pelaku, dan dampak pada korbannya. Buku ini menekankan pada
pentingnya pendidikan karakter dalam mengatasi bullying, baik konvensional
maupun bullying melalui media.
c. Karya Cynthia Louise Davis, A Comparison of Preservice Teachers‘ Responses to
Bullying Scenarios.‖ Salah satu cara penting untuk meminimalisir bullying adalah
dengan pendidikan karakter, mendidik sikap sosialemosional, dan intervensi
perilaku positif.
d. Sharon Orosz, Best Practices for the Practical Implementation of the Anti bullying
Bill of Rights Act (ABR), Departemen Pendidikan Negara Bagian New. Jersey, 2012.
Orosz adalah seorang trainer. Buku ini ini berisi panduan praktis melawan bullying,
yang difokuskan pada 5 komponen pokok komprehensif, yakni: preventing,
reporting, investigating, responding dan remediating
e. Bobby Kipper and Bud Ramey, No Bullies, New York City: Morgan James
Publishing, 2013.29 Buku ini fokus membahas tentang bullying, sama sekali tidak
membahas tentang pendidikan karakter
g. Thomas Lickona, Educating for Character: How Our School Can Teach Respect
and Responsibility. Menurut Lickona, karakter mulia (good character) meliputi
pengetahuan tentang kebaikan, lalu menimbulkan komitmen (niat) terhadap
kebaikan, dan akhirnya benarbenar melakukan kebaikan. Dengan kata lain, karakter
mengacu kepada serangkaian pengetahuan (cognitives), sikap (attitudes), dan
motivasi (motivations), serta perilaku (behaviors) dan keterampilan (skills)
j. Muhammad Sa‘id Ramadhan Al-Buthy, dengan karya Sirah Nabawiyah. Buku ini
berisi analisis ilmiah sejarah pergerakan Islam di masa Rasulullah, disertai beberapa
ibrah dari setiap peristiwa.
Semua karya ilmiah yang dilansir di atas, menurut hemat reviewer cukup
representatif, namun demikian setidaknya ada dua poin penting yang menarik untuk
dianalisa dalam paparan telaah kepustakaan ini: Pertama, dalam literartur yang ada
belum menunjukkan fakta sosialnya seperti apa disertai data. (Lihat data-data terakhir
bagaimana kasus kasus perundungan di media sosial dan lingkungan sekolah misalnya
yang tidak mencerminkan Pendidikan Anti Bullying. Peneliti belum menunjukkan fakta
literaturnya terkait beberapa riset yang bicara Pendidikan Anti Bullying yang masih
menyisakan problem. Dengan kata lain, di paragraf ini ada semacam diskursus
akademik yang diskursif untuk dijadikan basis menyusun rumusan masalah riset.
Kedua, sebaiknya dibuat kluster secara paradigmatic riset-riset: Pendidikan
Anti Bullying terkait dengan isu pelecehan fisik, verbal dan psikis secara umum, Riset
riset Anti Bullying yang berbasis pada kajian pendidkan Islam, Riset Anti Bullying
yang berbasis pada produk Al Qur’an dan Sunnah sebagai sumber utama pendidikan
Islam.
5. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian disertasi ini meliputi tiga hal, yaitu:
a. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan atau literatur (library research),
yakni data penelitian yang bertumpu pada data-data kepustakaan. Data utamanya
berupa sunnah nabi tentang: Nabi Muhammad dan para sahabat menjadi korban
bullying, faktor-faktor penyebab dan dampak bullying, materi, metode, dan strategi
Nabi Muhammad dalam menghadapi bullying.
Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, yang berarti
pendekatan yang tidak menitikberatkan pada statistik, bukan angka atau pengukuran,
melainkan makna (meaning). Pendekatan kualitatif non interaktif ditekankan, karena
peneliti tidak berinteraksi dengan Nabi Muhammad sebagai sumber sunnah, tetapi
peneliti hanya berinteraksi dengan dogma, ajaran dan dokumen-dokumen sunnah nabi
yang terkait dengan bullying dan pendidikan anti bullying. Bahasa Denzin adalah
pendekatan kualitatif historis, yakni dengan pemanfaatan dokumen-dokumen sejarah
dan catatan-catatan tertulis masa lalu
Sumber data primer dalam penelitian ini meliputi dokumen sunnah Nabi Muhammad
yang berasal dari: kitab-kitab sirah nabawiyah, utamanya karya: Abu Muhammad
Abdul Malik bin Hisyam Al-Muafiri, Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, dan
Muhammad Sa‘id Ramadhan Al-Buthy. Sedangkan dari kitab-kitab hadis, diperoleh
dari Kutub al-Sittah, kitab syarah hadis dan asbāb al-wurūd hadis. Kitab tafsir yang
penulis gunakan adalah kitab Tafsīr Al-Qur‟ān al-Aẓīm karya Al Imām Ibnu Kaṡīr
yang fokus pada tafsir bi al-ma‟ṡur, yakni menafsirkan Al-Qur‘ān dengan Al-Qur‘ān,
menafsirkan Al-Qur‘ān dengan sunnah, perkataan para sahabat dan tābi‘īn. Kitab tafsir
lainnya yakni Tafsir Maraḥ Labīd karya Syaikh Nawawī al-Jāwī, dan Taisīr al-Karīm
al-Raḥmān karya Abdul Rahmān Nāṣir al-Sa‘dī.
Adapun sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah pendapat para ahli yang
dimuat di buku, jurnal, disertasi, artikel maupun lainnya, yang membahas tentang
bullying, anti bullying, maupun pendidikan karakter. Teknik pengumpulan data
dilakukan melalui studi dokumentasi sunnah Nabi, yang terdapat dalam buku-buku
sirah nabi, kitab-kitab hadis dan syarahnya, al-Qur‘an, tafsir, buku, jurnal, disertasi
yang terkait dengan bullying, pendidikan anti bullying dan pendidikan karakter
6. Sistematika Penulisan
Disertasi ini terbagi menjadi lima bab yakni, Bab pertama berisi tentang: latar
belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka
teori, kerangka berpikir, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab kedua berisi tentang: Bullying, Pendidikan Anti Bullying dan
Pendidikan Karakter, berisi tentang: Bullying secara umum (pengertian, jenis dan tipe
bullying; faktor penyebab bullying; dampak bullying); Pendidikan Anti Bullying dan
Pendidikan Karakter.
Bab ketiga berisi tentang: Bullying dan Pendidikan Anti Bullying dalam sunnah
Nabi Muhammad, terdiri dari: Perilaku Bullying terhadap Nabi Muhammad dan
Sahabat; Faktor Penyebab Nabi Muhammad SAW dan Sahabat dibully; Dampak
Bullying terhadap Nabi Muhammad SAW dan Sahabat; Pendidikan Anti Bullying,
terdiri dari: Materi Pendidikan Anti Bullying, Metode Pendidikan Anti bullying, dan
Strategi Pendidikan Anti Bullying dalam Sunnah Nabi Muhammad.
Bab keempat berisi tentang: Nilai-nilai Pendidikan Anti Bullying dalam Sunnah
Nabi Muhamad (Keadilan, Kesetaraan Manusia, Persaudaraan, Cinta dan Kasih Sayang,
serta Perdamaian) dan Kontekstualisasinya bagi Pendidikan Karakter.
Bab kelima, terdiri dari: simpulan dan saran.
Menurut reviewer, pada dasarnya sistematika ini sudah disajikan dengan baik
hanya saja ada sedikit catatan yang perlu digarisbawahi yaitu pembahasan mengenai
Pendidikan Anti Bullying dan Pendidikan Karakter. Pembahsan Pendidikan Anti
Bullying ini seyogjanya tidak perlu disajikan dalam bab tersendiri, cukup diungkapkan
dalam catatan kaki secara singkat dan padat, kemudian diberi rujukan alternatif tentang
buku-buku yang dapat direfer terkait dengan Pendidikan Anti Bullying, seperti buku-
buku ensiklopedi atau penelitian-penelitian terdahulu yang menulis Pendidikan Anti
Bullying secara lengkap.
Pada bab kedua, idealnya diisi dengan landasan teoritis mengenai Pendidikan
Anti Bullying dan Pendidikan Karakter, terutama versi barat. Sebab pada bab ketiga
belum dibahas akar metodologis Pendidikan Karakter versi timur. Dengan demikian
akan tergembar dengan jelas apa sesungguhnya hakekat Pendidikan Karakter yang
diinginkan oleh dunia barat dan sastra yang simaksud oleh dunia timur, khususnya
Pendidikan Karakter dalam perspektif Nabi Muhammad SAW.
1. Teori Hermeneutika
Mengingat teori hermenutika terdiri dari beragam model, maka hermeneutika
yang dipakai adalah hermeneutika objektif yang dikembangkan tokoh-tokoh klasik,
khususnya Friedrick Schleiermacher (1768-1834), Wilhelm Dilthey (1833-1911) dan
Emilio Betti (1890-1968). Menurut model ini, penafsiran berarti memahami teks
sebagaimana yang dipahami pengarangnya, sebab apa yang disebut teks, menurut
Schleiermacher, adalah ungkapan jiwa pengarangnya, sehingga seperti juga disebutkan
dalam hukum Betti, apa yang disebut makna atau tafsiran atasnya tidak didasarkan atas
kesimpulan kita melainkan diturunkan dan bersifat intruktif.
Untuk mencapai tingkat seperti itu, menurut Schleiermacher, ada dua cara yang
dapat ditempuh; lewat bahasanya yang mengungkapkan hal-hal baru, atau lewat
karakteristik bahasanya yang ditransfer kepada kita. Ketentuan ini didasarkan atas
konsepnya tentang teks. Menurut Schleiermacher, setiap teks mempunyai dua sisi: (1)
sisi linguistik yang menunjuk pada bahasa yang memungkinkan proses memahami
menjadi mungkin, (2) sisi psikologis yang menunjuk pada isi pikiran si pengarang yang
termanifestasikan pada style bahasa yang digunakan. Dua sisi ini mencerminkan
pengalaman pengarang yang pembaca kemudian mengkonstruksinya dalam upaya
memahami pikiran pengarang dan pengalamannya.
Menurut Abu Zaid, diantara dua sisi ini, Schleiermacher lebih mendahulukan
sisi linguistik dibanding analisa psikologis, meski dalam tulisannya sering dinyatakan
bahwa penafsir dapat memulai dari sisi manapun sepanjang sisi yang satu memberi
pemahaman kepada yang lain dalam upaya memahami teks.
Selanjutnya, untuk dapat memahami maksud pengarang sebagaimana yang
tertera dalam tulisan-tulisannya, karena style dan karakter bahasanya berbeda, maka
tidak ada jalan bagi penafsir kecuali harus keluar dari tradisinya sendiri untuk kemudian
masuk ke dalam tradisi dimana si penulis teks tersebut hidup, atau paling tidak
membayangkan seolah dirinya hadir pada zaman itu. Sedemikian, sehingga dengan
masuk pada tradisi pengarang, memahami dan menghayati budaya yang melingkupinya,
penafsir akan mendapatkan makna yang objektif sebagaimana yang dimaksudkan si
pengarang.
Teori hermeneutika objektif ini akan dapat memotret at-Tafsîr al-Bayâni Bint
asy-Syathi‟ pada level kajian konteks (mâ haul an-nash). Bagi Bint asy-Syathi, kajian
terhadap konteks atau apa yang hidup di sekitar teks merupakan faktor determinan
dalam proses pengungkapan sisi sastra (bayan) al-Qur‟an. Untuk mengungkapkan sisi
kemukjizatan dan keagungan al-Qur‟an, menurut Bint asy-Syathi, kajian terhadap
konteks al-Qur‟an merupakan keniscayaan yang tak boleh diabaikan. Karena itu, teori
hermeneutika objektif sangat membantu dalam menemukan, mendeteksi,
memverifikasi, dan menganalisis data-data yang mengitari teks al-Qur‟an.
2. Teori Semantik
Alternatif kedua yang dapat dipakai dalam penelitian ini adalah analisis
semantik, yakni suatu studi, kajian atau analisis makna berbagai perspektif yang
mengkristal dalam kata-kata atau mencoba menguraikan kategori semantik menurut
kondisi pemakaian kata itu. metode analisis semantik tersebut secara global dapat
diuraikan menjadi: (a) Analisis medan semantik, (b) Analisis komponen semantik, dan
(c) Analisis kombinasi semantik.
a. Analisis Medan Semantik
Yang dimaksud dengan medan makna (semantik domai, semantik field) atau
medan leksikal adalah seperangkat unsur leksikal yang maknanya saling berhubungan
karena maknanya menggambarkan bagian dari bidang kebudayaan atau realitas dalam
alam semesta tertentu.25 Analisis medan semantik berarti menguraikan makna-makna
dari seperangkat kosa kata yang membentuk pola jaringan tertentu sehingga bisa
ditentukan mana yang menempati posisi sentral (keyword), posisi periferal (pinggiran)
dan posisi medium (berada di antara keduanya).
Jika ditarik ke al-Qur‟an, maka medan semantik al-Qur‟an adalah seperangkat
kata dalam al-Qur‟an yang maknanya saling berhubungan (membentuk pola jaringan
tertentu membentuk bagian pandang dunianya) sehingga dapat ditentukan posisi
masing-masing kosa kata (sentral, periferal dan medium). Dan dalam analisis medan
semantik terhadap at-Tafsir al-Bayâni li al-Qur’ân al-Karîm, kosa kata yang dianalisis
berada pada posisi sentral.
b. Analisis Komponen Semantik
Setiap kata atau leksem tentu memiliki makna dan makna kata tersebut terdiri
dari sejumlah komponen (komponen makna) yang membentuk keseluruhan makna kata
itu. Maka analisis komponen makna berarti penguraian unsur-unsur yang bersama-sama
membentuk kosa kata tertentu.
c. Analisis Kombinasi Semantik
Analisis kombinasi semantik sebenarnya merupakan kombinasi antara analisis
medan makna yang berusaha mendistribusikan kosa kata dalam medan tertentu dan
analisis komponen semantik yang berusaha menggali unsur-unsur kata sampai pada unit
yang paling elementer. Maka analisis kombinasi semantik adalah pengkajian terhadap
kombinasi unit-unit makna untuk menampilkan jaringan makna dan konseptual yang
dibangunnya.
Dari uraian di atas, tampak bahwa metode analisis semantik pada dasarnya
adalah usaha penggalian unit-unit makna kosa kata sampai pada unit yang paling
elementer sesuai dengan (1) Referensi, dan (2) Yang dimaksud. Dengan demikian,
analisis semantik terhadap at-Tafsîr al-Bayâni berarti telah menerapkan tiga teori
pendekatan makna, yakni referensial, ideasional/konsepsional dan behavioral/
kontekstual.
Analisis semantik ini sangat cocok dipakai untuk membedah metode bayâni
Bint asy-Syathi‟, terutama yang terkait dengan kajian terhadap teks al-Qur‟an (mâ fî
an-nash). Dengan menggunakan metode ini maka temuan makna teks akan semakin
dalam karena sebuah kata akan dibedah satu persatu sesuai dengan posisi dan
kedudukannya. Pada titik inilah akan diketahui mana makna yang sentral, periferal dan
medium; mana makna dasar (al-ma’anî al-awwaliyah), dan mana makna
turunan/relasional (al-ma’ani ats-tsanawiyah).
Dengan menggunakan dua teori ini, reviewer optimis hasil temuan penelitian
disertasi yang diangkat Hamdani Mu‟in ini akan semakin mendalam, menukik dan
menakjubkan.
DAFTAR ISI DISERTASI
HALAMAN JUDUL
NOTA DINAS
PERSETUJUAN DISERTASI UJIAN TERTUTUP DEKLARASI
PERNYATAAN KEASLIAN DISERTASI
ABSTRAK
PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
DAFTAR SINGKATAN
TRANSLITERASI
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
D. Kajian Pustaka
E. Kerangka Teori
1. Bullying dan Anti Bullying
2. Pendidikan Anti Bullying dalam Sunnah Nabi
3. Pendidikan Karakter
F. Kerangka Berpikir
G. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
2. Data dan Sumber Data
3. Fokus Penelitian
4. Teknik Pengumpulan Data
5. Teknik Analisis Data
H. Sistematika Pembahasan
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP