PEMERINTAH ACEH
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI ULIM
TAHUN 2024
OLEH:
SRI WAHYUNI, S.Pd
SUHU DAN KALOR
1. Pengertian Suhu
Suhu adalah suatu besaran yang menunjukan derajat panas atau dingin suat benda. Untuk
mengetahui seberapa besar suhu suatu benda maka digunakan termometer.
Gambar. 1 : Termometer
2. Mengukur suhu
Ukuran suhu dinyatakan dengan derajat Celsius (°C), Fahrenheit (°F), Reamur (°R), dan Kelvin
(K). Satuan suhu dalam SI adalah Kelvin (K).
Skala Titik Tetap Bawah Titik Tetap Atas
Termomete
r
0
Celcius =titik beku air / titik lebur es 1000 adalah suhu air mendidih pada tekanan76
cm Hg(1atm)
0
Reamur =titik beku air / titik lebur es 80° adalah suhu air mendidih pada tekanan
76 cmHg
Fahrenheit 0° adalah suhu campuran es dengan 212° adalah suhu
garam. Suhu pada saat air membeku air mendidih pada tekanan 76 cmHg
atau es mencair adalah pada 32°F
Kelvin 0 K adalah suhu untuk semua gas yang 373 adalah suhu air mendidih pada tekanan
telah mencair. Suhu pada saat air 76 cmHg
membeku atau es mencair adalah pada
273 K
Ingat !!!!
Contoh
1. Suhu sebuah benda jika diukur menggunakan termometer celsius bernilai 45 oC. Berapa
nilai yang ditunjukkan oleh termometer Reamur, Fahrenheit dan kelvin ?
Jawab : Dik
T = 45oC
Ditanyakan
a. ToC = (4/5 To) R
= (4/5 x 45) oR
= 36 0R
b. T C = (32 +9/5 x T)oF
0
= (32+(9/5 x45)) oF
= 113 oF
c. 45oC = (45 + 273) = 318 K
2. Jika suhu benda 750C maka suhu benda tersebut dalam kelvin adalah
Jawab : T0C = (T + 273) K
750C = (75 +273) K
750C = 348 K
3. Pemuian zat
Pemuian adalah bertambahnya ukuran suatu benda pada saat menerima kalor atau panas.
a. Pemuian panjang
Pemuian panjang adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda yang
disebabkan oleh kalor. Pada pemuaian panjang nilai lebar dan tebal sangat
kecil dibandingkan dengan nilai panjang benda tersebut.
∆ L=L1 . α . ∆ T
L=L0 (1+ α . ∆ T )
Keterangan :
∆ L= Perubahan panjang (m)
L1 = Panjang mula-mula (m)
L = Panjang setelah memuai (m)
α = Koefisien muai panjang
∆ T = Perubahan suhu (oC)
T 0 = Suhu mula-mula (0C)
T = Suhu setelah memuai(0C)
Contoh
1. Sebatang baja bersuhu 20 oC memiliki panjang 40 cm. Koefisien muai panjang
baja
10 C . Pertambahan panjang baja dan panjang akhir baja pada suhu 70oC adalah...
-5 o -1
Dik :
Pertambahan suhu (∆ T ) = 70 – 20 = 50 oC
Panjang awal (L1) = 40 cm
Koefisien muai panjang baja (α ) = 10-5 oC-1
Ditanyakan : Pertambahan panjang (∆ L ) dan panjang akhir (L2)
Jawab :
a) Pertambahan panjang
∆ L=α .L1.∆ T
∆ L=( 10−5 ) ( 40 )( 50 )
∆ L=0,00001× 2000
∆ L=0 , 02cm
b) Panjang akhir (L1)
L2 = L1+∆ L
= 40 cm + 0,02 cm
= 40,02 cm
b. Pemuaian luas
Jika yang dipanaskan adalah suatu lempeng atau plat tipis maka plat tersebut akan
mengalami pemuaian pada panjang dan lebarnya. Dengan demikian lempeng
akan mengalami pemuaian luas atau pemuaian bidang.
Gambar. 3 : Pemuian luas
Hubungan antara luas benda, pertambahan luas suhu, dan koefisien muai luas
suatu zat adalah
A=A 1 +∆ A
∆ A= A1 .(1+ β . ∆T ¿
Keterangan :
A : Luas akhir (m2)
A1 : luas mula-mula (m2)
∆ A : Pertambahan luas (m2)
β : Koefisien muai luas zat( / 0C)
∆ T : Kenaikan suhu (oC)
Contoh
1. Selembar baja pada suhu 20 0C memiliki panjang 50 cm dan lebar 30
cm. Jika koefisien muai panjang baja 10-5 oC-1, maka pertambahan luas
dan luas total pada suhu 60 oC adalah...
Pembahasan
Dik : Suhu awal (T1) = 20oC
Suhu akhir (T2) = 60 oC
Perubahan suhu (∆ T ) = 60 – 20 = 40
Luas awal (A1) = panjang x lebar = 50 x 30 =150 cm2
Koefisien muai panjang baja (α ) = 10-5 oC-1
Koefisien muai luas baja ( β ) = 2 α = 2 x 10-5 oC-1
Ditnyakan : Pertambahan luas (∆ A )
Jawab :
a) Pertambahan luas (∆ A )
∆ A=β A 1 ∆T
∆ A=( 2 x 10−5 ) (1500 ) (40)
∆ A=( ( 2 x 0,00001 ) x ( 40 ) ) (1500)
∆ A=( 0,00002 x 40 ) (1500 )
∆ A=0,0008 x 1500
∆ A=1 , 2cm2
b) Luas total (A2)
A2 = A1+∆ A
A2 = 1500 +1,2
A2 = 1501,2 cm2
c. Pemuian volume
Pemuian volume adalah pertambahan ukuran volume suatu benda karena menerima
kalor. Pemuaian volume terjadi pada benda yang mempunyai ukuran panjang,
lebar dan tebal. Contoh benda yang mempunyai pemuaian volume adalah
kubus, air dan udara. Volume merupakan bentuk lain dari panjang dalam 3
dimensi karena itu untuk menentukan koefisien muai volume sama dengan 3
kali koefisien muai panjang. Jika suatu balok mula-mula memiliki panjang P,
lebar L, dan tinggi h dipanaskan hingga suhunya bertambah ΔT, maka
berdasarkan pada pemikiran muai panjang dan luas diperoleh harga volume
balok tersebut sebesar.
v=v o+ ∆ v
∆ v=v o . γ . ∆ T
v=v o (1+ γ . ∆ T )
Keterangan :
v : Volume akhir (m3)
vo : Volume mula-mula (m3)
∆v : Pertambahan volume (m3)
γ : Koefisien muai volume
∆T : Kenaikan suhu (oC)
Contoh :
1. Bola pejal terbuat dari aluminium dengan koefisien muai panjang 24 x 10 -6 0C-1. Jika
pada suhu 30 0C volume bola adalah 30 cm 3 maka agar volume bola itu bertambah
menjadi 30,5 cm3 bola tersebut harus dipanaskan hingga mencapai suhu... 0C
Pembahasan:
Dik: Koefisien muai panjang (α ) = 24 x 10-6 0C-1
Koefisien muai volume ( γ ) = 3α = 3 x 24 x 10-6 0C-1 = 72 x 10-6 oC-1
Suhu awal (T1) = 30oC
Volume awal (V1) = 30 cm3
Volume akhir (V2) = 30,5 cm3
Perubahan volume (∆ v ) = 30,5 - 30 = 0,5
Ditnyakan : Suhu akhir (T2)
Jawab : ∆ V = γ (V1) (∆ T )
∆ V = γ (V1) ( T2-T1)
0,5 = (72 x 10-6 0C-1) (30) (T2-300C)
0,5 = (2160 x 10-6) (T2 - 30)
0,5 = (0,00216 ) (T2 - 30)
0,5/0,00216 (T2 - 30)
231 = T2 - 30
T2 = 231 + 30
T2 = 261 0C
Perpindahan Kalor
Kalor atau panas adalah energi yang berpindah dari benda bersuhu tinggi menuju
benda bersuhu rendah. Perpindahan kalor terhenti setelah terjadi
kesetimbangan termal. Untuk mengetahui banyaknya kalor yang dilepas atau
diterima oleh suatu zat digunakan persamaan :
Q=m. c . ∆T
Keterangan :
Q = Banyaknya kalor yang dilepas atau diterima oleh suatu benda (Joule)
m = Massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)
∆ T = Perubahan suhu (0C)
Contoh
1. Air bermassa 20 gram dengan kalor jenis 1 kal g-1 0C-1 pada mulanya bersuhu 30 0C.
Tentukan suhu akhir air jika banyaknya kalor yang diserap air adalah 300 kalori.
Pembahasan :
Dik : Massa (m) =20 gr
Suhu awal (T1) =30 0C
Kalor jenis air (c) = 1 kal gr-1 0C-1
Kalor (Q) = 300 kal
Ditanyakan : Q = m.c.∆ T
300 kal = (20 gr) (1 gr-1 oC-1 )¿)
300 = 20 (1) (∆ T ¿
300 = 20 (∆ T ¿
(∆ T ¿ = 300/20
(∆ T ¿ = 15
Pertambahan suhu adalah 150C
Suhu akhir = 15 + 30 = 45 0C
Q
C= ∆T
m
Dimana
C = Kalor jenis zat (J/kg0C)
Q = Banyaknya kalor yang dilepas atau diterima oleh suatu benda (Joule)
m = Massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)
∆ T = Perubahan suhu (0C)
Contoh :
Suatu benda bermassa 2 kg menyerap kalor sebanyak 100 kalori ketika suhunya
berubah dari 20 0C hingga 70 0C. Kalor jenis benda tersebut adalah..
Jawab : Dik
Massa benda (m) = 2 kg = 2000 gr
Kalor (Q) = 100 kal
Perubahan suhu (∆ T ) = 70 – 20 = 50 0C
Ditnyakan : Kalor jenis benda (c)
c = Q / m.∆ T
c = 100 kal / 100.000 gr 0C
c = 102 kal/ 10-5 gr o C
c = 102kal (10-5 gr -1 oC-1)
c= 10-3kal gr-1 oC-1
c = 10-3 kal/gr oC
Untuk menentukan kapasitas kalor suatu zat digunakan persamaan :
Q
C=
∆T
Dimana :
C = Kapasitas kalor (J/K)
Q = Banyak kalor (J)
∆ T = Perubahan suhu (K)
C=m . c
Contoh
1. Kalor jenis air adalah 4180 J/kg Co. Kapasitas kalor 2 kg air adalah…..
Jawab : Dik : Kalor jenis air (c) = 4180 J/kg Co
Massa (m) = 2 kg
Ditanya : Kapasitas kalor (C)
Jawab : C = m c
C = (2 kg)(4180 J/kg Co)
C = (2)(4180 J/Co)
C = 8360 J/Co
a. Perpindahan kalor secara konduksi
Konduksi adalah perpindahan kalor melalui perantara, di mana zat perantaranya
tidak ikut berpindah. Ujung logam akan terasa panas jika ujung yang lain
dipanaskan misalnya saat kita mengaduk adonan gula, air panas, dan kopi
dengan menggunakan sendok logam.
Contoh
1. Sebatang baja berbentuk silinder pejal mempunyai panjang 1 meter dan luas
penampang 0,2 meter kuadrat. Konduktivitas termal baja adalah 40 J/m.s.C 0.
Jika selisih suhu antara kedua ujung baja adalah 100 oC, tentukan laju
perpindahan kalor secara konduksi pada batang baja tersebut.
Dik :
Panjang baja (ι ) = 1 m
Luas penampang baja (A) = 0,2 m2
Konduktivitas termal baja (k) = 40 j/m.s.Co
Perbedaan suhu kedua ujung baja ( Δ T ) = 100C
Ditanyakan : Laju perpindahan kalor secara konduksi
Q/t = k.A . Δ T /ι
Q/t = (40) (0,2) (10)/1
Q/t = 80/1
Q/t = 80 joule/sekon
b. Perpindahan kalor secara radiasi
Radiasi merupakan proses peripandahan kalor yang tidak memerlukan medium
(perantara). Radiasi ini biasanya dalam bentuk Gelombang Elektromagnetik
(GEM) yang berasal dari matahari. Namun demikian dalam kehidupan sehari-
hari proses radiasi juga berlaku saat kita berada didekat api unggun, seperti
gambar.5.
Bagaimanakah proses radiasinya? Matahari adalah sumber cahaya di bumi,
sinarnya masuk ke bumi melewati filter yang disebut atmosfer, sehingga cahaya
yang masuk ke bumi adalah cahaya yang tidak berbahaya. Cahaya yang masuk
ke bumi melalui lapisan atmosfer itu dikenal dengan gelombang
elektromagnetik yang terbagi ke dalam gelombang pendek dan gelombang
panjang. Seperti Radio, TV, Radar, Inframerah, Cahaya Tampak, Ultraviolet,
Sinar X dan Sinar Gamma.
Saat kita menjemur pakaian hitam dan putih dibawah sinar matahari berwarna
dengan jenis dan tebal yang sama, maka pakaian warna hitam akan lebih cepat
kering dibandingkan dengan pakaian berwarna putih. Emisivitas bahan
(kemampuan menyerap panas) untuk warna hitam e = 1 sedangkan warna putih
e = 0. Untuk warna lainnya berkisar antara 0 dan 1.
(200)(1)(90-T) = (500)(0,22)(T-30)
(200)(90-T) = (110)(T-30)
18000 – 200 T = 110 T – 3300
18000 + 3300 = 110 T + 200 T
21300 = 310 T
T = 68,7 oC
LKPD
SUHU DAN KALOR
KELAS X
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Kelompok: ……………………………………………………….
A. Kompetensi Dasar
3.6 Menganalisis proses pemuaian, perubahan wujud zat dan perpindahan kalor.
4.6 Menyaji hasil penyelidikan mengenai perpindahan kalor menggunakan Azas Black.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.6.1 Mengidentifikasi pemuaian zat;
3.6.2 Mengidentifikasi perubahan wujud zat;
3.6.3 Mengidentifikasi proses perpindahan kalor.
4.6.1 Menyajikan hasil percobaan perpindahan kalor menggunakan Asas Black.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui diskusi dan informasi, peserta didik diharapkan dapat:
1. Mengidentifikasi pemuaian zat;
2. Mengidentifikasi perubahan wujud zat;
3. Mengidentifikasi proses perpindahan kalor.
A. Informasi
Kalor merupakan salah satu bentuk energi. Istilah kalor pertama kali diperkenalkan oleh
seorang ahli kimia dari Perancis Bernama A.L Lavosier (1743-1794). Kalor berasal dari
kata caloric.
Kalor adalah energi yang dapat mengalir dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang
bersuhu rendah, dengan demikian satuan kalor disebut kalori (kal).
Satu kalori adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu 1 gram
air murni sebesar 1 ◦C.
1 kalori = 4,18 Joule atau 1 Joule = 0,24 kalori.
Apabila pada suatu benda diberikan kalor dengan nilai tertentu, maka pada zat tersebut
dapat terjadi perubahan-perubahan sebagai berikut:
Terjadi pemuaian
Terjadi kenaikan suhu
Terjadi perubahan wujud
Jika ada dua benda yang berbeda suhunya, maka akan terjadi perpindahan kalor atau
energi panas dari benda yang bersuhu tinggi ke benda bersuhu lebih rendah.
(ASPEK AFEKTIF)
Kemampuan Kemampuan
Menyampaikan Menyempaikan Kemampuan
Informasi Ide/ Gagasan Bertanya
Nama Peserta Didik
No
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Skala Penilaian:
5 = Selalu (100%)
4 = Sering (75%)
3 = Jarang (50%)
2 = Pernah (25%)
1 = Tidak Pernah (0%)
(ASPEK PSIKOMOTOR)
Skala Penilaian:
5 = Selalu (100%)
4 = Sering (75%)
3 = Jarang (50%)
2 = Pernah (25%)
1 = Tidak Pernah (0%)
KISI-KISI BENTUK SOAL OBYEKTIF
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)