Ulasan Kasus Pengembangan Pribadi
Ulasan Kasus Pengembangan Pribadi
Menurut laporan, seorang wali siswa kelas 9C mengaku bahwa anaknya menjadi korban
penganiayaan oleh salah satu guru BK berinisial K. Guru tersebut diduga memerintahkan
siswanya untuk memukulkan genteng ke kepala anak didiknya. Selain itu, terdapat juga
laporan lain bahwa ada siswa lain yang menjadi korban penganiayaan oleh guru lainnya.
Dari penelusuraan dilapangan, Kejadian bermula ketika jam istirahat ke-2 saat siswa
berinisial AR kelas 9C ini bermain bersama teman-temannya di salah satu sudut gedung
yang terdapat genteng bekas. Mereka bermain lari kesana kemari dan lempar lemparan
genteng bekas tadi. Dan memecahkan beberapa genteng bekas.
“Dengan cara. MEMUKUL KEPALA ANAK SAYA , Tepat nya pelipis sebelah kiri , dan
sampai malam ini anak saya kepalanya PUSING karena pukulan PAK KOKO, dan di
sekolah anak saya di hukum dg berat, di suruh membawa genteng 15 biji di suruh bawa n
memutar lapangan” tulisnya yang tersebar melalui pesan Whatsapps.
“Ada murid lainnya namanya Romi kelas 9-J yg di ANIAYA oleh pak Pak FAUZI Dengan
cara di Jambak kepalanya lalu di putar kepalanya , satu guru lagi PAK ULIL Menyuruh
memecahkan genteng dikepala Romi sampai Geteng yg sekeras itu pecah di kepala Romi”
sesuai pesan singkat yang beredar.
Hal itu dilihat oleh guru berinisial U dan F yang melihat dan kemudian menelpon K Guru BK
dan kemudian mendatangi siswa yang bermain genteng tadi bertiga. Untuk selanjutnya
siswa yang berinisial R tadi disuruh mengumpulkan teman-temannya yang tadi bermain
bersamanya.
Kasus ini sempat tidak terdengar kabarnya setelah didamaikan oleh aparat setempat
dengan sejumlah uang dari oknum guru setempat. Namun, setelah keluhan dari wali siswa
tersebar melalui pesan WhatsApp, kasus ini menjadi terbuka dan menimbulkan kehebohan.
Pihak sekolah telah mengkonfirmasi kejadian ini dan mengakui bahwa peristiwa tersebut
terjadi. Kasus ini sedang dalam proses penanganan dan pihak berwenang akan mengambil
tindakan yang sesuai jika terbukti ada pelanggaran.
Dalam artikel dengan judul "Berdalih Siswa Bandel, Guru BK SMPN 17 Gresik Aniaya
Siswa", terdapat kasus penganiayaan yang diduga dilakukan oleh beberapa guru di SMPN
17 Gresik terhadap siswa-siswa mereka. Kasus ini melibatkan penganiayaan fisik dengan
menggunakan genteng sebagai modusnya.
1. Pemahaman Nilai dan Etika Profesional: Melalui eksplorasi diri, seorang konselor dapat
mengidentifikasi nilai-nilai pribadi yang penting baginya. Dalam kasus ini, konselor dapat
mempertimbangkan nilai-nilai seperti keadilan, keamanan, dan kesejahteraan siswa dalam
menangani kasus penganiayaan oleh guru BK. Eksplorasi diri membantu konselor dalam
memahami etika profesional yang relevan dan menjaga integritas dalam praktik konseling.
2. Kesadaran Diri dan Mengelola Pengaruh Pribadi: Eksplorasi diri membantu konselor
dalam mengenali dan memahami reaksi pribadi mereka terhadap kasus penganiayaan.
Dalam konteks ini, konselor perlu memiliki kesadaran diri yang tinggi terhadap emosi dan
sikap mereka terhadap situasi tersebut. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang
pengaruh pribadi, konselor dapat mengelola reaksi mereka secara profesional dan tetap
fokus pada kepentingan konseli.
4. Pemahaman Isu-isu yang Terkait: Eksplorasi diri membantu konselor dalam memahami
isu-isu yang terkait dengan kasus penganiayaan, seperti trauma, kekerasan, dan
perlindungan anak. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang isu-isu ini, konselor dapat
memberikan bantuan yang tepat dan efektif kepada konseli yang mengalami dampak
penganiayaan. Eksplorasi diri juga membantu konselor dalam mengenali sumber daya dan
dukungan yang tersedia untuk membantu konseli dalam pemulihan mereka.
Melalui eksplorasi diri yang mendalam, seorang konselor dapat mempersiapkan diri secara
optimal untuk menangani kasus-kasus yang kompleks dan menantang seperti kasus
penganiayaan siswa oleh guru BK. Eksplorasi diri membantu konselor dalam
mengembangkan pemahaman diri, keterampilan komunikasi, dan pengetahuan yang
diperlukan untuk memberikan bantuan yang efektif kepada konseli dalam situasi yang sulit.