Anda di halaman 1dari 9

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS POTENSI LOKAL

KAMPUNG NOPIA - MINO DI DESA WLAHAR WETAN


KABUPATEN BANYUMAS

Disusun oleh:
Adelia Putri Salsabila (01)
Aini Nur Sadila (02)
Alya Alifah Hana Putri (03)
Farzana Uthaila (15)
Lutfiana Dwi Septia (20)
Rafa Aida Ainur Risna (30)
Zada Nabil Salma (35)
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq
serta hidayah – nya kepada penulis, sehingga makalah yang berjudul “Pemberdayaan
Masyarakat Berbasis Potensi Lokal Kampung Nopia – Mino di Desa Wlahar Wetan
Kabupaten Banyumas” ini dapat di selesaikan sesuai dengan rencana dan tepat pada
waktunya tanpa ada halangan suatu apapun.

Penyusun makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata
pelajaran Sosiologi Teori Evaluasi pada Semester genap tahun 2023 – 2024. Selain
itu, dalam makalah ini diuraikan tentang Konsep Pemberdayaan Masyarakat dalam
Menyikapi Ketimpangan Sosial, Tujuan dan strategi cara Pemberdayaan Masyarakat,
serta Peluang dan Tantangan Pemberdayaan Masyarakat.

Dengan penuh kesadaran penulis mengakui bahwa dalam menyelesaikan


makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, atas
terselesaiakannya penulisan makalah ini tidak lupa penulis menyampaikan ucapan
terimakasih kepada :

1. Allah SWT karena telah memberikan penulis kemudahan dalam penulisan


makalah ini sehingga dapat terselesaikan tanpa ada halangan suatu apapun.
2. Ibu Erni Widyawati, S. Pd. selaku Guru mata pelajaran Sosiologi yang
telah membimbing dan memberikan pengarahan dalam penyusunan
makalah ini sehingga terselesaikan sesuai dengan rencana.

Dalam penyusunan makalah ini telah diusahakan semaksimal mungkin akan


tetapi penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
dikarenakan sedikitnya pengalaman penulis, maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang berguna dari semua pihak yang telah membaca makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang membaca dan
masyarakat pada umumnya.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mino (Mini Nopia) merupakan kue kering yang dibuat dari adonan tepung
terigu yang pada umumnya diisi dengan gula merah, memiliki beberapa variasi rasa
coklat, durian, nangka, pandan, bawang merah goreng, serta rasa khas gula jawa (gula
merah). Kue kering yang mirip dengan pia ini memiliki tekstur kulit mirip dengan
cangkang telur yang renyah pada bagian luarnya.
Bapak Sutarso, salah satu warga Desa Pekunden yang mayoritas penduduknya
adalah pengusaha mino. Beliau menikah dengan sang istri yang berasal dari Desa
Wlahar Wetan dan kemudian mereka bersama-sama memulai usaha mino 5758 (Maju
Mapan) pada tahun 1994. Pada awalnya, mereka membuat mino versi potong karena
pada zaman tersebut yang masih minim teknologi. Belum lama mereka merintis usaha
tersebut, sang istri meninggal dan usaha mino tersebut dilanjutkan oleh kedua
anaknya, Windi dan Rini.

B. Rumusan Masalah
A. Berapa lama usaha mino ini telah beroperasi? Bagaimana perkembangannya sejak
didirikan?
B. Bagaimana proses pembuatan mino yang menjadi spesialisasi usaha ini? Apakah
ada resep khusus atau teknik tertentu yang digunakan?
C. Apa saja variasi mino yang ditawarkan oleh usaha ini? Apakah terdapat inovasi
atau keunikan tertentu dalam penyajian mino?
D. Bagaimana strategi pemasaran yang digunakan untuk menarik pelanggan? Apakah
terdapat promosi khusus atau kerjasama dengan pihak lain?
E. Apakah ada tantangan atau hambatan utama yang dihadapi dalam menjalankan
usaha mino ini? Bagaimana cara mengatasinya?
F. Bagaimana peran komunitas lokal dalam mendukung atau mempengaruhi usaha
mino ini? Apakah terdapat keterlibatan dalam kegiatan sosial atau acara
komunitas?
G. Bagaimana keberlanjutan dan pertumbuhan usaha ini di tengah persaingan pasar
yang semakin ketat? Apakah ada strategi khusus yang diterapkan?
H. Apakah terdapat kemitraan dengan pemasok lokal atau petani dalam memenuhi
kebutuhan bahan baku mino? Bagaimana hubungan kerja sama
tersebut berlangsung?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Evaluasi adalah alat manajemen yang berorientasi pada tindakan dan proses
Informasi yang dikumpulkan dalam evaluasi ini disajikan secara sistematis dan
objektif. Data hasil temuan lapangan digunakan untuk memperbaiki kegiatan sekarang
dan yang akan datang seperti dalam perencanaan program, pengambilan keputusan,
dan pelaksanaan program untuk mencapai kebijaksanaan penyuluhan yang efektif
(Ban dan H.S. Hawkins, 1999)
Penelitian ini menggunakan konsep evaluasi sumatif. Evaluasi sumatif dipilih
karena evaluasi bertujuan mengetahui perubahan perilaku masyarakat setelah
memperoleh bimbingan sosial dan pelatihan keterampilan program. Evaluasi sumatif
digunakan untuk menarik kesimpulan tentang kemanjuan suatu program. Fokus
evaluasi sumatif adalah untuk menguraikan hasil program dalam rangka membuat
suatu pertimbangan (Parnaby, 2008)
Menurut Fain (2008) evaluasi sumatif menunjuk pada hasil suatu program
yang dapat membeń informasi untuk memutuskan suatu program perlu dilanjutkan,
dimodifilkasi, ataupun diubah. Evaluasi sumatif memiliki kaitan uebuep hasil
program seperti hasil yang dapat dilihat segera (misalnya belajar pengetahuan dan
memperoleh keterampilan). Hasil antara (misalnya perilaku berubah) dan hasil jangka
panjang (misalnya penambahan pendapatan).
Pelaksanaan evaluasi dilakukan oleh evaluator yang independen atau tidak
memihak. Dengan demikian, hasil evaluasi akan lebih valid karena evaluator tidak
memiliki kepentingan dalam kegiatan evaluasi. Peran evaluator tidak bisa diabaikan
karena evaluator bisa membujuk peserta program untuk melanjutkan, memodifikasi,
atau membatalkan program.
BAB III
PELAKSANAAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI PEMBERDAYAAN
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Wawancara dilaksanakan pada :
hari, tanggal : Kamis, 8 Februari 2024
waktu : 10.00 – 11.00 WIB
tempat : Desa Wlahar Wetan, Kalibagor, Banyumas.

B. Teknik yang Digunakan


Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Sementara itu, Teknik
yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik survei. Teknik survei adalah
pengamatan atau penyelidikan yang kritis untuk mendapatkan keterangan yang
baik terhadap suatu persoalan dalam suatu lokasi tertentu. Adapun data-data yang
digunakan dalam penelitian dikumpulkan menggunakan teknik-teknik berikut.
1. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan mengambil data
secara langsung dengan melakukan komunikasi secara langsung dengan
responden atau informan. Wawancara bisa memberikan pemahaman
mendalam mengenai pengalaman, pandangan, atau pengetahuan individu
mengenai topik penelitian.
2. Observasi merupakan teknik yang dilakukan melalui pengamatan langsung
dilakukan oleh peneliti kepada objek yang diteliti secara langsung di
tempat terjadinya peristiwa. Bisa berupa perilaku manusia, fenomena, atau
proses perubahan.

C. Sasaran
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN KEGIATAN EVALUASI PEMBERDAYAAN

A. Deskripsi Hasil Kegiatan Evaluasi


1. Berapa lama usaha mino ini telah beroperasi? Bagaimana perkembangannya
sejak didirikan?
Berdiri sejak tahun 1994 hingga saat ini. Tahun 2018 usaha mino 5758 diteruskan
oleh anaknya sebagai usaha turun temurun. Awalnya mino dibuat dengan bentuk
potongan kotak-kotak dengan variasi rasa hanya gula jawa dan dijual hanya untuk
daerah sekitar, kini berkembang lebih bervariasi dengan jangkauan penjualan hingga
ke luar kota (Semarang dan Bali) dan jual online.

2. Bagaimana proses pembuatan mino yang menjadi spesialisasi usaha ini?


Apakah ada resep khusus atau teknik tertentu yang digunakan?

3. Apa saja variasi mino yang ditawarkan oleh usaha ini? Apakah terdapat
inovasi atau keunikan tertentu dalam penyajian mino?
Variasi rasa yang awalnya hanya gula jawa saja, kini bervariasi aneka macam rasa,
seperti pandan, nanas, stroberi, coklat, durian, dan brambang. Keunikan dari
penyajian mino ini adalah terdapat rasa brambang (bawang merah), namun rasa
brambang dibuat jika ada yang memesan saja atau sesuai selera masing-masing
pembeli.

4. Bagaimana strategi pemasaran yang digunakan untuk menarik pelanggan?


Apakah terdapat promosi khusus atau kerjasama dengan pihak lain?
Strategi pemasaran yang awalnya hanya menjual di rumah dan karena lokasi yang
berada dipinggri jalan yang dilalui para pemudik yang bisa membeli langsung ke toko
produksinya, kini berkembang dengan cara menjual melalui online yang dimulai pada
tahun 2018. Tidak hanya itu, pemasaran mino 5758 juga dititipkan pada pusat oleh-
oleh sekitar Sokaraja. Penjualan mino 5758 berhasil menjual hingga ke Semarang dan
Bali

5. Apakah ada tantangan atau hambatan utama yang dihadapi dalam menjalankan
usaha mino ini? Bagaimana cara mengatasinya?
Semenjak pandemi covid-19, permintaan pasar menurun dan pengurangan karyawan
yang awalnya 7 menjadi 4. Untuk mengatasinya penjual membuka jualan dengan cara
online agar masyarakat di luar kota mengetahui dan tertarik membelinya.

6. Bagaimana peran komunitas lokal dalam mendukung atau mempengaruhi


usaha mino ini? Apakah terdapat keterlibatan dalam kegiatan sosial atau acara
komunitas?
7. Bagaimana keberlanjutan dan pertumbuhan usaha ini di tengah persaingan
pasar yang semakin ketat? Apakah ada strategi khusus yang diterapkan?
Daerah Dimana mayoritas penduduknya memproduksi mino, juga kakaknya yang ikut
memproduksi dan menjual mino dengan kemasan kecil, adiknya memproduksi mino
dengan kemasan yang besar (2kg dan 1kg). karena ada persaingan antara para penjual
minoi, maka strategi yang diambil adalah menjual dengan cara online dan dititipkan
ke pusat oleh-oleh.

8. Apakah terdapat kemitraan dengan pemasok lokal atau petani dalam


memenuhi kebutuhan bahan baku mino? Bagaimana hubungan kerja sama tersebut
berlangsung?

BAB
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pemberdayaan
masyarakat berbasis lokal kampung nopia-mino di Desa Wlahar Wetan, Kabupaten
Banyumas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Potensi pemberdayaan masyarakat berbasis lokal ini memiliki potensi besar untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya dan peningkatan
hasil pangan.
2. Melalui pemberdayaan lokal usaha mino ini, masyarakat dapat meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosial, terutama dalam hal pengembangan usaha mikro dan
menengah .
3. Pemberdayaan masyarakat berbasis lokal mendorong keterlibatan aktif masyarakat
dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pembangunan kualitas
masyarakat, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih terbuka dan demokratis.
4. Dengan melibatkan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya lokal dapat membantu
menjaga keberlanjutan lingkungan dan mengurangi risiko penurunan kondisi
lingkungan di masa depan.

B. Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan berdasarkan kesimpulan dari penelitian
tersebut adalah:
1. Pemerintah desa sebaiknya memberikan dukungan yang lebih besar dalam
mengembangkan potensi pemberdayaan masyarakat berbasis lokal, seperti
penyediaan tempat dan bantuan teknis untuk produksi.

2. Perlu adanya program-program yang dapat meningkatkan kualitas dan


kuantitas hasil pangan melalui pemberdayaan lokal usaha mino, seperti
program pengembangan teknologi yang ramah lingkungan, program pelatihan
pembuatan mino, dsb.
3. Membangun kerjasama antara pemerintah, masyarakat sekitar, dan sektor
swasta dalam memfasilitasi pengembangan usaha mikro kecil dan menengah
(UMKM) di level lokal.
4. Perlunya pendekatan komunikasi dan edukasi yang efektif untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya keterlibatan aktif
dalam pengelolaan sumber daya lokal di daerah itu.
5. Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama dalam mengembangkan
kebijakan seperti pengelolaan sumber daya alam yang bijaksana dan kebijakan
perlindungan lingkungan untuk keberlanjutan usaha mino tersebut.

Anda mungkin juga menyukai