Disusun oleh:
Adelia Putri Salsabila (01)
Aini Nur Sadila (02)
Alya Alifah Hana Putri (03)
Farzana Uthaila (15)
Lutfiana Dwi Septia (20)
Rafa Aida Ainur Risna (30)
Zada Nabil Salma (35)
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq
serta hidayah – nya kepada penulis, sehingga makalah yang berjudul “Pemberdayaan
Masyarakat Berbasis Potensi Lokal Kampung Nopia – Mino di Desa Wlahar Wetan
Kabupaten Banyumas” ini dapat di selesaikan sesuai dengan rencana dan tepat pada
waktunya tanpa ada halangan suatu apapun.
Penyusun makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata
pelajaran Sosiologi Teori Evaluasi pada Semester genap tahun 2023 – 2024. Selain
itu, dalam makalah ini diuraikan tentang Konsep Pemberdayaan Masyarakat dalam
Menyikapi Ketimpangan Sosial, Tujuan dan strategi cara Pemberdayaan Masyarakat,
serta Peluang dan Tantangan Pemberdayaan Masyarakat.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang membaca dan
masyarakat pada umumnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mino (Mini Nopia) merupakan kue kering yang dibuat dari adonan tepung
terigu yang pada umumnya diisi dengan gula merah, memiliki beberapa variasi rasa
coklat, durian, nangka, pandan, bawang merah goreng, serta rasa khas gula jawa (gula
merah). Kue kering yang mirip dengan pia ini memiliki tekstur kulit mirip dengan
cangkang telur yang renyah pada bagian luarnya.
Bapak Sutarso, salah satu warga Desa Pekunden yang mayoritas penduduknya
adalah pengusaha mino. Beliau menikah dengan sang istri yang berasal dari Desa
Wlahar Wetan dan kemudian mereka bersama-sama memulai usaha mino 5758 (Maju
Mapan) pada tahun 1994. Pada awalnya, mereka membuat mino versi potong karena
pada zaman tersebut yang masih minim teknologi. Belum lama mereka merintis usaha
tersebut, sang istri meninggal dan usaha mino tersebut dilanjutkan oleh kedua
anaknya, Windi dan Rini.
B. Rumusan Masalah
A. Berapa lama usaha mino ini telah beroperasi? Bagaimana perkembangannya sejak
didirikan?
B. Bagaimana proses pembuatan mino yang menjadi spesialisasi usaha ini? Apakah
ada resep khusus atau teknik tertentu yang digunakan?
C. Apa saja variasi mino yang ditawarkan oleh usaha ini? Apakah terdapat inovasi
atau keunikan tertentu dalam penyajian mino?
D. Bagaimana strategi pemasaran yang digunakan untuk menarik pelanggan? Apakah
terdapat promosi khusus atau kerjasama dengan pihak lain?
E. Apakah ada tantangan atau hambatan utama yang dihadapi dalam menjalankan
usaha mino ini? Bagaimana cara mengatasinya?
F. Bagaimana peran komunitas lokal dalam mendukung atau mempengaruhi usaha
mino ini? Apakah terdapat keterlibatan dalam kegiatan sosial atau acara
komunitas?
G. Bagaimana keberlanjutan dan pertumbuhan usaha ini di tengah persaingan pasar
yang semakin ketat? Apakah ada strategi khusus yang diterapkan?
H. Apakah terdapat kemitraan dengan pemasok lokal atau petani dalam memenuhi
kebutuhan bahan baku mino? Bagaimana hubungan kerja sama
tersebut berlangsung?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Evaluasi adalah alat manajemen yang berorientasi pada tindakan dan proses
Informasi yang dikumpulkan dalam evaluasi ini disajikan secara sistematis dan
objektif. Data hasil temuan lapangan digunakan untuk memperbaiki kegiatan sekarang
dan yang akan datang seperti dalam perencanaan program, pengambilan keputusan,
dan pelaksanaan program untuk mencapai kebijaksanaan penyuluhan yang efektif
(Ban dan H.S. Hawkins, 1999)
Penelitian ini menggunakan konsep evaluasi sumatif. Evaluasi sumatif dipilih
karena evaluasi bertujuan mengetahui perubahan perilaku masyarakat setelah
memperoleh bimbingan sosial dan pelatihan keterampilan program. Evaluasi sumatif
digunakan untuk menarik kesimpulan tentang kemanjuan suatu program. Fokus
evaluasi sumatif adalah untuk menguraikan hasil program dalam rangka membuat
suatu pertimbangan (Parnaby, 2008)
Menurut Fain (2008) evaluasi sumatif menunjuk pada hasil suatu program
yang dapat membeń informasi untuk memutuskan suatu program perlu dilanjutkan,
dimodifilkasi, ataupun diubah. Evaluasi sumatif memiliki kaitan uebuep hasil
program seperti hasil yang dapat dilihat segera (misalnya belajar pengetahuan dan
memperoleh keterampilan). Hasil antara (misalnya perilaku berubah) dan hasil jangka
panjang (misalnya penambahan pendapatan).
Pelaksanaan evaluasi dilakukan oleh evaluator yang independen atau tidak
memihak. Dengan demikian, hasil evaluasi akan lebih valid karena evaluator tidak
memiliki kepentingan dalam kegiatan evaluasi. Peran evaluator tidak bisa diabaikan
karena evaluator bisa membujuk peserta program untuk melanjutkan, memodifikasi,
atau membatalkan program.
BAB III
PELAKSANAAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI PEMBERDAYAAN
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Wawancara dilaksanakan pada :
hari, tanggal : Kamis, 8 Februari 2024
waktu : 10.00 – 11.00 WIB
tempat : Desa Wlahar Wetan, Kalibagor, Banyumas.
C. Sasaran
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN KEGIATAN EVALUASI PEMBERDAYAAN
3. Apa saja variasi mino yang ditawarkan oleh usaha ini? Apakah terdapat
inovasi atau keunikan tertentu dalam penyajian mino?
Variasi rasa yang awalnya hanya gula jawa saja, kini bervariasi aneka macam rasa,
seperti pandan, nanas, stroberi, coklat, durian, dan brambang. Keunikan dari
penyajian mino ini adalah terdapat rasa brambang (bawang merah), namun rasa
brambang dibuat jika ada yang memesan saja atau sesuai selera masing-masing
pembeli.
5. Apakah ada tantangan atau hambatan utama yang dihadapi dalam menjalankan
usaha mino ini? Bagaimana cara mengatasinya?
Semenjak pandemi covid-19, permintaan pasar menurun dan pengurangan karyawan
yang awalnya 7 menjadi 4. Untuk mengatasinya penjual membuka jualan dengan cara
online agar masyarakat di luar kota mengetahui dan tertarik membelinya.
BAB
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pemberdayaan
masyarakat berbasis lokal kampung nopia-mino di Desa Wlahar Wetan, Kabupaten
Banyumas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Potensi pemberdayaan masyarakat berbasis lokal ini memiliki potensi besar untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya dan peningkatan
hasil pangan.
2. Melalui pemberdayaan lokal usaha mino ini, masyarakat dapat meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosial, terutama dalam hal pengembangan usaha mikro dan
menengah .
3. Pemberdayaan masyarakat berbasis lokal mendorong keterlibatan aktif masyarakat
dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pembangunan kualitas
masyarakat, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih terbuka dan demokratis.
4. Dengan melibatkan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya lokal dapat membantu
menjaga keberlanjutan lingkungan dan mengurangi risiko penurunan kondisi
lingkungan di masa depan.
B. Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan berdasarkan kesimpulan dari penelitian
tersebut adalah:
1. Pemerintah desa sebaiknya memberikan dukungan yang lebih besar dalam
mengembangkan potensi pemberdayaan masyarakat berbasis lokal, seperti
penyediaan tempat dan bantuan teknis untuk produksi.