Tentunya merupakan stres tersendiri bagi pendamping Lansia dengan Alzheimer
atau demensia saat mendengar berulang-ulang:”Pulang yuk”, atau “Kita pulang saja”, “Ibu/Bapak mau pulang ke rumah kita”.
Padahal saat itu mereka sedang berada di rumah sendiri ...
MENGAPA?
2. Lansia dengan Alzheimer dan demensia cenderung melihat situasi sekelilingnya
secara berbeda disebabkan kondisi otak yang terpengaruh.
Mereka kerap merasakan cemas dan ketidakpastian sehingga timbul ketidaknyamanan.
Seringkali yang dimaksud sebenarnya adalah keinginan akan rasa nyaman dan aman sehingga yang perlu dilakukan adalah meyakinkan mereka bahwa semua baik-baik saja serta memberikan rasa nyaman.
3. Tiga tips yang bisa dilakukan:
a. Merespon dengan tenang dan tidak panik karena hal itu akan membuat kecemasan mereka bertambah. Lakukan kebiasaan yang membuat Lansia merasa nyaman, seperti mengusap-usap tangan/punggung dengan lembut, memeluk, atau memberikan selimut. Bisa juga dengan memasang aroma terapi yang disukai pada ruangan. b. Jangan berusaha menggunakan logika untuk menerangkan kepada Lansia tentang keberadaan mereka. Hindari memaksa Lansia untuk memahami dimana mereka tinggal, atau bahwa sebenarnya mereka sedang berada di rumah sendiri. Mereka cenderung tidak mampu untuk memproses informasi tersebut, sehingga jika dipaksa akan timbul perasaan diabaikan, dianggap tidak penting dan tidak didengarkan. c. Melakukan validasi dan mengalihkan perhatian. Untuk melakukan teknik ini diperlukan jam terbang dan pengalaman dalam menangani Lansia dengan demensia. Yang pertama harus dilakukan adalah memvalidasi keinginan Lansia untuk pulang dengan mengatakan, “Oke, nanti kita pulang ya”, atau “Baiklah, kita akan jalan setelah selesai beres-beres sebentar lagi”. Hal ini akan membuat Lansia merasa tenang dan diakomodir perasaannya karena tidak disalahkan. Tahap berikutnya adalah mengalihkan perhatian. Alihkan perhatian mereka pada kegiatan yang merupakan rutinitas atau hal-hal yang disukai agar mereka teralihkan dari keinginan untuk pulang. Misalnya dengan mengajak mengobrol tentang hobi pada saat muda (bisa sambil minum teh atau makan kudapan) atau menanyakan tentang rumah yang ditinggali sekarang, sejak kapan mulai tinggal disini, mengapa memilih daerah ini dan sebagainya. Mengobrol dengan topik rumah akan menimbulkan perasaan tenang, memunculkan memori positif sekaligus mengalihkan dari keinginan untuk pulang.
4. Bagaimana jika tidak berhasil?
Ada kalanya jika cara diatas tidak berhasil, kemungkinan kita tetap harus mengajak Lansia untuk keluar rumah walaupun sebentar. Perhitungkan kira-kira berapa lama lansia bisa diajak berkeliling sampai kembali lagi ke rumah tanpa protes. Dalam perjalanan kita bisa juga mampir ke minimarket atau toko buah untuk mengalihkan perhatian. Bila kondisi tidak memungkinkan untuk keluar rumah, bersikap seolah-olah sedang bersiap-siap untuk keluar rumah akan menenangkan mereka.