Anda di halaman 1dari 6

Nama : Muthia Annisa

NPM :202221500451
Kelas : X2C- PBSI
Mata Kuliah : Morfologi
Dosen Pengampu : Ila Nafilah, S.S, M.Pd

Tugas
Buatlah Analisis Morfofonemik pada karya sastra seperti novel, cerpen, takarir/subtitle film atau puisi!

Jawab:

1. Kajian Morfofonemik pada puisi berjudul “Embun di Hutan Jati”


Ciptaan Candra Malik

“Embun di Hutan Jati"

Hutan jati menunggu janji,


Sepanjang hari yang sepi,
Ketika ulat-ulat melingkari.
Jari-jemarinya yang tinggi,
Memekarkan matahari.

Pekarangan luas semesta.


Adalah telapak tangannya.
Menegadah angkasa raya.
Minta embun dan air mata.
Membasahi kelopak bunga.

Terlalu lama dalam gelap,


Sepi beramai-ramai menetap
Angin mengepung senyap.
Dan terik menolak senyap.
Tunas-tunas bersedekap

1
Lidah ular tedung menjulur.
Sakat pandan telah berumur,
Bertandan-tandan intan sanur,
Merah dan kuning membaur,
Mengalungi hutan leluhur.

Kutulis di tanah kemarau,


Guguran daun berderau-derau,
Patahan reranting masa lalu:
Di sini, kau akan kutunggu
Sampai ujung waktuku

2
Manuskrip Puisi ‘Embun di Hutan Jati” Candra Malik

Analisis Morfofonemik yang saja kaji adalah

a. Penambahan Fonem

Penambahan fonem terjadi dari pertemuan morfem ke-an, peN-an, dan -an dengan
bentuk dasar yang berakhir dengan bunyi vokal dan bunyi diftong ai, au, oi, ei, dan
pertemuan morfem meN-, peN-, dan peN-an dengan kata-kata yang hanya terdiri atas satu
suku kata. Fonem yang ditambahkan adalah fonem /y/.

1. Penambahan fonem /?/ apa bila bentuk dasar berakhiran dengan vokal /a/.

No Morfem Kata Dasar Kata Baris: Kata ke-


1. MeN- nunggu Menunggu 1:3
2. MeN- negadah Mengadah 8:23
3. Per- karang Perkarangan 6:17
4. Ber- sedekap Bersedekap 15:49
5. Ber- umur Berumur 17:57

3
B.Peluluhan Fonem (Asimilasi)

Peluluhan fonem terjadi diafiksasi prefiks meN-, peN-, dan peN-an. Bunyi awal
dari bentuk dasar /s, k, p, dan t/ karena kesejenisan konsonan dengan bunyi akhir dari
prefiks, luluh ke dalam bunyi akhir prefiks tersebut, yakni bunyi nasal (N). Konsonan
adalah bunyi bahasa yang diproduksi dengan cara, setelah arus ujar keluar dari glotis, lalu
mendapat hambatan pada alat-alat ucap tertentu di dalam rongga mulut rongga mulut
(Chaer, 2015: 48). Akibat kesamaan fonem itu, maka peluluhan fonem ini terjadi dalam
hubungan dengan bunyi. Dengan begitu, konstruksi tersebut terucapkan dengan lancar.

No Morfem Kata Dasar Kata Baris: Kata ke-


1. MeN-i lingkari Melingkari 3:11
2. MeN-i basah Membasahi 10:31
3. MeN-an mekar Memekarkan 5:15
4. MeN- ngepung Mengepung 13:42
5. MeN- nolak Menolak 14:46
6. MeN- julur Menjulur 16:53
7. MeN- baur Membaur 19:64
8. MeN-i kalung Mengalungi 20:65
9. MeN- netap Menetap 12:40

4
b. Penghilangan Fonem
Bunyi nasal (N) dalam prefiks meN-, peN-, dan peN-an hilang jika prefiks ini
terdapat pada bentuk dasar tertentu, yaitu bentuk dasar yang diawali dengan /m/, /r/, dan
/l/. Maka prefiks tersebut akan muncul menjadi bentuk me-, pe-, dan pe-an.

No. Morfem Kata Dasar Kata Baris: Kata ke-


1. meN-i basah Membasahi 10:31
2. MeN-an mekar Memekarkan 5:15
3. meN-i lingkar Melingkari 3:11
4. PeN-an karang Perkarangan 6:17

C.Pergeseran Fonem

Pergeseran fonem adalah perubahan fonem dari anggota bentuk dasar menjadi
anggota afiks, persisnya menjadi anggota sufiks -an, -i dan atau anggota konsiks peN-an,

per-an, ke-an, dan ber-an dalam pengucapan bentukan hasil afiksasinya. Jadi,
perpindahan ini terjadi antar morfem dalam pengucapan.

No. Morfem Kata Dasar Kata Baris: Kata ke-


1. ber-an tandan ber-tan-dan 18;58
2. - nya jemari Je-mari-nya 4:12

5
c. Perubahan fonem /N/ dan /r/

Selain perubahan fonem /N/, juga ada perubahan fonem /r/ pada morfem ber- dan morfem per-, yaitu
berubah menjadi fonem /l/ sebagai akibat pertemuan morfem tersebut dengan bentuk dasar (dasar kata)
yang berupa morfem ajar. Dalam bahasa Indonesia perubahan fonem /r/ ini tidak produktif.

F1. Reduplikasi Seluruh


Reduplikasi seluruh adalah proses pembentukan kata melalui pengulangan
seluruh bentuk dasarnya. Ciri-ciri reduplikasi seluruh adalah tidak terjadi
perubahan fonem, tidak berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks dan
bentuk dasar yang berafiks diulang seluruhnya.
Contoh: rumah < rumah-rumah
No. Kata Baris:Kata ke-
1. Ulat-ulat 3:10
2. Jari-jemari 4:12

F2. Reduplikasi Sebagian

Reduplikasi sebagian adalah proses pembentukan kata melalui pengulangan


bentuk kata dasarnya. Hasil dari proses morfologi ini selalu berupa kata
ulang. Hampir semua dasarnya adalah bentuk kompleks. Hanya beberapa
bentuk dasar pada reduplikasi ini berbentuk tunggal, miasalnya lelaki yang
dibentuk dari laki, tetamu dibentuk dari tamu, beberapa dibentuk dari
berapa, pertama-tama dibentuk dari pertama, dan segala-gala yang dibentuk
dari segala. Mengapa bentuk “berapa, pertama, dan segala” kata bentuk
tunggal?. Hal ini dikarenakan kita tidak menemukan bentuk “tama, gala, dan
rapa” dalam bahasa Indonesia. Sepintas lalu, bentuk-bentuk tersebut seperti
bentuk berafiks.
Contoh: menulis < menulis-nulis

Anda mungkin juga menyukai