PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Atletik ditinjau dari perspektif sejarah merupakan induk dari cabang olahraga. Aktivitas
atletik merupakan aktivitas yang mendasar dalam pengembangan kemampuan gerak setiap
individu anak. Mengingat betapa pentingnya atletik bagi pendidikan siswa, perlu kiranya
guru mengupayakan berbagai gerak yang dikembangkan kearah yang lebih atraktif dan
menggembirakan siswa dalam beraktivitas. Untuk itu guru harus berusaha seoptimal
mungkin dalam melahirkan aktivitas pembelajaran dalam bentuk permainan agar siswa
memahi dan dapat melakukan kegiatan kombinasi lempar dengan benar. Pada materi ajar
kali ini pembahasan lebih di fokuskan kepada materi atletik nomor Lempar Lembing yang
akan di ajarkan kepada siswa kelas XI , pada pembelajaran lempar lembing banyak
dijumpai kesalahan teknis yang dilakukan siswa diantaranya adalah : Kesalahan
dalam teknik memegang lembing, meskipun telah dijelaskan oleh guru tidak jarang
siswa dalam memegang masih dengan cara menggengam lembing yang berakibat
lemparan yang dihasilkan tidak maksimal, bahkan sering kali terjadi lembing mengenai
badan atau kepala dari siswa tersebut, disisi lain ada pula kendala pada saat melakukan
awalan, siswa mengawali melempar dengan menaruh lembing di bawah tidak di atas
pundak dan mata lembing menghadap ke bawah atau sejajar, hal itu mengakibatkan
lemparan yang tidak sempurna. Terdapat pula siswa yang melakukan lemparan melalui
samping memutar kedepan, bukan gerakan parabola melingkar melalui atas pundak.
Sebagian kecil ada siswa yang melakukan langkah yang tidak sesuai dengan gaya melempar
leming yaitu Cross Step atau gaya langkah silang.. Sehingga perlu pembelajaran dengan
media belajar elekronik agar memudahkan saat menganalisis cara melampar lembing yang
baik dengan hasil maksimal
2. Relevansi
Sebagai guru profesional haruslah mampu merancang dan melaksanakan pembelajaran
dengan baik. Termasuk pengembangan aktivitas gerak dan olahraga melalui aktivitas atletik;
pengembangan kebugaran jasmani; dan seni beladiri serta aplikasinya dalam pembelajaran
pendidikan jasmani. Pengembangan tersebut diharapkan dapat mengarah pada aktivitas
permainan yang menyenangkan, sehingga tumbuh dalam diri pembelajar pemahaman,
keterampilan dan sikap yang diharapkan dalam proses pembelajaran PJOK
4
3. Petunjuk Belajar
Agar dapat memahami, melaksanakan dan mampu menginternalisasi seluruh isi dalam
materi ajar ini,siswa diharapkan membaca secara seksama dan menelaah informasi tambahan
yang diberikan oleh guru. Selain itu, siswa juga diharapkan dapat menggali lebih dalam
informasi yang diberikan melalui eksplorasi sumber-sumber lain, melakukan diskusi, serta
upaya lain yang relevan.
Pada bagian lain dari materi ajar ini, siswa juga diminta untuk harus mengerjakan berbagai
tugas/ latihan/ kasus yang disajikan. Pengerjaan tugas/ latihan/ kasus didasarkan pada
informasi yang ada pada modul ini, dan kemudian diperkaya dengan informasi dari sumber-
sumber belajar lainnya. Terakhir di setiap akhir kegiatan pembelajaran siswa harus
mengerjakan evaluasi tes formatif.
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan (KI-KD)
1. Menganalisis keterampilan jalan, lari, lompat, dan lempar untuk menghasilkan gerak
yang efektif serta menyusun rencana perbaikan
2. Mempraktikkan hasil analisis keterampilan jalan, lari, lompat, dan lempar untuk
menghasilkan gerak yang efektif serta menyusun rencana perbaikan.
5
3. Uraian Materi
A. Cara Memegang Lembing
Cara memegang lembing yang baik dan efektif merupakan salah satu kunci penentu hasil
lemparan. Kalau dilihat pada struktur lembing, maka akan terlihat lilitan tali pada lembing
sebagai tempat pegangan yang dianjurkan, karena pada sekitar itu terdapat titik berat
lembing yang diprediksikan paling efektif untuk memegang lembing. Cara memegang
lembing ada tiga macam yaitu: pegangan cara Amerika (American Style), cara Firlandia
(Firlandia Style), cara Jepit Tang (Tank Style). Untuk mrnambah refrensi cara memegang
siswa dapat buka laman ; https://rumus.co.id/lempar-lembing/. atau siswa dapat menelaah
penjelasan di bawah ini.
Pegangan caraAmerican adalah ibu jari dan jari telunjuk saling bertemu di belakang balutan
atau lilitan lembing. Cara ini lebih mudah dilakukan sehingga cocok bagi atlet pemula,
secara umum bukan hanya atlet pemula saja yang menggunakan pegangan American akan
tetapi di kalangan masyarakat maupun kalangan pendidikan pada umumnya menggunakan
6
pegangan cara American, karna daya dorongnya yang dilakukan ibu jari dan jari telunjuk
lebih tinggi (Hasan, 2003:259)
Pegangan cara Firlandia adalah ibu jari dan jari tengah bertemu di belakang balutan atau
lilitan lembing sedangkan jari telunjuk agak lurus dengan batang lembing.
Pegangan cara jepit tang (Tank Style) adalah pegangan dimana jari telunjuk dan jari tengah
menjepit lembing tepat di belakang tempat pegangan. Pegangan ini terdapat kelebihan dan
kekurangan seperti yang dikemukakan Jonath dkk (1988:81) bahwa “Pegangan tank
mencegah terjadinya luka pada siku, karena pelencengan (pegangan kesehatan) tetapi lilitan
tipis seperti yang diharuskan sering menyebabkan masalah pada waktu melempar”.
7
B. Cara Membawa Lembing
Cara mengambil awalan pada lempar lembing sangat erat kaitannya dengan cara membawa
lembing, sesuai yang dikemukakan Hasan (2003:260) bahwa “Cara apapun bisa dilakukan
untuk membawa lembing, asalkan tidak mengganggu kecepatan berlari”.
Jadi dalam membawa lembing yang sering biasa dilakukan para pelempar adalah lembing
berada di atas pundak maupun bahu dengan posisi mata lembing serong ke atas, maupun
serong ke bawah dan posisi mendatar dalam posisi tersebut otot-otot sekitar bahu dan
tangan terasa rileks.Ada juga yang membawa lembing dengan posisi lembing di samping
badan, tangan lurus ke belakang sehingga tidak mendapat kesulitan untuk mengambil
sikap-sikap selanjutnya.Namun sedikit hambatan untuk mendapat kecepatan awalan yang
optimal (Suherman, 2001:214).
Awalan lari, pelempar berlari sambil membawa lembing di atas kepala dengan lengan
ditekuk, siku menghadap ke depan dan telapak menghadap ke atas. Posisi lembing berada
sejajar di atas garis paralel dengan tanah. Bagian terakhir awalan terdiri dari langkah silang
8
atau sering di sebut dengan “cross steps”. Pada bagian awalan-akhir ini kita mengenal
beberapa cara, di antaranya: a). Dengan jingkat (hop-steps), b). Dengan langkah silang di
depan (cross-steps), c). Langkah silang di belakang (rear cross-steps). Sedangakan
mengenai panjang awalan seperti dikemukakan Ballesteros (1993:117) bahwa “Panjang
lintasan awalan harus tidak lebih dari 36.50 m dan tidak kurang dari 30 m, harus diberi
tanda dengan dua garis paralel 4 m terpisah dan lebar garis 5 cm”.
Peralihan (cross steps), saat kaki kiri diturunkan, kedua bahu diputar berlahan-lahan ke
arah kanan, lengan kanan mulai bergerak atau diluruskan ke arah belakang, dan disini
secara berlahan-lahan titik pusat gravitasi turun yang sebelumnya meningkat selama
melakuakan awalan lari. Perputaran bahu dan pelurusan lengan yang membawa lembing ke
arah belakang diteruskan tanpa terputus dan bergerak terus hingga melewati atas kaki kiri,
dan ini menghasilkan kecondongan tubuh bagian atas ke belakang.Perputaran kedua bahu
ke kanan membuat pilinan di antara tubuh bagian atas dan bagian bawah serta
meninggalkan lembing dengan baik di belakang badan.Pandangan kedua mata selalu lurus
kedepan. Ketika tungkai kanan mendarat dalam posisi setengah ditekuk diakhir langkah
silang (cross steps), angkatlah tumit kanan saat lutut bergerak maju, dan bukalah kedua
tungkai dengan cara melangkahkan kaki kiri selebar mungkin ke depan dan diinjakkan
sedikit ke arah kiri. Kedua bahu tetap menghadap ke samping dan pastikan lembing masih
dipegang dengan baik di belakang dengan tangan yang membawa lembing tetap berada
setinggi bahu.Pergelangan tangan dijaga agar tetap ditekuk dan telapak tangan menghadap
atas agar ekor lembing tidak kenak tanah. Selama pergerakan ini lengan kiri dilipat
menyilang dada (Suherman, 2001:215)
Fase akhir, Ketika kaki kiri di turunkan di posisi akhir lemparan, pemutaran kedua pinggul
ke depan dimulai, ditandai oleh sebuah putaran ke dalam kaki kanan dan lutut dilanjutkan
dengan pelurusan tungkai. Segera bahu kiri dibuka, siku kanan diputar ke arah luar atas dan
lembing diluruskan di atas lengan dan bahu. Kaki kiri ditekan ke tanah disusul kemudian
dengan memutar kaki kanan ke dalam dan meluruskannya sambil lutut kanan turut
diluruskan sehingga menghasilkan sebuah posisi membusur dari badan dan meregang kuat
bagian otot depan (Suherman, 2001:216)
9
Pada saat lembing akan dilemparkan dari atas kepala, lembing dibawa kebelakang dengan
tangan lurus diputar kedalam, badan direbahkan kebelakang dengan lutut kaki kanan,
kemudian bersamaan dengan membengkokkan siku.
Lembing dibawa secepat-cepatnya keatas kepala, pinggul didorong ke depan dan lembing
dilemparkan sekuat-kuatnya dari atas kepala kedepan sehingga tangan lurus dan dibantu
dengan menolakkan kaki kanan sekuatnya dan melonjakkan badan kedepan, kemudian
lembing dilepaskan pada saat lurus dan jari-jari tangan mendorong pangkal lilitan tali
lembing (Hasan, 1993:85-86).
Gerakan pelepasan lembing adalah gerakan penting untuk suatu lemparan yang baik,
bahwa bahu, lengan atas, dan tangan bergerak berurutan.Mula-mula bahu melempar secara
aktif di bawa kedepan dan lengan pelampar diputar, sedangkan siku mendorong ke atas.
Pelepasan lembing itu terjadi di atas kaki kiri, lembing lepas dari tangan pada sudut
lemparan kira-kira 45 derajat dengan suatu gerakan seperti ketapel dari lengan bawah
tangan kanan. Kaki kanan meluncur di tanah, pada waktu lembing lepas terjadi pada suatu
garis lurus dari pinggang ke tangan pelempar yang hanya sedikit keluar garis vertikal,
10
sedangkan kepala dan tubuh condong ke kiri pada saat tahap pelepasan lembing.Lengan
kiri ditekuk dan memblok selama pelepasan lembing. (Muller, 2000:147-148-149)
Setelah kaki kanan di tolakkan keatas dan kedepan mendarat kaki diangkat kebelakang
lemas lalu badan agak miring dan condong kedepan kaki kiri ke belakang lemas kemudian
tangan kanan dengan siku agak dibengkokkan berada di bawah dekat keperut dan tangan
kiri lemas kebelakang sehingga pandangan kearah jalannya lembing sampai jatuh (Hasan,
1993:85).
11
Ukuran lapangan lempar lembing:
lembing terbuat dari bambu dengan mata lembing terbuat dari logam
untuk putri: panjangnya 2 meter dan beratnya 600 gram
untuk putra: panjannya 2,60 meter dan beratnya 800 meter.
4. Ilustrasi Tambahan
Untuk mendapat kan gambaran tentang aktivitas atletik nomor lempar lembing siswa dapat
melihat vidio pembelajaran lepar lembing pada laman ini ;
https://www.youtube.com/watch?v=cfvloRHSoEE
dan untuk menambah motivasi belajar siswa dapat melihat vidio berikut pada laman ini ;
https://www.youtube.com/watch?v=7GqhqmYjMpE
https://www.youtube.com/watch?v=t_g-wP3cQiY
https://www.youtube.com/watch?v=e-3SRII0e3g
C. PENUTUP
1. RANGKUMAN
12
Aktivitas atletik lempar lembing merupakan gambaran aktivitas kecil peserta didik dalam
bersosialisasi. Cara memegang lembing yang baik dan efektif merupakan salah satu kunci
penentu hasil lemparan. Kalau dilihat pada struktur lembing, maka akan terlihat lilitan tali
pada lembing sebagai tempat pegangan yang dianjurkan, karena pada sekitar itu terdapat
titik berat lembing yang diprediksikan paling efektif untuk memegang lembing. Cara
memegang lembing ada tiga macam yaitu: pegangan cara Amerika (American Style), cara
Firlandia (Firlandia Style), cara Jepit Tang (Tank Style). Sedangakan Cara mengambil
awalan pada lempar lembing sangat erat kaitannya dengan cara membawa lembing, bahwa
“Cara apapun bisa dilakukan untuk membawa lembing, asalkan tidak mengganggu
kecepatan berlari”. Awalan lari, pelempar berlari sambil membawa lembing di atas kepala
dengan lengan ditekuk, siku menghadap ke depan dan telapak menghadap ke atas. Posisi
lembing berada sejajar di atas garis paralel dengan tanah, dari keseluruhan uraian diatas
dapat dlanjutkan dilemparkan dari atas kepala, lembing dibawa kebelakang dengan tangan
lurus diputar kedalam, badan direbahkan kebelakang dengan lutut kaki kanan, kemudian
bersamaan dengan membengkokkan siku, kemudian di lepaskan di atas kaki kiri, lembing
lepas dari tangan pada sudut lemparan kira-kira 45 derajat dengan suatu gerakan seperti
ketapel dari lengan bawah tangan kanan. Kaki kanan meluncur di tanah, pada waktu
lembing lepas terjadi pada suatu garis lurus dari pinggang ke tangan pelempar yang hanya
sedikit keluar garis vertikal, sedangkan kepala dan tubuh condong ke kiri pada saat tahap
pelepasan lembing. Selanjutnya adalah gerak lanjut. Siswa harus memahami betul konsep
konsep yang ada agar dapat mengerti dan memahami apa yang harus di lakukan pada saat
praktik lempar lembing
3. DAFTAR PUSTAKA
Sumaryoto dan Soni Nopemberi, (2017); Buku Pembelajaran PJOK kelas XI, Teknik dasar
Satrio Jati Waskito ,(2019) , Modul Pengayaan PJOK Kelas XI,, Lempar Lembing gaya
https://www.sehatq.com/artikel/mengenal-lempar-lembing-sebagai-cabang-olahraga-atletik
https://www.pjok-in.my.id/2020/06/materi-atletik-lempar-lembing-kelas-xi.html
13
KELAS 11
KETERAMPILAN GERAK
LEMPAR LEMBING
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui model pembelajaran problem based learning dan pengamatan pembelajaran peserta didik
mampu menjelaskan, menganalisis, dan menyimpulkan hasil analisis tahapan pembelajaran
keterampilan gerak lempar lembing gaya cross step sesuai dengan kriteria penilaian serta memiliki
sikap percaya diri dan penuh semangat .
C. PETUNJUK
D. INFORMASI PENDUKUNG
Gaya melempar lembing cross step digunakan oleh atlet yang memegang
lembing dengan teknik Amerika atau American style. Gaya cross step dilakukan
dengan cara menyilangkan kaki kanan dan kaki kiri dengan posisi kanan yang
berada di depannya. Langkah menyilang tersebut akan tampak pada saat atlet
sampai pada dua sampai tiga langkah terakhir sebelum melemparkan lembing.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah tahapan melempar lembing gaya menyilang
atau cross step, seperti dikutip KOMPAS.com dari situs web ZonaPelatih.net.
A
B
D
Kolom jawaban :
F. KUNCI JAWABAN
Gambar A
Gambar B
Fase Awal :
1. Berdiri dengan memegang lembing di atas pundak, mata lembing menghadap ke atas empat puluh
lima derajat, pandangan lurus kedepan,
2. Berlari tidak terlalu cepat dan tidak pula terlalu pelan, 4m saat mendekati garis batas lempar
langkah kaki menyilang.
Gambar C
Fase Ahir :
1. Setelah melempar gerak lanjut adalah mencondongkan badan kedepan dan menjaga keseimbangan
serta memperhatikan batas garis lemparan.
2. Kembali dengan berjalan membelakangi sudut lempar
Gambar D
Fase Lempar :
1. Setelah melakukan langkah silang selanjutnya adalah melempar dengan melepas lembing melalui
belakang bawah berputar ke atas pundak dan di lepaskan di depan dahi agak keatas..
2. Pada saat melepas hendaknya tangan tidak terlalu kencang atau menggengam
TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui model pembelajaran problem based learning dan pengamatan pembelajaran peserta didik
mampu memperagakan hasil analisis tahapan pembelajaran keterampilan gerak lempar lembing gaya
cross step sesuai dengan kriteria penilaian serta memiliki sikap percaya diri dan penuh semangat .
PETUNJUK
PETUNJUK UMUM MENGERJAKAN LKPD
INFORMASI PENDUKUNG
Gaya melempar lembing cross step digunakan oleh atlet yang memegang
lembing dengan teknik Amerika atau American style. Gaya cross step dilakukan
dengan cara menyilangkan kaki kanan dan kaki kiri dengan posisi kanan yang
berada di depannya. Langkah menyilang tersebut akan tampak pada saat atlet
sampai pada dua sampai tiga langkah terakhir sebelum melemparkan lembing.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah tahapan melempar lembing gaya menyilang
atau cross step, seperti dikutip KOMPAS.com dari situs web ZonaPelatih.net.
Lumajang, ........................
Observer
(........................................
INTRUMEN PENILAIAN SIKAP
10
11
12
13
14
15
PENILAIAN PENGETAHUAN
Kelas/ Bentuk
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Indikator Soal No Level Kunci
Kompetensi Semester Soal
Soal soal Jawaban
fase menganalisis
gambar
keterampilan
keterampilan
gerak lempar
gerak lempar
lembing lembing gaya
gaya cross cross step
step . (C4-
IPK Kunci)
• Menyimulka 9
n hasil
analisis
tahapan
keterampilan
gerak lempar
lembing
gaya cross
step . (C5-
IPK
Pengayaan)
10
PENILAIAN KETERAMPILAN
Skor 1 apabila peserta didik salah saat melakukan keterampilan gerak Awalan lari dan melepas
lembing
KETERANGAN PENILAIAN
Nilai 90 apabila peserta didik memperoleh skor total 6
*Peserta didik yang memperoleh nilai 70 maka harus mengikuti program remidial