Anda di halaman 1dari 26

PERATURAN LARI GAWANG, TOLAK PELURU

DAN LEMPAR LEMBING

Di Susun Oleh :

KURNI AW AN
22520055

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU


PENDIDIKAN PASUNDAN
CIMAHI
2023
Kata Pengantar

Syukur alhamdulillah senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan

makalah ini guna memenuhi tugas pengganti kehadiran untuk mata kuliah Atletik 2,

dengan judul : " peraturan dalam lari gawang, lempar peluru dan lempar

lembing".

Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari

bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan saran dan kritik, sehingga

makalah ini dapat terselesaikan.

Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata

sempurna dikarenan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan saya. Maka dari

itu, saya mengharapkan segala bentuk saran dan masukan serta kritik dari berbagai

pihak. Akhirnya, saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat

bagi perkembangan dunia pendidikan.

Kurniawan
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Cabang olahraga atletik adalah cabang olahraga yang selalu ada

dilombakan pada pertandingan kejuaraan atau olympiade olahraga. Dimana

gerakan-gerakan yang ada di dalamnya seperti lari, loncat, lompat dan lempar.

Sebagian besar ada pada gerakan olaharga lainnya. Sehingga tidak heran jika

pemerintah menetapkan cabang olahraga atletik sebagai pembahasan di dalam

mata pelajaran PJOK Sekolah, dari Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah

Atas, bahkan hingga Perguruan Tinggi.

Lari gawang termasuk di nomor lari, tolak peluru dan lempar lembing

termasuk di nomor lempar pada cabang olahraga atletik. Sedangkan untuk sejarah

olahraga lari gawang dari dulu sampai sekarang mungkin tidak jelas. Olahraga yang

satu ini sangat terkait dengan olahraga lari pada umumnya, bahwa manusia itu

memiliki kaki dan menggunakan kakinya untuk berlari ketika melakukan banyak

kegiatan.

Pada zaman dahulu orang berlari karena untuk mengejar hewan buruan,

berlari dari kejaran musuh, mengejar musuh dalam peperangan, dan lain

sebagainya. Tersirat bahwa dilombakanya lari gawang ini demi menghormati jasa

seorang pembawa pesan yang meninggal dunia setelah ia memenuhi tugasnya.

Pembawa pesan itu berasal dari bangsa Yunani, itulah mengapa pada saat peserta

olahraga di Yunani olahraga lari diperlombakan.


Rumusan Masalah

a. Apa pengertian lari gawang?

b. Apa pengetian tolak peluru?

c. Apa pengertian lempar lembing?

d. Apa saja teknik dasar dan peraturan dalam lari gawang?

e. Apa saja teknik dasar dan perturan dalam tolak peluru?

f. Apa saja teknik dasar dan peraturan lempar lembing?

Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk menambah wawasan tentang

Lari Gawang, Tolak Peluru, Lempar Lembing. Sehingga kita mengetahui cara

berlari, melompat dan melempar yang benar.


BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Lari Gawang

Lari gawang adalah salah satu nomor lari yang terdapat dalam cabang

olahraga atletik. Secara bahasa lari gawang juga dapat diartikan sebagai lari cepat

yang menempuh suatu jarak tertentu dengan melompati gawang sebagai

rintangannya yang tingginya telah diatur dalam peraturan perlombaan. Gerakan lari

gawang sedapat mungkin harus dilakukan seperti pada gerakan lari cepat. Nomor

lari gawang terdiri atas lari gawang 100 m putra, dengan ketinggian gawang 3 kaki

(1,067 m), 400 m putra dengan ketinggian gawang 0,914 m, sedangkan untuk lari

gawang putri 100 m dengan ketinggian gawang 0,840 m, dan 400 m dengan

ketinggian gawang 0,762 m.

Pengertian Tolak Peluru

Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga melempar dalam atletik

dimana sang atlet akan melemparkan sebuah bola besi sejauh mungkin dari titik

lempar menuju titik pendaratan dengan menggunakan teknik tertentu dan aturan

main yang telah ditetapkan. Olahraga tolak peluru bisa dilakukan di lapangan indoor

ataupun outdoor. Sebagai salah satu olah raga cabang lempar, tolak peluru

merupakan satu-satunya yang bisa dilakukan di lapangan indoor karena tidak

seperti lempar cakram misalnya, tolak peluru tak membutuhkan area pendaratan

peluru yang luas, karena sejauh ini belum ada atlet yang sanggup melempar hingga

melebihi jarak 25 meter.

Faktor penentu dalam tolak peluru secara umum ada 2, yakni teknik dan

postur tubuh atlet. Memang tak bisa dipungkiri bahwa atlet berbadan besar
cenderung memiliki energi besar dan cocok untuk olah raga ini, namun bukan

berarti atlet bertubuh sedang atau bertubuh kecil tidak bisa melakukannya, asalkan

tolak peluru ini dilakukan dengan teknik yang baik serta dilakukan dengan energi

besar (soal energi bisa dilatih tanpa harus selalu berkaitan dengan ukuran tubuh),

maka hasil tolakan akan juga jauh.

Pengertian Lempar Lembing

Lembing adalah olahraga yang merupakan keturunan dari banyak bentuk

kompetisidiperebutkan di berbagai bagian dunia kuno yang melibatkan

melemparkan dari peluru. Lembing adalah salah satu peristiwa yang membentuk

bagian dari Olimpiade kuno, dan itu termasuk dalam perdana Olimpiade modern

pada tahun 1896. Lembing akhirnya diatur oleh lintasan dan lapangan payung

tubuh, Federasi Atletik Amatir Internasional (IAAF).

Proyektil yang digunakan dalam lembing terdiri dari tiga bagian yang

berbeda-kepala, dibangun dari logam ringan; batang, yang terbuat dari serat karbon

atau komposit lain bahan sintetis dan cengkeraman, porsi lembing di mana objek

dipegang oleh pelempar sebelum pengiriman.

Teknik Dasar Lari Gawang

Untuk dapat melakukan lari gawang dengan baik dan benar, maka kita

hasrus mengetahui terlebih dahulu teknik dasar dalam melakukan lari gawang, kita

simak penjelasannya sebagai berikut.

Lari Gawang 100 Meter Putri dan 110 Meter Putra

Berikut ini teknik dasar untuk melakukan lari gawang 100 meter untuk

putri dan 110 meter untuk putra.


a. Lari gawang dimulai dari start, yaitu menggunakan start jongkok.

b. Berlari dengan cepat ke arah gawang, dengan posisi badan sedikit miring

ke depan saat melompat dan kaki yang memimpin diluruskan.

c. Posisi tangan pada sisi tubuh yang berlawanan dengan kaki yang

memimpin, mengayun ke depan dan mengimbangi gerakan tubuh.

d. Setelah melintasi gawang, menggerakkan kaki yang memimpin ke bawah,

kembali ke lintasan, ke depan, dan ke arah gawang berikutnya.

e. Kaki yang mengikuti dilangkahkan ke depan ke arah gawang berikutnya.

f. Melakukan sprint dengan kuat dan cepat di antara gawang satu dengan

gawang selanjutnya.

g. Posisi bahu dan pinggul dijaga untuk tetap paralel dengan gawang,

sedangkan posisi tubuh sedikit naikturun ketika melintasi gawang.

h. Gerakan diakhiri pendaratan dimana posisi kaki diluruskan, sedangkan

kaki belakang diangkat tinggi.

Gambar 1. (Teknik Lompatan Pada Lari Gawang)

Pengenalan Teknik Lari Gawang

Faktor penting pada lari gawang antara lain pengaturan langkah, tempo,

dan panjang langkah yang mendukung teknik lari. Teknik lari gawang

berhubungan erat dengan teknik sprint, karena pelari gawang yang berhasil
haruslah seorang sprinter yang handal.Selain itu, kedua teknik ini memiliki

kesamaan pada beberapa hal seperti tekanan pada pengangkatan lutut,

pelurusan kaki, dan gerakan tangan. Setiap fase memerlukan koordinasi

gerakan yang baik dari tiap komponen tersebut.

a. Fase Start Menuju Gawang Pertama

1. Setelah start dan mendekati gawang pertama, kemudian bertolak

dengan mengangkat pinggang tinggi dan cukup jauh dari gawang yang

akan dilalui.

2. Lutut diangkat tinggi, mengangkat paha kaki yang memimpin di atas

garis horizontal, menendangkan tumit ke depan untuk meluruskan kaki,

serta meluruskan lutut melintasi gawang.

3. Lutut kaki tetap diangkat tinggi selama berlari.

Gambar 2. (Posisi Kaki Saat Diatas Gawang)

b. Fase Melewati Gawang

1. Diawali dengan gerakan kaki cepat dan mengangkat lutut saat

mendekati gawang.

2. Semakin cepat mendekati gawang, semakin jauh lompatan harus

dimulai. Saat melompat, tangan dan kaki digerakkan dengan keras.


3. Ketika berada di atas gawang, lintasan gerak tubuh dibuat serendah

mungkin dan posisi badan agak condong ke depan dan lutut sedikit

ditekuk.

4. Lengan berfungsi membantu keseimbangan ketika berada di atas

gawang. Tujuannya agar tubuh cepat kembali ke posisi gerak dorong

ke depan.

5. Menarik ke depan, kaki yang digunakan untuk menolak. Caranya

dengan memutar kaki tersebut ke samping, dalam posisi diangkat

tinggi.

6. Setelah kaki yang memimpin melewati gawang, dalam posisi tetap

lurus, maka segera diturunkan, dan disusul oleh kaki yang mengikuti.

Gambar 3. (Posisi Kki Saat Pendaratan)

c. Fase Pendaratan

1. Posisi kaki lurus ketika mendarat.

2. Kaki yang mengikuti (kaki belakang) tetap diangkat tinggi. Tujuannya

agar dapat bergerak bebas menjangkau ke depan untuk membuat

langkah panjang. Pada posisi ini lutut kaki belakang ditekuk.

3. Posisi badan dicondongkan ke depan.


d. Fase Lari Di Antara Gawang

Berlari pada lari gawang, baik dari posisi start ke gawang pertama

ataupun dari gawang satu ke gawang lainnya membutuhkan jumlah langkah

kaki yang berbeda antara pelari satu dengan pelari lainnya.

1. Pelari menggunakan 8 langkah dari start ke gawang pertama. Pada

posisi start, ia harus menempatkan kaki yang memimpin di belakang

dan kaki yang mengikuti di depan.

2. Pelari menggunakan 7 langkah dari start ke gawang pertama. Cara ini

biasanya dipilih oleh pelari yang memiliki kaki panjang, dimana kaki

yang memimpin diletakkan di depan.

3. Pelari mengunakan 9 langkah, biasanya diterapkan bagi pemula.

Berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan setelah melewati gawang.

1. Jejakkan kaki yang memimpin ke permukaan lintasan secepat mungkin

setelah melompati setiap gawang.

2. Gerakkan tangan dan kaki yang mengikuti melewati gawang secepat

mungkin.

3. Setelah kaki yang memimpin mendarat, segera melakukan tiga langkah

di antara gawang.

4. Bergerak dengan cepat di antara gawang hingga ke garis finis.

Gambar 4. (Posisi Start Ke Gawang Pertama)


e. Fase Akhir

Fase ini dimulai setelah kaki yang memimpin (kaki depan) berhasil

melewati gawang terakhir dan mendarat. Langkah selanjutnya dijelaskan

berikut ini.

1. Mencondongkan badan ke depan. Bersamaan dengan itu,

melangkahkan kaki yang mengikuti (kaki belakang) ke depan.

2. Membusungkan dada dan berlari secepatnya menuju garis finis.

Gmbar 5. (Posisi Badan Saat Akan Melewti Garis Finish)

Lari Gawang 400 Meter

Nomor lari gawang 400 m didasari oleh sprint panjang (400 m) danlari

gawang sprint (100 dan 110 m). Oleh karena itu, pelari harus mampu

melompati gawang dengan kaki mana pun, menempuh 400 m pada lintasan

mana pun, melompat dengan efisien tanpa memperhitungkan ketajaman

tikungan, dan mengubah pola langkah di antara gawang ketika rasa lelah

mulai terasa.

Gambar 6. (Teknik Lompatan Pada Lari Gawang)


a. Teknik Dasar

Teknik lari gawang 400 m hampir sama dengan lari gawang 100/110 m,

tetapi tidak begitu melelahkan karena gawangnya lebih rendah.

1. Posisi badan lebih tegak lurus dan tidak terlalu dimiringkan saat

melompati gawang.

2. Mengangkat kaki yang memimpin hingga horizontal dan

meluruskannya ke depan untuk melompati gawang, dan menggapai

serta membawa tangan pada posisi tubuh yang berlawanan ke depan

untuk mengimbangi gerakan kaki.

3. Kaki yang mengikuti ditekukkan pada lutut dan diputar ke depan secara

horizontal untuk melompati gawang. Selanjutnya, lutut kaki yang

mengikuti diputar ke atas dalam setelah kaki dijejakkan ke atas lintasan

untuk mengambil langkah berikutnya.

b. Pengenalan Teknik Lari Gawang

Gerakan yang dilakukan kaki, tangan, lutut, dan sikap tubuh untuk lari

gawang 400 m pada tiap fasenya sama dengan teknik yang digunakan pada

lari gawang 100 m dan 110 m. Yang perlu diperhatikan adalah teknik dalam

mengganti kaki yang memimpin untuk melompati gawang yang berada di

tikungan, karena pada nomor ini beberapa gawang berada di tikungan

lintasan. Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan

posisi kaki yang memimpin untuk melompati gawang di tikungan agar dapat

melakukan lompatan dengan benar dan aman.


1. Akan lebih efisien dan nyaman menggunakan kaki kiri sebagai

pemimpin untuk melompati gawang yang berada pada tikungan.

Khususnya ketika pelari berada pada lintasan dalam yang lebih ketat.

2. Kemiringan tubuh ke sisi dalam kiri saat berlari akan membantu

mengangkat kaki kanan (kaki yang mengikuti).

3. Panduan dengan kaki kanan menjadi canggung dilakukan tapi

seringkali terpaksa digunakan, khususnya pada tikungan terakhir,

ketika merasa sangat lelah. Pastikan untuk berlari langsung ke gawang

sehingga kaki yang memimpin melintasi gawang dengan baik ke arah

sisi luar gawang. Dengan demikian, kaki yang mengikuti akan

sepenuhnya melintasi gawang. Jika tidak, pelari yang bersangkutan

akan didiskualifikasi.

Peraturan Pada Lari Gawang

Pelaksanaan perlombaan lari gawang harus mengikuti peraturan yang telah

ditentukan oleh PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia). Berikut ini beberapa

peraturan perlombaan lari gawang yang penting untuk diketahui.

a. Semua perlombaan lari gawang, yang dimulai dari garis start hingga

melewati garis finis, harus dilakukan pada jalurnya masing-masing yang

sudah ditentukan.

b. Seorang peserta lomba lari gawang akan dinyatakan diskualifikasi jika:

 peserta menarik kakinya di luar bidang horizontal atas gawang pada

saat melampauinya.

 peserta melompati gawang yang tidak berada di lintasannya.


 peserta dengan sengaja menjatuhkan gawang dengan menggunakan

tangan atau kaki.

 Jumlah gawang yang dilewati peserta dalam perlombaan lari gawang

ada 10 buah, baik lari gawang jarak 100 m, 110 m, atau 400 m.

Komposisi gawang pada perlombaan Lari gawang, sebagai berikut :

Nomor Nomor Lari Tinggi Jarak garis Jarak Antar Jarak

Perlombaan Gawang Gawang Start ke Gawang Gawang

Gawang Terakhir ke

Pertama Garis Finish

Putri 100 m 0,840 m 13,00 m 8,50 m 10,50 m

400 m 0,762 m 45,00 m 35,00 m 40,00 m

Putra 110 m 1,067 m 13,72 m 9,14 m 14,02 m

400 m 0,914 m 45,00 m 35,00 m 40,00 m

Teknik Dasar Lempar Peluru

Gaya Tolak peluru

Dalam olah raga tolak peluru, ada tiga gaya yang pernah digunakan dalam

pertandingan, yakni gaya Klasik, Gaya Glide (meluncur) dan gaya spin (berputar).

Dari ketiga gaya tersebut, hanya gaya meluncur dan berputar saja yang masih

dipergunakan hingga saat ini. Berikut penjelasan selengkapnya:

1. Gaya Klasik (samping) Gaya ini merupakan gaya yang paling tua dan tidak

diketahui siapa penemunya. Gaya ini merupakan gaya tolak peluru yang
menggunakan awalan menyamping, yakni atlet menghadap kesamping

dalam posisi siap sebelum mulai menolak peluru.Pada gaya ini, peluru

mula-mula dipegang dengan dua tangan, tangan kanan menyangga peluru

di atas bahu, dan tangan kiri memegang atau menjaga peluru bagian atas.

Namun peluru tersebut nantinya tetap akan dilempar dengan menggunakan

satu tangan, yakni tangan kanan.

2. Gaya Glide (meluncur) Gaya ini pertamakalinya dirilis pada tahun 1951 dan

pertamakali dipergunakan oleh Parry O’Brien dari Amerika Serikat. Berbeda

dengan gaya samping, pada gaya ini atlet akan melakukan setengah

putaran terlebih dahulu sebelum melontarkan peluru. Pada gaya ini, atlet

akan menghadap ke belakang pada persiapan awalnya, lalu mendorong

tubuhnya ke arah belakang untuk kemudian segera menghadap depan dan

melontarkan peluru. Lemparan terjauh dengan menggunakan gaya ini

adalah lemparan milik Ulf Timmermann (Jerman Timur) dengan jarak

lempar sejauh 23.06 meter.

3. Gaya Spin (berputar) Gaya ini pertamakali d rilis pada tahun 1972 oleh

Aleksandr Baryshnikov dari Rusia yang berhasil membuat rekor baru untuk

nomor putra dengan jarak lempar 22 meter di tahun itu. Pada gaya ini, atlet

akan melakukan putaran 360 derajad sebelum melakukan lemparan. Gaya

berputar ini diharapkan mampu memberikan momentum terbaik untuk

melempar peluru sejauh-jauhnya. Gaya ini merupaka gaya yang paling sulit

dalam tolak peluru karena atlet tak hanya fokus pada kekuatan tolakan,

namun juga harus menguasai teknik berputar dengan baik. Jika sedikti saja

atlet melakukan kesalahan dalam putaran, maka hasilkan akan buruk dan

bahkan bisa berujung pada kegagalan. Atlet terbaik dalam tolak peluru yang
memecahkan rekor baru dengan gaya ini adalah Randy Brandes yang

berhasil melempar dengan jarak 23.12 meter .

Teknik Lempar Peluru

Teknik terpenting dalam tolak peluru terletak dalam gaya untuk melakukan

tolakan. Posisi jari dalam memegang peluru tidaklah terlalu penting. Peluru bisa

dipegang dengan posisi jari senyaman mungkin agar bisa menahan bola saat

tolakan. Sementara itu, pada posisi awal peluru akan stabil karena selalu menempel

pada leher. Berikut ini uraian teknik mulai dari persiapan awal hingga melakukan

tolakan dengan menggunakan dua gaya, yakni gaya glide dan spin:

1. Teknik Tolak Peluru Gaya Glide (meluncur)

Posisi awal pada gaya ini adalah dengan menghadapkan tubuh ke arah

belakang membelakangi sektor pendaratan, memegang peluru dengan

tangan kanan, lalu menempelkan peluru tersebut dengan leher sehingga

kepala menjadi miring ke kanan menyesuaikan posisi peluru. Teknik yang

diperlukan menyesuaikan kenyamanan atlet dalam melakukan hal ini.

Setelah itu posisi badan agak menunduk ke bawah condong ke sisi kanan

sehingga posisi bahu kiri lebih tinggi. Kaki kanan di tekuk sedikit untuk

memberikan daya tolakan, dan kaki kiri di tempatkan ke belakang, bisa

lurus atau sedikit tertekuk dengan ujung kaki menyentuh lantai.

Selanjutnya saat hendak melakukan luncuran 180º, badan dicondongkan


sedikit ke depan sehingga ujung kaki kiri bisa terangkat dari lantai,

kemudian kaki kanan melakukan tolakan dan kaki kiri terdorong hingga ke

balok batas lempar. Pada momen tersebut tubuh bersamaan berputar

mengarah ke depan dan tangan kanan melakukan tolakan peluru sekuat-

kuatnya. Ketika tangan kanan mulai melakukan tolakan, geserlah posisi

kepala sehingga tidak menghalangi lajunya peluru mengarah ke sektor

pendaratan. Jika atlet tersebut kidal, maka yang dilakukan adalah gerakan

dengan menggunakan bagian tubuh sebaliknya dengan cara yang sama.

2. Teknik Tolak Peluru Gaya Spin (berputar)

Gaya ini sangat mirip dengan gaya berputar pada lempar cakram dalam

hal melakukan putaran. Awalan dilakukan sebagaimana gaya glide, yakni

atlet menghadap ke belakang, tangan kanan memegang peluru dan

menempelkannya di leher. Tubuh tegak dengan kepala miring. Posisi

kedua kaki mula-mula di tempatkan sejajar. Lalu pada gerakan pertama,

kaki kiri menjadi tumpuan agar kaki kanan bisa diayunkan menuju tengah

lingkaran. Ayunkan kaki kanan menuju area tengah lingkaran dengan hasil

akhir posisi kaki kanan masih membelakangi area pendaratan dan bersiap

menjadi poros. Sebelum kaki kanan menapak tengah lingkaran, kaki kiri

yang semula menjadi poros kini diangkat dan diayunkan dengan gerakan

melingkar sehingga nantinya kaki kananlah yang berperan menjadi poros

akhir bagi putaran tubuh. Kaki kiri akan di tapakkan di belakan kaki kanan
sejajar dengan jarak sebahu lebih sedikit dan posisi tubuh berubah menjadi

agak serong mengarah ke sampingbelakang. Seketika setelah kaki kiri

jatuh, tubuh dihadapkan ke depan bersamaan dengan tangan kanan

melakukan tolakan peluru dengan kekuatan penuh ke arah depan dengan

diikuti putaran tumit, lutut, pinggul dan dada ke arah depan untuk

memberikan tambahan daya dorong. Setelah peluru terlempar,

kemugkinan tubuh masih berputar sebagai efek dari energi yang

dilepaskan membentuk garis putaran tubuh.

Peraturan Tolak Peluru

Dalam olahraga tolak peluru, ada beberapa aturan yang tidak boleh dilanggar

oleh peserta. Berikut ini merupakan 9 point peraturan tolak peluru:

1. Atlet boleh memasuki lingkaran tolakan dari arah mana saja. Biasanya

para atlet memilih untuk masuk lingkaran dari sisi belakang dan samping.

2. Atlet tolak peluru hanya memiliki waktu 60 detik untuk menyelesaikan

pertandingan setelah namanya dipanggil.

3. Atlet tidak diperkenankan menggunakan sarung tangan, namun masih

boleh menggunakan pelindung ruas jari (taping) selama pertandingan.

4. Atlet harus menahan peluru dengan menggunakan lehernya selama ia

melakukan gerakan untuk tolakan.

5. Peluru harus dilontarkan hanya dengan menggunakan satu tangan dengan

posisi lebih tinggi dari bahu.

6. Atlet hanya boleh melakukan gerakan tolakan di dalam lingkaran saja, ia

menyentuhkan kakinya sedikit saja di luar batas lingkaran, maka ia

dinyatakan diskualifikasi.
7. Peluru harus mendarat pada sektor area pendaratan yang disediakan

(34.92 º).

8. Atlet harus meninggalkan lingkaran setelah melakukan lemparan hanya

dengan melewati sisi lingkaran bagian belakang.

9. Atlet hanya boleh meninggalkan lingkaran setelah peluru mendarat.

Bola besi/peluru dengan ketentuang sebagai berikut:

Besar bola menyesuaikan dengan jenis lapangan, biasanya lapangan indor

akan menggunakan bola dengan ukuran sedikit lebih besar dari outdoor dan

tentunya bola tersebut dibuat dengan bahan yang berbeda asalkan beratnya

sama. Peluru ini bisa dibuat dari bahan berupa pasir, besi, logam solid,

stainless steel, material sintetis dan polyvinyl.

 Bola besi/peluru untuk senior putra dengan berat 7.257 Kg

 Bola besi/peluru untuk senior putri dengan berat 4 Kg

 Bola besi/peluru untuk junior putra dengan berat 5 Kg

 Bola besi/peluru untuk junior putri dengan berat 3 Kg


Teknik Dasar Lempar Lembing

1. Cara Memegang

Cara Finlandia : Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan dengan ujung

atau mata lembing serong hamper menuju arah badan. Kemudian

jari tengah memegang tepian atau pangkal ujung dari tali bagian

belakang (dilingkarkan, dibantu dengan ibu jari ndiletakkan pada

tepi belakang dari pegangan dan pada badan lembing. Jari

telunjuk harus lemas ke belakang membantu menahan badan

lembing. Sedangkan jari-jari yang lainnya turut memegang lilitan

pegangan di atasnya dalam keadaan lemas. Dengan cara

Finlandia ini, jari tengah dan ibu jari yang memegang peranan

penting untuk mendorong tali pegangan pada saat melempar

(Syarifuddin, 1992).

Cara Amerika : Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan, dengan ujung

atau mata lembing serong hamper menuju kea rah badan.

Kemudian jari telunjuk memegang tepian atau pangkal dari ujung

tali bagian belakang lembing, dibantu dengan ibu jari diletakkan

pada tepi belakang dari pegangan dan pada badan lembing serta

dalam keadaan lurus. Sedangkan ketiga jari lainya berimpit dan

renggang dengan jari telunjuk turut membantu dan menutupi lilitan


tali lembing. Jadi dengan pegangan cara Amerika ini jari telunjuk

dan ibu jari memegang peranan mendorong tali pegangan

lembing pada saat melempar (Syarifuddin, 1992).

Cara Menjepit : caranya hanya menjepitkan lembing diantara dua

jari tengah dan jari telunjuk, sedangkan jari jari lainnya

memmegang biasa.

Peraturan lomba lempar lembing

Lembing terdiri atas 3 bagian yaitu mata lembing, badan lembing dan tali pegangan

lembing.

Panjang lembing putra : 2,6 m – 2,7 m sedangkan untuk putri : 2,2 m – 2,3 m. berat

lembing putra : 800 gram sedangkan untuk putrid : 600 gram.

Lembing harus dipegang pada tempat pegangan.Lemparan sah bila lembing

menancap atau menggores ke tanah.Lemparan tidak sah bila sewaktu melempar

menyentuh tanah di depan lengkung lemparan.


Cara membawa lembing

Cara mengambil awalan pada lempar lembing sangat erat kaitannya dengan cara

membawa lembing. Oleh karena itu perlu juga diketahui oleh para atlet lempar

lembing.

Peraturan Lempar Lembing

Lembing harus di pegang pada bagian pegangannya, dan harus di lempar

lewat atas bahu atau bagian teratas dari lengan si pelempar dan harus tidak

dilempar secara membandul.Gaya non orthodox tidaklah di izinkan untuk dipakai.

Lemparan itu tidak syah apabila mata lembing tidak menggores tanah

sebelum bagian lembing lainnya.

Pelempar pada waktu membuat awalan lempar tidak boleh memotong salah

satu garis atau jalur paralel.

Lemparan tidak syah bila si pelempar menyentuh dengan bagian tubuhnya

atau anggota badan garis lempar, atau garis perpanjangan (garis lempar) yang siku-

siku terhadap garis paralel, atau menyentuh tanah didepan garis lempar dan garis-

garis itu semua.


Sesudah membuat gerakan awalan lempar sampai lembingnya dilepaskan

dan mengudara, tidak sekali-kali pelempar memutar tubuhnya penuh sehingga

punggungnya membelakangi sektor lemparan.

Pelempar tidak boleh meninggalkan jalur lari awalan sebelum lembing yang

dilemparkan jatuh ke tanah. Dari sikap berdiri meninggalkan jalur lari awalan dari

belakang lengkung garis lempar dan garis perpanjangan.


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil makalah ini, penyusun dapat meyimpulkan bahwasanya

1. lari gawang juga dapat diartikan sebagai lari cepat yang menempuh suatu

jarak tertentu dengan melompati gawang sebagai rintangannya yang tingginya

telah diatur dalam peraturan perlombaan. Untuk dapat menghasilkan gerakan

yang indah dan sempurna, maka kita harus mengetahui serta memahami

bagai mana cara gerak dalam olahraga Lari Gawang.

2. Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga melempar dalam atletik

dimana sang atlet akan melemparkan sebuah bola besi sejauh mungkin dari

titik lempar menuju titik pendaratan dengan menggunakan teknik tertentu dan

aturan main yang telah ditetapkan.

3. Lempar lembing merupakan suatu aktivitas yang menuntut kecekatan dan

kekuatan dalam melempar. Medianya berupa lembing, yaitu sejenis tombak,

tapi lebih ringan dan kecil. Awal mulanya, lempar lembing lebih identik dengan

aktivitas berburu nenek moyang manusia.

Saran

Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan

kesalahan, baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan kalimatnya. Dari

segi isi juga masih perlu ditambahkan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kepada para pembaca makalah ini agar dapat memberikan kritikan dan masukan

yang bersifat membangun.


DAFTAR PUSTAKA

http://sinauwerno-werno.blogspot.com/2012/09/teknik-dasar-lari-gawang-100-110-
400.html

http://www.bimbingan.org/peraturan-dan-teknik-dasar-atletik-lari-gawang.htm

https://sman111jkt.sch.id/Bahanajar/Materi%20TOLAK%20PELURU%20XI%2020

20.pdf

https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/45089225/MAKALAH_LEMPAR_LEMBING.d

ocx?

Anda mungkin juga menyukai