Anda di halaman 1dari 76

19

Kode/Nama Rumpun Ilmu: Kebidanan/372

PENELITIAN TERAPAN
PENELITIAN DOSEN PEMULA
PERGURUAN TINGGI

PEMETAAN HIPERTENSI PADA IBU HAMIL


DI PUSKESMAS WILAYAH PONTIANAK BARAT

Ketua /Anggota Tim :

Jehani Fajar Pangestu, S.ST., M.Kes (Ketua)


NIK: 1990103120150601

Rohuna, B.Sc., SKM., M.Pd (Anggota)


NIP:195708161982032002

Desy Rosita, S.ST., M.Pd (Anggota)


NIK: 1985041620110102

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2020
PEMETAAN HIPERTENSI PADA IBU HAMIL
DI PUSKESMAS WILAYAH PONTIANAK BARAT

Tema:
KEHAMILAN

PENELITIAN RISET PEMBINAAN TENAGA KESEHATAN

OLEH:

1. Jehani Fajar Pangestu, S.ST., M.Kes. (Ketua)


2. Rohuna , B.Sc.SKM. M.Pd. (Anggota)
3. Desy Rosita, S.ST., M.Pd (Anggota)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2020
HALAMAN PENGESAHAN
PENELITIAN TERAPAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI

Judul : Faktor-Faktor yang mempengaruhi hipertensi


dalam kehamilan di Puskesmas Wilayah
Pontianak Barat
Nama Lengkap : Jehani Fajar Pangestu, S.ST., M.Kes
NIK : 1990103120150601
Jabatan Fungsional : -
Program Studi : D-IV Kebidanan
Nomor HP : 08115744471
Alamat Surat (e-mail) : jejehanini@gmail.com
Anggota (1)
Nama Lengkap : Rohuna, B.Sc.SKM.M.Pd.
NIP : 195708161982032002
Program Studi : D-IV Kebidanan
Anggota (2)
Nama Lengkap : Desy Rosita, S.ST., M.Pd
NIK : 1985041620110102
Program Studi : D-III Kebidanan
Institusi/Industri Mitra : -
Alamat : -
Penanggung Jawab : -
Tahun Pelaksanaan : 2020
Biaya Penelitian : Rp. 10.000.000,-

Mengetahui, Pontianak, November 2020


Kepala Unit Penelitian Ketua,
Politeknik Kesehatan Pontianak,

Edi Waliyo, S.Gz.M.Gizi . Jehani Fajar Pangestu, S.ST., M.Kes


NIP: 197306161977031002 NIK: 1990103120150601

Mengesahkan,
Direktur Politeknik Kesehatan Pontianak

Abstract
Didik Hariyadi,
DAFTARS.Gz..,M.Si..
ISI
NIP:197112311992031010
ABSTRAK

iii
PEMETAAN HIPERTENSI PADA IBU HAMIL
DI PUSKESMAS WILAYAH PONTIANAK BARAT

Jehani Fajar Pangestu, Rohuna, Desy Rosita

Latar Belakang: Hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi pada sekitar 8-10%
kehamilan. Hipertensi pada kehamilan didefinisikan sebagai adanya tekanan darah 140
mmHg atau lebih setelah kehamilan 20 minggu pada wanita yang sebelumnya
normotensif, atau kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg dan tekanan diastolik 15 mmHg
diatas nilai normal. Hipertensi adalah kondisi awal terjadinya preeclampsia dan
eklampsia, hipertensi gestasional dan hipertensi kronik. Hipertensi dalam kehamilan
adalah penyebab penting morbiditas akut berat, cacat jangka panjang dan kematian ibu
serta bayi. Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa prevalensi wanita hamil
yang mengalami hipertensi sekitar 35-55% serta semakin meningkat seiring dengan
bertambahnya usia kehamilan. Dalam Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015 diketahui
bahwa hipertensi (27,1%) adalah persentasi tertinggi kedua penyebab kematian.
Prevalensi hipertensi pada ibu hamil tertinggi terdapat di Provinsi Sumatera Selatan
(18,0%), sedangkan Kalimantan Barat tercatat 17,4%.
Tujuan Penelitian: Tujuan penelitian adalah menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi hipertensi dalam kehamilan di Puskesmas Wilayah Pontianak Barat.
Metode Penelitian: Jenis penelitian Kuantitatif dengan desain Cross Sectional. Populasi
dari penelitian ini adalah ibu hamil yang ada di Puskesmas wilayah Pontianak Barat.
Jumlah sampel yaitu 140 orang dan dibagi 4 lokasi penelitian didapatkan 35 orang untuk
masing-masing lokasi. Teknik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling.
Analisis data dengan cara univariat, bivariat dan multivariat. Uji hipotesis yang
digunakan adalah Chi-Square.
Hasil: Variabel yang berhubungan dengan hipertenesi pada ibu hamil yaitu konsumsi
garam dan pekerjaan didapatkan p-value 0,000 serta variabel pendidikan dengan p-value
0.030. Variabel yang tidak berhubungan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil yaitu
umur dengan nilai p-value 0.274, gravida dengan nilai p-value 0.252, riwayat hypertensi
keluarga dengan nilai p-value 0.727, IMT dengan nilai p-value 0.315, penghasilan dengan
nilai p-value 0.714 dan gemelli diperoleh nilai missing dikarenakan tidak ada riwayat
responden yang gemelli. Hasil uji analisis multivariat didapatkan bahwa variable
konsumsi garam merupakan variabel yang paling mempengaruhi terjadinya hipertensi
pada ibu hamil dengan nilai p-value = 0.001
Kesimpulan:Variable konsumsi garam merupakan variable yang sangat mempengaruhi
terjadinya hipertensi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Pontianak Barat.

Kata Kunci: Hipertensi, Ibu Hamil, Konsumsi Garam, Pekerjaan, Pendidikan, Umur,
Gravida, Riwayat Hipertensi Keluarga, Penghasilan, Gemelly
HYPERTENSION MAPPING IN MATERNITY IN THE PUSKESMAS
REGION OF WEST PONTIANAK

Jehani Fajar Pangestu, Rohuna, Desy Rosita

Background: Hypertension or high blood pressure occurs in about 8-10% of


pregnancies. Hypertension in pregnancy was defined as the presence of a blood pressure
of 140 mmHg or more after 20 weeks of gestation in a previously normotensive woman,
or an increase in systolic pressure of 30 mmHg and diastolic pressure of 15 mmHg above
normal values. Hypertension is the initial condition for preeclampsia and eclampsia,
gestational hypertension and chronic hypertension. Hypertension in pregnancy is an
important cause of severe acute morbidity, long-term disability and maternal and infant
mortality. The World Health Organization (WHO) reports that the prevalence of pregnant
women experiencing hypertension is around 35-55% and it increases with increasing
gestational age. In the 2015 Indonesian Health Profile, it is known that hypertension
(27.1%) is the second highest percentage of causes of death. The highest prevalence of
hypertension in maternity was in South Sumatra (18.0%), while West Kalimantan was
recorded at 17.4%.
Purposes: The aim of the study was to analyze the factors that influence hypertension in
pregnancy at the West Pontianak Regional Health Center.
Methods: This type of quantitative research with a cross sectional design. The population
of this study were maternity in the Puskesmas in the West Pontianak area. The number of
samples is 140 people and divided by 4 research locations obtained 35 people for each
location. The sampling technique used was purposive sampling. Data analysis was done
by univariate, bivariate and multivariate methods. The hypothesis test used is Chi-Square.
Results: The variables associated with hypertension in maternity, namely salt
consumption and work, obtained a p-value of 0.000 and a variable of education with a p-
value of 0.030. The variables not related to the incidence of hypertension in pregnant
women were age with a p-value of 0.274, gravida with a p-value of 0.252, family history
of hypertension with a p-value of 0.727, BMI with a p-value of 0.315, income with a p-
value of value 0.714 and Gemelli obtained a missing value because there is no history of
respondents who are Gemelli. The results of the multivariate analysis test showed that the
variable salt consumption was the variable that most influenced the occurrence of
hypertension in maternity with a p-value = 0.001
Conclusion: The variable salt consumption is a variable that greatly influences the
occurrence of hypertension in maternity in the West Pontianak Health Center area.

Keywords: Hypertension, Maternit, Salt Consumption, Occupation, Education, Age,


Gravida, Family History of Hypertension, Income, Gemelly

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
laporan hasil penelitian dengan judul “Pemetaan Hipertensi Pada Ibu Hamil di
Puskesmas Wilayah Pontianak Barat” Sholawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat
serta orang-orang yang istiqomah meniti jalan sesuai petunjuk-Nya.
Penelitian ini merupakan bagian dari pelaksanaan Tri Darma Perguruan
Tinggi pada Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Pontianak. Dalam
penyusunan hasil penelitian ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak.
Berkenaan dengan hal tersebut, pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Didik Hariyadi, S.Gz.,M.Si selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Pontianak
2. Ibu Titin Widyaningsih, STR. Keb, Selaku Kepala Puskesmas Perunas II
Pontianak Barat.
3. Ibu dr. Sri Samariah, Selaku Kepala Puskesmas Pal Lima Pontianak Barat.
4. Ibu Yenny, SKM, MPH, Selaku Kepala Puskesmas Kom Yos Sudarso
Pontianak Barat.
5. Ibu Martiningsih, SKM, selaku Kepala UPTD Puskesmas Kecamatan
Pontianak Barat.
6. Ibu Dini Fitri Damayanti, S.SiT, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekes Kemenkes Pontianak.
7. Bapak Edy Waliyo, S.Gz, M.Gizi Selaku Ka. UPPM Poltekes Kemenkes
Pontianak
8. Pihak-pihak lain yang tak dapat peneliti sebutkan satu persatu.
Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini, karena manusia tidak
pernah luput dari kesalahan. Demikian juga halnya dengan laporan hasil penelitian
ini, apabila terdapat banyak kesalahan, itu semata-mata datangnya dari pribadi
peneliti sendiri. Untuk itu agar lebih mendekati sempurnanya hasil penelitian ini
perlu adanya masukan, kritikan dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak.
Semoga laporan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Pontianak, November 2020

Peneliti

vii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
INTISARI........................................................................................................... iv
ABSTRAK ......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................................ 1
Rumusan Masalah Penelitian .......................................................................... 3
Pertanyaan Penelitian ...................................................................................... 4
Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................... 4
Luaran Yang Diharapkan ................................................................................ 4
Keaslian Penelitian .......................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Road Map Penelitian ....................................................................................... 6


Hipertensi ........................................................................................................ 6
Hipertensi Dalam Kehamilan .......................................................................... 7

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Tujuan Penelitian ............................................................................................ 12


Manfaat Penelitian .......................................................................................... 13

BAB IV METODE PENELITIAN


Tahapan Penelitian ......................................................................................... 14
Desain Penelitian ........................................................................................... 14
Kerangka Konsep ........................................................................................... 15
Hipotesis ........................................................................................................ 15
Definisi Operasional ...................................................................................... 16
Tempat Dan Waktu Penelitian ....................................................................... 19
Populasi Dan Sampel ..................................................................................... 19
Teknik Pengumpulan Data Dan Instrrumen Pengumpulan Data .................... 20
Analisis Data .................................................................................................. 21
Etik Penelitian ................................................................................................ 22

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian .............................................................................................. 24


Analisis Univariat ........................................................................................... 24
Analisis Bivariat .............................................................................................. 26
Analisis Multivariat ......................................................................................... 28
Pembahasan..................................................................................................... 29
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ..................................................................................................... 30
Saran .............................................................................................................. 30

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ix
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1. Instrumen Penelitian


2. Lampiran 2. Biodata Ketua dan Anggota Peneliti
3. Lampiran 3. Susunan Organisasi Peneliti
4. Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti
5. Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian
6. Lampiran 6. Surat Balasan Ijin Penelitian
7. Lampiran 7. Absensi Responden
8. Lampiran 8. Dokumentasi
9. Lampiran 9. Poster Hipertensi Pada Ibu Hamil (Luaran)
10. Lampiran 10. Etik Penelitian
19

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi pada sekitar 8-10%


kehamilan. Tekanan darah tinggi dalam kehamilan dapat merupakan tanda
awal dari preeklampsia, dan dapat bertahan dalam beberapa minggu setelah
melahirkan. Diagnosa preeklampsia termasuk peningkatan tekanan darah dan
ditemukan adanya protein di dalam urine. Preeklampsia muncul pada sekitar
5% kehamilan dan sebagai faktor penyebab dari sekitar 16% kematian ibu
secara global (Cunningham, 2010).
Hipertensi pada kehamilan didefinisikan sebagai adanya tekanan
darah 140 mmHg atau lebih setelah kehamilan 20 minggu pada wanita yang
sebelumnya normotensif, atau kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg dan
tekanan diastolik 15 mmHg diatas nilai normal. Hipertensi merupakan salah
satu masalah medis yang sering kali muncul selama kehamilan dan dapat juga
menimbulkan komplikasi 2-3% kehamilan. Selain itu hipertensi pada
kehamilan juga masih merupakan sumber utama penyebab kematian pada ibu
(Kemenkes, RI 2015).
Hipertensi dalam kehamilan (HDK) memengaruhi sekitar 10% dari
semua perempuan hamil di seluruh dunia. Penyakit dan kondisi ini termasuk
preeclampsia dan eklampsia, hipertensi gestasional dan hipertensi kronik.
Hipertensi dalam kehamilan adalah penyebab penting morbiditas akut berat,
cacat jangka panjang dan kematian ibu serta bayi. Hampir sepersepuluh dari
semua kematian ibu di Asia dan Afrika terkait dengan hipertensi dalam
kehamilan, sedangkan seperempat dari semua kematian ibu di Amerika Latin
dikarenakan komplikasi. Sebagian besar kematian yang terkait dengan
gangguan hipertensi dapat dihindari dengan menyediakan waktu yang cukup
dan perawatan yang efektif untuk perempuan khususnya mengalami
komplikasi (WHO, 2011).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa prevalensi wanita
hamil yang mengalami hipertensi sekitar 35-55% serta semakin meningkat
seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. WHO menyatakan pula bahwa
20% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan hipertensi pada
kehamilan dan diantaranya disebabkan oleh pola makan dan kurangnya waktu
istirahat, bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi (Yudasmara,
2010).
Salah satu kasus dari komplikasi kehamilan sebagai penyumbang AKI
di Indonesia adalah hipertensi dalam kehamilan. Faktor risiko untuk
terjadinya hipertensi pada wanita hamil adalah memiliki riwayat keluarga
hipertensi mengidap hipertensi, usia reproduksi yang terlalu muda atau tua,
primigravida, kehamilan yang berulang kali, penyakit diabetes,
penyakit/gangguan ginjal, hipertensi sejak sebelum kehamilan, penambahan
berat badan berlebih selama kehamilan (>1 kg/minggu).
Dalam Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015 diketahui bahwa
hipertensi (27,1%) adalah persentasi tertinggi kedua penyebab kematian ibu
setelah perdarahan (30,3%). Berdasarkan Profil Kesehatan Kota Pontianak
2015 tingginya kematian ibu disebabkan karena eklampsia (34%), perdarahan
(28%), penyakit (26%) dan lain-lain sebesar 12%.(9) Sedangkan pada tahun
2016 penyebab kematian ibu disebabkan oleh pre eklampsia (22%),
perdarahan (16%), penyakit (47%), infeksi (6%), lain-lain (6%) dan yang
tidak diketahui 3% (Kemenkes, RI, 2016).
Prevalensi hipertensi pada ibu hamil tertinggi terdapat di Provinsi
Sumatera Selatan (18,0%), sedangkan Kalimantan Barat tercatat 17,4%.
Selain itu, berdasarkan rerata usia jumlah ibu hamil dengan usia >35 tahun
sebesar 36,6% yang jumlahnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan usia
(Maria Sirait, 2012).
Penelitian yang dilakukan Islahul, dkk (2017) dengan judul Faktor
Risiko Yang Mempengaruhi Kejadian Hiperensi Pada Ibu Hamil Di Wilayah
Kerja Puskesmas Kedungmundu, Kota Semarang menyatakan bahwa
beberapa faktor yang diteliti, yang mempengaruhi kejadian hipertensi pada
ibu hamil di Puskesmas Kedungmundu adalah faktor gravida ibu (p=0,003),
riwayat hipertensi dari keluarga (p=0,015), IMT (p=0,034), konsumsi natrium
(p=0,006), umur (p=0,032), pendidikan (p=0,047), pekerjaan (p=0,011) dan
penghasilan keluarga (p=0,016).

B. Rumusan Masalah
Indonesia mengalami double burden penyakit yaitu penyakit tidak
menular dan penyakit menular yang terjadi dalam waktu bersamaan. Penyakit
hipertensi dalam kehamilan (HDK) merupakan kelainan vaskular yang terjadi
sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada masa nifas.
Hipertensi dalam kehamilan sering dijumpai dan masih merupakan salah satu
penyebab kematian ibu. Hipertensi dalam kehamilan menjadi penyebab dari
kelahiran mati dan kematian perinatal yang disebabkan oleh partus
prematurus (Kemenkes RI, 2016).
Arah pembangunan kesehatan Republik Indonesia dalam periode tahun
2015-2019 difokuskan pada empat program prioritas yaitu penurunan angka
kematian ibu dan bayi, penurunan prevalensi balita pendek (stunting),
pengendalian penyakit menular dan pengendalian penyakit tidak menular.
Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015 diketahui bahwa
hipertensi (27,1%) adalah persentasi tertinggi kedua penyebab kematian ibu
setelah perdarahan (30,3%). Berdasarkan Profil Kesehatan Kota Pontianak
2015 tingginya kematian ibu disebabkan karena eklampsia (34%), perdarahan
(28%), penyakit (26%) dan lain-lain sebesar 12%.(9) Sedangkan pada tahun
2016 penyebab kematian ibu disebabkan oleh pre eklampsia (22%),
perdarahan (16%), penyakit (47%), infeksi (6%), lain-lain (6%) dan yang
tidak diketahui 3% (Kemenkes, RI, 2016).
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah: “Apakah Faktor-Faktor yang mempengaruhi
hipertensi dalam kehamilan di Puskesmas Wilayah Pontianak Barat
Tahun 2020?”
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka pertanyaan penelitian
ini adalah: “Apakah Faktor-Faktor yang mempengaruhi hipertensi dalam
kehamilan di Puskesmas Wilayah Pontianak Barat Tahun 2020?

D. Ruang Lingkup Penelitian


Ruang Lingkup pada penelitian ini adalah Asuhan Kebidan Pada
Ibu Hamil dengan Hipertensi.

E. Luaran Penelitian
Luaran penelitian yang diharapkan adalah Publikasi Jurnal Ilmiah
Nasional terindek SINTA.

F. Keaslian Penelitian
Beberapa penelitian yang serupa dengan penelitian ini adalah
sebagai berikut.
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
Metode
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian

1 Islahul.I. I, dkk Faktor Risiko Yang Penelitian Faktor yang mempengaruhi


(2017). Mempengaruhi deskriptif kejadian hipertensi pada ibu
Kejadian Hiperensi analitik dengan hamil di Puskesmas
Pada Ibu Hamil Di desain penelitianKedungmundu adalah faktor
Wilayah Kerja case gravida ibu (p=0,003),
Puskesmas control study riwayat hipertensi dari
Kedungmundu, keluarga (p=0,015),
Kota Semarang IMT (p=0,034),
Konsumsi natrium
(p=0,006),
Umur (p=0,032),
Pendidikan (p=0,047),
Pekerjaan (p=0,011)
Penghasilan keluarga
(p=0,016).
2. Sukfitrianty, Faktor Risiko Penelitian Hasil penelitian diperoleh
dkk (2016). Hipertensi Pada Ibu observasional bahwa umur ibu merupakan
Hamil Di Rumah dengan faktor risiko Hipertensi
Sakit pendekatan dengan nilai OR = 2,566,
Hikmah Kota case control Status bekerja ibu merupakan
Makassar study faktor risiko hipertensi
dengan nilai OR = 3,916,
Konsumsi fast food
merupakan faktor risiko
hipertensi
dengan nilai OR = 2,971,
Antenatal Care merupakan
faktor risiko hipertensi
dengan nilai OR = 2,352
3. Corry. S.P, Hubungan Pola Penelitian Ada hubungan pola makan
dkk (2016). Makan Dan kuantitatif dengan kejadian hipertensi
Kecukupan Istirahat dengan pada ibu hamil dengan nilai
Tidur p-value 0,000.
menggunakan
Dengan Kejadian Ada hubungan kecukupan
Hipertensi Pada Ibu metode cross
istirahat tidur dengan
Hamil sectional
kejadian hipertensi pada ibu
Di Wilayah Kerja
hamil dengan nilai p-value
Puskesmas
0,036.
Biromaru
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Road Map Penelitian

HKI
Publikasi
Ilmiah

B. Hipertensi
1. Konsep Dasar Hipertensi

a. Pengertian Hipertensi

Hipertensi berasal dari bahasa latin yaitu hiper dan tension. Hiper
artinya tekanan yang berlebihan dan tension artinya tensi. Hipertensi atau
tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah
dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut darah dari jantung dan
memompa keseluruh jaringan dan organ–organ tubuh secara terus–menerus
lebih dari suatu periode (Irianto, 2014).
Hipertensi menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila
berlanjut dapat menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh darah
(Udjianti, 2010). Hipertensi dapat didifinisikan sebagai tekanan darah
persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan
diastoliknya di atas 90 mmHg (Syamsudin, 2011).
b. Gejala Hipertensi

Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan


gejala, meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan
dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi. Gejala yang
dimaksud adalah sakit kepala, pendarahan dari hidung, pusing, wajah
kemerahan dan kelelahan yang bisa saja terjadi baik pada penderita
hipertensi. Jika hipertensi berat atau menahun dan tidak diobati, akan
timbul gejala yaitu sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas,
gelisah, pandangan menjadi kabur karena adanya kerusakan otak, mata,
jantung dan ginjal (LIPI, 2009).
c. Faktor Penyebab Hipertensi
Menurut WHO dalam Susan (2004) hipertensi berdasarkan
penyebabnya dibagi menjadi dua golongan yaitu :
1) Hipertensi Essensial
Hipertensi essensial (primer) adalah suatu peningkatan persisten
tekanan arteri yang dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme
control homeostik normal tanpa penyebab sekunder yang jelas.

2) Hipertensi Nonessensial
Hopertensi nonessensial (sekunder) yaitu hipertensi yang disebabkan
kelainan organ tubuh yang telah terbukti kaitannya terhadap
timbulnya hipertensi, seperti kelainan ginjal, dan penyakit pembuluh
darah, yang memerlukan sarana khusus agar dapat ditentukan
diagnosis penyebabnya.

2. Hipertensi Dalam Kehamilan


a. Definisi
Hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi yang terjadi saat
kehamilan berlangsung dan biasanya pada bulan terkahir kehamilan
atau lebih setelah 20 minggu usia kehamilan pada wanita yang
sebelumnya normotensive, tekanan darah mencapai nilai 140/90
mmHg, atau kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg dan tekanan diastolik
15 mmHg di atas nilai normal (Junaidi, 2010).
b. Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi Dalam Kehamilan
Beberapa factor yang mempengaruhi hipertensi dalam
kehamilan adalah :

(1) Gravida
Sekitar 85% hipertensi dalam kehamilan terjadi pada kehamilan
pertama. Jika ditinjau dari kejadian hipertensi dalam kehamilan,
graviditas paling aman adalah kehamilan kedua sampai ketiga
(Katsiki N et al., 2010)

(2) Riwayat Hipertensi


Riwayat hipertensi kronis yang dialami selama kehamilan dapat
meningkatkan resiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan,
dimana komplikasi tersebut dapat mengakibatkan superimpose
preeclampsia dan hipertensi kronis dalam kehamilan (Manuaba,
2007)

(3) Indeks Masa Tubuh


Tingginya indeks masa tubuh merupakan masalah gizi karena
kelebihan kalori, kelebihan gula dan garam yang bias menjadi
factor resiko terjadinya berbagai jenis penyakit degenerative,
seperti diabetes mellitus, hipertensi dalam kehamilan, penyakit
jantung coroner, reumatik dan berbagai jenis keganasan (kanker)
dan gangguan kesehatan lain. Hal tersebut berkaitan dengan
adanya timbunan lemak berlebihan dalam tubuh (Muflihan FA,
2012)

(4) Konsumsi Garam


Secara umum masyarakat sering menghubungkan antara
konsumsi garam dengan hipertensi. Garam merupakan hal yang
sangat penting pada mekanisme timbulnya hipertensi. Pengaruh
asupan garam terhadap hipertensi melalui peningkatan volume
plasma (cairan tubuh) dan tekanan darah. Keadaan ini akan diikuti
oleh peningkatan ekskresi kelebihan garam sehingga kembali pada
keadaan hemodinamik (sistem pendarahan) yang normal. Pada
hipertensi esensial mekanisme ini terganggu, di samping ada
faktor lain yang berpengaruh.

Reaksi orang terhadap natrium berbeda-beda. Pada


beberapa orang, baik yang sehat maupun yang mempunyai
hipertensi, walaupun mereka mengkonsumsi natrium tanpa batas,
pengaruhnya terhadap tekanan darah sedikit sekali atau bahkan
tidak ada. Pada kelompok lain, terlalu banyak natrium
menyebabkan kenaikan darah yang juga memicu terjadinya
hipertensi.

Garam merupakan faktor yang sangat penting dalam


patogenesis hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan
pada suku bangsa dengan asupan garam yang minimal. Asupan
garam kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan prevalensi
hipertensi yang rendah, sedangkan jika asupan garam antara 5-15
gram perhari prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15-20 %.
Pengaruh asupan terhadap timbulnya hipertensi terjadi melalui
peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah.

Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh,


karena menarik cairan diluar sel agar tidak keluar, sehingga akan
meningkatkan volume dan tekanan darah. Pada manusia yang
mengkonsumsi garam 3 gram atau kurang ditemukan tekanan
darah rata-rata rendah, sedangkan asupan garam sekitar 7-8 gram
tekanan darahnya rata-rata lebih tinggi. Konsumsi garam yang
dianjurkan tidak lebih dari 6 gram/hari setara dengan 110 mmol
natrium atau 2400 mg/hari.

(5) Umur
Usia yang aman untuk kehamilan dan persalinan adalah usia 20-30
tahun. Komplikasi maternal pada wanita hamil dan melahirkan
pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari
pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun.
Dampak dari usia yang kurang, dapat menimbulkan komplikasi
selama kehamilan. Setiap remaja primigravida mempunyai risiko
yang lebih besar mengalami hipertensi dalam kehamilan dan
meningkat lagi saat usia diatas 35 tahun (Manuaba C, 2007).
(6) Pendidikan
Hubungan antara pendidikan dengan hipertensi bias dikatakan
hubungan tidak langsung. Hal ini karena adanya peran
pengetahuan, dimana tingkat pendidikan akan mempengaruhi
pengetahuan seseorang, pengetahuan yang baik kemudian akan
menimbulkan kesadaran. Kesadaran masyarakat tentang factor
resiko hipertensi akan membuat mereka dengan sukarela
mengubah gaya hidup (Aung dkk., 2012).

(7) Pekerjaan
Pekerjaan adalah suatu kegiatan / aktifitas seseorang untuk
memperoleh penghasilan, guna memenuhi kebutuhan hidupnya
sehari-hari dimana pekerjaan tersebut sangat erat hubungannya
dengan kebutuhan sehari-hari dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Pekerjaan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dapat
melalui pengalaman pribadi maupun orang lain (Notoatmodjo,
2012).

Status pekerjaan ibu berkaitan dengan kesempatan dalam


mengimunisasikan anaknya. Seorang ibu yang tidak bekerja akan
mempunyai kesempatan untuk mengimunisasikan anaknya
disbanding dengan ibu yang bekerja. Sering juga ibu terlalu sibuk
dengan urusan pekerjaannya lupa akan jadwal imunisasi anaknya.

(8) Penghasilan
Status ekonomi merupakan factor yang sangat
berpengaruh terhadap tingkah laku seseorang. Keadaan ekonomi
keluarga yang baik diharapkan mampu mencukupi dan
menyediakan fasilitas serta kebutuhan untuk keluarga, sehingga
sangat berbeda dengan seseorang dengan tingkat sosial ekonomi
rendah. Keluarga dengan ekonomi yang tinggi akan
mengusahakan terpenuhinya kebutuhan selama kehamilan.
Begitu sebaliknya keluarga dengan ekonomi rendah tidak begitu
mengusahakan kebutuhan selama kehamilan, karena mereka
cenderung menganggap biaya pemeriksaan dan kebutuhan yang
berat.

(9) Gemelli
Menurut Zach (2006) komplikasi pada ibu akibat kehamilan
kembar lebih sering daripada kehamilan tunggal. Masalah-masalah
yang sering didapatkan meliputi polihidramnion, hyperemesis
gravidarum, preeklampsi, vasa previa, insersi seperti selaput tali
pusat, kelainan presentasi dan sebagian besar kembar dilahirkan
prematur.
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-
faktor yang mempengaruhi hipertensi dalam kehamilan di Puskesmas
Wilayah Pontianak Barat Tahun 2020.
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis pengaruh Gravida terhadap Hipertensi dalam
Kehamilan di Puskesmas Wilayah Pontianak Barat.
b. Menganalisis pengaruh Riwayat Hipertensi Keluarga terhadap
Hipertensi dalam kehamilan di Puskesmas Wilayah Pontianak
Barat.
c. Menganalisis pengaruh IMT sebelum hamil terhadap Hipertensi
dalam kehamilan di Puskesmas Wilayah Pontianak Barat.
d. Menganalisis pengaruh Konsumsi Garam terhadap Hipertensi
dalam kehamilan di Puskesmas Wilayah Pontianak Barat.
e. Menganalisis pengaruh Umur terhadap Hipertensi dalam kehamilan
di Puskesmas Wilayah Pontianak Barat.
f. Menganalisis pengaruh Pendidikan terhadap Hipertensi dalam
kehamilan di Puskesmas Wilayah Pontianak Barat.
g. Menganalisis pengaruh Pekerjaan terhadap Hipertensi dalam
kehamilan di Puskesmas Wilayah Pontianak Barat.
h. Menganalisis pengaruh Penghasilan terhadap Hipertensi dalam
kehamilan di Puskesmas Wilayah Pontianak Barat.
i. Menganalisis pengaruh Gemelli terhadap Hipertensi dalam
kehamilan di Puskesmas Wilayah Pontianak Barat.
j. Menganalisis faktor dominan yang mempengaruhi hipertensi dalam
kehamilan di Puskesmas Wilayah Pontianak Barat.
B. Manfaat Penelitian
1. SecaraTeoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, informasi
dan berkontribusi untuk pengembangan ilmu kesehatan pada
umumnya dan asuhan kebidanan kehamilan pada khususnya,
berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi pada
kehamilan guna menurunkan angka kejadian penyakit tidak menular
pada kehamilan dan dapat membatu deteksi dini hipertensi pada ibu
yang memiliki faktor resiko.
2. Secara Praktis
a. Hasil akhir dari penelitian dapat dimanfaatkan oleh dosen,
mahasiswa, maupun tenaga kesehatan, sebagai bahan ajar mata
kuliah Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil, publikasi ilmiah dan
referensi bagi mahasiswa dalam rangka menyusun laporan tugas
akhir.
b. Bagi petugas kesehatan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk melakukan upaya preventif dan promotif
dalam memberikan Asuhan Kebidanan Kehamilan.
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan penyusunan
SOP deteksi dini kegawatdaruratan pada ibu hamil dalam upaya
menurunkan kasus hipertensi pada kehamilan.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tahapan Penelitian dan Bagan Alur


Penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut:

Populasi
Seluruh Ibu Hamil di Puskesmas
Wilayah Pontianak Barat

Kriteria Inklusi

Kriteria Eksklusi

Memenuhi Syarat

Informed Concent

Bersedia

Pengisian Kuesioner

Gambar 4.1. Tahapan penelitian dan Bagan Alur

B. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis Kuantitatif dengan desain Cross

Sectional. Cross Sectional, yaitu pendekatan yang digunakan untuk

mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen

melalui pengumpulan data dalam satu periode waktu yang bersamaan

(Notoatmodjo, 2010).
C. Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

1. Gravida
2. Riwayat Hipertensi Keluarga
3. Indeks Masa Tubuh (IMT)
4. Konsumsi Garam Hipertensi Dalam
5. Umur Kehamilan
6. Pendidikan
7. Pekerjaan
8. Penghasilan
9. Gemelli

Gambar. 4.2. Kerangka Konsep

D. Hipotesis
Hipotesis dalam peneltian ini adalah :
1. Faktor Gravida mempengaruhi kejadian hipertensi dalam kehamilan di
Puskesmas Wilayah Pontianak Barat.
2. Faktor Riwayat Hipertensi Keluarga mempengaruhi kejadian
hipertensi dalam kehamilan di Puskesmas Wilayah Pontianak Barat.
3. Faktor IMT mempengaruhi kejadian hipertensi dalam kehamilan di
Puskesmas Wilayah Pontianak Barat.
4. Faktor Konsumsi Garam mempengaruhi kejadian hipertensi dalam
kehamilan di Puskesmas Wilayah Pontianak Barat.
5. Faktor Umur mempengaruhi kejadian hipertensi dalam kehamilan di
Puskesmas Wilayah Pontianak Barat.
6. Faktor Pendidikan mempengaruhi kejadian hipertensi dalam kehamilan
di Puskesmas Wilayah Pontianak Barat.
7. Faktor Pekerjaan mempengaruhi kejadian hipertensi dalam kehamilan
di Puskesmas Wilayah Pontianak Barat.
8. Faktor Penghasilan mempengaruhi kejadian hipertensi dalam
kehamilan di Puskesmas Wilayah Pontianak Barat.
9. Faktor Gemelli mempengaruhi kejadian hipertensi dalam kehamilan di
Puskesmas Wilayah Pontianak Barat.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel adalah rumusan pengertian variabel-

variabel yang diamati, diteliti dan diberi batasan (Notoatmodjo, 2010).

Berdasarkan kerangka konsep penelitian, untuk memperjelas variabel yang

diteliti dapat disampaikan Definisi Operasional penelitian seperti pada

tabel berikut:
19 17

Tabel 4.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Hasil Ukur Skala


Ukur Ukur
VARIABEL DEPENDEN
Hiperteni Dalam Kondisi ibu hamil yang memiliki tekanan Kuesioner Angket 0 = Hipertensi (TD: > 140/90mmHg) Ordinal
Kehamilan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan 1 = Tidak Hipertensi (TD: < 140/90
diastolik lebih dari 90mmHg di Puskesmas mmHg)
Wilayah Pontianak Barat

VARIABEL INDEPENDEN
Gravida Menyatakan jumlah ke berapa kali Kuesioner Angket 0 = Hamil ke 1 Ordinal
responden hamil 1 = Hamil ke 2-3
2 = Hamil > ke 3
Riwayat Riwayat keluarga ibu hamil yang pernah Kuesioner Angket 0 = Ada riwayat hipertensi Ordinal
Hipertensi menderita hipertensi karena hipertensi 1 = Tidak ada riwayat hipertensi
Keluarga merupakan salah satu penyakit keturunan
atau genetic
Indeks Masa Indikator kadar relatif lemak tubuh ibu Kuesioner Angket 0 = > 27,0 (Obesitas) Ordinal
Tubuh (IMT) hamil sebelum hamil yang digunakan 1 = 25,1-27,0 (Gemuk)
untuk menentukan status berat badan 2 = 18,5-25,0 (Normal)
dengan parameter berat badan dan tinggi 3 = 17,0-18,4 (Kurang)
badan. (Kemenkes RI, 2015)
Konsumsi Kebiasaan makan ibu hamil dalam Kuesioner Angket 0 = ≥ 1 kali perhari Ordinal
Garam mengonsumsi makanan, khususnya 1 = < 1 kali perhari
makanan asin seperti ikan asin, ikan
18

pindang, telur asin, snack asin, makanan


yang mengandung terasi, kecap, saos
(Kemenkes RI, 2013)
Umur Usia ibu hamil saat ini Kuesioner Angket 0 = < 20 tahun Ordinal
1 = 20-35 tahun
2 = > 35 tahun

Pendidikan Tingkat pendidikan terakhir yang telah Kuesioner Angket 0 = Dasar (SD-SMP) Ordinal
dilalui oleh ibu hamil 1 = Menengah (SMA)
2 = Tinggi (Perguruan Tinggi)
Pekerjaan Pekerjaan yang dilakukan ibu hamil secara Kuesioner Angket 0 = PNS Ordinal
rutin di luar rumah dan menghasilkan 1 = Pegawai swasta
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan 2 = Wiraswasta
hidup 3 = IRT

Penghasilan Jumlah pendapatan keluarga dari berbagai Kuesioner Angket 0 = < 2.318.000,- Ordinal
sumber selama 1 bulan dihitung dalam 1 = > 2.318.000,-
rupiah (Rp.) Surat Keputusan Gubernur
Kalbar nomor
579/DISNAKERTRANS/2018.

Gemelli Kehamilan dengan jumlag fetus lebih dari Kuesioner Angket 0 = Gemelli Ordinal
1, data didapat dari hasil pemeriksaan 1 = Tidak Gemelli
tenaga kesehatan
19

F. Lokasi Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di seluruh Puskesmas wilayah Pontianak
Barat (PKM Perumnas I, PKM Perumnas II, PKM Kom Yos Sudarso,
PKM Pal V).
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 08 Juli s.d 07 Oktober 2020

G. Populasi, Jumlah Sampel dan Teknik Penarikan Sampel


1. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah ibu hamil yang ada di Puskesmas
wilayah Pontianak Barat. Subyek penelitian adalah ibu hamil yang
ada di Puskesmas wilayah Pontianak Barat yang melakukan
pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Perumnas I, Kom Yos Sudarso,
Pal Lima, Perumnas II, pada periode penelitian.
Kriteria inklusi:
a. Bersedia menjadi responden
b. Ibu Hamil Trimester III
c. Bisa baca tulis
2. Sampel
a. Jumlah Sampel
Besar sampel dihitung menggunakan rumus:

Keterangan:
n = besar sampel yang dibutuhkan.
= nilai distribusi normal baku (table Z) pada α tertentu

α = bilangan normal standar pada tingkat kepercayaan 95


persen = 1,96
P = harga proporsi di populasi
d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
Besar sampel yang didapatkan dengan memakai rumus
adalah 140 orang dan dibagi 4 lokasi penelitian didapatkan 35
orang untuk masing-masing lokasi.

b. Teknik Penarikan Sampel


Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik purposive sampling yaitu sampel yang
dipilih atau ditetapkan berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan
penelitian.

H. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data


1. Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
a. Memilih responden yang telah memenuhi kriteria inklusi,
mengajukan permohonan untuk menjadi responden.
b. Memberikan informasi tentang penelitian yang akan dilakukan.
c. Apabila ibu setuju, maka dipersilahkan untuk menandatangani
inform consent.
d. Ibu dipersilahkan untuk mengisi kuesioner mengenai faktor yang
mempengaruhi hipertensi dalam kehamilan.
e. Hasil pengumpulan data direkap dan dilakukan pengolahan data.

2. Instrumen Pengumpulan Data


a. Instrumen pengumpulan data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner berupa angket yang terdiri 10 pertanyaan tentang faktor
yang mempengaruhi kejadian hipertensi pada ibu hamil.
b. Alat dan bahan yang digunakan adalah:
1) Lembar Kesioner
2) Pulpen
I. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis univariat dalam penelitian ini untuk melihat distribusi

dan persentase dari variabel bebas yaitu distribusi atau gambaran

gravida, riwayat hipertensi keluarga, IMT, konsumsi garam, umur,

pendidikan, pekerjaan, penghasilan, gemelli serta variabel terikat yaitu

distribusi atau gambaran hipertensi pada ibu hamil.

2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

hubungan gravida, riwayat hipertensi keluarga, IMT, konsumsi garam,

umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, gemelli dengan hipertensi

pada ibu hamil.

Uji statistik yang digunakan untuk mencari hubungan variabel

gravida, riwayat hipertensi keluarga, IMT, konsumsi garam, umur,

pendidikan, pekerjaan, penghasilan, gemelli dengan hipertensi pada ibu

hamil diamati melalui Chi Square untuk menilai hasil kemaknaannya

(Hartono, 2007).

3. Analisis Multivariat
Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis

logistik, yaitu menganalisis hubungan satu dengan hubungan beberapa

variabel independen dengan variabel dependen. Adapun langkah-

langkahnya sebagai berikut:

a. Melakukan seleksi bivariat antara masing-masing variabel


dependen dengan uji coba logistik sederhana.
b. Pemilihan variabel yang berhubungan dengan variabel dependen,
selanjutnya melakukan analisis multivariate dengan mengikutkan
variabel yang p value-nya <0.25.

c. Pengeluaran variabel independen yang dilakukan secara bertahap


satu persatu dimulai dari variabel yang p value-nya tertinggi.

d. Pengeluaran variabel independen dilakukan sampai semua variabel


mempunyai nilai p < 0.05. Apabila dibandingkan PR sebelum dan
sesudah variabel dikeluarkan bila lewat 10% maka variabel batal
dikeluarkan.

e. Penentuan variabel yang paling dominan dilakukan dengan melalui


nilai prevalensi ratio (PR), variabel yang mempunyai PR tertinggi
maka disebut sebagai variabel dominan berhubungan dengan
hipertemsi pada ibu hamil.

J. Etik Penelitian
Sebelum dilakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan
untuk mendapatkan Rekomendasi Persetujuan Etik Oleh Komisi Etik
Penelitian Kesehatan Politeknik Kesehatan Pontianak. Penilitian ini telah
mendapatkan Rekomendasi Persetujuan Etik Oleh Komisi Etik Penelitian
Kesehatan Politeknik Kesehatan Pontianak dengan No.028/KEPK-
PK.PKP/VII/2018. Sebelum peneliti memperoleh data primer dari
responden, peneliti menjelaskan kepada responden sehubungan dengan
prosedur dan proses selama penelitian dengan berpedoman pada prinsip
dasar etika berdasarkan Belmont Report, yaitu:
1. Respect For Person
Penelitian ini hanya menggali informasi dari responden. Sebelum
dilakukan wawancara dalam pengumpulan data, untuk menjamin
kerahasiaan dan menghormati hak responden, maka diberikan lembar
permintaan menjadi responden, lembar informasi tentang maksud dan
tujuan dilakukan penelitian ini dan terakhir inform consern terhadap
calon responden. Selanjutnya minta persetujuan kepada calon
responden apabila bersedia menjadi responden dalam peneltian ini.
2. Beneficence dan Non Maleficence
Peneliti berupaya memaksimalkan manfaat penelitian. Pada penelitian
ini menimbulkan manfaat tidak langsung pada responden berupa
informasi mengenai faktor yang mempengaruhi hipertensi. Untuk
mengurangi ketidaknyamanan yang bisa timbul pada penelitian,
responden terlebih dahulu menjelaskan mengenai proses penelitian
yang akan berlangsung. Peneliti memberikan cindera mata kepada
seluruh responden penelitian. Penelitian ini melibatkan Bidan
Koordinator yang ada di Puskesmas Wilayah Pontianak Barat.
3. Justice
Peneliti melakukan pemilihan responden berdasarkan sampel yang telah
memenuhi syarat dan semua subyek penelitian akan diberikan
kesempatan perlakuan yang sama setelah dilaksanakan penelitian.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
Berikut tabel yang menunjukkan analisis univariat pada responden di
Wilayah Kerja Puskesmas Pontianak Barat, sebagai berikut:
Tabel 5.1 Distribusi Gambaran Karakteristik Responden
No Karakteristik N Frekuensi%

Usia Responden

1 < 20 Tahun 6 4.3

2 20-35 Tahun 118 84.3

3 >30 Tahun 16 11.4

Gravida Responden

1 Primipara 53 37.9

2 Multipara 64 45.7

3 Grande Multipara 23 16.4

Riwayat Hipertensi Keluarga

1 Ada Riwayat 36 25.7

2 Tidak Ada Riwayat 104 74.3

Tekanan Darah

1 Hipertensi 22 15.7

2 Tidak Hipertensi 118 84.3

Indeks Masa Tubuh

1 Obesitas 17 12.1

2 Gemuk 5 3.6

3 Normal 106 75.5

4 Kurang 12 8.6

Konsumsi Garam

1 > 1 Kali Perhari 51 36.4


2 < 1 Kali Perhari 89 63.6

Pekerjaan

1 PNS 10 7.1

2 Pegawai Swasta 13 9.3

3 Wiraswasta 6 4.3

4 IRT 111 79.3

Penghasilan

1 < Rp.2.318.000 65 46.4

2 > Rp.2.318.000 75 53.6

Gemelli

1 Gemelli 0 0.0

2 Tidak Gemelli 140 100.0

Pendidikan

1 Dasar 42 30.0

2 Menengah 59 42.1

3 Tinggi 39 27.9

Berdasarkan tabel 5.1 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar


responden pada kategori Usia paling banyak berusia 20-35 tahun yaitu
sebanyak 84.3%, pada kategori Gravida paling banyak ibu hamil dalam
katagori multigravida yaitu 45.7%, dan pada kategori Riwayat Hipertensi
Keluarga Sebagian besar tidak memiliki riwayat hipertensi keluarga yaitu
74.3%. Kategori Tekanan Daran hampir seluruh responden tidak
mengalami hipertensi yaitu 84.3%. Kategori Indeks Masa Tubuh pada
responden paling banyak dalam kategori normal yaitu 75.5%.
Kategori Konsumsi garam didapatkan banyak responden yang
hanya mengkonsumsi garam 1< 1 kali perhari yaitu 63.6%. Responden
dalam penelitian ini paling banyak bekerja sebagai ibu rumah tangga
yaitu 79.3%. Rata-rata penghasilan responden > Rp 2.318.000 yaitu
53.6%. Keseluruhan responden tidak ada yang hamil gemelli dan
Pendidikan responden paling banyak berpendidikan menengah yaitu
42.1%.

2. Analisis Bivariat
Analisis dalam penelitian ini menggunakan uji Chi-Square tentang
hubungan usia responden, gravida, riwayat hipertensi keluarga, indeks
masa tubuh, konsumsi garam, pekerjaan, penghasilan, gemelli dan
Pendidikan dengan Hipertensi pada Ibu Hamil Trimester III dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 5.2 Analisis Univariat Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Terjadinya Hipertensi pada Ibu Hamil
Hipertensi
No Ya Tidak Total P
F % F % F %
1 Umur Responden
<20 Tahun 0 0.0 6 100 6 100
20-35 Tahun 21 17.8 97 82.2 118 100 0.274*
>35 Tahun 1 6.2 15 93.8 16 100
Jumlah 22 15.7 118 84.3 140 100
Gravida
Primipara 9 17.0 44 83.0 53 100
0.252*
Multipara 12 18.8 52 81.2 64 100
2
Grande Multipara 1 4.3 22 95.7 23 100
Jumlah 22 15.7 118 84.3 140 100
Riwayat Hipertensi Keluarga
Ada Riwayat 5 13.9 31 86.1 36 100
3 0.727*
Tidak Ada Riwayat 17 16.3 87 83.7 104 100
Jumlah 22 15.7 118 84.3 140 100
Indeks Masa Tubuh
Obesitas 5 29.4 12 70.6 17 100
Gemuk 0 0.0 5 100 5 100
0.315*
Normal 15 14.2 91 85.8 106 100
4
Kurang 2 16.7 10 83.3 12 100
Jumlah 22 15.7 118 84.3 140 100
Konsumsi Garam
> 1 Kali Perhari 16 31.4 35 68.8 51 100
5 0.000*
< 1 Kali Perhari 6 6.7 83 93.3 89 100
Jumlah 22 15.7 118 84.3 140 100
Pekerjaan
6 PNS 11 10.0 9 90.0 10 100 0.000*
Pegawai Swasta 8 61.5 5 38.5 13 100
Wiraswasta 2 33.3 4 66.7 6 100
IRT 11 9.9 100 90.1 111 100
Jumlah 22 15.7 118 84.3 140 100
Penghasilan
< Rp.2.318.000 11 16.9 54 83.1 65 100
7 0.714*
> Rp.2.318.000 11 14.7 64 85.3 75 100
Jumlah 22 15.7 118 84.3 140 100
Gemelli
Gemelli 22 15.7 118 84.3 140 100
8 -
Tidak Gemelli 22 15.7 118 84.3 140 100
Jumlah 22 15.7 118 84.3 140 100
Pendidikan
Dasar 6 14.3 36 85.7 42 100
0.030*
Menengah 5 8.5 54 91.5 59 100
9
Tinggi 11 28.2 28 71.8 39 100
Jumlah 22 15.7 118 84.3 140 100
*Analisis Chi-Square

Berdasarkan tabel silang yang digambarkan dalam tabel diatas adalah


umur responden, gravida, Riwayat hypertensi keluarga, indeks masa tubuh
(IMT), konsumsi garam, pekerjaan, penghasilan, gemelli dan Pendidikan
yang menunjukkan hasil analisis menggunakan uji Chi-square, pada variabel
konsumsi garam didapatkan p-value sebesar 0,000 dimana perolehan tersebut
lebih kecil dari ketentuan 0,05 (5%) sehingga dapat disimpulkan terdapat
hubungan antara konsumsi garam dengan hypertensi dalam kehamilan.
Pada variabel pekerjaan didapatkan p-value sebesar 0.000 dimana
perolehan tersebut lebih kecil dari ketentuan 0,05 (5%) sehingga dapat
disimpulkan terdapat hubungan antara pekerjaan dengan hypertensi dalam
kehamilan.

Pada variabel pendidikan didapatkan p-value sebesar 0.030 dimana


perolehan tersebut lebih kecil dari ketentuan 0,05 (5%) sehingga dapat
disimpulkan terdapat hubungan antara pendidikan dengan hypertensi dalam
kehamilan.

Selanjutnya berdasarkan tabel silang digambarkan dalam tabel diatas


yang menunjukkan hasil analisis menggunakan uji Chi-square, pada
variabel umur responden didapat nilai p-value sebesar 0.274, pada variabel
gravida didapat nilai p-value sebesar 0.252, pada variable riwayat hypertensi
keluarga didapat nilai p-value sebesar 0.727, pada variable indeks masa
tubuh (IMT) didapat nilai p-value sebesar 0.315, pada variable penghasilan
didapat nilai p-value sebesar 0.714 dan pada variable gemelli diperoleh nilai
missing dikarenakan tidak ada riwayat responden yang gemelli. Nilai pada
variable perolehan tersebut lebih besar dari ketentuan 0,05 (5%) sehingga
dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan antara umur, gravida, riwayat
hypertensi keluarga, indeks masa tubuh (IMT), penghasilan dan gemeli
dengan hypertensi dalam kehamilan.

3. Analisis Multivariat
Analisis multivariat dilakukan pada varibel yang menunjukkan nilai
p-value < 0.25 pada analisis bivariat. Pada penelitian ini variable yang
dapat dilakukan analisis multivariat adalah konsumsi garam, pekerjaan dan
Pendidikan. Hasil akhir analisis multivariat dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 5.3 Analisis Multivariat Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Terjadinya Hipertensi pada Ibu Hamil
Variabel P PR CI 95%
Batas Atas Batas Bawa
Pendidikan 0.877 1.066 0.476 2.384
Konsumsi Garam 0.001 6.290 2.201 17.970
Pekerjaan 0.062 1.815 0.972 3.391

Hasil uji analisis multivariat diketahui bahwa variable konsumsi


garam memiliki p-value = 0.001 yang artinya nilai p>0.05 sehingga
variable tersebut merupakan variable yang sangat mempengaruhi
terjadinya hipertensi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Pontianak
Barat.
B. Pembahasan
1. Bivariat
Hasil penelitian ini memberikan informasi mengenai Faktor-Faktor yang
mempengaruhi hipertensi dalam kehamilan di Puskesmas Wilayah Pontianak
Barat Tahun 2020 dengan jumlah responden sebanyak 140 orang dan dibagi 4
lokasi penelitian didapatkan 35 orang untuk masing-masing lokasi dengan
variable yang di teliti yaitu usia responden, gravida, riwayat hipertensi
keluarga, indeks masa tubuh, konsumsi garam, pekerjaan, penghasilan,
gemelli dan Pendidikan.
Berdasarkan hasil dari uji hipotesis penelitian dari data-data yang telah
disajikan di atas, maka dilakukan pembahasan hasil penelitian. Hasil-hasil
pembahasan tersebut di antaranya adalah sebagai berikut :
a. Pengaruh Gravida terhadap kejadian hipertensi dalam kehamilan di
Puskesmas Wilayah Pontianak Barat.
Menurut Prawiroharjo, 2002 Gravida adalah seorang ibu yang sedang
hamil. Sedangkan menurut Dorland, 2010 Istilah medis untuk wanita
hamil adalah gravida, sedangkan manusia di dalam kandungannya disebut
embrio (minggu awal) kemudian janin (sampai kelahiran).
Menurut penelitian Larasati (2018) faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya hipertensi dalam kehamilan pada ibu adalah paritas, hasil
distribusi frekuensi kejadian hipertensi dalam kehamilan berdasarkan
faktor paritas 56,9% kejadian hipertensi paling banyak terjadi pada
multipara sedangkan 43,1% kejadian hipertensi terjadi pada primipara.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi dalam
kehamilan pada ibu multigravida salah satunya stress atau beban pikiran
yang banyak, walaupun ibu pernah hamil namun apabila jarak kehamilan
tidak diatur itu dapat membuat pekerjaan ibu bertambah karena harus
mengurus anak yang masih kecil, suami, serta dirinya sendiri sehingga
kemungkinan terjadinya hipertensi pada ibu hamil.
Menurut hasil penelitian Juaria (2016) melakukan penelitian kepada
65 ibu hamil dihasilkan ada hubungan antara paritas dengan kejadian
hipertensi dalam kehamilan karena pada multipara disebabkan karena
terlalu seringnya rahim tegang saat kehamilan dan terjadi penurunan
angiotensin, renin dan aldosteron sehingga dijumpai edema, hipertensi dan
proteinuria.
Menurut Sutiati (2017) faktor paritas yang paling tinggi terjadi pada
Multigravida (2 – 4) dengan jumlah 47 responden (59,2%). Sedangkan
pada pada primigravida berjumlah 20 responden(26,3%). Paritas 2 – 3
merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal.
Lebih tinggi paritas (lebih dari 3), lebih tinggi kematian maternal. Risiko
pada paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan keluarga
berencana. Sebagian kehamilan pada paritas tinggi adalah tidak
direncanakan.
Menurut Abdurakhman (2015) paritas 2-3 merupakan paritas paling
aman ditinjau dari sudut kematian maternal, sedangkan paritas >3 lebih
tinggi kematian maternal. Oleh sebab itu disarankan untuk petugas
kesehatan supaya lebih waspada terhadap paritas dengan jumlah 2 kali
atau kelahiran lebih dari 4, yaitu dengan cara memberikan konseling
tentang kontrasepsi keluarga berencana untuk menjarangkan ataupun
menunda kehamilan. Karena menurut teori kelahiran lebih dari 4 kali akan
beresiko lebih tinggi terjadinya gangguan-gangguan kehamilan. Lail(2015)
mengatakan bahwa faktor hipertensi kehamilan yang lebih besar terjadi
pada multipara dibanding primipara, karena multipara sangat berisiko
sebesar 70%.
Menurut penelitian Fajri (2019) Hipertensi dapat terjadi pada ibu yang
primigravida ataupun yang multigravida. Teori imunologik antara ibu dan
janin yang menyatakan bahwa primigravida mempunyai risiko lebih besar
terjadinya hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia) jika dibandingkan
dengan multigravida. Menurut Basana (2017) Ibu dengan multipara
memiliki risiko 23.000 lebih besar dibanding dengan ibu primipara,
semakin tinggi paritas maka akan semakin tinggi kematian maternal. Hal
tersebut dikarenakan pada setiap kehamilan terjadi peregangan rahim, jika
kehamilan terus menerus maka rahim akan semakin melemah sehingga
dikhawatirkan akan terjadi gangguan saat kehamilan, persalinan dan nifas.
Menurut penelitian Philip (2018) hasil distribusi frekuensi kejadian
hipertensi dalam kehamilan berdasarkan faktor paritas 56,9% paling
banyak terjadi pada multipara sedangkan 43,1% terjadi pada primipara.
Pemiliana (2015) mengatakan faktor paritas memiliki hubungan dengan
persalinan dikarenakan ibu hamil memiliki risiko lebih tinggi untuk
mengalami gangguan selama masa kehamilannya terlebih pada ibu yang
pertama kali mengalami masa kehamilan, hal tersebut dikarenakan pada
setiap kehamilan terjadi peregangan rahim, jika kehamilan berlangsung
terus menerus maka rahim akan semakin melemah sehingga dikhawatirkan
akan terjadi gangguan pada saat kehamilan, persalinan, dan nifas.
Menurut penelitian Radjamuda (2014) Ibu primipara yang mengalami
hipertensi dalam kehamilan sebanyak 35,3% lebih kecil dibandingkan
dengan ibu multipara 20,3%. Pada primipara sering mengalami stress
dalam menghadapi persalinan. Stress emosi yang terjadi pada primipara
menyebabkan peningkatan pelepasan corticotropic-releasing hormone
(CRH) oleh hipothalamus, yang kemudian menyebabkan peningkatan
kortisol. Efek kortisol adalah mempersiapkan tubuh untuk berespons
terhadap semua stresor dengan meningkatkan respons simpatis, termasuk
respons yang ditujukan untuk meningkatkan curah jantung dan
mempertahankan tekanan darah. Sehingga dapat menyebabkan terjadinya
hipertensi dalam kehamilan.
Paritas merupakan faktor yang dapat menyebabkan hipertensi pada ibu
hamil, karena ibu hamil primipara memiliki risiko >40% dan ibu hamil
multipara memiliki risiko >50% terjadinya hipertensi pada kehamilan.
Hasil uji bivariat menunjukkan bahwa nilai p-value 0.025 yang berarti
tidak terdapat hubungan yang bermakna antara gravida dengan kejadian
hipertensi dalam kehamilan. Hasil penelitian tidak sesuai dengan teori
yang disampaikan Katsiki N et al., 2010 yang menyatakan bahwa Sekitar
85% hipertensi dalam kehamilan terjadi pada kehamilan pertama. Jika
ditinjau dari kejadian hipertensi dalam kehamilan, graviditas paling aman
adalah kehamilan kedua sampai ketiga. Pembentukan antigen plasenta
yang tidak sempurna mengakibatkan timbul respon imun yang tidak
menguntungkan terhadap histoincompability plasenta. (Djannah & Arianti,
2009). Pada penelitian ini tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
gravida dengan kejadian hipertensi dalam kehamilan kemungkinan
disebabkan karena mayoritas responden berada pada gravida yang tidak
berisiko yaitu gravida rata rata mengalami kehamilan yang ke 2-4 kali
sehingga ibu berada dalam kategori aman dimana pada multigravida ini
tidak sering di jumpai komplikasi kehamilan karena kehamilan ini blok
antibody telah terbentuk sempurna. (Prawirohardjo, 2008).

b. Pengaruh Riwayat Hipertensi Keluarga terhadap kejadian hipertensi


dalam kehamilan di Puskesmas Wilayah Pontianak Barat.
Riwayat hipertensi kronis yang dialami selama kehamilan dapat
meningkatkan resiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan, dimana
komplikasi tersebut dapat mengakibatkan superimpose preeclampsia dan
hipertensi kronis dalam kehamilan (Manuaba, 2007)
Menurut penelitian Istiana (2016) ibu yang memiliki riwayat hipertensi
keluarga mempengaruhi faktor risiko kejadian hipertensi pada ibu hamil
dengan risiko 5,9 kali lebih besar terjadinya hipertensi, riwayat hipertensi
keluarga menjadi faktor risiko terhadap kejadian hipertensi pada
kehamilan, dimana hal tersebut dapat meningkatkan komplikasi pada ibu
hamil.
Menurut penelitian Sopherah (2017) risiko menderita hipertensi sangat
tinggi apabila dalam keluarga memiliki riwayat atau keturunan hipertensi.
Hipertensi banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot (satu telur),
apabila salah satunya menderita hipertensi. Riwayat keluarga merupakan
masalah yang memicu terjadinya hipertensi.Jika seorang dari orangtua kita
memiliki riwayat hipertensi maka sepanjang hidup kita memiliki
kemungkinan 25% terkena hipertensi. Rambe (2017) mengatakan bahwa
ibu hamil yang memiliki riwayat keluarga yang menderita hipertensi
berpeluang 9,743 kali lebih besar mengalami hipertensi pada kehamilan.
Menurut penelitian Sinambela (2018) kejadian hipertensi pada ibu hamil
berpeluang mengalami hipertensi 9,743 lebih besar terpapar pada
keturunan keluarga yang mengalami hipertensi dibanding keturunan
keluarga yang tidak mengalami hipertensi. Faktor keturunan (gen) dapat
mempengaruhi dari hipertensi. Genotipe ibu lebih menentukan terjadinya
hipertensi dalam kehamilan secara familial jika dibandingkan dengan
genotipe janin. Telah terbukti bahwa ibu yang mengalami hipertensi, 26%
anak perempuannya akan mengalami hipertensi pula, sedangkan 8% anak
menantu mengalami hipertensi (Ruwayda, 2016).
Menurut Hinkosa (2020) riwayat keluarga hipertensi juga memiliki
hubungan yang signifikan dengan gangguan hipertensi kehamilan. Wanita
yang memiliki riwayat keluarga hipertensi lebih mungkin untuk
mengalami gangguan hipertensi dibandingkan dengan wanita yang tidak
memiliki riwayat keluarga hipertensi hal itu disebabkan oleh gen ibu dan
janin berperan dalam sindrom ini. Oleh karena itu, untuk wanita hamil
dengan riwayat keluarga hipertensi, harus dipantau dengan hati-hati baik
secara perinatal maupun dalam periode postpartum.
Menurut penelitian Nurfatimah (2020) Jika seorang dari orang tua kita
mempunyai hipertensi maka kemungkinan kita mempunyai 25% risiko
untuk mengalami hipertensi. Jika kedua orang tua kita mempunyai
hipertensi, kemungkinan kita mendapatkan penyakit tersebut 60%.
Keluarga yang memiliki hipertensi meningkatkan risiko hipertensi 2-5 kali
lipat.
Riwayat hipertensi keluarga merupakan faktor yang dapat
menyebabkan hipertensi pada ibu hamil, karena riwayat hipertensi
keluarga memiliki risiko >25% dan >2 kali lebih besar jika salah satu
orang tua ibu hamil memiliki riwayat hipertensi.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori ditas dengan perolehan
nilai p-value 0.727 yang berarti menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan antara riwayat hipertensi keluarga terhadap kejadian hipertensi
dalam kehamilan.

c. Pengaruh Indeks Masa Tubuh (IMT) terhadap kejadian hipertensi


dalam kehamilan di Puskesmas Wilayah Pontianak Barat.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori Muflihan, 2012 yang
menyatakan Tingginya indeks masa tubuh merupakan masalah gizi karena
kelebihan kalori, kelebihan gula dan garam yang bias menjadi factor resiko
terjadinya berbagai jenis penyakit degenerative, seperti diabetes mellitus,
hipertensi dalam kehamilan, penyakit jantung coroner, reumatik dan
berbagai jenis keganasan (kanker) dan gangguan kesehatan lain.

Menurut Penelitian Kartikasari (2016) menyatakan Prevalensi


hipertensi pada ibu hamiloverweight (62,19%) lebih besar
daripada ibu hamil dengan statusgizi normal (37,81%). Penelitian ini
menunjukkan bahwa ibu hamiloverweightberisiko 2,37 kali lebihbesar
untuk mengalami kejadian hipertensi dalam kehamilan dibandingkan
dengan ibu hamil Prevalensi hipertensi pada ibu hamiloverweight (62,19%)
lebih besar daripada ibu hamil dengan statusgizi normal (37,81%).
Penelitian ini menunjukkan bahwa ibu hamiloverweightberisiko 2,37 kali
lebihbesar untuk mengalami kejadian hipertensi dalam kehamilan
dibandingkan dengan ibu hamil yang hipertensi dengan status gizi normal.
Penelitian lain menunjukkan bahwa ibu hamil dengan obesitas memiliki
janin yang rentan mengalami berbagai penyulit terkait kehamilan yang
serius.

Efek jangka panjang pada ibu antara lain adalah


peningkatansignifikan angka morbiditas dan mortalitas. Indeksmassa
tubuh yang menjadi indikator status giziseseorang merupakan salah satu
risiko gangguanhipertensi kehamilan. Penelitian lain membuktikan bahwa
semakin tinggi indeks massa tubuh ibu hamil,maka semakin besar risiko
hipertensi kehamilan. Kejadian gangguan hipertensi dalam kehamilan
meningkat 22,80 kali dengan probabilitas sebesar 53%pada ibu hamil yang
mengalami lima faktor risikosekaligus yaituoverweight ,hipertensi kronik,
tingkat pendidikan, usia ibu <20 tahun dan >35 tahun, dannullipara. DM
bukan merupakan prediktor kejadiangangguan hipertensi dalam kehamilan.
Hasil penelitianini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang
menyimpulkan bahwa ada hubungan diabetes melitusdengan kejadian
gangguan hipertensi gestasionalterhadap preeklampsia tidak signifikan
(10). Selainoverweight, penelitian ini menunjukkanbahwa riwayat
hipertensi kronik berhubungan signifikan dengan hipertensi kehamilan.
Prevalensi hipertensi kronik sebesar 16,67% lebih rendah jika
dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak memiliki hipertensi kronik
yaitu 83,33%. Besarnya risiko dapatdilihat pada rasio prevalensi (RP)
yaitu 5,64 kali lebih besar untuk mengalami kejadian hipertensi
dalamkehamilan dibandingkan ibu hamil yang tidakmempunyai riwayat
hipertensi kronik.
Berbeda dengan hasil penelitian ini dengan perolehan nilai p 0.315
yang berarti menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara Indeks
Masa Tubuh (IMT) terhadap kejadian hipertensi dalam kehamilan.

d. Pengaruh Konsumsi Garam terhadap kejadian hipertensi dalam


kehamilan di Puskesmas Wilayah Pontianak Barat.
Menurut Paramitasari (2011) yang meneliti tentang hubungan gaya
hidup selama masa kehamilan dan kejadian pre eklampsia diketahui bahwa
pola makan sebagai salah satu bentuk dari baya hidup yang meiliki
hubungan yang signifikan dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil
dengan hasil uji statistik p-value 0,014.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chairiah (2012)
di RSU Tanjung Pura ditemukan 28 responden (53,3%) ibu hamil
hipertensi dimana responden lebih banyak mengkonsumsi makan
karbohidrat yang cukup tinggi seperti mengkonsumsi jajanan seperti
gorengan, biskuit, keripik hampir setiap hari di konsumsi, dan ditemukan
juga ibu yang sering mengkonsumsi bakso, mie goreng minimal 3 kali
seminggu sementara porsi makanan sehari-hari juga sudah meningkat.
Secara umum masyarakat sering menghubungkan antara konsumsi
garam dengan hipertensi. Garam merupakan hal yang sangat penting pada
mekanisme timbulnya hipertensi. Pengaruh asupan garam terhadap
hipertensi melalui peningkatan volume plasma (cairan tubuh) dan tekanan
darah. Keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan ekskresi kelebihan garam
sehingga kembali pada keadaan hemodinamik (sistem pendarahan) yang
normal. Pada hipertensi esensial mekanisme ini terganggu, di samping ada
faktor lain yang berpengaruh.
Reaksi orang terhadap natrium berbeda-beda. Pada beberapa orang,
baik yang sehat maupun yang mempunyai hipertensi, walaupun mereka
mengkonsumsi natrium tanpa batas, pengaruhnya terhadap tekanan darah
sedikit sekali atau bahkan tidak ada. Pada kelompok lain, terlalu banyak
natrium menyebabkan kenaikan darah yang juga memicu terjadinya
hipertensi.
Garam merupakan faktor yang sangat penting dalam patogenesis
hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa
dengan asupan garam yang minimal. Asupan garam kurang dari 3 gram
tiap hari menyebabkan prevalensi hipertensi yang rendah, sedangkan jika
asupan garam antara 5-15 gram perhari prevalensi hipertensi meningkat
menjadi 15-20 %. Pengaruh asupan terhadap timbulnya hipertensi terjadi
melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah.
Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh, karena
menarik cairan diluar sel agar tidak keluar, sehingga akan meningkatkan
volume dan tekanan darah. Pada manusia yang mengkonsumsi garam 3
gram atau kurang ditemukan tekanan darah rata-rata rendah, sedangkan
asupan garam sekitar 7-8 gram tekanan darahnya rata-rata lebih tinggi.
Konsumsi garam yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram/hari setara
dengan 110 mmol natrium atau 2400 mg/hari.
Sejalan dengan hasil analisis bivariat menunjukan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara Konsumsi Garam terhadap kejadian
hipertensi dalam kehamilan di Puskesmas Wilayah Pontianak Barat
dengan nilai p-value 0.000.
e. Pengaruh Umur terhadap kejadian hipertensi dalam kehamilan di
Puskesmas Wilayah Pontianak Barat.
Menurut Wiknjosastro (2008) usia atau umur pada wanita hamil
digolongkan menjadi 2 yaitu usia tidak berisiko dan usia yang berisiko.
Usia yang tidak berisiko (aman) untuk kehamilan dan persalinan adalah
usia 20- 35 tahun, sedangkan usia yang berisiko untuk hamil dan
melahirkan adalah < 20 tahun dan > 35 tahun. Pada usia < 20 tahun
kematian maternal 73 2- 5 lebih tinggi dari pada kematian maternal pada
usia 20-30 tahun, kematian materal meningkat kembali pada usia > 35
tahun. Umur merupakan hal yang sangat berperan dalam kejadian
hipertensi saat kehamilan dimana tingkat risiko kehamilan dan persalinan
wanita yang berusia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun memiliki
risiko tinggi terhadap kejadian hipertensi. pada usia antara 20-35 tahun ibu
lebih siap hamil secara jasmani dan kejiwaan. Pada umur 35 tahun atau
lebih, kesehatan ibu sudah menurun, akibatnya ibu hamil pada usia itu
memiliki potensi untuk memiliki anak cacat, persalinan yang lama serta
terjadinya pendarahan yang kemungkinan besar bisa terjadi (Nelawati,
2014). Usia reproduktif dari seorang wanita adalah 20 – 35 tahun. Usia
reproduktif ini merupakan periode yang paling aman untuk hamil dan
melahirkan karena pada usia tersebut risiko terjadinya komplikasi selama
kehamilan lebih rendah. Usia di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun
disebut juga sebagai usia risiko tinggi untuk mengalami komplikasi selama
kehamilan. Pada usia 35 tahun terjadi proses degeneratif yang
mengakibatkan perubahan sruktural dan fungsional yang terjadi pada
pembuluh darah perifer yang bertanggung jawab terhadap perubahan
tekanan darah, sehingga lebih rentan mengalami preeklampsia (Novianti,
2016). 74 Menurut Riskesdas (2007) Masih banyak kejadian hipertensi
pada ibu hamil di usia muda yaitu sebesar 31,7% ini mungkin disebabkan
masih kurangnya pemahaman orang tentang usia reproduksi sehat,
sehingga banyak yang menikah dan hamil di usia muda. Pada kehamilan
35 tahun.
Menurut penelitian Andika (2016) didapatkan hasil ibu yang berusia
di antara 21 tahun dan 35 tahun, secara anatomis dan fisiologis alat
reproduksinya telah berkembang dan berfungsi secara maksimal. Pada
wanita usia dibawah 21 tahun perkembangan organ – organ reproduksi dan
fungsi fisiologisnya belum optimal, sehingga meningkatkan risiko terjadi
hipertensi dalam kehamilan. Usia lebih dari 35 tahun dapat terjadi
hipertensi dalam kehamilan karena tekanan darah meningkat seiring
dengan lanjutnya usia serta perubahan pada organ–organ reproduksi yang
mengganggu sirkulasi darah ke janin, yang meningkatkan risiko terjadinya
hipertensi dalam kehamilan sampai eklampsia.
Menurut hasil penelitian Azhari (2017) responden yang mempunyai
umur > 35 tahun mempunyai peluang sebanyak 3 kali untuk terkena
penyakit hipertensi dibandingkan dengan responden yang berumur < 35
tahun, hal ini terjadi karena semakin bertambahnya usia, kemungkinan
seseorang yang menderita hipertensi juga semakin besar. Hilangnya
elastisitas jaringan dan arterisklerosis serta pelebaran pembuluh darah
adalah faktor penyebab hipertensi pada usia tua. Basri (2017) mengatakan
bahwa pada umur reproduksi <20 tahun fungsi organ-organ reproduksi
perempuan belum maksimal dan masih sangat muda sehingga mudah
timbul komplikasi utamanya terkait penambahan tekanan darah secara
cepat sehingga dapat beresiko mengalami hipertensi pada kehamilan.
Menurut penelitian Puetri (2017) umur < 20 tahun dan > 35 tahun
berisiko 3,7 kali menderita hipertensi berat bila dibandingkan dengan
responden yang memiliki umur tidak berisiko hipertensi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa semakin muda (<20 tahun) dan tua (>35 tahun) umur
ibu hamil akan berpengaruh terhadap kejadian hipertensi, hal ini
disebabkan pola pikir ibu hamil yang masih dini atau yang mulai
memasuki usia tua (perimenopause) cenderung mengasah emosional ibu
dalam masa kehamilan.
Wanita saat hamil berusia 35 tahun keatas berisiko hipertensi sebesar
2,4 kali dibandingkan wanita yang saat hamil belum berusia 35 tahun,
signifikan secara statistik (Budi, 2015). Umur sangat menentukan
kesehatan seseorang, ibu dikatakan berisiko tinggi apabila ibu hamil
berusia di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun. Usia di bawah 20 tahun di
khawatirkan mempunyai risiko komplikasi yang erat kaitannya dengan
kesehatan reproduksi wanita, diatas 35 tahun mempunyai risiko tinggi
karena adanya kemunduran fungsi alat reproduksi (Kaimmudin, 2018).
Hamil atau bersalin diusia lebih dari 35 tahun terjadi penurunan fungsi
organ reproduksi sehingga tidak dapat bekerja secara maksimal. Dimana
usia tua trofoblas diserap ke dalam sirkulasi yang memicu peningkatan
sensivitas terhadap angiotensin II, renin aldosteron sehingga terjadi
spasme pembuluh darah serta tahanan terhadap garam dan air yang
mengakibatkan hipertensi, bahkan edema (Puspitasari, 2015).
Suhartini (2015) mengatakan bahwa ibu yang berpengetahuan kurang
tentang hipertensi dalam kehamilan proporsinya lebih besar ditemukan
pada ibu usia ≤20 dan >35 (82,5%) dibandingkan dengan ibu yang berusia
20-35 tahun (23,1%) hal ini memiliki arti usia ≤20 dan >35 tahun memiliki
risiko lebih besar untuk terjadinya hipertensi pada kehamilan dibandingkan
dengan ibu berusia 20-35 tahun.
Menurut penelitian Rafsanjani (2019) Usia sangat berhubungan
dengan kepatuhan seorang ibu pada saat menghadapi proses kehamilan,
secara spesifik usia yang memiliki faktor risiko lebih besar adalah pada
wanita pada usia 30-40 tahun dibanding ibu hamil pada usia lebih muda.
Hipertensi pada ibu hamil dapat berdampak pada kondisi kesehatan ibu,
janin atau anaknya. Secara fisiologis, bayi yang berkembang dalam rahim
diberi pasokan oksigen dan nutrien melaului pembuluh darah. Tekanan
darah tinggi dapat menyempitkan pembuluh darah pada rahim yang
berimbas pada lambatnya penyaluran oksigen dan nutrien dari ibu menuju
tubuh bayi, kondisi ini akan berdampak pada lambatnya perkembangan
janin.
Risiko hipertensi pada umur <20 tahun dan >35 tahun yaitu 2,85 kali
lebih besar dibandingkan dengan pada umur antara 20-35 tahun. Hal ini
sangat berisiko terjadi karena pada umur reproduksi <20 tahun fungsi
organ-organ reproduksi perempuan belum maksimal dan masih sangat
muda sehingga mudah timbul komplikasi utamanya terkait penambahan
tekanan darah secara cepat. Selain itu pada usia >35 tahun juga perlu lebih
memperhatikan kesehatan karena pada kondisi ini organ reproduksi
perempuan juga sudah mulai menurun sehingga sangat berisiko tinggi
terjadinya peningkatan tekanan darah.
Menurut penelitian Febyan (2020) ibu dengan usia risiko tinggi
mempunyai peluang 2,774 kali mengalami hipertensi yaitu usia >35 tahun
dalam kehamilan dibandingkan dengan ibu yang memiliki usia risiko
rendah. Hal ini dikarenakan peningkatan usia akan menyebabkan
penurunan fungsi sel beta pancreas dan gangguan sensitivitas insulin yang
menyebabkan terjadinya intoleransi glukosa, mempengaruhi kadar
trigliserida dan kolesterol yang meningkatkan oxidative stress membuat
perubahan tekanan darah menjadi meningkat
Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hipertensi pada
ibu hamil, karena usia ibu <20 dan > 35 tahun memiliki risiko >2 kali lebih
besar dibanding dibanding usia ibu 20-35 tahun.
Menurut penelitian Andika (2016) didapatkan hasil ibu yang berusia
di antara 21 tahun dan 35 tahun, secara anatomis dan fisiologis alat
reproduksinya telah berkembang dan berfungsi secara maksimal. Pada
wanita usia dibawah 21 tahun perkembangan organ – organ reproduksi dan
fungsi fisiologisnya belum optimal, sehingga meningkatkan risiko terjadi
hipertensi dalam kehamilan. Usia lebih dari 35 tahun dapat terjadi
hipertensi dalam kehamilan karena tekanan darah meningkat seiring
dengan lanjutnya usia serta perubahan pada organ–organ reproduksi yang
mengganggu sirkulasi darah ke janin, yang meningkatkan risiko terjadinya
hipertensi dalam kehamilan sampai eklampsia.
Menurut hasil penelitian Azhari (2017) responden yang mempunyai
umur > 35 tahun mempunyai peluang sebanyak 3 kali untuk terkena
penyakit hipertensi dibandingkan dengan responden yang berumur < 35
tahun, hal ini terjadi karena semakin bertambahnya usia, kemungkinan
seseorang yang menderita hipertensi juga semakin besar. Hilangnya
elastisitas jaringan dan arterisklerosis serta pelebaran pembuluh darah
adalah faktor penyebab hipertensi pada usia tua. Basri (2017) mengatakan
bahwa pada umur reproduksi <20 tahun fungsi organ-organ reproduksi
perempuan belum maksimal dan masih sangat muda sehingga mudah
timbul komplikasi utamanya terkait penambahan tekanan darah secara
cepat sehingga dapat beresiko mengalami hipertensi pada kehamilan.
Menurut penelitian Puetri (2017) umur < 20 tahun dan > 35 tahun
berisiko 3,7 kali menderita hipertensi berat bila dibandingkan dengan
responden yang memiliki umur tidak berisiko hipertensi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa semakin muda (<20 tahun) dan tua (>35 tahun) umur
ibu hamil akan berpengaruh terhadap kejadian hipertensi, hal ini
disebabkan pola pikir ibu hamil yang masih dini atau yang mulai
memasuki usia tua (perimenopause) cenderung mengasah emosional ibu
dalam masa kehamilan.
Wanita saat hamil berusia 35 tahun keatas berisiko hipertensi sebesar
2,4 kali dibandingkan wanita yang saat hamil belum berusia 35 tahun,
signifikan secara statistik (Budi, 2015). Umur sangat menentukan
kesehatan seseorang, ibu dikatakan berisiko tinggi apabila ibu hamil
berusia di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun. Usia di bawah 20 tahun di
khawatirkan mempunyai risiko komplikasi yang erat kaitannya dengan
kesehatan reproduksi wanita, diatas 35 tahun mempunyai risiko tinggi
karena adanya kemunduran fungsi alat reproduksi (Kaimmudin, 2018).
Hamil atau bersalin diusia lebih dari 35 tahun terjadi penurunan fungsi
organ reproduksi sehingga tidak dapat bekerja secara maksimal. Dimana
usia tua trofoblas diserap ke dalam sirkulasi yang memicu peningkatan
sensivitas terhadap angiotensin II, renin aldosteron sehingga terjadi
spasme pembuluh darah serta tahanan terhadap garam dan air yang
mengakibatkan hipertensi, bahkan edema (Puspitasari, 2015).
Suhartini (2015) mengatakan bahwa ibu yang berpengetahuan kurang
tentang hipertensi dalam kehamilan proporsinya lebih besar ditemukan
pada ibu usia ≤20 dan >35 (82,5%) dibandingkan dengan ibu yang berusia
20-35 tahun (23,1%) hal ini memiliki arti usia ≤20 dan >35 tahun memiliki
risiko lebih besar untuk terjadinya hipertensi pada kehamilan dibandingkan
dengan ibu berusia 20-35 tahun.
Menurut penelitian Rafsanjani (2019) Usia sangat berhubungan
dengan kepatuhan seorang ibu pada saat menghadapi proses kehamilan,
secara spesifik usia yang memiliki faktor risiko lebih besar adalah pada
wanita pada usia 30-40 tahun dibanding ibu hamil pada usia lebih muda.
Hipertensi pada ibu hamil dapat berdampak pada kondisi kesehatan ibu,
janin atau anaknya. Secara fisiologis, bayi yang berkembang dalam rahim
diberi pasokan oksigen dan nutrien melaului pembuluh darah. Tekanan
darah tinggi dapat menyempitkan pembuluh darah pada rahim yang
berimbas pada lambatnya penyaluran oksigen dan nutrien dari ibu menuju
tubuh bayi, kondisi ini akan berdampak pada lambatnya perkembangan
janin.
Risiko hipertensi pada umur <20 tahun dan >35 tahun yaitu 2,85 kali
lebih besar dibandingkan dengan pada umur antara 20-35 tahun. Hal ini
sangat berisiko terjadi karena pada umur reproduksi <20 tahun fungsi
organ-organ reproduksi perempuan belum maksimal dan masih sangat
muda sehingga mudah timbul komplikasi utamanya terkait penambahan
tekanan darah secara cepat. Selain itu pada usia >35 tahun juga perlu lebih
memperhatikan kesehatan karena pada kondisi ini organ reproduksi
perempuan juga sudah mulai menurun sehingga sangat berisiko tinggi
terjadinya peningkatan tekanan darah.
Menurut penelitian Febyan (2020) ibu dengan usia risiko tinggi
mempunyai peluang 2,774 kali mengalami hipertensi yaitu usia >35 tahun
dalam kehamilan dibandingkan dengan ibu yang memiliki usia risiko
rendah. Hal ini dikarenakan peningkatan usia akan menyebabkan
penurunan fungsi sel beta pancreas dan gangguan sensitivitas insulin yang
menyebabkan terjadinya intoleransi glukosa, mempengaruhi kadar
trigliserida dan kolesterol yang meningkatkan oxidative stress membuat
perubahan tekanan darah menjadi meningkat
Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hipertensi pada
ibu hamil, karena usia ibu <20 dan > 35 tahun memiliki risiko >2 kali lebih
besar dibanding dibanding usia ibu 20-35 tahun.
Hasil analisis pada penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat
pengaruh umur terhadap kejadian hipertensi dalam kehamilan.
Namun penelitian ini sejalan dengan Sutrimah (2015) bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara faktor umur dengan resiko terjadinya
preeclampsia (0,768) , Novita Lusiana (2015) yang menyatakan bahwa
tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dengan kejadiaan
preeklampsia pada Ibu Hamil di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah
Semarang dengan (0,114), hal tersebut dimungkinkan sebagian besar umur
ibu adalah umur reproduksi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
dapat disimpulkan bahwa variabel umur ibu tidak mempengaruhi kejadian
hipertensi pada ibu hamil di Puskesmas Wilayah Pontianak Barat.

f. Pengaruh Pekerjaan terhadap kejadian hipertensi dalam kehamilan


di Puskesmas Wilayah Pontianak Barat.
Pekerjaan adalah suatu kegiatan / aktifitas seseorang untuk
memperoleh penghasilan, guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari
dimana pekerjaan tersebut sangat erat hubungannya dengan kebutuhan
sehari-hari dalam memenuhi kebutuhan hidup. Pekerjaan dapat
mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dapat melalui pengalaman
pribadi maupun orang lain (Notoatmodjo, 2012).
Hasil analisis pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh umur terhadap kejadian hipertensi dalam kehamilan. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sukfitrianty (2016)
bahwa ada hubungan antara status pekerjaan ibu dengan hipertensi pada
wanita hamil dimana ibu hamil yang berstatus bekerja berisiko lebih tinggi
sebesar 3,9 kali menderita hipertensi kehamilan dibandingkan ibu hamil
yang tidak bekerja.
Wanita hamil yang melakukan pekerjaan yang mengharuskan untuk
berdiri lama berisiko adanya peningkatan 20-60% hipertensi pada
pekerjaan yang banyak menuntut kegiatan fisik.

g. Pengaruh Penghasilan terhadap kejadian hipertensi dalam kehamilan


di Puskesmas Wilayah Pontianak Barat.
Status ekonomi merupakan factor yang sangat berpengaruh terhadap
tingkah laku seseorang. Keadaan ekonomi keluarga yang baik
diharapkan mampu mencukupi dan menyediakan fasilitas serta kebutuhan
untuk keluarga, sehingga sangat berbeda dengan seseorang dengan
tingkat sosial ekonomi rendah. Keluarga dengan ekonomi yang tinggi
akan mengusahakan terpenuhinya kebutuhan selama kehamilan. Begitu
sebaliknya keluarga dengan ekonomi rendah tidak begitu mengusahakan
kebutuhan selama kehamilan, karena mereka cenderung menganggap
biaya pemeriksaan dan kebutuhan yang berat.
Faktor sosial ekonomi yang rendah berkaitan dengan masalah gizi,
menurunkan kunjungan antenatal care dan kondisi yang tidak higienis.
Demikian pula ibu hamil dengan pendapatan bulanan rumah tangga <
2.318.000,- sesuai dengan standar Upah Minimum Regional yang
tertuang dalam Surat Keputusan Gubernur Kalbar nomor
579/DISNAKERTRANS/2018.
Hasil analisis bivariat menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara penghasilan terhadap kejadian hipertensi dalam
kehamilan di Puskesmas Wilayah Pontianak Barat dengan nilai p-value
0.714.

h. Pengaruh Gemelli terhadap kejadian hipertensi dalam kehamilan di


Puskesmas Wilayah Pontianak Barat.
Hasil analisis bivariat menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara gemeli terhadap kejadian hipertensi dalam kehamilan di
Puskesmas Wilayah Pontianak Barat.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Zach (2006) yang
mengatakan bahwa komplikasi pada ibu akibat kehamilan kembar lebih
sering daripada kehamilan tunggal. Masalah-masalah yang sering
didapatkan meliputi polihidramnion, hyperemesis gravidarum,
preeklampsi, vasa previa, insersi seperti selaput tali pusat, kelainan
presentasi dan sebagian besar kembar dilahirkan prematur.
Menurut Ratnawati, 2017. Faktor kehamilan seperti hamil anggur
dan kehamilan ganda berhubungan dengan hipertensi dalam kehamilan.
Preeklampsia dan eklampsia mempunyai risiko 3 kali lebih sering terjadi
pada kehamilan ganda. Dari 105 kasus bayi kembar dua, didapatkan
28,6% kejadian preeklampsia. Untuk menghindari tekanan darah tinggi
saat hamil dengan merubah gaya hidup sehat, tidak terlalu banyak pikiran,
diet rendah kolesterol, meningkatkan konsumsi buah dan sayur, tidak 33
mengkonsumsi alkohol dan rokok..Yang perlu adalah penanganan cepat
dan menindak lanjuti dengan pelayanan kesehatan.

2. Multivariat
Hasil uji analisis multivariat diketahui bahwa variable konsumsi garam
memiliki p-value = 0.001 yang artinya nilai p>0.05 sehingga variable tersebut
merupakan variable yang sangat mempengaruhi terjadinya hipertensi pada ibu
hamil di wilayah Puskesmas Pontianak Barat.
Menurut Paramitasari (2011) yang meneliti tentang hubungan gaya hidup
selama masa kehamilan dan kejadian pre eklampsia diketahui bahwa pola
makan sebagai salah satu bentuk dari baya hidup yang meiliki hubungan yang
signifikan dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil dengan hasil uji
statistik p-value 0,014.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chairiah (2012) di
RSU Tanjung Pura ditemukan 28 responden (53,3%) ibu hamil hipertensi
dimana responden lebih banyak mengkonsumsi makan karbohidrat yang cukup
tinggi seperti mengkonsumsi jajanan seperti gorengan, biskuit, keripik hampir
setiap hari di konsumsi, dan ditemukan juga ibu yang sering mengkonsumsi
bakso, mie goreng minimal 3 kali seminggu sementara porsi makanan sehari-
hari juga sudah meningkat.
Secara umum masyarakat sering menghubungkan antara konsumsi garam
dengan hipertensi. Garam merupakan hal yang sangat penting pada mekanisme
timbulnya hipertensi. Pengaruh asupan garam terhadap hipertensi melalui
peningkatan volume plasma (cairan tubuh) dan tekanan darah. Keadaan ini akan
diikuti oleh peningkatan ekskresi kelebihan garam sehingga kembali pada
keadaan hemodinamik (sistem pendarahan) yang normal. Pada hipertensi
esensial mekanisme ini terganggu, di samping ada faktor lain yang
berpengaruh.
Reaksi orang terhadap natrium berbeda-beda. Pada beberapa orang, baik
yang sehat maupun yang mempunyai hipertensi, walaupun mereka
mengkonsumsi natrium tanpa batas, pengaruhnya terhadap tekanan darah
sedikit sekali atau bahkan tidak ada. Pada kelompok lain, terlalu banyak
natrium menyebabkan kenaikan darah yang juga memicu terjadinya hipertensi.
Garam merupakan faktor yang sangat penting dalam patogenesis
hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan
asupan garam yang minimal. Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari
menyebabkan prevalensi hipertensi yang rendah, sedangkan jika asupan garam
antara 5-15 gram perhari prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15-20 %.
Pengaruh asupan terhadap timbulnya hipertensi terjadi melalui peningkatan
volume plasma, curah jantung dan tekanan darah.
Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh, karena menarik
cairan diluar sel agar tidak keluar, sehingga akan meningkatkan volume dan
tekanan darah. Pada manusia yang mengkonsumsi garam 3 gram atau kurang
ditemukan tekanan darah rata-rata rendah, sedangkan asupan garam sekitar 7-8
gram tekanan darahnya rata-rata lebih tinggi. Konsumsi garam yang dianjurkan
tidak lebih dari 6 gram/hari setara dengan 110 mmol natrium atau 2400
mg/hari.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Tidak ada pengaruh Gravida terhadap Hipertensi dalam Kehamilan di


Puskesmas Wilayah Pontianak Barat dengan nilai p-value 0.252
2. Tidak ada pengaruh Riwayat Hipertensi Keluarga terhadap Hipertensi dalam
kehamilan di Puskesmas Wilayah Pontianak Barat dengan nilaip-value 0.727
3. Tidak ada pengaruh IMT sebelum hamil terhadap Hipertensi dalam
kehamilan di Puskesmas Wilayah Pontianak Barat dengan nilaip-value 0.315
4. Ada pengaruh Konsumsi Garam terhadap Hipertensi dalam kehamilan di
Puskesmas Wilayah Pontianak Barat dengan nilai p-value 0.000
5. Tidak ada pengaruh Umur terhadap Hipertensi dalam kehamilan di
Puskesmas Wilayah Pontianak Barat dengan nilai p-value 0.274
6. Ada pengaruh Pendidikan terhadap Hipertensi dalam kehamilan di
Puskesmas Wilayah Pontianak Barat dengan nilaip-value 0.030
7. Ada pengaruh Pekerjaan terhadap Hipertensi dalam kehamilan di Puskesmas
Wilayah Pontianak Barat dengan nilai p-value 0.000
8. Tidak ada pengaruh Penghasilan terhadap Hipertensi dalam kehamilan di
Puskesmas Wilayah Pontianak Barat dengan nilai p-value 0.714
9. Tidak ada pengaruh Gemelli terhadap Hipertensi dalam kehamilan di
Puskesmas Wilayah Pontianak Barat dengan nilai p-value -
10. Konsumsi Garam merupakan faktor dominan yang mempengaruhi hipertensi
dalam kehamilan di Puskesmas Wilayah Pontianak Barat dengan nilai p-value
= 0.001.

B. Saran

Berdasarkan data hasil penelitian, maka terdapat beberapa saran yang


dapat disampaikan:
1. Bagi Puskesmas Wilayang Pontianak Barat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan pada pihak
Puskesmas Wilayah Pontianak Barat dalam rangka meningkatkan
efektifitas kegiatan edukasi kesehatan khususnya pada ibu hamil dalam
upaya pencegahan terhadap hipertensi dalam masa kehamilan melalui
pemberian edukasi dengan media visual dan aoudiovisual.
2. Bagi Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Pontianak
Hasil penelitian ini hendaknya dapat digunakan sebagai pengkayaan bahan
ajar khususnya mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus dan Bayi,
Asuhan Kebidanan Komunitas serta Promosi Kesehatan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hendaknya mempertimbangkan keterpaparan informasi sebelumnya dan
mengupayakan responden yang homogen pada masing-masing kelompok.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier. S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Aru. W. Sudoyo. 2014. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. Jakarta: Internal Publishing

Bayu Irianti, e.m. 2014. Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. Jakarta: Sagung Seto

Benedicto, A. M. 2017. Engaging All Employees In Efforts To Achieve High Reliability.


Frontiersof Health Service Management.

Chaiton, L. 2002. Terapo Air Untuk Kesehatan Dan Kecantikan. Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher

Flona. 2010. Terapo Aromaterapic Mendongkrak Gairah Bercinta. Jakarta: Gramedia

Handoko, T, Hani. 2011. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia.


Yogyakarta : BPFE

Hidayat. A. 2011. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data. Jakarta :
Salemba Medika.

Geri, Morgan dan Carol Hamilton. (2009). Obstetri dan Ginekologi Panduan Praktik.
Jakarta: EGC

Kumalasari, Intan. 2015. Panduan Praktik Laboratorium dan Klinik Perawatan


Antenatal, Intranatal, Postnatal, Bayi Baru Lahir dan Kontrasepsi. Jakarta:
SAlemba Medika

Manuaba. 2017. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB untuk Pendidikan


Bidan. Jakarta: EGC

Murti. 1997. Prinsip Dan Metode Riset Epidemiologi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press

Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT.


Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Purwaningsih E. 2015. Pijat Punggung dan Percepatan Pengeluaran ASI Pada Ibu
Post Partum. Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia.
Volume 1, No 2. http://jurnal.poltekkes-
malang.ac.id/berkas/2f10-148-153.pdf. Diakses tanggal 16 Januari 2018.

Sinclair, Constannce. 2009. Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC

Vaeney, Helen. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi I. Jakarta: EGC
Lampiran 2

SUSUNAN ORGANISASI TIM PENELITIAN

No. Nama Lengkap dan Instansi Bidang Alokasi Pembagian


Gelar/NIP Asal Ilmu Waktu Tugas
(Jam/Minggu)
1 Jehani Fajar Pangestu, Jurusan Kebidanan 8 minggu 1. Penyusunan
S.ST., M.Kes Kebidanan Proposal
(Ketua Peneliti) Poltekkes 2. Pembuatan
NIDN: 8809250017 Kemenkes Laporan
3. Mengurus
Pontianak
Ijin
Penelitian
4. Trainer
2 Rohuna, B.Sc., SKM., Jurusan Kebidanan 8 minggu 1. Membantu
M.Pd Kebidanan penyusunan
(Anggota Peneliti) Poltekkes proposal
NIP:195708161982032002 Kemenkes 2. Membantu
Pembuatan
Pontianak
Laporan
3. Melakukan
Studi
Pendahulua
n
Trainer

3 Desy Rosita, M.Pd Jurusan Kebidanan 8 minggu 1. Membantu


(Anggota Peneliti) Kebidanan penyusuna
NIK : 1985041820110102 Poltekkes n proposal
Kemenkes 2. Membantu
Pembuatan
Pontianak
Laporan
3. Melakukan
Studi
Pendahulua
n
4. Trainer
4 Miftah Fitriyani, S.Tr..Keb Jurusan Kebidanan 8 minggu 1. Memberikan
(Anggota Peneliti) Kebidanan Pendidikan
NIK : 1987051020090101 Poltekkes Kesehatan
Kemenkes Pada
Responden
Pontianak
2. Pengolahan
dan Analisis
Data
3. Supervisi
4 Mahasiswa 1 orang Jurusan Kebidanan 8 minggu Pengumpul
Kebidanan data

Lampiran 3
BIODATA KETUA DAN ANGGOTA

BIODATA KETUA PENELITI


A. IDENTITAS DIRI

Nama Lengkap (dengan gelar) : Jehani Fajar Pangestu, S.ST.,M.Kes


Jenis Kelamin : □ Laki-laki □ Perempuan
Jabatan Fungsional :
NIP/NIK/Identitas Lainnya : 1990103120150601
NIDN : 8809250017
Tempat dan Tanggal Lahir : Pontianak, 31 Oktober 1990
E-mail : jejehanini@gmail.com
Nomor Telp./HP : 09115744471
Alamat kantor : Jalan Dokter Soedarso Pontianak
Nomor Telp./Faks. : (0561) 736629
Mata Kuliah yang diampu : 1. Konsep Kebidanan
2.Asuhan Praktik Klinik Kebidanan
Fisiologis, Kegawatdaruratan dan
Komunitas

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

S-1 S-2 S-3


Nama Perguruan FK Ilmu Kesehatan FK Ilmu Kesehatan -
Tinggi Universitas Respati Universitas Respati
Yogyakarta Indonesia
Bidang Ilmu D-IV Bidan Minat Kesehatan -
Pendidik Reproduksi
Tahun Masuk/Lulus 2012-2013 2013-2015 -

C.PENGALAMAN PENELITIAN DALAM 5 TAHUN TERAKHIR

No. Tahu Sumber Dana


Judul Penelitian
n
Sumber Jumlah
(Juta Rp)
1
2
D.PUBLIKASI ARTIKEL ILMIAH DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
Vol/Nomor
No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal
/Tahun
1
2

Pontianak, November 2020


Ketua,

Jehani Fajar Pangestu, S.ST., M.Kes


NIDK: 8809250017
BIODATA ANGGOTA PENELITI
A. Identitas Diri

Nama Lengkap (dengan gelar) : Rohuna, B.Sc.,SKM.,M.Pd.


Jenis Kelamin : □ Laki-laki □ Perempuan
Jabatan Fungsional : Lektor
NIP/NIK/Identitas Lainnya : 195708161982032002
NIDN : 4016095702
Tempat dan Tanggal Lahir : Ogan Komering Ilir, 16 Agustus 1957
E-mail : hunahusin@gmail.com
Nomor Telp./HP : 081549328139 / 081352206868
Alamat kantor : Jalan Dokter Soedarso Pontianak
Nomor Telp./Faks. : (0561) 736629
Mata Kuliah yang diampu : 1. Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan
2. Asuhan Neonatus, bayi, balita dan anak
Prasekolah.
3. Mutu Layanan Kebidanan & Kebijakan
Kesehatan
4. Pelayanan Medis Dasar

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3


Nama Perguruan Universitas Universitas Tanjung Pura -
Tinggi Muhammadiyah Pontianak
Pontianak
Bidang Ilmu Promosi Kesehatan Administrasi Pendidikan -
Tahun Masuk/Lulus 2004-2006 2010-2012 -

C. PengalamanPenelitian dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahu Sumber Dana


JudulPenelitian
n
Sumber Jumlah
(Juta Rp)
1 2012 Faktor-faktor yang berhubungan Swadana -
dengan abortus di RS Islam YARSI
Pontianak.
2 2012 Faktor-faktor yang berhubungan Swadana -
dengan status gizi anak usia 1-5 tahun
di Puskesmas Kedamin Kec.
Putussibau Kabupaten Kapuas Hulu.
3 2013 Faktor-faktor yangberhubungan PNBP 10.000.000
dengan Inisiasi Menyusu Dini oleh Poltekkes
Ibu Bersalin di BPM Rosa Sambas. Kemenkes
Pontianak
4 2013 Faktor-faktor yang mempengaruhi PNBP 7.000.000
Wanita Usia Subur (WUS) melakukan Poltekkes
deteksi Dini Kanker Serviks melalui Kemenkes
inspeksi Visual dengan Asam Asetat Pontianak
(IVA) di PKM Gang Sehat Kota
Pontianak.
5 2014 Hubungan antara Usia dan Status Gizi BLU 5.000.000
Terhadap Penyembuhan Luka Pada Poltekkes
Ibu Post Partum Operasi Sectio Kemenkes
Caesaria di RSUD dr. Soedarso Pontianak
Pontianak.
6 2015 Hubungan Pengetahuan dengan BLU 8000 000
tindakan Pencegahan Penyalahgunaan Poltekkes
NAPZA Pada Remaja di SMP Negeri Kemenkes
4 Pontianak Pontianak
7 2016 Hubungan Berat Bayi Lahir Dengan BLU 25 000 000
Kejadian Rupture Perinium Pada Poltekkes
Persalinan Normal Di Puskesmas Kemenkes
Siantan Hilir Pontianak Pontianak
8 2017 Perbedaan Perilaku Wanita Usia Subur BLU Poltekes 40.000.000
(WUS) sebelum dan setelah diberikan Kemenkes
penyuluhan tentang deteksi dini Pontianak
Kanker Leher Rahim untuk
Melakukan Tes IVA di Puskesmas
Kota Pontianak

D. Publikasi Artikel Ilmiah dalam 5 Tahun terakhir

Vol/Nomor
No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal
/Tahun
1 Faktor-faktor yang berhubungan Jurnal Ilmu Pangan Volume
dengan status gizi anak usia 1-5 dan Gizi (The Journal 4/Nomor1Maret
tahun di Puskesmas Kedamin of food and 2013
Kec. Putussibau Kabupaten Nutritional Scince)
Kapuas Hulu. Jurusan Gizi
Poltekkes Kemenkes
Pontianak ISSN: 977-
2089349-005.

2 Faktor-faktor yang berhubungan Jurnal Ilmu Volume XV


dengan abortus di RS Islam Kesehatan (Journal Nomor 2 Juli
YARSI Pontianak Tahun 2012 Of Health Science) 2013
Poltekkes Kemenkes
Pontianak ISSN:
2088-7507
3 Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Jurnal Ilmu Volume XVI
oleh Ibu Bersalin di BPM Bidan Kesehatan (Journal Nomor 1
Rosa Sambas Of Health Science) Januari 2014
Poltekkes Kemenkes
Pontianak ISSN:
2088-7507
4 Eteksi Dini Kanker Serviks pada Jurnal Ilmu Volume XVI
Wanita Usia Subur (WUS) Kesehatan (Journal Nomor 2 Juli
Melelui Inspeksi Visual dengan Of Health Science) 2014
Asam Asetat (IVA) Poltekkes Kemenkes
Pontianak ISSN:
2088-7507
5 Usia dan Status Gizi Terhadap Jurnal Kebidanan Volume I
Penyembuhan LukaPada Ibu Khatulistiwa (JKK) Nomor 1Januari
Post Operasi Sectio Caesaria Jurusan Kebidanan 2015
Poltekes Kemenkes
Pontianak
ISSN:260-1853

E. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentasion) dalam 5 tahun terakhir

No. Nama Pertemuan Ilmiah/ Judul Artikel Waktu Dan Tempat


Seminar
1 - - -
2

F. Karya Buku dalam 5 tahun terakhir

No. Judul Buku Tahun Jumlah Halaman Penerbit


1 - - -
2

G. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentasion) dalam 5 tahun terakhir

No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID


1 - - -
2
3

Pontianak, November 2020


Peneliti,

Rohuna, BSc, SKM, M.Pd.


NIDN : 4016095702
BIODATA
A. IdentitasDiri
1 Nama Lengkap Desy Rosita, SST, M.Pd
2 JenisKelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional -
4 NIK 1985041620110102
5 NIDN -
6 TempatdanTanggalLahir Pontianak, 16 April 1985
7 E-mail desy.rosita.sst@gmail.com
8 Hp 0811 5758585
9 Alamat Kantor Jl. Dr. Soedarso Pontianak 78124
10 NomorTelepon 0561-736629

B. RiwayatPendidikan
Nama Perguruan Tinggi Bidang Ilmu Tahun masuk/Keluar
D3 STIKES Istara Nusantara Prodi Kebidanan 2004-2007
Jakarta
D4 STIKES Indonesia Maju Prodi Kebidanan Pendidik 2007-2009
Jakarta
S2 FKIPUniversitas Tanjung Pura Administrasi Pendidikan 2015-2017
Pontianak

C. Pengalaman Penelitian
No Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jumlah (Rp)
1 2009 Kesesuaian Academic Atmosphere di Sekolah Mandiri -
Tinggi Indonesia Maju berdasarkan borang
BAN-PT tahun 2008
2 2017 Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan Mandiri -
di Jurusan Kebidanan

Pontianak, November 2020


Anggota Pengabmas

Desy Rosita, SST,. M.Pd


NIK. 1985041620110103
Lampiran 5
SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Jehani Fajar Pangestu, S.ST, M.Kes
NIK/NIDN : 1990123120150601
Pangkat/Golongan :-
Jabatan Fungsional :-
Dengan ini menyatakan bahwa proposal penelitian ini dengan judul “
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hipertensi dalam Kehamilan di Puskesmas
Wilayah Pontianak Barat” yang diusulkan dalam skema penelitian terapan
unggulan untuk tahun anggaran 2020 bersifat original dan belum pernah dibiayai
oleh lembaga / sumber dana lain.
Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidak sesuaian dengan pernyataan
ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses dengan ketentuan yang berlaku dan
mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan
sebenar-benarnya.

Mengetahui,
Kepala Unit Penelitian Pontianak, November 2020
Politeknik Kesehatan Pontianak Ketua,

Edy Waliyo, S.Gz, M. Gizi Jehani Fajar Pangestu, S.ST., M.Kes


NIP: 197306161977031002 NIK: 1990103120150601

Mengesahkan,
Direktur Poltekkes Kemenkes
Pontianak

Didik Hariyadi.S.Gz., M.Si


NIP:197112311992031010
Lampiran 5
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Pontianak, November 2020


Kepada :
Responden
Di-
Kota Pontianak

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah Dosen Politeknik Kesehatan
Kemenkes Pontianak:
Nama : Jehani Fajar Pangestu, S.ST, M.Kes
NIP : 1990123120150601
Akan mengadakan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor yhang Mempengaruhi
Hipertensi Dalam Kehamilan di Puskesmas Wilayah Pontianak Barat”. Untuk
kegiatan ini, saya memohon kesediaan ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian
ini. Jawaban ibu ini, saya jamin kerahasiaan dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian.
Apabila ibu bersedia, saya mohon kesediannya untuk menandatangani
lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terlampir. Atas
perhatian dan kesediannya sebagai ibu, saya ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum, Wr. Wb.

Hormat Saya,
Ketua Peneliti

Jehani Fajar Pangestu


LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama Responden :
Usia :
Alamat :

Menyatakan SETUJU/TIDAK SETUJU *) menjadi responden dalam


penelitian yang dilakukan oleh Dosen Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak
dengan judul : “Faktor-Faktor yhang Mempengaruhi Hipertensi Dalam Kehamilan
di Puskesmas Wilayah Pontianak Barat”.

Demikian surat kesediaan ini untuk dapat dipergunakan sebagaimana


mestinya.

Pontianak, November 2020


Responden

( )

*) Coret yang tidak perlu


19

LEMBAR INFORMASI KEPADA RESPONDEN

Calon responden yang terhormat......


Penelitian tentang Faktor-Faktor yhang Mempengaruhi Hipertensi Dalam
Kehamilan di Puskesmas Wilayah Pontianak Barat ini merupakan penelitian yang
dilakukan oleh Dosen Poltekkes Kemenkes Pontianak atas nama Jehani Fajar
Pangestu, S.ST, M.Kes, Rohuna, B.Sc., SKM., M.Pd dan Desy Rosita, S.ST.,
M.Pd.
Penelitian ini dilakukan atas dasar pemikiran bahwa, hipertensi masih merupakan
tertinggi kedua penyebab kematian ibu setelah perdarahan. Hipertensi pada ibu
khususnya ibu hamil dapat dipengaruhi beberapa faktor antara lain, gravida,
riwayat hipertensi, IMT sebelum hamil, konsumsi garam, umur, pendidiksn,
pekerjaan, penghasilan, dan gemelli.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor dominan yang
mempengaruhi hipertensi dalam kehamilan di Piuskesmas Wilayah Pontianak
Barat. Penelitian ini sepenuhnya dibiayai oleh Poltekkes Kemenkes Pontianak.
Tim peneliti mengajak ibu untuk ikut serta dalam penelitian ini. Penelitian ini
membutuhkan sekitar Jumlah sampel sebanyak 35 ibu hamil pada 4 puskesmas
yang berada di Wialayah Pontianak Barat.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan untuk
menambah kepustakaan dan referensi penelitian selanjutnya, terutama yang
berhubungan dengan asuhan kebidanan kehamilan yang berkaitan dengan faktor-
faktor hipertensi pada kehamilan guna menurunkan angka kejadian penyakit dan
tidak menular pada kehamilan. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai
bahan informasi dan masukan di Puskesmas Wialayah Pontianak Barat sehingga
dapat dilakukan intervensi dalam meningkatkan pengetahuan tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi hipertensi dalam kehamilan.
A. Kesukarelaan untuk ikut penelitian
Anda bebas memilih keikutsertaan dalam penelitian ini tanpa ada paksaan.
Bila Anda sudah memutuskan untuk ikut, Anda juga bebas untuk mengundurkan
diri/ berubah pikiran setiap saat tanpa dikenai denda atau pun sanksi apapun
B. Prosedur Penelitian
Apabila Anda bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, Anda diminta
menandatangani lembar persetujuan ini rangkap dua, satu untuk Anda simpan, dan
satu untuk untuk peneliti. Prosedur selanjutnya adalah:
1. Ibu hamil yang mengalami hipertensi akan yang melakukan pemeriksaan
kehamilan akan diberikan kuesioner untuk diisi.
2. Setelah ibu hamil mengisi kuesioner, kuesioner dikumpulkan ke tim
pengumpul data.
3. Kegiatan penelitian selesai, anda dipersilahkan untuk melakukan kembali
melakukan aktifitas seperti biasa.
C. Kewajiban subjek penelitian
Sebagai subjek penelitian, ibu hamil berkewajiban mengikuti aturan atau
petunjuk penelitian seperti yang tertulis di atas. Bila ada yang belum jelas, anda
bisa bertanya lebih lanjut kepada peneliti.
D. Risiko dan Efek Samping dan Penanganannya
Mengisi kuesioner ini tidak memberikan efek samping yang berarti.
E. Manfaat
Keuntungan langsung yang Anda dapatkan adalah anda mendapatkan ilmu
mengenai faktor apa saja yang dapat mempengaruhi hipertensi dalam kehamilan.
F. Kerahasiaan
Semua informasi yang berkaitan dengan identitas subjek penelitian akan
dirahasiakan dan hanya akan diketahui oleh peneliti, staf penelitian dan sponsor
(Poltekkes Kemenkes Pontianak). Hasil penelitian akan dipublikasikan tanpa
identitas subjek penelitian.
G. Kompensasi
Kader akan mendapatkan snack saat penelitian berlangsung di tempat
penelitian dan souvenir setelah kegiatan selesai.
H. Pembiayaan
Semua biaya yang terkait penelitian akan ditanggung oleh peneliti dan
sponsor (Poltekkes Kemenkes Pontianak).
I. Informasi Tambahan
Ibu hamil diberi kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum
jelas sehubungan dengan penelitian ini. Bila sewaktu-waktu terjadi hal yang sulit
dimengerti, siswa/siswi dapat menghubungi Jehani Fajar Pangestu, S.ST, M.Kes no.
HP 08115744471 dan Rohuna, B.Sc., SKM., M.Pd pada no. HP 081549328139.
Ibu hamil juga dapat menanyakan tentang penelitian kepada Komisi Etik
Penelitian Kesehatan Poltekkes Kemenkes Pontianak (Telp. 0561 882632, atau
email: kepkpoltekkes.pontianak@gmail.com).
Demikian lembar informasi ini kami sampaikan. Dukungan kader sangat kami
harapkan demi kelancaran pelaksanaan penelitian ini.

Ketua Peneliti,

Jehani Fajar Pangestu


PERSETUJUAN KEIKUTSERTAAN DALAM PENELITIAN

Semua penjelasan tersebut telah disampaikan kepada saya dan semua


pertanyaan saya telah dijawab oleh peneliti. Saya mengerti bahwa bila
memerlukan penjelasan, saya dapat menanyakan kepada Jehani dan Rohuna.
Dengan menandatangani formulir ini, saya setuju untuk ikut serta dalam
penelitian ini

Tandatangan siswa siswi/subjek: Tanggal::

Nama jelas :................................................)

Tanda tangan Saksi :

(Nama jelas) :...............................................


Lampiran 5
Instrumen Penelitian

KUESIONER
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi Dalam Kehamilan Di
Puskesmas Wilayah Pontianak Barat

Nama Responden :
Usia Ibu :
Usia Kehamilan :
Alamat Lengkap :
Nomor Telepon :

Isilah Pertanyaan dibawah ini sesuai dengan keadaan ibu hamil saat ini!

1. Kehamilan saat ini adalah kehamilan ke :…………………… kali


2. Pernah keguguran berapa kali :…………………… kali
3. Apakah keluarga kandung (Ayah, Ibu, Kakak Adik) dari ibu hamil ada yang
menderita hipertensi : a. Ada b. Tidak Ada
4. Siapa keluarga kandung ibu yang mengalami riwayat hipertensi :
a. Ayah c. Kakak
b. Ibu d. Adik
5. Berat Badan Ibu sebelum Hamil :………..Kg
6. Tinggi Badan Ibu :………..Cm
7. Selama hamil apakah ibu suka mengkonsumsi makanan yang berasa ASIN:
a. Suka b. Tidak Suka
8. Kebiasaan makan ibu khususnya makanan asin seperti ikan asin, ikan
pindang, telur asin, snack asin, makanan yang mengandung terasi, kecap,
saos. Di makan berapa kali sehari:
a. Lebih dari sama dengan 1 kali perhari
b. Kurang dari1 kali perhari
9. Pendidikan Terakhir yang ditempuh oleh ibu hamil:
a. Tidak Sekolah
b. Pendidikan Dasar (SD atau SMP)
c. Menengah Atas (SMA atau SMK)
d. Perguruan Tinggi (Perkuliahan)
10. Pekerjaan ibu hamil saat ini:
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
b. Pegawai Swasta
c. Wiraswasta
d. Ibu Rumah Tangga (IRT)
11. Penghasilan Keluarga yang di peroleh dalam 1 bulan:
a. Lebih dari 2.318.000,-
b. Kurang dari 2.318.000,-
12. Apakah janin yang dikandung ibu saat ini berjumlah lebih dari 1 (Kembar)
berdasarkan pemeriksaan dokter kandungan atau bidan:
a. Kembar b. Tidak Kembar
13. Tekanan Darah (Hasil Tensi) ibu hamil saat pemeriksaan kehamilan hari ini
(Tanyakan Pada Petugas Kesehatan) : ……/…….. mmHg

Anda mungkin juga menyukai