Anda di halaman 1dari 8

Judul Penelitian

KEDUDUKAN KORPORASI DALAM PENYELENGGARAAN NEGARA DAN


PEMERINTAHAN DI INDONESIA

Latar Belakang

Hak Korporasi dalam rangka turut serta dalam penyelenggaraan Negara dan Pemerintahan
tidak diatur secara tegas dalam peraturan perundang-undangan. Hanya saja dalam tataran
praktek korporasi sebagai bagian dari subjek hukum seringkali turut andil dalam
penyelenggaraan Negara dan Pemerintahan. Hal itu dapat terlihat dari aspek kebijakan-
kebijakan Pemerintah yang memberikan ruang yang cukup luas dan menguntungkan bagi
kalangan korporasi yang sangat dekat dengan Pemerintahan. Kebijakan-kebijakan
Pemerintahan banyak dipengaruhi oleh kalangan korporasi, hal itu lebih disebabkan oleh
adanya sumbangan yang bersifat tidak mengikat kepada oknum Pejabat Publik pada saat
sebelum atau akan proses rekrutment serta pemilihan dalam jabatan Pemerintahan, sehingga
pada saat terpilih sebagai pejabat yang memegang kendali tugas, wewenang serta kebijakan-
kebijakan yang strategis, maka dengan sendirinya dapat dikendalikan oleh kalangan swasta
atau korporasi.

Dewasa ini korporasi memiliki peranan yang sangat penting terhadap pertumbuhan ekonomi
suatu negara. Bahkan, dalam beberapa aspek peranan korporasi melebihi peran dan pengaruh
suatu negara. Dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara korporasi seringkali
melakukan tindakan-tindakan yang mengarah pada pelanggaran hukum bahkan pelanggaran
terhadap hak asasi manusia. Dalam kondisi yang demikian korporasi berusaha semaksimal
mungkin untuk dapat mempertahankan eksistensinya guna mengembangkan bisnis dan
jaringannya, yang tujuannya akhirnya akan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya
yang merupakan tujuan pokok setiap korporasi.

Dengan terjadinya persaingan di era globalisasi yang semakin pesat, peran korporasi semakin
tidak terelakkan lagi, sehingga jangkauan korporasi tidak hanya masyarakat sebagai objek
dari pencari keuntungan dari korporasi, akan tetapi juga sudah menjalar kepada tingkatan
Negara dan pemerintahan untuk dapat menguasai pasar serta kebijakan-kebijakan strategis
yang menguntungkan pribadi dan golongan. Kondisi yang demikian tentu akan berdampak
negative bagi perkembangan bernegara. Mengingat indepedensi terhadap produk-produk
kebijakan yang dihasilkan cenderung akan memihak sehingga tidak berdasarkan pada tujuan
yang benar, melainkan tujuannya untuk menguntungkan segelintir oknum yang merupakan
bagian dari korporasi.

Untuk mengamankan kebijaksanaan ekonominya, pemerintah antara lain melakukannya


dengan memperluas peraturan yang mengatur kegiatan bisnis, baik melalui peraturan baru
maupun penegkan yang lebih keras terhadap peraturan-peraturan yang ada. Dalam
menghadapi keadaan yang demikian, korporasi dapat
melakukannya dengan cara melanggar peraturan yang ada, seperti pelanggaran terhadap
peraturan perpajakan, memberikan dana-dana kampanye yang ilegal kepada para politisi
dengan imbalan janji-janji untuk mencaut peraturan yang ada atau memberikan proyek-
proyek tertentu, mengekspor perbuatan ilegal ke negara lain. Fakta-fakta tersebut sudah tidak
dapat terelakkan, sesuai dengan tujuan korporasi yakni sebagai organisasi bisnis dan aktivitas
komersial untuk memperoleh profit dengan menjalankan suatu aktivitas yang menghasilkan
barang atau jasa. Sehingga tujuan hukum tidak tercapai sebagaimana tertuang dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Berdasarkan uraian diatas, maka kedudukan, peran dan fungsi korporasi dalam turut andil
penyelenggaraan Negara dan Pemerintahan sangat signifikan, meskipun secara normatif tidak
disebutkan mengenai hak-hak korporasi dalam upaya ikut serta dalam penyelenggaraan
Negara dan Pemerintahan. Hal demikian memunculkan banyak pertanyaan mengenai
kedudukan Korporasi dalam Pemerintahan, apakah memang terdapat hubungan kedudukan
antara korporasi dengan penyelenggaraan Negara dan Pemerintahan, ataukah tidak terdapat
hubungan antara penyelenggaraan Negara dan Pemerintahan dengan korporasi. Untuk itulah
penulis sangat tertarik untuk menelaah dan meneliti mengenai kedudukan korporasi dalam
penyelenggaraan Negara dan Pemerintahan di Indonesia.

Perumusan Permasalahan (Statement of Problem)

Berdasarkan penjelasan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah yang akan
dirumuskan berkaitan dengan kedudukan korporasi dalam penyelenggaraan Negara dan
Pemerintahan diantaranya sebagai berikut :

1.Apakah subjek hukum korporasi dapat ikut serta dalam penyelenggaraan Negara dan
Pemerintahan ?

2.Mengapa korporasi di Indonesia dapat secara leluasa ikut serta dalam penyelenggaraan
Negara dan Pemerintahan ?

3.Bagaimana kedudukan korporasi dalam rangka ikut serta dalam penyelenggaraan Negara
dan Pemerintahan ?

Tujuan Peneltian

Berdasarkan perumusan masalah yang diuraikan pada bab sebelumnya mengenai kedudukan
korporasi dalam penyelenggaraan Negara dan Pemerintahan maka tujuan penelitian
diantaranya sebagai berikut :

2. Menjelaskan apakah subjek hukum korporasi dapat ikut serta dalam penyelenggaraan
Negara dan Pemerintahan

3. Mengetahui mengapa korporasi di Indonesia dapat secara leluasa ikut serta dalam
penyelenggaraan Negara dan Pemerintahan

4. Memahami kedudukan korporasi dalam rangka ikut serta dalam penyelenggaraan Negara
dan Pemerintahan

Kelogisan (Rationale)
Subyek Hukum adalah segala sesuatu yang pada dasarnya memiliki hak dan kewajiban dalam
lalu lintas hukum. Subjek hukum juga merupakan sesuatu yang menurut hukum
berhak/berwenang untuk melakukan perbuatan hukum atau siapa yang mempunyai hak dan
cakap untuk bertindak dalam hukum. Selain itu subjek hukum adalah sesuatu pendukung hak
yang menurut hukum berwenang/berkuasa bertindak menjadi pendukung hak. Ada juga yang
berpendapat segala sesuatu yang menurut hukum mempunyai hak dan kewajian. Menurut
teori tradisional, subjek hukum adalah orang yang merupakan subjek dari suatu kewajiban
hukum atau suatu hak. Teori tradisional mengidentikkan konsep “subjek hukum” dengan
konsep “person”. Definisi Person menurut teori tradisional adalah manusia sebagai subjek
dari hak dan kewajiban. Konsep pemegang hak dan kewajiban memainkan peran sangat
penting dalam teori tradisional yang membahas tentang konsep “legal person”. Jika
pemegang hak dan kewajiban adalah manusia, berarti yang dibicarakan oleh teori tradisional
adalah “orang secara fisik” (physical person), jika pemegang hak dan kewajiban itu
merupakan entitas lain.

Metode dan Desain

Fokus penelitian cpada penelitian ini adalah akan mengkaji mengenai Kedudukan Korporasi
dalam penyelenggaraan Negara dan Pemerintahan di Indonesia. Sedangkan Metode yang
digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah metode penulisan hukum normatif, yaitu
cara penulisan yang didasarkan pada analisis terhadap beberapa asas hukum dan teori hukum
serta peraturan perundang-undangan yang sesuai dan berkaitan dengan permasalahan dalam
penelitian ini. Penelitian hukum normatif ini adalah suatu prosedur dan cara penelitian ilmiah
untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dari segi normatifnya.

Sedangkan pendekatan masalah yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah terdiri
dari 3 (tiga) pendekatan yakni pendekatan perundang-undangan (statute approach),
pendekatan konseptual (conceptual approach), dan pendekatan perbandingan (comparative
approach). Pendekatan perundang-undangan (statute approach) di gunakan untuk meneliti
dan mengkritisiperaturan perundang-undangan yang dalam penormaannya masih terdapat
kekurangan dalam hal Kedudukan Korporasi dalam penyelenggaraan Negara dan
Pemerintahan di Indonesia. Pendekatan konseptual (conceptual approach) dipakai untuk
memahami konsep-konsep dan teori yang berkaitan dengan Kedudukan Korporasi dalam
penyelenggaraan Negara dan Pemerintahan di Indonesia, serta pendekatan perbandingan
(comparative approach) di pakai untuk meneliti perbandingan Kedudukan Korporasi dalam
penyelenggaraan Negara dan Pemerintahan di Indonesia dengan Kedudukan Korporasi dalam
penyelenggaraan Negara dan Pemerintahan di beberapa negara di dunia.

Bahan hukum merupakan bahan dasar yang akan dijadikan acuan atau pijakan dalam
penulisan penelitian ini. Adapun yang menjadi bahan hukum dalam penulisan penelitian ini
terdiri dari 3 (tiga) bagian, yakni bahan hukum primer, skunder dan tersier. Bahan hukum
primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif artinya mempunyai otoritas. Bahan-
bahan hukum primer terdiri dari peraturan perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau
risalah dalam pembuatan perundang-undangan dan putusan-putusan hakim.

Bahan hukum skunder adalah bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan
hukum primer. Adapun bahan hukum skunder yang digunakan untuk memberikan penjelasan
mengenai materi yang terdapat dalam bahan hukum primer berasal dari beberapa literatur,
buku tesk, jurnal hukum, karangan ilmiah dan buku-buku lain yang berkaitan langsung
dengan tema penulisan penelitian ini.Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang
memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan skunder. Bahan
hukum ini sebagai alat bantu dalam penulisan penelitian ini. Adapun bahan hukum tersier ini
dapat berupa kamus-kamus hukum yang berkaitan langsung dengan penelitian ini.

Dalam penelitian ini di gunakan metode analisis deduksi, yaitu metode analisa dengan
melakukan analisis terhadap peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
permasalahan (rumusan masalah) yang terdapat dalam penelitian ini untuk kemudian di
korelasikan dengan beberapa asas dan teori yang menjadi landasan atau pisau analisa dalam
penulisan penelitian ini sebagai langkah untuk menemukan konklusi, jalan keluar maupun
konsepsi ideal tentang hal-hal yang menjadi pembahasan.

Signifikansi/Manfaat

Adapun manfaat yang diperoleh dalam pembahasan mengenai kedudukan korporasi dalam
penyelenggaraan Negara dan Pemerintahan diantaranya adalah :

1. Secara teoritis dapat menambah dan memperdalam keilmuan dalam bidang Hukum Tata
Negara dan Administrasi Negara serta Hukum Bisnis yang berkaitan dengan kedudukan
korporasi dalam penyelenggaraan Negara dan Pemerintahan.

2. Manfaat praktis adalah untuk membangun kesadaran dan pemahaman kepada publik akan
kedudukan korporasi dalam penyelenggaraan Negara dan Pemerintahan

Kesimpulan dan Saran

Karena begitu eratnya kaitan antara hukum dan kekuasaan, maka seakan tidak dapat
memisahkan antara keduanya. Bahkan ada yang menyebutkan bahwa hukum sendiri
sebenarnya adalah kekuasaan. Hukum merupakan salah satu sumber dari kekuasaan, namun
juga merupakan pembatas bagi kekuasaan. Oleh karena itu tidak dapat dibenarkan apabila
kekuasaan di gunakan sebagai alat untuk bertindak sewenang-wenang. Karena dalam tataran
praktis dilapangan orang akan cenderung ingin memiliki kekuasaan yang melebihi dari apa
yang telah di gariskan. Padahal hukum memang membutuhkan kekuasaan, tetapi ia juga tidak
bisa membiarkan kekuasaan itu untuk menunggangi hukum.

Bila di hadapkan pada persoalan kekuasaan, maka orang berpendapat bahwa kekuasaan itu
sering diartikan hanya dalam bidang politik saja. Padahal kekuasaan dapat beraspek dua
keilmuan, yakni berkaitan dengan hukum dan politik. Dalam hukum tata negara, wewenang
(bevoegdheid) di deskripsikan sebagai kekuasaan hukum (rechtsmacht), dalam hukum publik,
wewenang berkaitan dengan kekuasaan. Kekuasaan mempunyai makna yang sama dengan
wewenang karena kekuasaan yang dimiliki oleh legislatif, ekskutif dan yudikatif adalah
kekuasaan formal.

kekuasaan memiliki dua aspek, yakni aspek politik dan aspek hukum. Sedangkan
kewenangan hanya beraspek hukum saja. Dapat diartikan bahwa kekuasaan bersumber pada
peraturan perundang-undangan dan di luar peraturan perundang-undangan, sedangkan
kewenangan harus harus berdasarkan peraturan perundang-undangan. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa kewenangan merupakan kekuasaan yang sah, yang bersumber pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kekuasaan
belum tentu kewenangan, akan tetapi kewenangan sudah tentu merupakan kekuasaan.

Di harapkan penelitian ini dapat memberikan masukan maupun sumbangsih dalam dunia
hukum terkait kedudukan korporasi dalam penyelenggaraan Negara dan Pemerintah
Indonesia dan menjadi bahan kajian peneliti-peneliti untuk memberikan perubahan dan
paradigma dalam pemahaman terkait korporasi.

Daftar Pustaka

Pertumbuhan ekonomi berbanding lurus dengan perkembangan hukum, hukum harus mempu
mengimbangi perkembangan teknologi informasi. Baca Hikmahanto Juwana, Hukum
Ekonomi dan Hukum internasional. Jakarta: Lentera Hati, 2002. Hal. 25

Berkaitan dengan terminologi pengertian Hak Asasi Manusia secara gamblang dijelaskan
melalui buku : Satya Arinanto, Hak Asasi Manusia dalam Transisi Politik di Indonesia, Pusat
Studi HTNFHUI, Jakarta, 2008, Hal 51-53

Untuk mengetahui bahaya yang diakibatkan oleh adanya intervensi swasta terhadap Negara,
baca Gunarto Suhardi, Peranan Hukum Dalam Pembangunan Ekonomi. Yogyakarta:
Universitas Atma Jaya, 2002. Hal. 26

R. Shyam Khemani project director, “A framework for the design and implementation of
competition law and policy,” World Bank, OECD, 1998. hal.2.

Rudhi Prasetya, Perseroan Terbatas teori dan praktek, Graha Ilmu, Jakarta, 2009, Hal 37

Hubungan-hubungan antara korporasi dengan Pemerintah terdapat dalam buku Andi Ayyub
Saleh, Tamasya Perenungan Hukum dalam “Law in Book and Law in Action” Menuju
Penemuan Hukum (Rechtsvinding), Yarsif Watampone, Jakarta, 2006. Hal. 23
Saya akan selalu menjunjung tinggi nilai kejujuran dan integritas. Saya akan menggunakan
data untuk keperluan organisasi dan tidak akan memanfaatkannya untuk keperluan pribadi
maupun membocorkannya ke pihak lainnya, saya akan menggunakan pengalaman dan
pengetahuan saya di bidang hukum untuk berusaha meningkatkan pemahaman hukum kepada
rekan kerja sehingga pengetahuan dan pengalaman saya sebelumnya di peroleh dalam
pendidikan tidak sia-sia dan dapat di manfaatkan semaksimal mungkin dalam organisasi.

Semangat dan motivasi dalam diri saya saya gunakan sebagai dorongan untuk bekerja dengan
lebih optimal demi mencapai tujuan bersama di instansi, saya termasuk orang dengan
kepribadian ceria dan semangat. Saya akan berusaha memberikan dan menciptakan energi
positif sehingga bisa membantu rekan kerja lainnya dalam tim untuk memenuhi target kinerja
organisasi.

Semakin tinggi pendidikan kita, tentunya ilmu pengetahuan yang akan didapat akan semakin
banyak. Sebagai contoh, jika pada jenjang S1 teman-teman mengambil jurusan psikologi dan
S2 mengambil fokus studi mengenai psikologi anak, tentu pengetahuan teman-teman yang
sebelumnya hanya sekedar tahu, dengan melanjutkan kuliah teman-teman bisa menjadi
seorang ahli atau pakar di bidang yang teman-teman minati untuk kemudian dapat melahirkan
inovasi dan juga kontribusi dari apa yang sudah dipelajari.

Semakin tinggi pendidikan kita, tentunya ilmu pengetahuan yang akan didapat akan semakin
banyak. Sebagai contoh, jika pada jenjang S1 teman-teman mengambil jurusan psikologi dan
S2 mengambil fokus studi mengenai psikologi anak, tentu pengetahuan teman-teman yang
sebelumnya hanya sekedar tahu, dengan melanjutkan kuliah teman-teman bisa menjadi
seorang ahli atau pakar di bidang yang teman-teman minati untuk kemudian dapat melahirkan
inovasi dan juga kontribusi dari apa yang sudah dipelajari.

Hukum seolah kehilangan legitimasinya dan mengalami semacam kemandulan. Baik mandul
dalam arti pembentukan hukum, yakni ketidakmampuan para pembentuk hukum untuk
merespon dinamika masyarakat maupun mandul dalam arti tindakan-tindakan hakim berupa
putusan-putusan hakim yang lebih berpihak pada kelompok elit ketimbang kelompok yang
lemah dalam stupa sosial masyarakat. Akibatnya hukum tidak dapat mendukung arah
perubahan masyarakat. Sehingga tidak membantu usaha-usaha produktif yang sedang
dijalankan oleh masyarakat. Hukum tidak peka lagi terhadap proses sosial dalam masyarakat.
Masyarakat telah banyak memilih jalur-jalur di luar hukum untuk memecahkan
permasalahan, konlik dan sengketa sosialnya, Di titik inilah ilmu hukum di Indonesia perlu
dikembangkan menuju paradigma hukum baru yang kuat dengan menjamin kebutuhan
bangsa Indonesia, yakni kegiatan mengantisipasi dan menawarkan penyelesaian masalah-
masalah hukum konkrit yang mungkin terjadi di dalam masyarakat, baik yang dihadapi
individu perorangan maupun yang dihadapi masyarakat secara keseluruhan tanpa
memandang kelas sosial.

Mengembangkan penyuluhan hukum dalam bentuk “Desa Sadar Hukum” berangkat dari
kesadaran anggota masyarakat dan pemerintahan desa setempat yang dengan kemauannya
sendiri berusaha untuk meningkat kesadaran dan pengetahuan hukum bagi dirinya dan aparat
pemerintahan desa. Tujuan dari pembinaan desa sadar hukum adalah terwujudnya kesadaran
hukum masyarakat. Kesadaran hukum merupakan keluaran (output) dari proses kegiatan
penyuluhan dan pembinaan yang mencapai tingkat optimalisasi ideal yang ditandai dengan
timbulnya rasa untuk menghargai hukum. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu
berupa diskusi terarah yang diawali dengan penyuluhan/ceramah kemudian dilanjutkan
dengan tanya jawab secara langsung. Peserta penyuluhan yaitu warga masyarakat terutama
kaum perempuan dan tokoh-tokoh masyarakat setempat. Dengan dipahaminya hukum,
kesadaran hukum masyarakat diharapkan meningkat menjadi menghargai hukum.

Mencatat bahwa perjalanan pembentukan UU KUHP tidak berjalan mulus. Kontroversi


muncul dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk mahasiswa, organisasi masyarakat,
instansi pemerintah, dan lembaga internasional. Perbedaan pemahaman mengenai aspek-
aspek seperti hukum yang hidup dalam masyarakat, pidana mati, dan tindak pidana khusus
menjadi perbincangan hangat. Harmonisasi pemahaman menjadi poin penting dalam
mengatasi perbedaan pandangan yang mungkin timbul. Tujuan akhirnya adalah memastikan
bahwa setiap elemen yang terlibat dalam penegakan hukum memiliki pandangan seragam
tentang UU KUHP dan mampu mengatasi setiap tantangan di lapangan. Keterlibatan dan
dukungan semua pihak menjadi kunci sukses dalam implementasi UU KUHP, menyatukan
pandangan dan pemahaman, upaya ini sangat penting karena aparat penegak hukum akan
berusaha menjadi garda terdepan dalam menerapkan UU KUHP di lapangan.

Proses hukum tidak diidentikan dengan maksud pembentukan hukum, namun dalam
prateknya seringkali proses dan dinamika pembentukan hukum mengalami hal yang sama,
yakni konsepsi dan kekuasaan politiklah yang berlaku di tengah masyarakat yang sangat
menentukan terbentuknya suatu produk hukum. Maka untuk memahami hubungan antara
politik dan hukum di negara mana pun, perlu dipelajari latar belakang kebudayaan, ekonomi,
kekuatan politik di dalam masyarakat, keadaan lembaga negara, dan struktur sosialnya, selain
institusi hukumnya sendiri. Dari kenyataan ini disadari, adanya suatu ruang yang absah bagi
masuknya suatu proses politik melalui wadah institusi politik untuk terbentuknya suatu
produk hukum. dalam mewujudkan suatu peraturan perundang-undangan sebagai produk
politik. Pengaruh itu akan semakin nampak pada produk peraturan perundang-undang oleh
suatu institusi politik yang sangat dipengaruhi oleh kekuata-kekuatan politik yang besar
dalam institusi politik. Sehubungan dengan masalah ini, bahwa kekuasaan politik sebagai
kemampuan untuk mempengaruhi kebijaksanaan umum (pemerintah) baik terbentuknya
maupun akibat-akibatnya, sesuai dengan pemegang kekuasaan. Dengan sistem yang
demikian, memberikan kesempatan kepada setiap warga negara yang merasa dirugikan hak
konstitusionalnya oleh produk politik dari instutusi politik pembentuk hukum untuk
mengajukan gugatan terhadap institusi negara tersebut. Dalam hal pelanggaran tersebut
dilakukan melalui pembentukan undang-undang maka dapat diajukan keberatan kepada
Mahkmah Konstitusi dan dalam hal segala produk hukum dari institusi politik lainnya
dibawah undang-undang diajukan kepada Mahkamah Agung.

Pada masa reformasi ada arus pemikiran kuat yang dimotori oleh berbagai kampus dan para
pegiat demokrasi bahwa reformasi konstitusi merupakan kaharusan jika ingin melakukan
reformasi. Karena krisis multi dimensi yang menimpa Indonesia disebabkan sistem politik
yang otoriter sehingga untuk memperbaikinya harus dimulai dari perubahan sistem politik
agar menjasi demokratis. Untuk membangan sistem politik yang demokratis haruslah

potensi karir yang baik juga akan berbanding lurus dengan potensi tingginya penghasilan.
Keduanya akan selalu berjalan beriringan. Selain itu, di beberapa bidang begitu banyak
penawaran program kerja seperti Management Trainee untuk mencari potensi pegawai
terbaik mereka. Program-program tersebut biasanya memiliki standar kelulusan yang tinggi
dan tingkat pendidikan cukup menjadi sebuah penentu.
Terakhir, dengan menjalankan pendidikan setinggi mungkin, membuat semakin banyak
cakupan lahan pekerjaan yang bisa diraih karena kualifikasi diri dari segi pengetahuan yang
sudah teruji dari tingkatan pendidikan yang sudah dijalani. Semakin tinggi tingkat
pendidikan, maka semakin mudah dalam membangun karir dan juga mempengaruhi masa
berkarir yang tentunya akan semakin panjang.

Alasan berikutnya mengapa kamu harus melanjutkan pendidikan sampai ke perguruan tinggi
adalah dengan melanjutkan pendidikan sampai ke perguruan tinggi akan membuka banyak
sekali pintu karir sesuai dengan spesialisasi jurusan yang kamu jalani di perguruan tinggi, hal
tersebut juga akan menjadi penentu karirmu akan menjadi gemilang atau malah diam di
tempat atau malah tidak ada perkembangan sama sekali.

Dengan melanjutkan pendidikan sampai ke perguruan tinggi kamu akan membuka banyak
sekali pintu karir sesuai dengan jurusan yang kamu pilih saat berkuliah. Selain dari itu
peluang kerja di luar jurusanmu pun bisa menjadi bahan pertimbangan karena sekarang
banyak sekali perusahaan yang membuka lowongan untuk lulusan perguruan tinggi semua
jurusan. Dan itu akan menjadi penentu karirmu kedepannya.

Sudah tentu dengan kamu melanjutkan sekolah keperguruan tinggi kamu akan membuka
peluang masa depan gemilang sesuai dengan yang kamu inginkan sebesar-besarnya karena
dengan melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi kamu memiliki banyak sekali keuntungan
seperti yang sudah dijelaskan di atas yaitu pembuka peluang karir, mengubah diri menjadi
spesialis dan lain sebagainya. Maka dari itu dengan melanjutkan pendidikan hingga ke
tingkat perguruan tinggi peluang masa depan kamu yang cerah akan terbuka semakin lebar.

Selain dari itu, dengan melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi kamu juga akan
mendapatkan wawasan dan pengetahuan yang mungkin tidak dimiliki oleh orang yang tidak
melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan tinggi. Sehingga kamu memiliki kelebihan yang
cukup untuk meningkatkan potensi masa depan yang cerah untuk diraih.

Tentu dengan melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan tinggi, kamu akan memperluas
jaringan atau relasi yang kamu miliki. Kamu bisa berteman dengan orang-orang yang
mungkin suatu hari nanti akan menjadi orang-orang hebat dan terbaik di bidang mereka
masing-masing. Seperti contohnya ketika saat ini kamu berteman dengan mahasiswa jurusan
IT mungkin suatu saat nanti temanmu itu akan mendirikan sebuah perusahaan seperti gojek
dan lain sebagainya.

Sehingga membuat kamu bangga dan memiliki relasi dengan seseorang yang memiliki
sebuah perusahaan besar di bidang IT dan mungkin bisa kamu ajak kerja sama atau bisa
menawarkan diri sebagai karyawan di perusahaan temanmu tersebut.

Dengan kamu melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan tinggi, kamu bisa terus menerus
belajar ilmu baru yang berguna bagi diri kamu kelak di masa yang akan datang. Sehingga
memang benar dengan melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan tinggi, kamu bisa terus
menerus belajar dan belajar. Belajar hal-hal baru yang membuat kamu terpuaskan, terutama
pelajaran-pelajaran di bidang yang tengah kamu pelajari.

Anda mungkin juga menyukai