Modul Ajar Fase e
Modul Ajar Fase e
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................1
INFORMASI UMUM..................................................................................................................................2
IDENTITAS MODUL.............................................................................................................................2
KOMPETENSI AWAL...........................................................................................................................2
PROFIL PELAJAR PANCASILA (PPP)................................................................................................2
SARANA DAN PRASARANA..............................................................................................................4
TARGET PESERTA DIDIK...................................................................................................................4
MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN........................................................................................4
KOMPONEN INTI......................................................................................................................................5
TUJUAN PEMBELAJARAN..................................................................................................................5
ASESMEN...............................................................................................................................................6
PERTANYAAN PEMANTIK.................................................................................................................7
KEGIATAN PEMBELAJARAN.............................................................................................................7
REFLEKSI PESERTA DIDIK DAN PENDIDIK.................................................................................12
PEMAHAMAN BERMAKNA..............................................................................................................14
LAMPIRAN..............................................................................................................................................15
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK...................................................................................................15
PENGAYAAN DAN REMEDIAL........................................................................................................16
PENGAYAAN DAN REMEDIAL........................................................................................................17
BAHAN BACAAN PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK....................................................................18
GLOSARIUM........................................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................26
2
INFORMASI UMUM
INFORMASI UMUM
1 IDENTITAS MODUL
NIP : 198211022006042006
Kelas : X (Sepuluh)
Fase : E
Semester : 2
2 KOMPETENSI AWAL
Sebelum memulai kegiatan pembelajaran dalam modul ini, peserta didik diharapkan mampu
memahami bagaimana kehidupan bangsa Indonesia sebelum masuknya masa kerajaan hindu-
niddha dan kemudian baru bisa masuk ke masa kerajaan homdu-niddha di Indonesia.
3
3 PROFIL PELAJAR PANCASILA (PPP)
2) Berkebinekaan global
Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap
berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa
saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya dengan budaya luhur yang positif dan
tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Elemen dan kunci kebinekaan global
meliputi mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam
berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman
kebinekaan.
3) Bergotong royong
Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu kemampuan untuk
melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang
dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen-elemen dari bergotong
royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi.
4) Mandiri
Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas
proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri
dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri.
5) Bernalar kritis
Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif
maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis
informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari bernalar kritis
adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan
4
mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil
Keputusan.
6) Kreatif
Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal,
bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari
menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang
orisinal.
1. Sarana
Sarana yang digunakan untuk proses belajar mengajar dapat berbentuk digital ataupun
non digital yang berupa Buku Paket, e-book, portal pembelajaran, tautan edukasi di
Internet, surat kabar, majalah, ataupun televisi.
2. Prasarana
Prasarana yang digunakan untuk proses belajar mengajar:
1) Perangkat Keras (PC, Laptop, Smartphone, Tablet, Speaker)
2) Perangkat Lunak (Aplikasi Pembelajaran : Whatsapp, Zoom, Google Classroom,
Media Sosial:Youtube, IG, dll.
1) Peserta didik reguler atau tipikal umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan
memahami materi ajar.
2) Peserta didik dengan kesulitan belajar, memiliki gaya belajar yang terbatas, misalnya,
hanya denga audio saja. Memiliki kesulitan dengan bahasa dan pemahaman materi ajar,
kurang percaya diri, kesulitan berkonsentrasi jangka panjang dsb.
3) Peserta didik dengan pencapaian tinggi. Mencerna dan memahami dengan cepat, mampu
mencapai ketermpilan berpikir tinggi (HOTS), dan memiliki keterampilan memimpin.
5
5 MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
KOMPONEN INTI
1 TUJUAN PEMBELAJARAN
a. FASE : E
b. Rumusan capaian pembelajaran masing-masing elemen pembelajaran adalah sebagai
berikut.
7
2 ASESMEN
3. Raden Wijaya mendirikan Kerajaan pada tahun (1293) dan menobatkan dirinya
dengan gelar Sri Kertarajasa Jayawardhana yaitu...
A. Kerajaan Singhasari
B. Kerajaan Tarumanegara
C. Kerajaan Sriwijaya
D. Kerajaan Mataram
E. Kerajaan Kalingga
Jawaban:
C. Kerajaan Majapahit
8
A. Kerajaan Singhasari
B. Kerajaan Tarumanegara
C. Kerajaan Sriwijaya
D. Kerajaan Mataram
E. Kerajaan Kalingga
Jawaban:
B. Kerajaan Demak
3 PERTANYAAN PEMANTIK
1) Pernahkah kalian berfikir seperti apa Indonesia pada masa kerajaan Hindu-Buddha?
2) Bagaiamana Agama Hindu dan Buddha masuk ke Indonesia?
3) Kerajaan Hindu-Buddha apa yang pertama kali ada di Indonesia?
4) Siapa raja pertama pada kerajaan pertama hindu-buddha di Indonesia?
4 KEGIATAN PEMBELAJARAN
5 Guru mengabsen dan mengisi semua administrasi yang ada sedang seluruh peserta
didik sementara diperintahkan oleh guru untuk membaca buku dan tidak memainkan
9
smartphonenya.
INTI (70MENIT)
2. Guru mengajak peserta didik melakukan games word chain. Peserta didik didik akan
dipanggil secara acak dan menyebutkan kata-kata yang berhubungan dengan materi
pembelajaran, selanjutnya peserta didik yang lain akan mendapat giliran sambung kata
berdasarkan akhiran huruf dari kata sebelumnya.(Ice Breaking)
1. Penguatan Guru
2. Guru dan peserta didik secara bersama-sama menerik kesimpulan dari materi
pembelajaran hari ini
3. Guru memberikan tugas individu untuk pertemuan selanjutnya
4. Guru Menginformasikan kegiatan pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya
5. Refleksi
PERTEMUAN 2
PENDAHULUAN (10 MENIT)
10
1 Guru memeriksa kerapihan kelas, apabila ada sampah maka peserta didik disuruh untuk
membuang sampah terlebih dahulu.
5 Guru mengabsen dan mengisi semua administrasi yang ada sedang seluruh peserta
didik sementara diperintahkan oleh guru untuk membaca buku dan tidak memainkan
smartphonenya.
INTI (70MENIT)
2. Guru mengajak peserta didik melakukan games word chain. Peserta didik didik akan
dipanggil secara acak dan menyebutkan kata-kata yang berhubungan dengan materi
pembelajaran, selanjutnya peserta didik yang lain akan mendapat giliran sambung kata
berdasarkan akhiran huruf dari kata sebelumnya.(Ice Breaking)
2 Guru memberikan tugas yang akan dinilai di minggu selanjutnya (bisa berbentuk catatan
11
ataupun latihan)
3 Guru memerintahkan ketua kelas untuk menutup pembelajaran pada hari ini.
PERTEMUAN 3
PENDAHULUAN (10 MENIT)
1 Guru memeriksa kerapihan kelas, apabila ada sampah maka peserta didik disuruh untuk
membuang sampah terlebih dahulu.
5 Guru mengabsen dan mengisi semua administrasi yang ada sedang seluruh peserta
didik sementara diperintahkan oleh guru untuk membaca buku dan tidak memainkan
smartphonenya.
INTI (70MENIT)
2. Guru mengajak peserta didik melakukan games word chain. Peserta didik didik akan
dipanggil secara acak dan menyebutkan kata-kata yang berhubungan dengan materi
pembelajaran, selanjutnya peserta didik yang lain akan mendapat giliran sambung kata
berdasarkan akhiran huruf dari kata sebelumnya.(Ice Breaking)
2 Guru memberikan tugas yang akan dikumpulkan di minggu selanjutnya (bisa berbentuk catatan
ataupun latihan)
3 Guru memerintahkan ketua kelas untuk menutup pembelajaran pada hari ini.
1) Refleksi Guru
Refleksi adalah kegiatan yang dilakukandalam proses belajar mengajar dalam bentuk
penilaian tertulis dan lisan oleh guru untuksiswa dan mengekspresikan kesan konstruktif,
13
pesan, harapan dan kritik terhadap pembelajaran yang diterima, Guru dapat mengajukan
pertanyaan kepada siswa,dengan minta pendapat tentang cara mengajar, suasana
pembelajaran,pemahaman pembelajaran.ataupun memintakritik dan saran kepada siswa
terhadap pembelajaran dan dirinya.hal ini dapat dilakukan menjelang pembelajaran
berakhir sehingga tidak menggangu pembelajaran
1. Apakah kegiatan membuka pelajaran yang saya lakukan dapat mengarahkan dan
mempersiapkan siswa mengikuti pelajaran dengan baik?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
................................................................................
2. Bagaimana tanggapan siswa terhadap materi atau bahan ajar yang saya sajikan
sesuai yang diharapkan? (apakah materi terlalu tinggi,terlalurendah, atau sesuai
dengan kemampuan awal siswa) ?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
................................................................................
3. Bagaimana respon siswa terhadap media pembelajaran yang digunakan ?apakah
media sesuai dan mempermudah siswa menguasai kompetensi atau materi yang
diajarkan ?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
................................................................................
4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap kegiatan belajar yang telah saya rancang ?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
................................................................................
5. Bagaimana tanggapan siswa terhadap metode atau teknik pembelajaran yang
sayagunakan?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
................................................................................
2) Refleksi Siswa
Agar pembelajaran semakin menyenangkan dan bermaknauntuk kalian, yuk sejenak
berefleksi tentang aktivitas pembelajaran kali ini. Isilah penilaian diri ini dengans sejujur-
14
jujurnya dan sebenar-benarnya sesuai dengan perasaan kalian ketika mengerjakan
suplemen bahan mater ini!
Bubuhkanlah tanda centang (√) pada salah satu gambar yang dapat mewakili perasaan
kalian setelah mempelajari materi ini!
6 PEMAHAMAN BERMAKNA
15
LAMPIRAN
A. Latihan Soal
1. Kerajaan yang didirikan oleh Ken Arok...
A. Kerajaan Singhasari
B. Kerajaan Tarumanegara
C. Kerajaan Sriwijaya
D. Kerajaan Mataram
E. Kerajaan Kalingga
Jawaban:
A. Kerajaan Singhasari
Jawaban:
B. Kerajaan Kediri
3. Raden Wijaya mendirikan Kerajaan pada tahun (1293) dan menobatkan dirinya
dengan gelar Sri Kertarajasa Jayawardhana yaitu...
A. Kerajaan Singhasari
B. Kerajaan Tarumanegara
C. Kerajaan Sriwijaya
16
D. Kerajaan Mataram
E. Kerajaan Kalingga
Jawaban:
C. Kerajaan Majapahit
Jawaban:
B. Kerajaan Demak
Jawaban:
B. Jawa Barat
17
18
2 PENILAIAN
A. Penilaian Diri
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jujur dan bertanggung jawab!
NO Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1 Apakah kamu telah mengetahui
beberapa pendapat para ahli tentang
masuknya agama hindu-buddha ke
Indonesia?
2 Apakah kamu telah memahami
tentang bagaimana latar belakang
berdirinya kerajaan hindu-buddha
pertama di Indonesia?
3 Apakah kamu telah memahami
tentang bagaimana latar belakang
kerajaan kutai berdiri?
4 Apakah kamu telah kerajaan hindu-
buddha apa yang paling jaya pada
masa pemerintahannya?
5 Apakah kamu dapat memahami
kenapa kerajaan Hindu lebih
berkembang dibandikan kerajaan
Budha di Indonesia?
B. Penilaian Kelompok
19
Keterangan :
1. Kerjasama dalam kelompok/keaktifan
2. Uraian yang disampaikan jelas dan tepat
3. Bertanya dan menjawab
4. Kelengkapan jawaban
C. Penilaian Pengetahuan
1.
2.
3.
D. Penilaian Sikap
1.
2.
3.
E. Penilaian Keterampilan
1.
20
2.
3.
Keterangan :
Dimensi skala/skor
a. sangat baik :4
b. baik :3
c. cukup :2
d. kurang :1
1. PENGAYAAN
Bagi peserta didik yang mempunyai nilai di atas 80 diberi pengayaan berupa tugas
mandiri untuk bisa menyampaikan materi yang dibutuhkan dari materi yang dirasa
sulit oleh peserta didik dengan memberikan dukungan melalui akses terhadap buku
ataupun sumber belajar lain. Serta memberikan motivasi untuk mngembangkan
pengetahuan melalui berbagai sumber dan media belajar.
2. REMEDIAL
Peserta didik yang belum mencapai KKM (80) diberi pembelajaran remedial dengan
membaca materi yang diberikan langsung atau mempergunakan link pembelajaran
yang sudah disiapkan pendidik yang diberikan waktu 1 minggu. Setelah satu minggu
pendidik mengevaluasi kemajuan kompetensi peserta. Kemudian pendidik
melaksanakan penilaian remedial ( Test / Non Test ).
21
Ada dua hal yang harus kita ketahui jika ingin membahas masuknya agama dan
kebudayaan Hindu Budha ke Nusantara. Pertama, kita perlu membicarakan sumber- sumber
sejarah yang menjelaskan tentang kedatangan atau interaksi bangsa India dengan masayarakat
lokal. Sumber sejarah yang dimaksud meliputi sumber tertulis, benda, maupun lisan. Kedua, kita
perlu juga membahas mengenai teori-teori kedatangan kebudayaan Hindu Budha ke Nusantara.
Maka dari itu, pada uraian materi akan dibahas tentang sumber-sumber sejarah dan teori-teori
yang menjelaskan kedatangan Bangsa India ke Nusantara.
1. Sumber Sejarah
A. Sumber Dari India
Bukti adanya hubungan dagang tersebut dapat diketahui dari kitab Jataka dan kitab
Ramayana tetapi tidak menyebutkan kapan India mengenal Indonesia. Kitab sastra
india yang dapat dipercaya adalah Kitab Mahaniddesa yang memberi petunjuk bahwa
masyarakat india telah mengenal beberapa tempat di Indonesia pada abad ke-3
Masehi. Dalam kitab Geograpihike yang ditulis pada abad ke-2 juga disebutkan telah
ada hubungan dagang antara india dan Indonesia. Dari kedua keterangan tersebut,
dapat disimpulkan bahwa secara intensif terjadinya hubungan dagang antara
Indonesia dan india mulai abad-abad tersebut (abad ke 2-3 Masehi).
Untuk dapat memahami maksud dari proses masuknya Hindu-Buddha kamu dapat
membaca modul ini sampai selesai karena di dalamnya berisi tentang teori masuknya
Agama Hindu-Buddha tersebut selamat membaca
A. Teori Brahmana
Van Leur mengajukan keberatan baik terhadap teori ksatria atau pun teori Waisya.
Keberatan pertama adalah mengenai kolonisasi. Suatu kolonisasi yang melibatkan
penaklukan oleh golongan ksatria tentunya akan dicatat sebagai suatu kemenangan.
Namun, catatan itu tidak ditemukan dalam sumber-sumber tertulis di India. Di
Indonesia pun tidak ditemukan prasasti-prasasti sebagai bukti adanya penaklukan.
Selain itu, suatu kolonisasi selalu disertai oleh pemindahan segala unsur masyarakat
dari tanah asal. Misalnya, sistem kasta, kerajinan, bentuk rumah, tata kota, bahasa,
pergaulan, dan sebagainya. Dalam kenyataannya apa yang terdapat di Indonesia
berbeda dengan yang terdapat di India. Kalaupun ada pedagang-pedagang India yang
23
menetap, mereka bertempat tinggal di perkampungan-perkampungan khusus. Sampai
sekarang masih ditemukan Kampung Keling di beberapa tempat di Indonesia barat.
Mengingat unsur-unsur budaya India yang terdapat dalam budaya Indonesia, van Leur
cenderung untuk memberikan peranan penyebaran budaya India pada golongan
brahmana. Para brahmana datang atas undangan para penguasa Indonesia, sehingga
budaya yang mereka perkenalkan adalah budaya golongan brahmana.
Sayangnya dari teori brahmana Van Leur itu masih belum jelas pada yang mendorong
terjadinya proses tersebut. Ia berpendapat bahwa dorongan itu adalah akibat kontak
dengan India melalui perdagangan. Bukan hanya melalui orang-orang India yang
datang, tetapi mungkin juga karena orang-orang Indonesia melihat sendiri kondisi di
India.
Terdorong oleh keinginan untuk dapat bersanding dengan orang-orang India dengan
taraf yang sama dan terdorong pula untuk meningkatkan kemakmuran negerinya,
mereka pun mengundang Brahmana. Para brahmana ini kemudian melakukan
upacara vratyastoma, yakni upacara inisiasi yang dilakukan oleh para kepala suku
agar menjadi golongan ksatria. Pandangan ini sejalan dengan pendapat yang
dikemukakan Paul Wheatly bahwa para penguasa lokal di Asia Tenggara sangat
berkepentingan dengan kebudayaan India guna mengangkat status sosial mereka.
B. Teori Ksatria
R.C. Majundar berpendapat bahwa munculnya kerajaan Hindu di Indonesia
disebabkan oleh peranan kaum ksatria atau prajurit India. Para prajurit India diduga
mendirikan koloni-koloni di kepulauan Indonesia dan Asia Tenggara pada umumnya.
Namun, teori ksatria yang dikemukakan oleh R.C. Majundar tidak didukung oleh data
yang memadai. Selama ini belum ada bukti arkeologis yang menunjukkan adanya
ekspansi prajurit India ke Indonesia.
C. Teori Waisya
Pendapat lain yang masih berpegang pada anggapan adanya kolonisasi, memberikan
peranan utama pada golongan lain. Teori yang pada awalnya diajukan oleh Krom ini
memberikan peranan utama kepada golongan pedagang (Waisya). Krom tidak
sependapat bahwa golongan ksatria merupakan golongan terbesar di antara orang-
orang India yang datang ke Indonesia. Hal ini karena orang-orang itu datang untuk
berdagang maka golongan terbesar tentulah golongan pedagang.
24
Mereka menetap di Indonesia dan kemudian memegang peranan dalam penyebaran
pengaruh budaya India melalui hubungan mereka dengan penguasa- penguasa
Indonesia.
Walaupun Krom telah melihat adanya peranan yang penting dari budaya Indonesia,
tetapi masih terdapat kesan bahwa proses itu tidak sepenuhnya ditentukan oleh bangsa
Indonesia.
D. Teori Sudra
Teori Sudra dikemukakan oleh van Faber. Menurut teori ini, di India banyak terjadi
perang. Dengan demikian, banyak pula tawanan perang. Indonesia dijadikan sebagai
tempat pembuangan bagi tawanan-tawanan perang. Para tawanan perang itulah yang
menyebarkan kebudayaan Hindu di Indonesia.
Untuk mengamati proses yang terjadi antara budaya Indonesia dan India, Bosch
menggunakan istilah penyuburan. Ia melihat dua jenis proses penyuburan.
Penyuburan pertama dan kemungkinan telah terjadi lebih dahulu adalah proses
melalui pendeta agama Buddha. Awal hubungan dagang antara Indonesia dan India
bertepatan pula dengan perkembangan pesat dari agama Buddha. Biksu-biksu agama
tersebut menyebar ke seluruh penjuru dunia melalui jalur-jalur perdagangan tanpa
menghiraukan kesulitan-kesulitannya. Mereka mendaki pegunungan Himalaya untuk
menyebarkan agamanya di Tibet. Dari Tibet kemudian melanjutkan dakwahnya ke
utara hingga akhirnya sampai ke Cina. Kedatangan mereka biasanya telah diberitakan
25
terlebih dahulu. Setelah mereka tiba di tempat tujuan biasanya mereka berhasil
bertemu dengan kalangan bangsawan istana.
Dengan penuh ketekunan para biksu itu mengajarkan agama mereka. Selanjutnya
dibentuklah sebuah sanggha dengan biksu-biksunya. Melalui biksu ini timbul suatu
ikatan dengan India, tanah suci agama Buddha. Kedatangan biksu-biksu India di
berbagai negeri ternyata mengundang arus balik biksu dari negeri-negeri itu ke India.
Para biksu kemudian kembali dengan membawa kitab-kitab suci, relik dan kesan-
kesan. Bosch menyebut gejala sejarah ini sebagai gejala arus balik. Aliran agama lain
dari India yang meninggalkan pengaruh di Indonesia adalah agama Hindu. Berbeda
dengan agama Buddha, para brahmana agama Hindu tidak dibebani kewajiban untuk
menyebarkan agama Hindu. Hal ini karena pada dasarnya seseorang tidak dapat
menjadi Hindu, tetapi seseorang itu lahir sebagai Hindu.
Dalam keadaan demikian ia dianggap dapat merubah air menjadi amrta. Brahmana
itu lantas diundang ke Indonesia. Mereka melakukan upacara khusus dapat
menghindukan seseorang (vratsyastoma). Pada dasarnya kemampuan mereka inilah
yang menyebabkan raja-raja Indonesia mengundang para brahmana ini. Mereka
mendapat kedudukan yang terhormat di kraton-kraton dan menjadi inti golongan
brahaman Indonesia yang kemudian berkembang. Penguasaan yang luas dan
mendalam mengenai kitab-kitab suci menempatkan mereka sebagai purohita yang
memberi nasehat kepada raja, bukan hanya di bidang keagamaan tetapi juga
pemerintahan, peradilan, perundang-undangan dan sebagainya
26
KERAJAAN-KERAJAAN DI INDONESIA
Kerajaan Hindu di Indonesia
1. Kerajaan Kutai
Pernahkah kamu mendengar kerajaan Kutai? Yup, Kerajaan Kutai adalah Kerajaan Hindu
yang paling tua di Indonesia, lho. Kerajaan Kutai berdiri pada abad ke-4 dan berlokasi di
hulu sungai Mahakam, Muara Kaman, Kalimantan Timur.
Berdasarkan sumber sejarah, kerajaan ini dipimpin oleh 5 orang raja dengan raja terbesar
yaitu Aswawarman, Kudungga, dan Mulawarman.
2. Kerajaan Kanjuruhan
Kerajaan Kanjuruhan telah berdiri sejak abad ke-7 Masehi dan merupakan salah satu
kerajaan bercorak Hindu yang ada di Indonesia. Kerajaan ini didirikan oleh Raja
Gajayana yang juga menjadi raja pertama dari kerajaan ini.
Kerajaan Kanjuruhan terletak Malang, Jawa Timur tepatnya di desa Dinoyo. Salah satu
peninggalan dari kerajaan ini adalah Prasasti Dinoyo yang ditulis dalam bahasa
Sansekerta.
3. Kerajaan Tarumanegara
Salah satu kerajaan Hindu dari daftar 12 Kerajaan Hindu Budha di Indonesia selanjutnya
adalah Tarumanegara yang berdiri pada tahun 400 hingga 500 Masehi.
Berdasarkan isi dari prasasti Ciaruteun, Kerajaan Tarumanegara ini dipimpin oleh Raja
Purnawarman yang merupakan raja ketiga, yang merupakan raja terbesar sepanjang
sejarah kerajaan Tarumanegara.
Terletak di Bogor, Jawa Barat, Kerajaan Tarumanegara semakin maju dalam bidang
pertanian dan perdagangan karena pembangunan terusan air sepanjang 12 kilometer di
Sungai Gomati.
4. Kerajaan Kediri
27
Berdiri pada abad ke-11, kerajaan Kediri terletak di Jawa Timur. Beberapa prasasti
menjadi sumber sejarah dari kerajaan ini seperti prasasti Hantang, Jaring, Cina, dan
lainnya. Raja Jayabaya menjadi raja yang paling terkenal dari kerajaan Kediri.
Barang seperti emas, kayu cendana, perak, dan pinang merupakan barang yang
didagangkan pada masa kejayaan kerajaan Kediri, lho.
5. Kerajaan Singasari
Tahukah kamu, Kerajaan Singasari merupakan kerajaan yang memakan banyak korban
ketika didirikan. Tahun 1222 Ken Arok mendirikan kerajaan ini dengan membunuh
Tunggul Ametung. Ken Arok lah yang menjadi raja pertama di Kerajaan Singasari.
Kerajaan ini terletak di Kecamatan Singasari, Malang, Jawa Timur. Prasasti Mula
Malurung, Candi Sumberawan dan Jawi merupakan beberapa peninggalan kerajaan
Singasari.
6. Kerajaan Majapahit
Nah, kerajaan Hindu yang paling terakhir adalah Kerajaan Majapahit yang berdiri sekitar
tahun 1293 hingga tahun 1527 Masehi. Kerajaan ini berpusat di Jawa Timur dan didirikan
oleh Raden Wijaya. Raja Hayam Wuruk yang namanya sering kita dengar itu juga
merupakan salah satu pemimpin kerajaan ini. Ia memerintah pada tahun 1350-1389.
Salah satu peninggalan sejarah dari Kerajaan Majapahit ialah Candi Cetho.
Seperti halnya kerajaan Hindu, kerajaan Budha merupakan kerajaan-kerajaan yang
memiliki corak agama Budha.
Berdiri pada abad ke-6 Masehi kerajaan ini juga dikenal sebagai Kerajaan Holing.
Beberapa rajanya antara lain Raja Wasumurti, Raja Wasugeni, dan Raja Wasudewa.
Beberapa peninggalan sejarah Kerajaan Kalingga ialah Prasasti Tukmas, Prasasti Upit,
dan Candi Angin.
2. Kerajaan Sriwijaya
Nah, kalau Kerajaan Budha pertama sekali di Indonesia adalah Kerajaan Sriwijaya.
Berdiri sekitar abad ke-7 Masehi, kerajaan ini berlokasi di Palembang, Sumatera Selatan.
Perdagangan maritim menjadi andalan kerajaan ini pada masanya. Hal ini menjadikan
Kerajaan Sriwijaya dikenal sebagai kerajaan yang sukses berkuasa di Nusantara.
28
Raja Balaputradewa menjadi raja yang paling terkenal dari kerajaan ini karena mampu
membawa Sriwijaya ke puncak kejayaannya. Prasasti Dapunta Hyang dan Kedukan Bukit
merupakan beberapa peninggalan sejarah dari kerajaan ini.
3. Kerajaan Dharmasraya
Berlokasi di hulu Sungai Batanghari, Sumatera kerajaan Dharmasraya ini berdiri pada
tahun 1183 Masehi. Kerajaan ini mengalami keruntuhan pada masa pemerintahan Raja
Adityawarman pada tahun 1347 Masehi.
Prasasti Grahi menjadi salah satu bukti pernah berdirinya kerajaan Dharmasraya yang
memiliki corak Budha di Indonesia.
Kerajaan Mataram Kuno awalnya berdiri di daerah Yogyakarta, Jawa Tengah pada 752
Masehi. Namun kemudian kerajaan ini berpindah ke Jombang dan Madiun di Jawa
Timur.
Tahun berdiri kerajaan ini tidak diketahui secara pasti hingga saat ini. Kerajaan Sri
Bangun terletak di Kota Bangun, Kalimantan Utara yang tidak jauh dari ibukota
Kabupaten Kutai Kartanegara yakni Tenggarong.
Raja Qeva merupakan raja yang paling terkenal dari Kerajaan Sri Bangun. Peninggalan
sejarahnya antara lain: Situs Sri Bangun, Arca Buddha Pengembara, Patung Singa Noleh,
dan Patung Lembu Nandi.
5 GLOSARIUM
Akulturasi : Suatu proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok masyarakat dengan
suatu kebudayaannya dihadapkan pada unsur-unsur kebudayaan asing dimana unsur-unsur
29
kebudayaan asing tersebut lambat laun melebur ke dalam kebudayaan asli, dengan tidak
menghilangkan kepribadian kedua unsur kebudayaan tersebut.
Candra Sangkala : Kalimat atau susunan kata kata yang mempunyai watak bilangan untuk
menyatakan suatu angka tahun, biasanya digunakan untuk tahun yang perhitungannya
berdasarkan perputaran bulan ( candra ) terhadap bumi, sebagai contoh adalah tahun saka /
Jawa dan tahun hijriyah
Dewaraja : Konsep dalam Hindu-Buddha yang memuja dan menganggap raja memiliki
sifat kedewaan, bentuk pemujaan ini berkembang di Asia Tenggara.
Primus Inter Pares : Sistem pemilihan seorang pemimpin atau kepala adat atau kepala suku
yang cara pelaksanannya berdasarkan musyawarah,kriteria nya berdasarkan kelebihan fisik
dan spiritual,cara pelaksanaannya dalam nusantara pada masa praaksara yaitu setiap suku
ada segala urusan dipimpin oleh kepala suku
Silk Road/Jalur Sutera : Jalur sutra adalah sebuah rute perdagangan dengan panjang lebih
kurang 6500 km yang membentang dari Tiongkok sampai Eropa Timur, melewati
sepanjang wilayah India dan Persia. Sutera adalah komoditas utama yang didagangkan
pada saat itu
6 DAFTAR PUSTAKA
Budiono HLMD., Membina Kerukunan HLMidup antar Umat Beragama, (Yogyakarta: Kanisius,
Imran, Amrin. 2012. Indonesia dalam Arus Sejarah: Kerajaan Hindu-Buddha. Jakarta: Ichtiar
Poesponegoro, Marwati Djoened. 1984. Sejarah nasional Indonesia II. Jakarta: Balai Pustaka.
30
Primaco Akademika, 1996 Koentjaraningrat, Masalah Kesukubangsaan dan Integrasi Nasional
Polity, Berkeley: Califonia Press, 1969 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Grafindo
Persada, 200
31