Anda di halaman 1dari 6

Sejarah Berdirinya Paroki

SANTA MARIA RATU SURGA- TOGIZITA

D
I
S
U
S
U
N

OLEH:
Kelompok I (Satu)
Nama- nama kelompok :

1. Ninsi Riang Hartati Halawa (ketua)


2. Herlina Ndruru (anggota)
3. Felisitas Bu’ulolo (anggota)
4. Alvonsus Aland Laia (anggota)
5. Magdalena YK Ndruru (anggota)
6. Timotius Ndruru (anggota)
7. Arjun t. Halawa (anggota)
8. Albert Ndruru (anggota)

Mapel : Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti


Kelas : XI-IPA
Pengasuh : Tr. Laia S.Ag

SMA NEGERI 1 HILIMEGAI


T.P 2023/2024
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur, penulis panjatkan kepada Tuhan YME atas berkat dan anugerahnya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah pendidikan Agama Katolik dan budi
perkerti dengan judul “SEJARAH BERDIRINYA SANTA MARIA RATU SURGA TOGIZITA”.

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhui selalu salah satu tugas mata pelajarab pendidikan
Agama Katolik dan budi pekerti supaya kita dapat mengenal awal berdirinya Paroki SMARS Togizita dan untuk
menambah wawasan dan pengetahuan sebagai umat dilingkungan Paroki SMASRS Togizita.

Penulis menyadari bahawa enulisan makalah ini masih terbatas dan jauh dari kata kesempurnaan. Hal ini
disebabkan keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan waktu yang dimiliki. Namun dengan demikian, penulis
telah berusaha agar makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

5 Desember 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………..1
Daftar Isi……………………………………………………………………….2

BAB I Pendahuluan :
1.1 Tujuan dan manfaat penulisan

BAB 1 Pembahasan :

A. Latar belakang berdirinya Paroki SMARS Togizita


B. Nama-nama pastor atau misionalisnya

BAB 2 Pembahasan ke II :

A. Nama-nama Rayon dan nama ketuanya


B. Nama-nama stasi dan nama lektornya

BAB 3 Penutup :

A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I

SEJARAH BERDIRINYA
SANTA MARIA RATU SURGA TOGIZITA

1. Latar Belakang Berdirinya Paroki Santa Maria Ratu Sorga Togizita

Paroki Sant Maria Ratu Surga Togizita merupakan sebuah paroki di Dekanat Nias Keuskupan Sibolga
menurut peta wilayah pemerintahan, Paroki Santa Maria Ratu Surga Togizita berpusatkan wilayah
Kecamatan Hilimegai dan stasi-stasinya terletak beberapa wilayah kecamatan, kabupaten (Nias Selatan,Nias,
Nias Barat) di provinsi sumatera utara.

2. Sejarah Singkat Berdirinya Paroki Santa Maria Ratu Surga Togizita


Sejarah berdirinya paroki Santa Maria Ratu Surga Togizita, identic dengan sejarah masuknya Gereja katolik di
Togizita. Di desa Togizitainilah asal-muasal Gereja Katolik di wilayan ini. Nama popular dari parokiini disebut
paroki Nias tengah, sebab paroki ini berada di tengah tengah pulau Nias. Namun dalam perkembangan selanjutnya
oleh ordinaris Gereja setempat menetapkan paroki ini dengan sebutan Paroki Santa Maria Ratu Surga Togizita.
Sebelum gereja katolik disebarkan diwilayah tengah pulau Nias ini,sebagian besar masyarkat diwilayah ini
menganut Agama Kristen Protestan dan masih banyak juga yang menganut agama asli. Seorang yang bernama
Protus Ragimbowo Ndruru (alm) bertugas sebagai sekretaris kampong Togizita, dan pada tanggal 24 mei 1940
beliau mengikuti rapat di kecamatan Lolowa’u. pada watu yang bersamaan Pastor Van Der Weidjen (alm) juga
hendak menuju Sirombu dan selanjutnya kekampung Hilisimaetano Teluk Dalam. Kedatangan Pastor Van Der
Weidjen mengeban misi yaitumenyebarkan injil yesus kristus menurut pandangan gereja Gereja katolik Roma.
Penemuan singkat pastor Van Der Weidjen dengan protus Ragimbowo Ndruru, sangat memikat dan menarik minat
Protus Ragimbowo Ndruru untuk lebih mengenal Agama Kristen katolik. Akhirnya Protus Ragimbowo Ndruru
mau mengikuti kursus yang dipimpin oleh oleh Pastor Van Der Weidjen yang dilaksanakan di Hilisimaetano
selama 6 bulan pada tanggal 10 juni-10 Desembar 1940 Protus Ragimbowo Ndruru dengan penuh semangat
mengikuti kursus ini dengan baik.

Setelah selesai kursus Protus Ragimbowo Ndruru kembali ke Togizita, dan tepat pada bulan januari 1941, untuk
pertama kalinya memimpin upacaraIbada Sabda secara agama katolik. Dirumahnya yang dihadiri oleh 2orang
peserta (terdiri dari enam kepala keluarga). Ke-6 kepala keluarga ini pada saaat itu langsung memberi surat
pernyataan bahwa mereka menerima dan bersedia menjadi agama katolik.

Adapun Nama-nama Tokoh Pejuang awal Gereja Katolik, antara lain :

1. Saukhuhumola Ndruru = 6 orang


2. Protus R. Ndruru =2 orang
3. Wilhemus He’era Ndruru =4 orang
4. Sa’ambelu Ndruru =2 orang
5. Holimbowo Ndruru = 5 orang
6. Andrea Gulo = 2 orang
Sejak inilah Togizita didirikan sebuah Stasi yang disebut dengan Stasi Togizita. Setelah itu dengan semangat
yang tinggi Protus Ragimbowo Ndruru pergi mengunjungi kampung-kampung di sekitar Ulunoyo, susua. Siwalawa
untuk mengajarkan orang tentang ajaran gereja atau agama katolik. Dari udaha yang dilakukanmya, maka akan
berhasil dibuka dan didirikan stasi-stasi sebagai berikit:

1. Januari 1941 stasi Ko’olotano


2. Februari 1941 stasi Lalio
3. Mey 1942 stasi Lolo’ana’a
4. Mey 1942 stasi Ambukha dengan 23 kepala keluarga
5. Juni 1942 stasi Soledua dengan 13 kepala keluarga

Salah satu peristiwa penting pada awal masuknya gereja katolik di Togizita ialah penyambutan Van Der
Widjen dilakukan pada tanggal 23 Desember 1941. Pada waktu ini dilakukan pesta dengan pemotongan babi
sebagai unkapan kegembiraan menyambut pastor diTogizita. Dalam acara penyambutan ini juga diundang
tokoh-tokoh dari beberapa stasi.

Dengan sudah adanya beberapa stasi dirasa penting untuk melakukan kursus kepada para lector, tokoh-tokoh
dari stasi dan para simpaatisan supaya ajaran gereja katolik dapat disampaikan kepada banyak orang dan
terutama kepada umat yang sudah menyatakan dirinya menjadi anggota gereja katolik.

Tepat pada akhir bulan februari 1942 dilakukan kursus pertama di togizita yang dihadiri oleh:

1. He’ara Ndruru (ama sati) dari Togizita


2. Faogoli Ndruru (ama wilisa) dari Togizita
3. Faosidodo Ndruru (am rudi) dari ko’olotano
4. Duhombowo Ndruru (ama dalisa) dari loloana’a
5. Faolambowo Ndruru (ama waogo) dari Soledua
6. Tuhombowo Giawa (ama suti) dari ambukha
7. Tasimbowo Ndruru (ama metisa) dari sambulu
8. Seti Giawa (ama waiki) dari olodano susua
9. Sokhi’aro Laia (ama lulu) dari tuhemberua
10. Tehosokhi Giawa dari hiliniafaoso
11. Fatisokhi Giawa (ama ratisa) dari hilinifaoso
12. Lofaroi Laia (ama liti) dari talio

Sesudah kursus ini Protus Ragimbowo Ndruru membuka stasi olodano, kemudian stasi lahusa susua dan
hilinifaoso eho. Awal april 1942 didirikan stasi hilifadolo dekat ibu kota kecamatan lolowa’u yang dikoordinir oleh
Faosimbowo Halawa alias ama fili’ami dengan anggota 21 kepala keluarga.

Demikianlah sejarah singkat Paroki Santa Maria Ratu Sorga Togizita Yang telah banyak mengalami
perkembangan, baik dari segi jumlah stasi maupun jumlah umatnya. Dalam sejarahnya Paroki Santa Maria Ratu
Sorga tegizita telah banyak menyumbangkan stasi-stasi, kepada paroki lain misalnya kepada Amandraya. Dan
bahkan pada tahun 2004 Paroki Santa Maria Ratu Sorga Togizita juga telah menyerahkan beberapa stasi paroki
Roh Kudus lahusa Gomo Dan juga keparoki salib suci Nias Barat.

Selanjutnya, Paroki Santa Maria Ratu Sorga Togizita merupakan sebuah paroki yang besar dari bermedan berat.
Besar dalam arti banyaknya stasi, yang tersebar di 3 wilayah pemeritah kabupaten, yaitu kabupaten nias selatan,
kabupaten Nias dan kabupaten Nias Barat, dan dalam wilayah kecamtan berada dalam 7 (tujuh) wilayah
kecamatan, yaitu : Ma’u Lolomatua, Lolofitu Moi, Hilimegai, Lolowa’u, Ulugawo, ambunasi. Disisi lain, paroki
ini disebut sebagai sebuah paroki dengan medan berat, artinya wilayah stasi-stasi di paroki ini bergunung-gunung,
lebih 50% harus dilalui.
BAB 3

Penutup

A. Kesimpulan

Dari sinilah kita mengetahiu bahwa sejarah berdirinya paroki SMARS Togizita bukanlah hal yang sangat
mudah bagi kita. Usaha dan motivasi para tokoh-tokoh pejuang gereja Katolik secara khusus Togizita
berdiri sampai sekarang. Semoga dengan adanya makalah ini, ilmu pemgetahuan dan wawasan kita makin
bertambah.

B. Saran

Demikianlah penulisan makalah ini, penulis dapat mengharpkan bahwa pembaca dapat memakluminya
baik cara penulisannya ataupun teori-teori yang dibahas dalam makalah ni dan dapat bermanfaat bagi kita
semua. Akhir kata kami ucapkan terima, kasih.

Anda mungkin juga menyukai