Anda di halaman 1dari 35

EndangAstuti

PSLH UGM
Proses Perizinan Berusaha Berdasarkan BERBASIS RISIKO MELALUI SISTEM OSS (PP 5 2021)

Mendaftar NIB (nomor induk berusaha)


Pelaku Usaha Lembaga OSS

Kesesuaian Pemanfaatan Ruang


Daratan, laut, kawasan hutan Sistem OSS

Pemasukan Data Profil Pelaku Usaha


Kegiatan utama, pendukung, jenis produk yang
dihasilkan, kapasitas produk dll Sistem OSS

Risiko Rendah atau

Risiko Menengah Rendah atau Menengah Tinggi atau

Risiko Tinggi
Risiko Menengah Rendah
Mengisi pernyataan kesanggupan memenuhi
Risiko Rendah standar kegiatan usaha
NIB sebagai SPPL Jika wajib UKL-UPL mengisi formulir UKL-UPL yang
tersedia di sistem OSS untuk memperoleh NIB dan
Legalitas pelaksanaan usaha dan/atau Sertifikat Standar
kegiatan Jika tidak wajib UKL-UPL mengisi formulis SPPL
yang tersedia di sistem OSS untuk memperoleh
NIB dan Sertifikat Standar

Sistem OSS

Risiko Tinggi
Risiko Menengah Tinggi
NIB Mengisi pernyataan kesanggupan memenuhi standar
Wajib memenuhi persyaratan izin sesuai NSPK kegiatan usaha
sebelum melaksanakan kegiatan operasional Jika wajib UKL-UPL mengisi formulir UKL-UPL yang
dan/atau komersial tersedia di sistem OSS untuk memperoleh NIB dan
Sertifikat Standar yang belum terverifikasi
Persyaratan izin diantaranya AMDAL
Jika tidak wajib UKL-UPL mengisi formulis SPPL yang
Jika Verfikasi telah memenuhi persyaratan maka tersedia di sistem OSS untuk memperoleh NIB dan
sistem OSS menerbitkan IZIN USAHA Sertifikat Standar yang belum terverifikasi
Pelaku usaha harus melakukan pemenuhan standar
kegiatan berdasarkan NSPK melalui sistem OSS
KERANGKA PIKIR PENYUSUNAN DOKUMEN AMDAL
Saran, pendapat dan Tanggapan dari:
•PENGUMUMAN AMDAL
• KONSULTASI PUBLIK
Prakiraan= Besaran & sifat
DAMPAK
penting dampak untuk setiap
POTENSIAL
A DPH
PENILAIAN
RENCANA
KELAYAKAN
KEGIATAN DAMPAK
POTENSIAL DAMPAK
P- LINGKUNGAN
DAMPAK
B PENTING
KOMPONEN KEGIATAN PENTING
HIPOTETIK
HIPOTETIK
1 1
DAMPAK
POTENSIAL
C PRAKIRAAN
IDENTIFIKASI EVALUASI DAMPAK
PENTING DAN
DAMPAK
PENTING
P+ RENCANA
DAMPAK DAMPAK HIPOTETIK PENGELOLAAN DAMPAK
EVALUASI HIPOTETIK
POTENSIAL DAMPAK POTENSIAL 2 2 LINGKUNGAN
POTENSIAL
DAMPAK
D
DAMPAK TP +
KOMPONEN LINGKUNGAN DAMPAK
PENTING
HIPOTETIK
DAMPAK
PENTING • Dampak Penting
• Dampak
POTENSIAL 3 HIPOTETIK
E 3
RONA
LINGKUNGAN lingkungan
Evaluasi = telaahan terhadap
DAMPAK
lainnya
POTENSIAL
F keterkaitan dan interaksi seluruh
Analisis atas DPH → karekterisk dampak
Kegiatan di Sekitar lingkungan
Surat Persetujuan KA Surat Kelayakan Lingkungan

PERENCANAAN
PELINGKUPAN ANALISIS
PENGENDALIAN

Dokumen Dokumen Dokumen


KERANGKA ACUAN (KA) ANALISIS DAMPAK RKL-RPL
LINGKUNGAN (ANDAL)
PUU LINGKUNGAN
PUU tentang Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan
UU 32 2009 UU 11 2020
PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
CIPTA KERJA

PP 22 2021 PENYELENGGARAAN PPLH


• Persetujuan Lingkungan
• Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Air
• Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Udara
• Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Laut
• Pengelolaan B3 dan Limbah B3
• Dana Penjaminan Untuk Pemulihan Fungsi Lingkungan Hidup
• Sistem Informasi Lingkungan Hidup
• Pembinaan dan Pengawasan
• Tata Cara Penerapan Sanksi Administratif Perizinan Berusaha atau Persetujuan
Lingkungan
Peraturan Menteri LHK 3 2021 Standar Kegiatan Usaha Pada Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha Berbasis Risiko Sektor LHK
Peraturan Menteri LHK 4 2021 Daftar Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki
AMDAL, UKL-UPL atau SPPL
Peraturan Menteri LHK 5 2021 Tata Cara Penerbitan Persetujuan Teknis Dan Surat Kelayakan
Operasional Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan
Peraturan Menteri LHK 6 2021 Tata Cara Dan Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya Dan Beracun
PERSETUJUAN TEKNIS DAN SLO
Jenis Izin PPLH [sudah tidak ada lagi]
• Izin pembuangan air limbah ke badan air
• Izin pembuangan air limbah ke laut
• Izin pemanfaatan air limbah
• Izin penyimpanan sementara limbah B3
• Izin pengumpulan limbah B3
• Izin pengangkutan limbah B3
• Izin pemanfaatan limbah B3
• Izin pengolahan limbah B3
• Izin penimbunan limbah B3
• Izin emisi
• Izin land application
PP 22 2021 pasal 43
1) Penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan mengajukan dokumen
Andal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 dan dokumen RKL-RPL
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 melaiui sistem informasi
dokumen Lingkungan Hidup kepada Menteri, gubernur, atau
bupati/wali kota sesuai dengan kewenangannya.
2) Pengajuan dokumen Andal dan dokumen RKL-RPL sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus dilengkapi dengan Persetujuan
Teknis.
3) Persetujuan Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat 2 terdiri atas:
a) pemenuhan Baku Mutu Air Limbah;
b) pemenuhan Baku Mutu Emisi;
c) Pengelolaan Limbah B3; dan/atau
d) analisis mengenai dampak lalu lintas.
PP 22 2021 pasal 44
1) Dokumen Andal dan dokumen RKL-RPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43
diiakukan penilaian oleh:
a) Menteri melalui Tim Uji Kelayakan Lingkungan Hidup yang berkedudukan di pusat;
b) gubernur melalui Tim Uji Kelayakan Lingkungan Hidup yang berkedudukan di
provinsi; atau
c) bupati/wali kota melalui Tim Uji Kelayakan Lingkungan Hidup yang berkedudukan
di kabupaten/kota.
2) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui tahapan:
a) penilaian administrasi; dan
b) penilaian substansi.
3) Penilaian administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a meliputi:
a) kesesuaian iokasi rencana Usaha dan/atau Kegiatan dengan rencana tata ruang;
b) persetujuan awal terkait rencana Usaha dan/atau Kegiatan;
c) Persetujuan Teknis;
d) keabsahan tanda bukti registrasi lembaga penyedia jasa penyusunan Amdal,
apabila penyusunan dokumen Andal dan dokumen RKL-RPL dilakukan oleh
lembaga penyedia jasa penyusunan Amdal;
e) keabsahan tanda bukti sertifikasi kompetensi penyusun Amdal; dan
f) kesesuaian sistematika dokumen Andal dan dokumen RKL-RPL dengan pedoman
penyusunan dokumen Andal dan dokumen RKL-RPL.
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 5 TAHUN 2021 TENTANG TATA CARA PENERBITAN PERSETUJUAN TEKNIS DAN SURAT
KELAYAKAN OPERASIONAL BIDANG PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

Pasal 3
1) Setiap Usaha dan/atau Kegiatan wajib Amdal atau UKL- UPL yang
melakukan kegiatan pembuangan dan/atau pemanfaatan Air
Limbah, wajib memiliki:
a) Persetujuan Teknis; dan
b) SLO.
2) Kegiatan pembuangan dan/atau pemanfaatan Air Limbah meliputi:
a) pembuangan Air Limbah ke Badan Air permukaan;
b) pembuangan Air Limbah ke formasi tertentu;
c) pemanfaatan Air Limbah ke formasi tertentu;
d) pemanfaatan Air Limbah untuk aplikasi ke tanah; dan
e) pembuangan Air Limbah ke Laut.
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 5 TAHUN 2021 TENTANG TATA CARA PENERBITAN PERSETUJUAN TEKNIS DAN SURAT
KELAYAKAN OPERASIONAL BIDANG PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

Pasal 28
Setiap Usaha dan/atau Kegiatan wajib Amdal
atau UKL/UPL yang melakukan kegiatan
pembuangan Emisi wajib memiliki:
a) Persetujuan Teknis; dan
b) SLO.
Permen LHK 6 2021 Tentang Tata Cara dan
Persyaratan Pengelolaan LB3 Pasal 220

1) Setiap Usaha dan/atau Kegiatan wajib Amdal atau UKL-UPL yang


melakukan kegiatan Pengelolaan Limbah B3 wajib memiliki:
a)Persetujuan Teknis PLB3; dan
b)SLO-PLB3.
2) Kegiatan Pengelolaan Limbah B3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a) Pengumpulan Limbah B3;
b) Pemanfaatan Limbah B3;
c) Pengolahan Limbah B3; dan
d) Penimbunan Limbah B3.
3) Setiap Usaha dan/atau Kegiatan wajib Amdal atau UKL- UPL yang
melakukan kegiatan Dumping (pembuangan) Limbah B3 wajib
memiliki Persetujuan Teknis PLB3, tanpa disertai dengan kewajiban
memiliki SLO-PLB3.
PERSETUJUAN TEKNIS DAN SLO
PEMBUANGAN DAN/ATAU PEMANFAATAN AIR LIMBAH,
PEMBUANGAN EMISI DAN PENGELOLAAN LIMBAH B3

Kajian teknis &


SML
Konstruksi
Lapor kepada
B/W/G/M SLO
Perubahan
Persetujuan
B/W/G/M [Perst Verifikasi Persetujuan
Lingkungan
Lingk] Lingkungan

Syarat uji
administrasi Sesuai Pertek Atau merubah
Uji administrasi Andal RKL-RPL maka terbit SLO Pertek
&UKL-UPL

Tidak sesuai Merubah


Verifikasi
Persetujuan Pertek fasilitas terkait
Teknis
PERATURAN TERKAIT BAKU MUTU
Cari yang sesuai dengan dampaknya
• Baku mutu air limbah
• Baku mutu emisi
• Baku mutu tingkat kebisingan
• Baku mutu tingkat getaran
• Baku mutu tingkat kebauan
• Baku mutu kualitas udara ambien
• Baku mutu kualitas air permukaan
• Baku mutu kualitas air laut
Usaha dan/atau Kegiatan.
5. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang perlindungan
PERATURAN dan pengelolaan
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
lingkungan hidup. REPUBLIK INDONESIA
NOMOR P.93/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2018
Pasal 2 TENTANG
(1) Penanggung jawab usaha dan/atau
PEMANTAUAN kegiatan
KUALITAS dalam SECARA TERUS MENERUS DAN
AIR LIMBAH
2018, No.1236 -4-
melakukan pemantauanDALAM
kualitas air limbah
JARINGAN dan DAN/ATAU KEGIATAN
BAGI USAHA
pelaporan pelaksanaan pemantauan kualitas air limbah
wajib memasang dan mengoperasikan
DENGAN Sparing.
RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESAdan produksi minyak dan gas;
h. eksplorasi
(2) Usaha dan/atau kegiatan yang diwajibkan memasang
i. pertambangan emas dan tembaga;
dan mengoperasikan
MENTERI Sparing sebagaimana
LINGKUNGAN HIDUPdimaksud
DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
j. pertambangan batubara;
pada ayat (1) meliputi:
k. industri tekstil dengan debit lebih besar atau sama
a. industri rayon;
dengan dari 1.000 (seribu) m3/hari;
b. industri pulp dan kertas;
Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 68 Undang-
l. pertambangan nikel;
c. industri kertas;
Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
m. industri pupuk; dan
d. industri petrokimia hulu;
Pengelolaan Lingkungan Hidup, setiap orang yang
e. industri oleokimia dasar; n. kawasan industri.
melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban
f. industri kelapa sawit;
memberikan informasi yang terkait dengan perlindungan
g. industri kilang minyak; Pasal 3
dan pengelolaan lingkungan hidup secara benar, akurat,
(1) Sparing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
terbuka dan tepat waktu serta mentaati ketentuan
meliputi:
mengenai baku mutu lingkungan hidup dan/atau baku
www.peraturan.go.id a. Alat Sparing;
kerusakan lingkungan hidup;
b. data logger yang mencatat, menyimpan dan
b. bahwa untuk memperoleh informasi yang terkait dengan
mengirim ke pusat data; dan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara
c. pusat data yang menerima dan mengolah data hasil
benar, akurat, terbuka dan tepat waktu serta ketaatan
pemantauan kualitas air limbah.
mengenai baku mutu lingkungan hidup dan/atau baku
(2) Mekanisme kerja Sparing sebagaimana dimaksud pada
DASAR HUKUM PENGELOLAAN LIMBAH B3
1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup:
2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
2. Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
3. Permen LH Nomor 05 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Limbah di Pelabuhan
4. Permen LH Nomor 14 th 2013 Tentang Simbol Limbah B3
5. Permen LHK Nomer 56 th 2015 Tentang Tata Cara Dan Persyaratan Teknis Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun Dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan
6. Peraturan LHK Nomor 74 Tahun 2019 Tentang Program Kedaruratan Pengelolaan
Bahan Berbahaya Dan Beracun Dan/Atau Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
7. Peraturan LHK Nomor 6 Tahun 2021 Tentang Tata Cara Dan Persyaratan Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun
Contoh Peraturan Sektor untuk SPAM
Apakah masih berlaku?
www.hukumonline.com
Sektor ESDM NEGARA
LEMBARAN Sektor PUPR
REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
2012 LINGKUNGAN HIDUP. Pengelolaan. Daerah NOMOR 122 TAHUN 2015
Aliran Sungai. Pelaksanaan. (Penjelasan Dalam TENTANG
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5292) SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA


PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGANNOMOR
RAHMAT 16
TUHAN YANG MAHA ESA
TAHUN 2005
NOMOR 37 TAHUN 2012
TENTANG TENTANG
PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI PRESIDEN REPUBLIK
PENGEMBANGAN SISTEMINDONESIA,
PENYEDIAAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA AIR MINUM
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang:
bahwa untuk melaksanakan ketentuanPERATURAN
DENGAN RAHMATMENTERI PEKERJAAN
MAHAUMUM
Pasal 3, Pasal 7, dan Pasal 10 Undang-Undang Nomor 1
TUHAN YANG ESA
bang : a. tentang
bahwa sesuai ketentuan Pengairan
Pasal 3 Undang-Undang NOMOR
serta untuk memenuhi tanggung : 18/PRT/M/2007
jawab Negara dalam menjamin pemenuhan
air minum dan akses terhadap
Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, dengan air minum, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Siste
terjadinya penurunanAirdaya
Minum.
dukung Daerah Aliran PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Sungai yang dicirikan dengan terjadinya banjir, TENTANG
tanah longsor, erosi, sedimentasi
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
dan kekeringan,
yangNomordapat mengakibatkan
Mengingat:
06/PRT/M/2011 terganggunya
perekonomian dan tata kehidupan Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 40 Undang-Undang
masyarakat,
1. Pasal 5 ayat (2) dan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
maka dayaTENTANG
dukung Daerah Aliran Sungai harus Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air perlu menetapkan
ditingkatkan; 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (Lembaran Negara Republik In
b. bahwa sesuai ketentuan Pasal 1974 18
Nomor 65, Tambahan
Undang-Undang PENYELENGGARAAN
Peraturan Pemerintah
Lembaran Negara tentang PENGEMBANGAN
RepublikPengembangan
Indonesia Sistem
Nomor Penyediaan
3046).
PEDOMAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA AIR
Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
Air Minum;
sebagian kewenangan pemerintah dalam
PERATURAN DAERAH
Deskripsi Kegiatan
Akan dibangun SPAM dengan kapasitas 4000
liter per detik yang akan melayani 4 kabupaten
dan 1 kota dalam 1 Provinsi. Sumber air berasal
dari Sungai A sebanyak 3000 liter/detik, Sungai B
1000 liter/detik. Pipa transmisi dibangun
sepanjang 100 km dengan 18 pipa sepanjang 70
km menuju reservoir masing2 kab/kota.
Terdapat instalasi pengolahan air (IPA) dan IPAL.
Setelah memenuhi baku mutu, maka efluen IPAL
dibuang ke Sungai A.
Dampak yang akan terjadi
Tahap Konstruksi Tahap Operasional
SEBUTKAN:
Peraturan perundang-undangan yang relevan
dengan dampak lingkungan
➢ Baku mutu lingkungan ?
➢ Kriteria baku kerusakan lingkungan ?
➢ Persetujuan teknis yang diperlukan ?
➢ PUU sektor terkait usaha dan/atau
kegiatan dan/atau dampak lingkungan
(UU, PP, dan Permen)
➢ Peraturan daerah?
Dipakai DIMANA?

Mari kita buka PP 22 2021


Lampiran 2
PP 22 2021 lampiran II

KERANGKA ACUAN
Tahap Konstruksi Pipa SPAM
Dampak Terhadap Lalu Lintas
Apakah terdapat peraturan
lingkungan hidup terkait lalu
lintas ?

Jika tidak ada, Apakah terdapat


peraturan sektor terkait lalu
lintas ?

Apakah ada Peraturan Daerah


(Perda/PerGub/Perbup/PerWali) Terkait
dampak-dampak tersebut ?
Tahap Operasional SPAM
Dampak Penurunan Kualitas Air
BM Air Limbah ? Efluen IPAL dibuang kemana ?

BM Air Sungai ?

Apakah ada dampak turunan terhadap biota air ?


Apakah ada peraturan lingkungan terkait biota air ?
BM atau Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan ?

Apakah ada Peraturan Daerah


(Perda/PerGub/Perbup/PerWali) Terkait
dampak-dampak tersebut ?
Komponen Rona Lingkungan
Terkena Dampak
Geofisikkimia Biologi Sosekbud Kesmas

• Kualitas udara ambien • Terdapat mangrove dan


parameter…memenuhi BM padang lamun 500 m dari
tapak proyek
• Kualitas air laut
• Masy sekitar mendukung
parameter….memenuhi BM proyek SPAM
• Kualitas air tanah parameter • Tingkat pengangguran usia
E. coli melebihi BM kerja 40%
• Kebisingan melebihi BM • Sanitasi masyarakat sekitar
• Kelancaran lalulintas …. masih belum memadai
• Kerusakan jalan…. • Penyakit ISPA menduduki
rangking pertama
Pelingkupan Dampak Tahap Kegiatan….
Dampak Potensial ? Dampak Penting Hipotetik ?

• Komponen Geofisikkimia • Komponen Geofisikkimia


– …….. – ……..
– …….. – ……..
• Komponen Biologi • Komponen Biologi
– …….. – ……..
– …….. – ……..
• Komponen Sosial Ekonomi • Komponen Sosial Ekonomi
Budaya Budaya
– ....... – .......
– ……. – …….
• Komponen Kesehatan • Komponen Kesehatan
Masyarakat Masyarakat
– ------ – ------
– ----- – -----
Evaluasi Dampak Potensial:
Menghilangkan/ Evaluasi Dampak Potensial
meniadakan (delisting)
dampak potensial yang
(Permen LHK 26 2018)
dianggap TIDAK RELEVAN
atau TIDAK PENTING
PP 22 2021 pasal 39
1) Penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan menyusun
dokumen Andal berdasarkan Formulir KA yang telah disepakati
2) Dokumen Andal sebagaimana dimaksud ayat (1) memuat;
– pendahuluan
– deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan beserta alternatifnya;
– deskripsi rinci rona lingkungan hidup awal (environmental setting);
– hasil pelibatan masyarakat;
– hasil penentuan dampak penting hipotetik (DPH) yang dikaji, batas
wilayah studi dan batas waktu kajian;
– hasil prakiraan dampak penting;
– hasil evaluasi secara holistik terhadap dampak lingkungan;
– daftar pustaka;dan
– lampiran.
10 Kriteria Kelayakan Lingkungan (1)
1. Rencana tata ruang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta
sumber daya alam (PPLH & PSDA) yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan;
3. Kepentingan pertahanan keamanan;
4. Prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak dari
aspek biogeofisik kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan kesehatan
masyarakat pada tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan pasca operasi
Usaha dan/atau Kegiatan;
5. Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh dampak penting sebagai
sebuah kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi sehingga
diketahui perimbangan dampak penting yang bersifat positif dengan yang
bersifat negatif;
6. Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang bertanggung jawab
dalam menanggulanggi dampak penting negatif yang akan ditimbulkan dari
Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan dengan pendekatan teknologi,
sosial, dan kelembagaan;
10 Kriteria Kelayakan Lingkungan (2)
7. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu nilai-nilai sosial
atau pandangan masyarakat (emic view);
8. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi dan/atau
mengganggu entitas ekologis yang merupakan:
• entitas dan/atau spesies kunci (key species);
• memiliki nilai penting secara ekologis (ecological importance);
• memiliki nilai penting secara ekonomi (economic importance);
dan/atau
• memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific importance).
9. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan
terhadap usaha dan/atau kegiatan yang telah ada di sekitar rencana
lokasi usaha dan/atau kegiatan;
10. Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup dari lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan, dalam hal terdapat
perhitungan daya dukung dan daya tampung lingkungan dimaksud;
 Kebijakan yang akan terpengaruh rencana usaha dan atau
kegiatan

Misal: Kebijakan pangan dan lahan pertanian nasional

Contoh Kasus:
Pembangunan Jalan Tol Yogya-Solo-Ngawi [Kertosono], Propinsi DIY-Jawa Tengah-
Jawa Timur

Ruas [alignment] Jalan Tol Yogya-Solo akan melewati areal lahan pertanian yang
telah ditetapkan oleh Departemen Pertanian sebagai lahan ABADI.
Total lahan pertanian yang akan dimanfaatkan untuk jalan tol sekitar 1800 ha,
dengan potensi kehilangan beras ~9 juta ton beras per tahun. Diputuskan bahwa
BP Jalan Tol, WAJIB mencari alignment baru dan menghindari areal lahan
pertanian.

33
RKL-RPL [Lampiran 2 PP 22 2021]
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai