Anda di halaman 1dari 2

Nama : Pattisinah Svida F.

NIM : 043460456
Mata Kuliah : Sistem Sosial Budaya Indonesia
Prodi / UPBJJ : Ilmu Administrasi Negara / UPBJJ-UT Jakarta
Tanggal : Wednesday, 21 February 2024
Topik : Diskusi 2

Menurut pendapat Anda, apakah keberagaman sosial masyarakat dapat menjadi


pemersatu bangsa atau malah dapat memecah belah bangsa? Jelaskan analisis Anda.
Berikan contohnya.

Bangsa Indonesia terdiri dari kelompok masyarakat yang bersifat majemuk dengan
656 suku bangsa dan tidak kurang dari 300 jenis bahasa lokal, budaya yang berbeda-beda,
warna kulit dan dan wilayah lingkungan yang berbeda, status sosial, dan agama.
Kemajemukan masyarakat Indonesia ini harus ditempatkan sebagai bagian dari tradisi atau
realitas yang harus diterima eksistensinya karena merupakan warisan sejarah bangsa
Indonesia. Munculnya berbagai konflik dan kekerasan antar suku yang terjadi di berbagai
daerah di Indonesia sebenarnya bukan merupakan dampak dari keberagaman suku budaya,
bahasa, warna kulit dan wilayah lingkungan namun hal ini dapat terjadi akibat ketimpangan
sosial di masyarakat. Ketimpangan dan ketidakseimbangan pembangunan yang dilakukan
pemerintah di kawasan pulau Jawa dan luar pulau Jawa, tidak terjadinya transformasi
ekonomi di beberapa daerah sehingga pembangunan secara ekonomi tidak seimbang,
pengaturan kependudukan yang kurang berpijak pada potensi budaya dan wilayah serta
lemahnya prasarana dasar di wilayah-wilayah tertentu menyebabkan munculnya berbagai
masalah, konflik dan kekerasan yang terlihat seperti dampak dari perbedaan etnik, budaya,
pandangan hidup, adalah agama yang dianut.

Apalagi saat ini beberapa golongan tertentu menggunakan alasan perbedaan suku, dan
agama untuk memuluskan karir dan jabatan di ranah politik. Pada sambutan kenegaraan
menjelang Proklamasi Kemerdekaan tanggal 16 Agustus 2000, Gus Dur menyampaikan hal-
hal yang menyebabkan konflik muncul di masyarakat. Beliau berkata bahwa nilai-nilai
budaya Indonesia yang mengandung kearifan untuk menghargai orang atau kelompok lain
belum punah. Perbedaan suku agama, ras, ataupun golongan selama ini telah biasa kita lihat
sebagai bagian asasi dari kemajemukan. Di antara kita banyak yang menyadari bahwa konflik
yang terjadi bukan yang asli namun merupakan produk dari tangan-tangan kotor yang dengan
licik memanfaatkan kelemahan masyarakat terhadap nilai-nilai budayanya sendiri sehingga
terjadilah pergeseran kepentingan yang akut dalam hubungan sosial politik dan ekonomi
masyarakat setempat. Maka dibutuhkan sikap dan relasi baru yang berlandaskan semangat
persaudaraan sebagai bangsa agar dapat dibangun kembali dimana setiap orang dan golongan
memperoleh penghargaan akan hak dan martabatnya sehingga konflik akan dapat
diselesaikan.

Pada dasarnya keberagaman sosial masyarakat dapat menjadi alat pemersatu bangsa
apabila tidak melupakan satu sisi yaitu sisi kemanusiaan. Untuk dapat menciptakan
persatuan, masyarakat Indonesia harus mulai bersedia untuk menumbuhkan moralitas dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, toleransi, menghargai nilai-nilai kemanusiaan. Tokoh
agama, birokrat, penegak hukum, pendidik, dan tokoh masyarakat perlu terlibat dalam
menegakkan nilai-nilai kemanusiaan dengan menanamkan nilai-nilai agama dan moralitas
untuk menyadarkan pluralitas masyarakat. Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia juga
perlu ditanamkan dalam sejak dini serta mengamalkan sikap pada sila-sila Pancasila sehingga
keberagaman yang ada di Indonesia tidak menimbulkan konflik tetapi menjadi aset yang
berharga untuk mempersatu bangsa.

Contohnya yaitu ikrar Sumpah Pemuda pada tahun 1928 dan di Batavia yang
menghasilkan keputusan dan menegaskan cita-cita akan tanah air Indonesia, bangsa
Indonesia, dan bahasa Indonesia. Dalam Kongres Pemuda tersebut para peserta mewakili
berbagai daerah di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai