Anda di halaman 1dari 1

MARITIM ORDE BARU

Muchlis Fauzan Ramadani 20407141037 Sej. Maritim 22/23

Indonesia negara maritime yang besar jika dilihat dengan besaran wilayah
laut dibandingkan wlayah daratan. Pada masa setelah kemerdekaan Indonesia
hingga berakhirnya kepemimpinan Soekarno, Indonesia diproyeksikan menjadi
negara yang berlandaskan maritime. Setelah meletusnya Gerakan 30 September
1965, kepemimpinan Indonesia beralih ke tangan Soeharto. Keberalihan kekuasaan
ini juga berdampak pada fokus pembangunan negara.

Pada masa Soeharto ini pembangunan lebih difokuskan di darat daripada di


laut seperti fokus Soekarno. Soeharto memperhatikan sektor pertanian dan ingin
membangun citra negara Agraris dimata dunia. Soeharto mengeluarkan kebijakan
Revolusi Hijau dengan menggenjot swasembada beras. Pada masa orde baru ini
juga Soeharto lebih fokus membangun jalan penghubung antar wilayah. Untuk
sektor laut, pemerintah Orde Baru hanya membangun Pelabuhan di pulau-pulau
yang besar saja, sehingga kapal pengangkut logistik belum bisa menjagkau pulau
yang kecil.1

Namun pada masa orde baru ini Indonesia juga termasuk dalam salah satu
negara yang ikut dalam konvensi PBB tentang hukum laut (UNICLOS) pada tahun
1982. Saat itu Indonesia diwakilkan oleh Menteri Luar Negeri Mochtar
Kusumaatmaja. Pada kovensi itu menyatakan bahwa Negara Kepulauan akan
menyatakan bahwa laut bukanlah suatu hal yang memisahkan antar pulau,
melainkan laut adalah alat yang menyatukan antar pulau-pulau. Dengan
ditandantangi Konvensi PBB 1982 tersebut, Indonesia setuju untuk membangun
insfrastruktur dibidang kelautan. Dan pada akhirnya, pembangunan kelautan uncul
dalam GBNH era Orde Baru pada sekitar tahun 1993-1998).2

1
Kesbangpol Kulon Progo. 2022. Kita Bangsa Maritim.
https://kesbangpol.kulonprogokab.go.id/detil/534/kita-bangsa-maritim Diakses
pada tanggal 19/05/2023
2
Sjarief Widjaja dan Kadarusman. Sejarah dan Politik Maritim Indonesia: Seri
Buku 1. Jakarta Pusat: AMADRAD PRESS. 2019

Anda mungkin juga menyukai