Anda di halaman 1dari 24

Nama : Dwi Ayu Damayanti

NPM : 2223053026
Mata Kuliah : Manajemen Pendidikan SD
Dosen Pengampu : 1. Dr. Fatkhur Rohman, M.Pd
2. Dr. Mohammad Mona Adha, M.Pd

Identitas Buku:

Pengantar Ilmu Manajemen Pendidikan (Teori dan Praktek Mengelola Lembaga


Pendidikan Era Industri 4.0 & Society 5.0

With Contribution by:

Yesi Okta Apriyanti, M.Pd


Rafik Darmansyah, M.Pd
Dr. Hayati, M.Ag
Lely Indah Kurnia, S.Pd., M.Pd
Rony Sandra Yofa Zebua, S.T., M.Pd
Dr. Akhmad Ramli, M.Pd
Mawaddah, M.Pd
Anis Wati Mamlu'ah, M.Pd
Al Barokah, M. Pd

Cover Buku:
Kajian Materi:

Chapter 1 Pengenalan Manajemen Pendidikan


Chapter 2 Teori Manajemen Pendidikan
Chapter 3 Perencanaan Pendidikan
Chapter 4 Pelaksanaan Pendidikan
Chapter 5 Evaluasi Pendidikan
Chapter 6 Pengembangan Pendidikan
Chapter 7 Manajemen Sumber Daya Manusia
Chapter 8 Kebijakan Pendidikan
Chapter 9 Tantangan dan Peluang Manajemen Pendidikan

No Chapter Ulasan
1. Pengenalan Manajemen Manajemen pendidikan adalah suatu bidang ilmu yang
Pendidikan mempelajari cara-cara mengelola lembaga
pendidikan agar dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dengan efektif dan efisien. Manajemen
pendidikan melibatkan perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengendalian, serta evaluasi terhadap
aktivitas dan sumber daya dalam lembaga
pendidikan. Manajemen pendidikan juga meliputi
pengambilan keputusan terkait dengan alokasi
sumber daya, perekrutan tenaga pendidik,
pengembangan kurikulum, evaluasi program
pendidikan, serta pengelolaan keuangan dan aset
lembaga pendidikan. Dalam era Industri 4.0 dan
Society 5.0, manajemen pendidikan menjadi
semakin kompleks karena lembaga pendidikan
dituntut untuk menghasilkan lulusan yang memiliki
kemampuan untuk menghadapi tantangan dunia
yang semakin berubah dan berkembang dengan
cepat. Oleh karena itu, manajemen pendidikan harus
mampu mengikuti perkembangan teknologi,
memberdayakan tenaga pendidik dan peserta didik,
serta mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang
ada. Era Industri 4.0 dan Society 5.0, manajemen
pendidikan juga harus memperhatikan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang
semakin pesat. Hal ini memungkinkan lembaga
pendidikan untuk mengembangkan sistem
pembelajaran berbasis digital, seperti e-learning dan
blended learning, serta mengoptimalkan
pemanfaatan media sosial dan platform digital
lainnya.
2. Teori Manajemen Definisi manajemen mengalami perkembangan dari
Pendidikan masa ke masa tergantung kebutuhan organisasi,
sehingga istilah manajemen yang dikemukakan oleh
para ahli sangat beragam. Hikmat (2009: 11)
menyatakan bahwa manajemen adalah ilmu dan
seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia secara efektif yang didukung oleh sumber-
sumber lainnya dalam suatu organisasi untuk mencapai
tujuan tertentu. Pendapat lain dikemukakan
American Society of Mechanical Engineers (Tim
Dosen Adpen UPI, 2011: 87) bahwa “management is
the art and science of organizing and directing
human effort applied to control the focus utilize
the materials of nature for the benefit of man”
(manajemen adalah ilmu dan seni mengorganisasi dan
memimpin usaha manusia, menerapkan pengawasan
dan pengendalian tenaga, serta memanfaatkan bahan
alam bagi kebutuhan manusia).
Ada dua alasan yang dapat diidentifikasi sehingga
pendidikan tetap up to date untuk dikaji. Pertama,
kebutuhan akan pendidikan memang pada hakikatnya
krusial karena bertautan langsung dengan ranah hidup
dan kehidupan manusia. Membincangkan pendidikan
berarti berbicara kebutuhan primer manusia. Kedua,
pendidikan juga merupakan wahana strategis bagi
upaya perbaikan mutu kehidupan manusia, yang
ditandai dengan meningkatnya level kesejahteraan,
menurunnya derajat kemiskinan dan terbukanya
berbagai alternatif opsi dan peluang
mengaktualisasikan diri di masa depan (Mahfud:
2009).
3. Perencanaan Pendidikan Perencanaan pendidikan merupakan suatu usaha
penetapan kebijakan yang telah tersusun rapi
dilengkapi dengan prosedur dan langkah-langkah yang
ditempuh untuk mencapai tujuan pendidikan
sebagaimana yang diamanahkan dalam Undang
Undang dasar 1945 dan undangundang sistem
pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003; “(1)
Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan
berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan
menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai
keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan
bangsa. (2) Pendidikan diselenggarakan sebagai satu
kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan
multimakna. Perencanaan pendidikan harus dapat
memberikan kontribusi terbaik untuk proses
pendidikan selanjutnya. Tujuan perencanaan ini
bukan hanya sekedar teori, tetapi dapat diaplikasikan
ditengah-tengah kehidupan masyarakat, agar setiap
lembaga pendidikan dapat dipercaya oleh masyarakat
sebagai agen of change menuju 5.0.
4. Pelaksanaan Pendidikan Pelaksanaan pendidikan merupakan serangkaian
kegiatan yang dilakukan untuk memberikan
pendidikan kepada individu atau kelompok.
Pelaksanaan pendidikan dapat dilakukan melalui
berbagai bentuk, seperti pendidikan formal,
nonformal, dan informal. Pelaksanaan pendidikan
dapat dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Dalam pelaksanaan pendidikan, terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses
pembelajaran, antara lain faktor lingkungan, faktor
guru, faktor siswa, faktor kurikulum, dan faktor
teknologi.
Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan pendidikan meliputi pembelajaran,
metode pembelajaran, kualitas guru atau dosen,
sumber belajar, evaluasi, fasilitas dan lingkungan.
5. Evaluasi Pendidikan Pelaksanaan evaluasi yang sistematis dan terencana
dalam lingkungan pendidikan dimaksudkan agar
evaluasi dapat menjadi sebuah alat ukur yang
semaksimal mungkin sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan. Sehingga evaluasi dalam dunia
pendidikan seharusnya bukan hanya bertujuan untuk
mengukur ketercapaian terhadap target yang
diharapkan, tetapi juga mampu memberikan informasi
mengenai realitas dan kebutuhan dalam lingkungan
pendidikan tersebut, yang selanjutnya digunakan
untuk peningkatan atau perbaikan pelaksanaan
pendidikan. Pada bagian 5 ini, pembahasan akan
difokuskan terkait evaluasi dalam dunia pendidikan
atau evaluasi pendidikan. Pembahasan akan dimulai
dari definisi, kemudian fungsi & tujuan evaluasi
pendidikan, prinsip-prinsip dalam evaluasi pendidikan,
ruang lingkup evaluasi pendidikan, dan jenisjenis
evaluasi dalam lingkungan pendidikan.
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam evaluasi
pendidikan yaitu valid, berorientasi kepada
karakteristik, berkelanjutan atau kontinuitas,
menyeluruh (komprehensif), bermakna, adil dan
objektif, terbuka atau transparan dan akuntabilitas,
kooperatif, ikhlas, dan praktis.
6. Pengembangan Pendidikan Keberhasilan sebuah Negara bergantung pada mutu
sumber daya manusianya. Kualitas sumber daya
manusia sangat erat kaitannya dengan
perkembangan pendidik. Tiga strategi yang dapat
diimplementasikan dengan tepat, sehingga dapat
menciptakan lingkungan pendidikan pada
lingkungan dunia pendidikan yang berkualitas.
Pertama, strategi pengembangan tenaga pengajar.
Ini adalah hal utama yang perlu dilaksanakan. Jika
pengajarnya hebat, maka institusi sekolah, murid,
dan lingkungannya pun akan hebat. Bagaimana
caranya seorang pengajar dapat memegang peran
penting untuk menjadikan pembelajaran di
sekolahan terasa mengasyikan. Seseorang murid
akan mencintai suatu bidang studi bukan karena
materi pelajarannya, namun gurunya yang bisa
membawakan suasana yang nyaman dalam proses
belajar mengajar. Oleh karena itu, gurulah yang
berbuat sesuatu yang mulia, jadilah guru yang
menginsipirasi. Sehingga murid dan lingkungan
akan menghargai guru. Strategi kedua dalam
membangun edukasi adalah dengan meningkatkan
fungsi orang tua. Orang tua adalah pendidik utama
yang seringkali kurang siap. orangtua merupakan
orang paling berpengaruh besar dalam proses
pembentukan kepribadian seorang anak. Oleh karena
itu, orangtua wajib memperkuat posisinya dan ikut
berperan serta dalam dunia pendidikan. Strategi yang
terakhir adalah dengan mengajak siswa sebagai upaya
mewujudkan kenyamanan dalam suasana
pembelajaran. mengajak para pemangku kebijakan di
dunia pendidikan untuk menanyakan proses
pembelajaran seperti apa yang diinginkan oleh
murid. Langkah ini perlu dilakukan, karena siswa
adalah pihak yang melakukan aktivitas dalam
proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang
baik. sisipkan bahan ajar kepada murid, dan
kembangkan semua potensi yang ada dalam diri murid.
Institusi Pendidikan harus menjadi tempat yang
menyenangkan. Kembangkan semua kemampuan dari
dalam diri murid.
7 Manajemen Sumber Daya Manajemen sumber daya manusia adalah proses
Manusia mengatur sumber daya yang ada dalam sebuah
organisasi/perusahaan/lembaga pendidikan melalui
fungsifungsi manajemen sumber daya manusia,
sehingga proses ketercapain tujuan berjalan efektif dan
efisien.
Manajemen sumber daya manusia merupakan
bagian dari manajemen keorganisasian yang
memfokuskan diri pada sumber daya manusia.
Dengan demikian dapat dikelompokkan tugas
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) atas
tiga fungsi, yaitu: 1) fungsi manajerial (perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian); 2)
fungsi operasional (pengadaan, pengembangan,
kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan
pemutusan hubungan kerja); dan 3) kedudukan
MSDM.
Fungsi manajemen sumber daya manusia antara lain
perencanaan sumber daya alam, pengangkatan dan
pemberhentian karyawan, pengupahan tunjangan,
penilaian kinerja, pengembangan karir, pelatihan dan
pengembangan, keselamatan dan kesehatan kerja,
penerapan efektivitas hubungan kerja.
8. Kebijakan Pendidikan Kebijakan pendidikan merupakan suatu kebijakan
yang dibuat oleh pemerintah atau penyelenggara
dalam pendidikan dalam memetakan pendidikan
berdasarkan masalah-masalah yang muncul, sehingga
kebijakan itu lahir guna mewujudkan kemajuan dalam
pendidikan.
Charles O. Jones (1979) menyatakan ada 5 komponen
kebijakan pendidikan, yaitu: 1) Goal (tujuan), 2) Plans
(rencana), 3) Programme (program), 4) Decision
(keputusan), 5) Efects (dampak).
Kebijakan pendidikan memiliki karakteristik yang
membedakannya dengan kebijakan lainnya. Adapun
karakteristik kebijakan pendidikan yaitu: 1) memiliki
tujuan pendidikan, 2) terpenuhinya aspek legal dan
formal, 3) memiliki konsep operasional, 4) dibuat oleh
yang berwenang, 5) dapat dievaluasi, 6) memiliki
sistematika.
Proses perumusan kebijakan pendidikan antara lain: 1)
penyusunan agenda, 2) perumusan kebijakan, 3)
pengambilan keputusan, 4) implementasi kebijakan.
9. Tantangan dan Peluang Prof. Dr. Mastuhu, M.Ed memotret tentang
Manajemen Pendidikan tantangan lembaga pendidikan dalam dua kategori,
yaitu tantangan eksternal dan internal. Tantangan
eksternal meliputi globalisasi, turbulence, dinamika.
Sedangkan tantangan internal pendidikan Indonesia
adalah kebijakan pemerintah yang masih belum
progresif, baik orde lama, orde baru, dan orde
reformasi.
Peluang kerja yang dimiliki lulusan manajemen bisa
bilang sangat luas karena bisa mencakup berbagai jenis
pekerjaan dan beragam jenjang kerja. Dengan bekal
keilmuan yang dipelajari di bangku perkuliahan, pada
umumnya penguasaan ilmu manajemen dapat
menjadi nilai jual yang patut dibanggakan.
Kerja di sektor ekonomi dan keuangan menjadi
pilihan utama bagi lulusan jurusan ini. Meskipun
begitu, pada dasarnya banyak sekali potensi yang bisa
kamu kembangkan dengan mencoba untuk bekerja di
sektor lainnya, seperti pendidikan, media, kreatif, dan
lain-lain.
Review Book

Nama : Dwi Ayu Damayanti


NPM : 2223053026
Mata Kuliah : Manajemen Pendidikan SD
Dosen Pengampu : 1. Dr. Fatkhur Rohman, M.Pd
2. Dr. Mohammad Mona Adha, M.Pd

Identitas Buku:

Manajemen Pendidikan

With Contribution by:

Amiruddin Tumanggor
James Ronald Tambunan
Pandapotan Simatupang

Cover Buku:

Kajian Materi:

Chapter 1 Konsep Dasar Manajemen Pendidikan


Chapter 2 Organisasi & Lembaga Pendidikan
Chapter 3 Manajemen Kurikulum
Chapter 4 Manajemen Peserta Didik
Chapter 5 Manajemen Tenaga Pendidikan
Chapter 6 Manajemen Fasilitas Pendidikan
Chapter 7 Teknik & Pengajaran dalam Supervisi Pendidikan

No Chapter Ulasan
1. Konsep Dasar Manajemen Secara sederhana manajemen pendidikan
Pendidikan
difungsikan sebagai suatu lapangan dari studi dan
praktik yang terkait dengan organisasi pendidikan.
Manajemen pendidikan merupakan proses
manajemen dalam pelaksanaan tugas pendidikan
dengan mendayagunakan segala sumber secara
efisien untuk mencapai tujuan secara efektif.
Namun demikian untuk mendapatkan pengertian
yang lebih komprehensif, diperlukan pemahaman
tentang pengertian, proses dan substansi
pendidikan. Manajemen pendidikan merupakan suatu
penalataan di bidang garapan pendidikan yang
dilakukan melalui aktifitas perencanaan,
pengorganisasian (Engkoswara dan Aan, 2013).
Manajemen pendidikan pada prinsipnya merupakan
suatu bentuk penerapan manajemen atau
administrasi dalam mengelola, mengatur dan
mengalokasikan sumber daya yang terdapat dalam
dunia pendidikan, fungsi administrasi pendidikan
merupakan alat untuk mengintegrasikan peranan
seluruh sumberdaya guna tercapainya tujuan
pendidikan dala m suatu konteks sosial tertentu, ini
berarti bahwa bidang-bidang yang dikelola mempunyai
kekhususan yang berbeda dari manajemen dalam
bidang lain.
2. Organisasi & Lembaga Organisasi adalah koordinasi/ secara rasional
Pendidikan
kegiatan sejumlah orang untuk mencapai tujuan
bersama yang dirumuskan secara eksplisit, melalui
peraturan dan pembagian kerja serta melalui
hierarkhi kekuasaan dan tanggung jawab. Suatu
lembaga adalah sistem hubungan sosial yang
terorganisir yang mewujudkan nilai-nilai dan tata cara
umum tertentu dan memenuhi kebutuhan dasar
masyarakat tertentu. Lembaga termasuk diantara
norma norma masyarakat yang paling resmi dan
bersifat memaksa. Kalau kebiasaan dan tata kelakuan
disekitar suatu kegiatan yang penting menjadi
terorganisir ke dalam sistem keyakinan dan perilaku
yang sangat formal dan mengikat, maka suatu
lembaga telah berkembang.
Lembaga Pendidikan adalah koordinasi secara
rasional sejumlah orang dalam membentuk institusi
pendidikan. Tujuannya antara lain adalah
menyiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan akademik
dan/ atau profesional yang dapat menerapkan,
mengembangkan, memperkaya khanazah ilmu
pengetahuan, teknologi, kesenian, serta
mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan
taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya
kebudayaan nasional. Demikian kompleksnya
organisasi tersebut, maka dalam memberikan layanan
pendidikan kepada siswa khususnya dan masyarakat
pada umumnya organisasi perlu dikelola dengan
baik. Oleh sebab itu lembaga pendidikan perlu
menyadari adanya pergeseran dinamika internal
(perkembangan dan perubahan peran) dan tuntutan
eksternal yang semakin berkembang.truktur
Organisasi pendidikan yang pokok ada dua macam
yaitu sentralisasi dan desentralisasi. Di antara kedua
struktur tersebut terdapat beberapa struktur
campuran yakni yang lebih cenderung ke arah
sentralisasi mutlak dan yang lebih mendekati
disentralisasi tetapi beberapa bagian masih
diselenggarakan secara sentral. Pada umumnya,
struktur campuran inilah yang berlaku dikebanyakan
negara dalam menyelenggarakan pendidikan dan
pengajaran bagi bangsanya
3. Manajemen Kurikulum Manajemen kurikulum adalah sebuah proses atau
sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif,
komprehensif, sistemik, dan sistematik untuk
mengacu ketercapaian tujuan kurikulum yang sudah
dirumuskan. Proses manajemen kurikulum tidak
lepas dari kerjasama sosial antara dua orang atau
lebih secara formal dengan bantuan sumber daya
yang mendukungnya. Pelaksanaanya dilakukan dengan
metode kerja tertentu yang efektif dan efisien dari segi
tenaga dan biaya, serta mengacu pada tujuan
kurikulum yang sudah ditentukan sebelumnya.
Prinsip yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan manajemen kurikulum adalah sebagai
berikut: Produktivitas, demokratis, kooperatif,
efektivitas dan efesiensi, dan mengarahkan pada
pencapaian visi, misi, dan tujuan yang sudah
ditetapkan.
4. Manajemen Peserta Didik Manajemen peserta didik dapat diartikan sebagai
suatu proses pengurusan segala hal yang berkaitan
dengan siswa di suatu sekolah mulai dari perencanaan,
penerimaan siswa, pembinaan yang dilakukan
selama siswa berada di sekolah, sampai dengan
siswa menyelesaikan pendidikannya di sekolah.
Dengan kata lain manajemen kesiswaan merupakan
keseluruhan proses penyelenggaraan usaha kerjasama
dalam bidang kesiswaan dalam rangka pencapaian
tujuan pembelajaran di sekolah. Tujuan manajemen
peserta didik adalah menata proses kesiswaan
mulai dari perekrutan, mengikuti pembelajaran
sampai dengan lulus sesuai dengan tujuan
institusional yang berlangsung secara efektif dan
efisien.
Fungsi manajemen peserta didik adalah sebagai
wahana bagi peserta didik untuk mengembangakan diri
seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-
segi individualitasnya, segi sosial, aspirasi,
kebutuhan dan segi-segi potensi peserta didik lainnya.
5. Manajemen Tenaga Manajemen tenaga kependidikan didefinisikan
Pendidikan
sebagai kegiatan menggerakkan orang lain untuk
mencapai tujuan pendidikan. Tenaga kependidikan
adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri
dan diangkat untuk menunjang pelaksanaan
pendidikan. Sedangkan pendidik adalah tenaga
kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,
tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang
sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipasi
dalam menyelenggarakan pendidikan. Adapun guru
adalah pendidik professional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Jenis
personil pendidikan ada beberapa bila ditinjau dari
tugasnya yaitu (Suharsimi Arikunto, 2013): tenaga
pendidik, tenaga fungsional kependidikan, tenaga
teknis kependidikan, tenaga pengelola satuan
pendidikan, tenaga administratif, tenaga administratif
terdiri atas staf dan tata usaha.
6. Manajemen Fasilitas Manajemen sarana dan prasarana pendidikan dapat
Pendidikan
didefinisikan sebagai proses kerja sama
pendayagunaan semua sarana dan prasarana
pendidikan secara efektif dan efisien. Lain halnya
Menurut Juhairiyah bahwa, manajemen sarana dan
prasarana itu adalah semua komponen yang secara
langsung maupun tidak langsung menunjang jalanya
proses pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan itu sendiri. Pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa manajemen sarana prasarana
adalah proses pendayagunaan semua komponen
sarana dan prasarana yang ada di sekolah dalam
menunjang proses pendidikan untuk mencapai tujuan
dari pendidikan itu sendiri.
Manajemen fasilitas pendidikan meliputi: pengadaan,
ntervarisasi, distribusi, pemanfaatan, pemeliharaan,
dan penghapusan.
7. Teknik & Pengajaran dalam Pengelompokan teknik supervise pendidikan menurut
Supervisi Pendidikan
Asmani (2012) dapat dilakukan berdasarkan dua.
Aspek yaitu dilihat dari jumlah orang yang di
supervise dan dilihat dari langsung atau tidaknya
supervisor menghadapi oarng yang disupervisi. Dilihat
dari jumlah orang disuvervisi, teknik supervise dapat
dibedakan atas dua yaitu teknik individual
(individual technique) dan teknik kelompok (group
technique). Sedangkan dilihat dari langsung
tidaknya supervisor menghadapi orang yang
disupervisi, teknik supervi se dapat dibedakan atas
dua pula yaitu teknik langsung (direct technique)
dan tidak langsung (direct technique).
Review Book
Nama : Dwi Ayu Damayanti
NPM : 2223053026
Mata Kuliah : Manajemen Pendidikan
Dosen Pengampu : 1. Dr. Fatkhur Rohman, M.Pd
2. Dr. Mohammad Mona Adha, M.Pd
Identitas Buku:

Manajemen Pendidikan

With Contribution by:

Kajian Materi:

Chapter 1 Konsep Dasar Manajemen Pendidikan


Chapter 2 Landasan Manajemen Pendidikan
Chapter 3 Organisasi Lembaga Pendidikan
Chapter 4 Manajemen Kurikulum
Chapter 5 Manajemen Peserta Didik
Chapter 6 Manajemen Tenaga Kependidikan
Chapter 7 Manajemen Fasilitas Pendidikan
Chapter 8 Manajemen Biaya Pendidikan
Chapter 9 Manajemen Hubungan Lembaga Pendidikan dengan Masyarakat
Chapter 10 Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan
Chapter 11 Manajemen Mutu Pendidikan
Chapter 12 Mutu Pendidikan
Chapter 13 Manajemen dan Pengelolaan Perpustakaan Sekolah

No Chapter Ulasan
1. Konsep Dasar Manajemen Manajemen merupakan serangkaian proses
Pendidikan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi
melalui pemanfaatan orang lain dalam mengelola
sumber daya yang ada dalam organisasi.
Manajemen pendidikan adalah kegiatan
pengembangan pendidikan secara sistematis
untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui
pelaksanaan fungsi manajemen.
2. Landasan Manajemen Landasan manajemen pendidikan merupakan dasar
Pendidikan dalam pelaksanaan manajemen pendidikan.
Manajemen pendidikan bertujuan agar kinerja
sekolah menjadi optimal, efektivitas kerja
meningkat, efisiensi kerja terpenuhi dan
menghasilkan kualitas yang bermutu. Falsafah
manajemen pendidikan dapat dilihat dari hakikat
tujuan, hakikat manusia dan hakikat kerja.
Manajemen pendidikan dapat dipandang sebagai
ilmu dan juga seni. Pendidikan perlu dikelola
dengan baik agar mampu menjawab tantangan
masa depan. Sebanyak apapun sumber daya alam
yang dimiliki, tanpa sumber daya manusia yang
handal akan menjadi sia-sia. Oleh karena itu
landasan manajemen pendidikan mesti diperkuat.
3. Organisasi Lembaga Organisasi lembaga pendidikan dalam satuan
Pendidikan pendidikan merupakan susunan skema atau bagan-
bagan yang terhubung satu bagan dengan bagan
lainnya. Untuk menghubungkan satu bagan
dengan bagan lain dalam mengkoordinasikan
tugas dan tanggung jawab pendidikan sangat
diperlukan organisasi lembaga pendidikan yang
tersistem dengan baik. Organisasi lembaga
pendidikan terbagi menjadi dua jenis organisasi,
yaitu organisasi adalah Organisasi Formal
dan Organisasi Informal.
4. Manajemen Kurikulum Institusi pendidikan bisa saja memiliki sumber
daya yang melimpah atau tidak memiliki
sumber daya yang memadai. Kelimpahan dan
kekurangan sumber daya tidak bisa menjamin
institusi pendidikan untuk adaptif terhadap
kebutuhan siswa atau mahasiswa yang
dilayaninya. Institusi pendidikan yang berhasil
memenuhi kebutuhan pengguna jasanya harus
dapat menjalankan manajemen kurikulum
secara kreatif dan mengedepankan penjaminan
dan kontrol kualitas. Supaya penjaminan dan
kontrol kualitas dapat dijalankan secara
berkelanjutan dan mengikuti perkembangan
kebutuhan masyarakat yang dilayani, dalam
menjalankan manajemen kurikulum, institusi
pendidikan harus secara konsisten menjalankan
siklus kurikulum. Dalam menjalankan siklus
kurikulum, institusi pendidikan dapat melakukan
pengembangan, desain, dan review kurikulum baik
secara konvensional maupun memanfaatkan
teknologi.
5. Manajemen Peserta Didik Manajemen peserta didik merupakan bagian dari
manajemen sekolah yang memerlukan perhatian
khusus karena baik tidaknya output, salah satunya
tergantung dari pelaksanaan manajemen peserta
didik. tujuan untuk menata dan mengatur kegiatan-
kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik
sebagai upaya memperlancar proses
pembelajaran dan menciptakan lingkungan yang
kondusif di sekolah sehingga memberikan
kontribusi pencapaian tujuan proses pembelajaran
secara efektif dan efisien. Ada beberapa
kegiatan dalam manajemen peserta didik yaitu
penerimaan peserta didik, pembinaan peserta
didik, evaluasi belajar peserta didik,
penyelenggaraan layanan khusus bagi peserta
didik, dan mutasi peserta didik. Kegiatan
tersebut tentunya membutuhkan kerja sama
kepala sekolah dan para guru di sekolah yang
harus melaksanakan manajemen peserta didik
dengan penuh tanggung jawab dan mampu
mengatasi perbedaan atau karakteristik yang
dimiliki peserta didik.
6. Manajemen Tenaga Tenaga kependidikan juga tidak kalah penting
Kependidikan dalam manajemen pendidikan yang merupakan
bagian yang tak terpisahkan dalam proses
pendidikan di sekolah. Mereka yang turut
membantu dalam menangani administrasi sekolah
mulai dari administrasi kurikulum,
administrasi kesiswaan, administrasi ketenagaan,
administrasi sarana prasarana, dan administrasi
pembiayaan. Tenaga kependidikan bagian yang
mensuport kepala sekolah dalam melaksanakan
aktivitas pendidikan di sekolah. Tenaga
kependidikan yang membantu proses
pendidikan di sekolah meliputi tenaga
administrasi, tenaga kepustakaan, tenaga
laboratorium, teknisi, pengelola kelompok
belajar, pamong belajar, tenaga keamanan dan
kebersihan.
7. Manajemen Fasilitas Manajemen fasilitas pendidikan merupakan
Pendidikan suatu proses kegiatan untuk dapat mengelola
fasilitas pendidikan secara sistematis dan
terstruktur demi menciptakan pendidikan yang
berkualitas. Adanya kegiatan manajemen pada
fasilitas pendidikan ini dapat menjadikan suatu
fasilitas pendidikan dimanfaatkan secara baik
atau sesuai dengan fungsi yang seharusnya.
Fasilitas pendidikan merupakan sarana dan
prasarana yang dapat menunjang proses
pembelajaran sehingga menjadi lebih efektif dan
efisien. Guru maupun siswa sangat terbantu
dengan adanya fasilitas pendidikan ini, sebab
fasilitas pendidikan menawarkan beragam
kemudahan. Guru dapat mengajar dengan lebih
inovatif dan produktif, sementara siswa dapat
belajar dengan baik dan tentunya akan
berpengaruh pada hasil atau prestasi belajar siswa.
Oleh karena itu, perlu suatu manajemen guna
mengelola secara baik dan tepat fasilitas
pendidikan. Adapun ruang lingkup dari
manajemen fasilitas pendidikan, yaitu meliputi
tahap perencanaan, pengadaan, pendistribusian,
pemanfaatan, pemeliharaan, inventarisasi, dan
penghapusan.
8. Manajemen Biaya Pendidikan Manajemen pembiayaan pendidikan merupakan
rangkaian aktivitas mengelola pembiayaan sekolah
dimulai dari perencanaan, pembukuan,
pembelanjaan, pengawasan, dan pertanggung
jawaban pembiayaan pendidikan. Manajemen biaya
pendidikan meliputi tiga aktivitas, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Ruang
lingkup kegiatan manajemen pembiayaan
pendidikan dilakukan melalui proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan pengkoordinasian,
pengawasan, dan pengendalian. Dengan adanya
kegiatan manajemen pembiayaan pendidikan maka
kebutuhan pendanaan kegiatan sekolah dapat
diupayakan pengadaannya, dilakukan secara
transparan, dan digunakan untuk membiayai
pelaksanaan program sekolah secara efektif dan
efisien.
9. Manajemen Hubungan Beberapa elemen masyarakat yang
Lembaga Pendidikan dengan mememiliki potensi untuk dilibatkan dalam
Masyarakat
kerjasama dengan satuan pendidikan yaitu orang
tua, Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI),
instansi pemerintah dan swasta, tokoh agama dan
tokoh masyarakat serta profesional dan komunitas
seni budaya. Kerja sama yang dilakukan dapat
berupa kesediaan sebagai guru/dosen tamu,
tempat magang atau praktek industri,
pemberian sertifikat kompetensi, sponsor
kegiatan sekolah, pemberian beasiswa,
penyediaan sarana dan fasilitas sekolah, atau
kesediaan menampung lulusan satuan pendidikan
sebagai tenaga kerja. Strategi pengelolaan
hubungan antara satuan pendidikan dan
masyarakat dapat menerapkan pendekatan yang
dikemukakan oleh Shelley (2017) yang
disebutnya sebagai lingkaran lima C (Five C
Cycle) yaitu C1 : Communicate for
Engagement, C2: connect, C3:
Collaborate, C4: Capitalise, C5:
Communicate Success Story. Melalui kelima
langkah ini akan terbangun kerjasama yang
berkesinambungan dalam mempertahankan,
meningkatan atau mengembangkan kerjasama
dalam lingkup yang lebih luas. Inti dari kolaborasi
adalah komunikasi yaitu diawali dengan
komunikasi dan diakhiri atau dilanjutkan dengan
komunikasi sebagai sebuah lingkaran.
10. Kepemimpinan dan Supervisi Kepemimpinan dan supervisi merupakan dua hal
Pendidikan yang tak terpisahkan, bahkan dapat dikatakan
bahwa tiada kepemimpinan tanpa supervisi.
Supervisi berperan sangat menentukan dalam hal
berhasil tidaknya suatu kepemimpinan. Seorang
pemimpin yang sukses, di antaranya adalah
keahlian dirinya dalam menguasai supervisi
yang efektif Supervisi merupakan kebutuhan
bagi lingkungan sekolah dan lembaga pendidikan
lainnya. Lembaga pendidikan sudah seharusnya
mengadakan supervisi rutin di setiap program
yang dilaksanakannya. Supervisi yang dimaksud
bukan hanya sekedar penilaian, tetapi
supervisi program secara menyeluruh.
Supervisi tersebut berguna untuk menentukan
apakah program layak diteruskan, direvisi,
diberikan, atau menghenghentikan program karena
dianggap sudah tidak bermanfaat.
11. Manajemen Mutu Pendidikan Manajemen mutu adalah suatu cara meningkatkan
performansi secara terus menerus (continuous
performance improvement) pada setiap level
atau proses, dalam setiap area fungsional dari
suatu organisasi dengan menggunakan sumber
daya manusia dan modal yang tersedia. Tujuan
utama manajemen mutu adalah meningkatkan mtu
pendidikan secara berkelanjutan, terus menerus,
dan terpadu.
12. Mutu Pendidikan Penjaminan mutu terbagi menjadi penjaminan
mutu internal dan penjaminan mutu eksternal
dimana dalam proses penjaminan mutu harus
dilakukan dengan prinsip kemandirian,
partisipatif, integritas yang tinggi, terstandar,
sistematis, menyeluruh serta keterbukaan dan
akuntabilitas. Keberhasilan penjaminan mutu
juga ditentukan oleh beberapa hal diantaranya;
kepemimpinan yang baik, adanya komitmen dari
manajemen, melakukan perbaikan secara terus-
menerus, mengedepankan komunikasi, kerjasama,
keterlibatan semua pihak dan pelayanan yang
berkualitas untuk mencapai kepuasan pelanggan.
13. Manajemen dan Pengelolaan Perpustakaan sekolah harus dpat menyajikan
Perpustakaan Sekolah informasi guna kepentingan, pelaksanaan proses
belajar mengajar, rekreasi bagi pemustaka dengan
menggunakan koleksi yang ada di perpustakaan
serta bimbingan dan peningkatan minat baca siswa.
Adapun fungsi perpustakaan sekolah diantaranya:
fungsi edukatif, fungsi penyimpanan, fungsi
informatif, fungsi penelitian, fungsi kultural, dan
fungsi rekreasi.
Review Book

Anda mungkin juga menyukai