DOSEN PEMBIMBING:
Prof. Dr. Mudjiran, M. S., Kons.
OLEH:
Ade Maharani
21006001
2. Otoriter
Pola asuh jenis otoriter adalah suatu pendekatan dalam mendidik anak
yang dikenal dengan tingkat kedisiplinan yang tinggi, namun cenderung kurang
mengakomodasi perasaan dan keinginan anak. Orang tua yang menerapkan pola
asuh otoriter seringkali memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap perilaku dan
kinerja anak mereka, dan mereka cenderung menetapkan aturan-aturan yang ketat
serta menegakkan hukuman atau sanksi ketika aturan tersebut dilanggar. Sebagian
besar orang tua dengan pola asuh otoriter mendasarkan pendekatan ini pada
pandangan bahwa kontrol yang ketat akan menghasilkan anak-anak yang patuh
dan disiplin.
Menurut Penelope Leach (2010), pola asuh otoriter cenderung
menciptakan lingkungan di mana anak-anak merasa tekanan dan kekakuan. Hal
ini dapat mengakibatkan anak-anak kurangnya kebebasan untuk mengemukakan
pendapat mereka dan menghambat perkembangan kemandirian mereka. Selain
itu, pola asuh otoriter sering kali tidak memberikan ruang bagi anak-anak untuk
belajar dari pengalaman atau membuat keputusan sendiri. Meskipun pola asuh ini
mungkin memiliki manfaat dalam hal menjaga tata tertib dan kedisiplinan, ia juga
dapat menghasilkan anak-anak yang cenderung memiliki tingkat kebahagiaan dan
kesejahteraan yang lebih rendah.
3. Permisif
Pola asuh jenis permisif adalah pendekatan dalam mendidik anak di mana
orang tua cenderung memberikan tingkat kebebasan yang tinggi kepada anak-
anak mereka tanpa banyak batasan atau pengawasan. Dalam pola asuh ini, orang
tua seringkali menunjukkan tingkat kesabaran dan penerimaan yang tinggi
terhadap anak-anak, memungkinkan mereka untuk melakukan apa yang mereka
inginkan dan mengambil keputusan sendiri dengan sedikit intervensi atau disiplin.
Secara umum, orang tua dengan pola asuh permisif berusaha untuk menciptakan
suasana yang nyaman dan bebas bagi anak-anak mereka.
Menurut Baumrind (1991), pendekatan pola asuh permisif cenderung
menghasilkan anak-anak yang memiliki otonomi dan kreativitas yang tinggi,
namun juga dapat mengakibatkan kurangnya disiplin dan kontrol diri. Anak-anak
yang dibesarkan dalam lingkungan permisif cenderung memiliki ekspektasi yang
lebih rendah terhadap aturan dan struktur, yang dapat berdampak pada
kemampuan mereka dalam menghadapi tugas-tugas yang mengharuskan disiplin
dan tanggung jawab. Selain itu, pola asuh ini juga dapat memunculkan tingkat
konflik yang tinggi antara orang tua dan anak jika anak merasa terlalu bebas atau
kurangnya panduan.
4. Neglectful
Pola asuh jenis neglectful, atau sering disebut juga sebagai pola asuh yang
abai, adalah pendekatan dalam mendidik anak di mana orang tua menunjukkan
tingkat perhatian dan keterlibatan yang sangat rendah terhadap anak-anak mereka.
Orang tua yang menerapkan pola asuh neglectful cenderung tidak memberikan
dukungan emosional atau fisik yang memadai kepada anak-anak mereka, dan
seringkali terlibat dalam aktivitas-aktivitas lain yang mengabaikan kebutuhan dan
perkembangan anak-anak. Hal ini dapat mengakibatkan anak-anak merasa
terabaikan, tidak diperhatikan, dan tidak dihargai, yang pada gilirannya dapat
berdampak negatif pada perkembangan mereka.
Menurut J. Arnett (2020), pola asuh neglectful dapat menghasilkan anak-
anak yang merasa tidak aman, cenderung memiliki masalah emosional, dan
mengalami kesulitan dalam membangun hubungan sosial yang sehat. Orang tua
yang menerapkan pola asuh ini seringkali tidak memiliki pemahaman yang cukup
tentang kebutuhan dan perkembangan anak, atau mungkin terlalu sibuk dengan
masalah pribadi atau pekerjaan mereka. Sebagai akibatnya, anak-anak mungkin
tumbuh dalam lingkungan yang kurang mendukung dan kurangnya panduan dari
orang tua, yang dapat menghambat perkembangan mereka.
DAFTAR RUJUKAN