I. INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS UMUM
Satuan Pendidikan : SMPN 1 Candung
Kelas/Semester : VIII/1
Alokasi Waktu : 15 JP
Fase Capaian : Fase D
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Elemen Al-Qur’an dan Hadis
Peserta didik memahami definisi Al-Qur’an dan Hadis Nabi dan posisinya sebagai sumber ajaran
agama Islam. Peserta didik juga memahami pentingnya pelestarian alam dan lingkungan sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dalam ajaran Islam. Peserta didik juga mampu menjelaskan
pemahamannya tentang sikap moderat dalam beragama. Peserta didik juga memahami tingginya
semangat keilmuan beberapa intelektual besar Islam
B. KOMPETENSI AWAL
Peserta didik memahami tentang cara pelestarian alam sesuai dengan perintah al-Qur’an
Peserta didik bisa membaca ayat-ayat al-Qur’an yang berhubungan dengan pelestarian alam
D. SARANA PRASARANA
- Al Quran dan terjemahannya,
- buku sumber berupa buku paket dan
- buku penunjang
- internet.
-
E. TARGET PESERTA DIDIK
Peserta didik reguler dengan gaya belajar audio, visual dan kinestetik
F. MODEL PEMBELAJARAN
Tatap muka
Pendekatan Saintific
II. KOMPONEN INTI
A. Tujuan 1. Peserta didik dapat membaca Q.S. Ar-Ruum/30: 41, Q.S. Ibrahim/14: 32,
Pembelajaran dan Q.S.az-Zukhruf/43:13 dengan tartil, khususnya hukum bacaan ra dan
lam jalalah dengan benar serta terbiasa membaca al-Qur'an dengan
disiplin
2. Peserta didik dapat menghafal Q.S. Ar-Ruum/30: 41, Q.S. Ibrahim/14:
32, danQ.S.az-Zukhruf/43:14 dan hadis tentang pelestarian alamdengan
lancar serta terbiasa al-Qur'an dengan penuh semangat
3. Peserta didik dapat menjelaskan isi kandungan Q.S. Ar-Ruum/30: 41,
Q.S.Ibrahim/14: 32, dan Q.S.az-Zukhruf/43:13 dan hadis tentang
pelestarian alam dengan bebar serta dapat mensyukuri alam semesta
ciptaan Allah
4. Peserta didik dapat merumuskan program pelestarian alam dan
perawatanlingkungan sekitar dengan benar serta bersikap ramah terhadap
alam dan lingkungan sekitar
5. Peserta didik dapat membuat video dokumentasi program plestarian alam
dan perawatan lingkungan sekitar dengan benar serta berperilaku
menjaga dan merawat lingkungan sekitar dan menulis Q.S. Ar-Ruum/30:
41, Q.S. Ibrahim/14: 32, dan Q.S.az-Zukhruf/43:13 dan hadis tentang
pelestarian alam sekitar
B. Pemahaman a. Al-Qur’andanhadismerupakanpedomankehidupan
Bermakna b. Membacaal-Qur’anharussesuaikaidahtajwid
c. Alam harus dilestarikan untuk kepentingan masa yang akan datang
Kegiatan ● Aktivitas1:MembacafirmanAllahSwt.
Inti 1) Membentukkelompokpesertadidikyangberanggotakan4-5orang
Secara berulang-ulang peserta didik diwajibkan untuk membaca
firman Allah Swt. Q.S. Ar-Ruum/30: 41, Q.S. Ibrahim/14: 32, dan
Q.S.az-Zukhruf/43:14
- Q.S. Ar-Ruum/30: 41
َظَهَر ٱۡل َفَس اُد ِفي ٱۡل َب ِّر َو ٱۡل َبۡح ِر ِبَم ا َك َس َبۡت َأۡي ِد ي ٱلَّن اِس ِلُي ِذ يَقُهم َبۡع َض ٱَّل ِذ ي َع ِم ُل وْا َلَع َّلُهۡم
٤١ َيۡر ِج ُعوَن
Q.S. Ibrahim/14: 32
ٱُهَّلل ٱَّلِذ ي َخ َلَق ٱلَّسَٰم َٰو ِت َو ٱَأۡلۡر َض َو َأنَز َل ِم َن ٱلَّسَم ٓاِء َم ٓاٗء َفَأۡخ َر َج ِبِهۦ ِم َن ٱلَّثَم َٰر ِت ِر ۡز ٗق ا َّلُك ۖۡم
٣٢ َو َس َّخ َر َلُك ُم ٱۡل ُفۡل َك ِلَتۡج ِر َي ِفي ٱۡل َبۡح ِر ِبَأۡم ِرۖۦِه َو َس َّخ َر َلُك ُم ٱَأۡلۡن َٰه َر
Q.S.az-Zukhruf/43:13
ِلَتۡس َتُوۥْا َع َلٰى ُظُهوِرِهۦ ُثَّم َتۡذ ُك ُروْا ِنۡع َم َة َر ِّبُك ۡم ِإَذ ا ٱۡس َتَو ۡي ُتۡم َع َلۡي ِه َو َتُقوُلوْا ُس ۡب َٰح َن ٱَّلِذ ي َس َّخ َر َلَن ا
َٰه َذ ا َو َم ا ُكَّنا َل ۥُه ُم ۡق ِر ِنيَن
2) Peserta didik yang pandai tersebar pada setiap kelompok dan berperan
sebagai tutorsebaya.
3) Ketika salah seorang siswa membaca, mintalah kepada
temanuntukmendengarkandenganseksama danmengoreksiapabila
adabacaanyangtidak sesuai.
4) Peserta didik mencatat setiap koreksian dari temannya
danmendiskusikan poin-poin pentingkesalahannya.
5) Gurutetapberperansebagai narasumber
● Aktivitas2:MengartikanfirmanAllahSwt.
1. Masih dalam kelompok yang sama, secara berulang-ulang
peserta didik menyebutkanarti dari setiap kata yang ada dalam
firman Allah Swt. Q.S. Ar-Ruum/30: 41, Q.S. Ibrahim/14: 32,
dan Q.S.az-Zukhruf/43:13
2. Masing-masing kelompok bisa menggunakan media dan sarana
lain untuk
menunjangpemahaman,sepertimenggunakanmediakertasyangb
ertuliskansetiapkatadari Q.S. Ar-Ruum/30: 41, Q.S.
Ibrahim/14: 32, dan Q.S.az-Zukhruf/43:13
3. Salah seorang anggota kelompok di masing2kelompok membacakan
arti Q.S. Ar-Ruum/30: 41, Q.S. Ibrahim/14: 32, dan Q.S.az-
Zukhruf/43:13
4. Guru tetap sebagai nara sumber
Penutup 1. Gurumelakukanasesmensumatifterkaitdengancaramembacaal-
Qur’andanmengartikannyasecara benar.
2. Gurubersamapesertadidikmenyimpulkanmatericaramembacaal-
Qur’andanmengartikannya.
3. Gurudanpesertadidikmelakukanrefleksikegiatanbelajaryangtelahdila
ksanakan.
4. Gurudanpesertabersama-
samamengucapkanhamdalahdanpengakuanterhadapkekurangande
nganmenyebutkanWallahuA’lambi al-shawab.
KegiatanBelajar2:
MemahamiHukumBacaan ra dan lam jalalah(3JP)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alok
asi
Wakt
u
Pendahul 1) Gurumembukapelajarandengansalamdanmemintapesertadidikuntukberdoab
uan ersama-sama, tadarus Al-Qur’an, memperhatikan kesiapan peserta didik,
memeriksakehadiran,kerapihan, danposisi tempatdudukpeserta didik.
2) Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan yang terkait
dengan materipelajaran, melakukan apersepsi, menyampaikan cakupan
materi, tujuan pembelajaran,dankegiatanyangakandilakukan,
sertalingkupdanteknik penilaian.
3) Mengkondisikanpesertadidikagarduduksesuaikelompoknyamasing-masing.
Kegiatan 1. Peserta didik diminta untuk membuka Q.S. Ar-Ruum/30: 41, Q.S.
Inti Ibrahim/14: 32, dan Q.S.az-Zukhruf/43:13
2. Peserta didik diminta untuk mengidentifikasi bacaan ra dan lam pada firman
Allah Swt. Q.S. Ar-Ruum/30: 41, Q.S. Ibrahim/14: 32, dan Q.S.az-
Zukhruf/43:13
3. Peserta didik mencatat hukum bacaan ra dan lam jalalah yang terdapat
dalam Q.S. Ar-Ruum/30: 41, Q.S. Ibrahim/14: 32, dan Q.S.az-
Zukhruf/43:13
4. Peserta didik menampilkan hasil pekerjaan mereka di depan kelas dan
kelompok lain mengoreksi
5. Peserta didik dan pendidik mengambil kesimpulan
Penutup 1.Gurumelakukanasesmensumatifterkaithukum bacaan ra dan lam jalalah
2.Gurubersamapesertadidikmenyimpulkanmaterihukum bacaan ra dan lam
jalalah
3.Gurudanpesertadidikmelakukanrefleksikegiatanbelajaryangtelahdilaksanakan.
4.Gurudanpesertabersama-
samamengucapkanhamdalahdanpengakuanterhadapkekurangandenganmeny
ebutkanWallahuA’lambi al-shawab.
KegiatanBelajar3:
Memahamiisi kandunganQ.S. Ar-Ruum/30: 41, Q.S. Ibrahim/14: 32, dan
Q.S.az-Zukhruf/43:13(3JP)
Kegiat Desskripsi Kegiatan Alo
an kasi
Wa
ktu
Penda 1) Gurumembukapelajarandengansalamdanmemintapesertadidikuntukberdoabersama
huluan -sama, tadarus Al-Qur’an, memperhatikan kesiapan peserta didik,
memeriksakehadiran,kerapihan, danposisi tempatdudukpeserta didik.
2) Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan yang terkait dengan
materipelajaran, melakukan apersepsi, menyampaikan cakupan materi, tujuan
pembelajaran,dankegiatanyangakandilakukan, sertalingkupdanteknik penilaian.
3) Mengkondisikanpesertadidikagarduduksesuaikelompoknyamasing-masing.
KegiatanBelajar4:
Menghafal Q.S. Ar-Ruum/30: 41, Q.S. Ibrahim/14: 32, dan Q.S.az-Zukhruf/43:13(3JP)
Kegiatan Deskripsi kegiatan Alok
asi
Wakt
u
Pendahul 1) Gurumembukapelajarandengansalamdanmemintapesertadidikuntukberdoabers
uan ama-sama, tadarus Al-Qur’an, memperhatikan kesiapan peserta didik,
memeriksakehadiran,kerapihan, danposisi tempatdudukpeserta didik.
2) Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan yang terkait dengan
materipelajaran, melakukan apersepsi, menyampaikan cakupan materi, tujuan
pembelajaran,dankegiatanyangakandilakukan, sertalingkupdanteknik
penilaian.
3) Mengkondisikanpesertadidikagarduduksesuaikelompoknyamasing-masing.
Kegiatan
● Aktivitas:MenghafalkanfirmanAllahSwt. Q.S. Ar-Ruum/30: 41, Q.S.
Inti Ibrahim/14: 32, dan Q.S.az-Zukhruf/43:13.
1) GurumemintasetiappesertadidikuntukmenghafalfirmanAllahSwt.Q.S. Ar-
Ruum/30: 41, Q.S. Ibrahim/14: 32, dan Q.S.az-Zukhruf/43:13.
2) Masing-
masingpesertadidikmenghafalfirmanAllahSwt.denganmemperhatikanhukumtaj
wid, tahsindanbacaannya.
3) Masing-
masingdiwajibkanuntukmemperdengarkanhafalannyakepadatemansebangkuda
nmemintanyauntukmengoreksi apabilaadabacaanyangsalah.
4) Guruberperanuntukmembimbingparapesertadidikdanmemastikansetiapbacaan
danhafalansiwa benardansesuai denganilmutajwid.
Penutup 1. Gurumelakukanasesmensumatifberupa hafalan Q.S. Ar-Ruum/30: 41, Q.S.
Ibrahim/14: 32, dan Q.S.az-Zukhruf/43:13.
2. Gurubersamapesertadidikmenyimpulkanmateri Q.S. Ar-Ruum/30: 41, Q.S.
Ibrahim/14: 32, dan Q.S.az-Zukhruf/43:13.
3. Gurudanpesertadidikmelakukanrefleksikegiatanbelajaryangtelahdilaksanaka
n.
4. Gurudanpesertabersama-
samamengucapkanhamdalahdanpengakuanterhadapkekurangandenganmenyebutk
anWallahuA’lambi al-shawab.
Rencana Asesmen
Peserta didik menyetorkan hafalannya secara lisan bisa berupa audio maupun video.
ASESMEN
1. Sikap (Profil Pelajar Pancasila) berupa: observasi, penilaian diri, danpenilaian temansebaya.
2. Produk berupa: Deskripsi hasil kerja kelompok
3. Performa berupa: diskusi kelas, dan presentasi hasil diskusi
4. Tes Lisan berupa: kuis
No Pernyataan Keterangan
1 Saya tidak menggunakan plastik sekali pakai pada waktu membeli 1 2 3 4
makanan tetapi membawa wadah sendiri
2 Saya memilih membawa botol air minum sendiri dari pada membeli air
minum dalam kemasan botol plastik
3 Saya memisahkan sampah organik dan unorganik pada waktu
membuang sampah
4 Saya menggunakan sedotan plastik ketika membeli minuman dingin
5
Keterangan
1. Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
2. Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan
3. Kadang-kadang, apabila sering tidak melakukan sesuai pernyataan
4. Tidak pernah: apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan
5. Saya membantu merawat tanaman yang ada di rumah
2. Penilaian Pengetahuan
I. Berilah Tanda Silang (X) pada huruf A, B, C, atau D pada jawabanyang paling tepat.
1. Perhatikan kutipan ayat berikut!
َظَهَر ٱۡل َفَس اُد
ِفي ٱۡل َبِّر َو ٱۡل َبۡح ر
ِ َيۡر ِج ُعوَن
ِر ۡز ٗق ا َّلُك ۖۡم
Bacaan ra tarqīq pada kutipan tersebut terdapat pada nomor ....
A. (1) dan (2) C. (2) dan (3)
B. (1) dan (3) D. (3) dan (4)
3. Penilaian Keterampilan
Rubrik penilaian
Penilaian keterampilan pada bab ini adalah:
1) Membaca Q.S. ar-Rum/30:41, Ibrahim/14:32, dan az-Zukhruf/43:13 sesuai kaidah tajwid,
khususnya hukum bacaan ra dan lam jalalah, dengan benar
Contoh Rubrik Penilaian Membaca:
Nama :
Kelas :
No Nama Surat Skor
4 3 2 1
1 Q.S. ar-Rum/30:41
2 Q.S Ibrahim/14:32
3 Q.S 3 az-Zukhruf/43:13
Keterangan:
4 = Lancar dan sesuai tajwid Nilai Maksimal 4 x 3 = 12
3 = kurang Lancar tapi sesuai tajwid Penghitungan nilai:
2 = lancar tapi tidak sesuai tajwid Skor yang diperoleh x 100 =
1 = Tidak lancar dan tidak sesuai tajwid Skor maksimal
Catatan Guru: ……………………………………………………
Pengolahan Jika pembahasan data Jika pembahasan data Jika sekedar melaporkan
Data sesuai tujuan proyek kurang Perencanaanprogram tanpa
menggambarkantujuan membahas data
proyek
BAHAN AJAR
Mengutip buku Tadabur Al-Quran: Menyelami Makna Al-Quran dari Al-Fatihah sampai An-Nas
(2018), pembahasan utama dalam surat Ar-Rum meliputi sejarah peperangan Romawi dan Persia, tema
ekonomi tentang zakat dan riba, rahasia dari penikahan, asal usul manusia, serta penciptaan langit dan
bumi.
Selain diciptakan untuk menyembah Allah, manusia juga ditugaskan untuk menjadi khalifah di bumi.
Sebagai khalifah manusia bertugas untuk memanfaatkan dan memelihara alam. Namun akibat
keserakahan dan tabiat-tabiat buruk manusia, lingkungan menjadi rusak dan kita sendiri yang
menanggung akibatnya.
ُقۡل ِس ۡي ُر ۡو ا ِفى اَاۡلۡر ِض َفاْنُظُر ۡو ا َك ۡي َف َك اَن َعاِقَبُة اَّلِذ ۡي َن ِم ۡن َقۡب ُلؕ َك اَن َاۡك َثُر ُهۡم ُّم ۡش ِر ِكۡي َن
"Katakanlah (Muhammad), "Bepergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang
dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).
Perbesar
Mengutip Skripsi Relevansi Kandungan Al Qur'an Surat Ar Rum ayat 41 Dengan Pelestarian
Lingkungan Pada Mapel Biologi tulisan Fauziati (2011), asbabun nuzul atau latar belakang turunnya
ayat di atas menurut Tafsir Ibnu Katsir adalah petunjuk bahwa berkurangnya hasil tanaman dan buah-
buahan adalah karena perbuatan maksiat manusia.
Sementara itu Ahmad Mustafa dalam Tafsîr al-Marâgî menyebut ayat 41 menjadi isyarat bahwa
berbagai kerusakan di dunia adalah akibat dari peperangan dan penyerbuan pasukan-pasukan, pesawat-
pesawat terbang, dan kapal-kapal perang karena manusia tidak dapat mengekang hawa nafsunya.
Isi Kandungan Surat Ar Rum Ayat 41-42Perbesar
Ahmad Mustafa mengatakan Allah tidak hanya menjelaskan bahwa kerusakan yang terjadi merupakan
akibat dari perbuatan tangan manusia. Ia memberi petunjuk bahwa orang-orang yang hidup sebelumnya
juga pernah melakukan kesalahan yang sama.
Karena perbuatan buruk tersebut Allah SWT menimpakan azab kepada mereka. Oleh sebab itu umat
Islam diperintahkan untuk menjadikan peristiwa tersebut sebagai pelajaran. Umat-umat di masa lalu
binasa karena keingkaran mereka kepada Allah serta berbuat onar terhadap sesama manusia dan
lingkungan.
Melansir Kemenag, isi kandungan surat Ar-Rum ayat 41-42 antara lain:
Sebagai khalifah di muka bumi, manusia bertugas untuk memanfaatkan, mengelola, dan memelihara
lingkungan.
Pemanfaatan alam yang dilakukan manusia seringkali tidak diiringi dengan usaha pelestarian.
Keserakahan manusia mengakibatkan kerusakan dan kesengsaraan kepada manusia itu sendiri.
Misalnya banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, pencemaran air, dan lain sebagainya.
Allah SWT membiarkan sebagian manusia merasakan dampak buruk akibat perbuatannya sendiri.
Manusia tidak merasakan seluruh akibat buruk dari kerusakan lingkungan karena Allah
menyediakan sistem alam untuk memulihkan kerusakannya.
Allah SWT adalah Dzat yang Maha Penyayang. Jika tidak, Ia telah membinasakan semua manusia.
Mempelajari sejarah masa lampau itu penting agar kita tidak mengulangi kesalahan yang sama di
kemudian hari.
Bencana merupakan salah satu cara Allah SWT untuk menuntun hamba-Nya kembali ke jalan yang
benar
ٱلَّلُهٱَّلِذ ي َخ َلَق ٱلَّسَٰم َٰو ِت َو ٱَأۡلۡر َض َو َأنَز َل ِم َن ٱلَّسَم ٓاِء َم ٓاٗء َفَأۡخ َر َج ِبِهۦ ِم َن ٱلَّثَم َٰر ِت ِر ۡز ٗق ا َّلُك ۖۡم َو َس َّخ َر َلُك ُم ٱۡل ُفۡل َك ِلَتۡج ِر َي ِفي ٱۡل َبۡح ِر ِب َأۡم ِرۖۦِه َو َس َّخ َر
٣٢ َلُك ُم ٱَأۡلۡن َٰه َر
32. Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian
Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezeki untukmu; dan Dia telah
menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia
telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai
٤٢ َو َخ َلْقَنا َلُهْم ِّم ْن ِّم ْثِلٖه َم ا َيْر َك ُبْو َن٤١ َو ٰا َيٌة َّلُهْم َاَّنا َح َم ْلَنا ُذ ِّر َّيَتُهْم ِفى اْلُفْلِك اْلَم ْش ُح ْو ِۙن
Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam
kapal yang penuh muatan, dan Kami ciptakan (juga) untuk mereka (angkutan lain) seperti apa yang
mereka kendarai. (Yasin/36: 41-42)
Dengan kapal itu pula, manusia bersenang-senang menikmati pelayaran. Dengan kapal itu pula mereka
mencari nafkah, menangkap ikan, mencari hasil-hasil lautan, dan mencari barang tambang yang tidak
ternilai harganya. Semuanya itu merupakan nikmat Allah kepada manusia.
Allah menundukkan sungai-sungai bagi manusia, seperti memberi kemampuan untuk membendung dan
mengalirkannya untuk kepentingan pertanian, serta mengubah arus air yang deras itu menjadi sumber
tenaga yang bermanfaat, seperti kincir air dan arus listrik.
Sungai dapat juga berfungsi sebagai jalan raya yang dilalui kapal-kapal dan merupakan urat nadi
perdagangan.
Untuk memperpendek lalu-lintas sungai maka manusia membuat terusan-terusan yang menghubungkan
antara sungai yang satu dengan sungai yang lain, dan antara lautan yang satu dengan lautan yang lain.
Air sungai yang kotor dapat dibersihkan, sehingga membuat air mengalir dengan baik.
١٣ ِلَتۡس َتُوۥْا َع َلٰى ُظُهوِرِهۦ ُثَّم َتۡذ ُك ُروْا ِنۡع َم َة َر ِّبُك ۡم ِإَذ ا ٱۡس َتَو ۡي ُتۡم َع َلۡي ِه َو َتُقوُلوْا ُس ۡب َٰح َن ٱَّلِذ ي َس َّخ َر َلَنا َٰه َذ ا َو َم ا ُكَّنا َل ۥُه ُم ۡق ِر ِنيَن
13. Supaya kamu duduk di atas punggungnya kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu
telah duduk di atasnya; dan supaya kamu mengucapkan: "Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan
semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya.
Tafsir Kemenag
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa apabila manusia berada di atas punggung binatang, perahu,
kapal, kereta api, pesawat terbang dan lain-lain hendaklah mengingat nikmat yang telah dikaruniakan
Allah kepada mereka, hendaklah mengagungkan Allah dan menyucikan-Nya dari sifat-sifat yang tidak
layak yang dituduhkan orang-orang musyrik kepada-Nya, dan hendaklah mereka membaca ayat ini
sebagai doa:
Mahasuci (Allah) yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak
mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami. (az-Zukhruf/43: 13-
14)
Andaikata Allah tidak menundukkan alam semesta dengan ilmu yang dianugerahkan-Nya tentu
manusia tidak dapat melakukannya, karena yang demikian itu di luar kemampuan mereka.
Bacaan doa itu mengingatkan manusia supaya selalu bersiap-siap menghadapi hari pembalasan saat
seluruh manusia akan menghadapi dan mengalaminya dan jangan lalai mengingat Allah, baik di waktu
bepergian atau tidak, di waktu berlayar atau tinggal di kampung halaman.
Sehubungan dengan tafsir di atas, diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Dawud, dan an-Nasa'i bahwa
Rasulullah saw, apabila bepergian dan berkendaraan mengucapkan tiga kali dan membaca doa tersebut
di atas.
Apabila Nabi saw mengendarai kendaraannya untuk melakukan suatu perjalanan, maka beliau bertakbir
tiga kali. Kemudian beliau membaca, "Mahasuci (Allah) yang telah menundukkan semua ini bagi kami
padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada
Tuhan kami."(Riwayat Muslim, Abu Dawud, dan an-Nasa'i)
Ayat di atas mengajarkan agar manusia mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikan berupa binatang
dan memperlakukannya dengan baik. Kesetaraan di antara makhluk, terutama antara binatang dan
manusia, sangat ditekankan Tuhan. Salah satu ayat di bawah ini menjelaskan bahwa binatang juga umat
Tuhan, sama dengan manusia. Walau mereka mempunyai ciri, kekhususan dan sistem yang berbeda-
beda, pada hakikatnya, mereka sama dengan manusia di mata Tuhan. Dan manusia diwajibkan untuk
mengingatnya.
Dan tidak ada seekor binatang pun yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua
sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat-umat (juga) seperti kamu. Tidak ada sesuatu pun yang
Kami luputkan di dalam Kitab, kemudian kepada Tuhan mereka dikumpulkan." (al-An'am/6: 38)
Beberapa ayat Al-Qur'an menyinggung mengenai binatang, antara lain tentang bagaimana manusia
harus bersikap terhadap binatang, kegunaan binatang untuk manusia, perilaku binatang yang harus
ditiru manusia, dan banyak lagi lainnya. Dalam hubungan kesetaraan antar makhluk ini, ada tulisan
seorang arif, Muhammad Fazlur Rahman Ansari, berbunyi demikian, "Segala yang di muka bumi ini
diciptakan untuk kita, maka sudah menjadi kewajiban alamiah kita untuk: menjaga segala sesuatu dari
kerusakan; memanfaatkannya dengan tetap menjaga martabatnya sebagai ciptaan Tuhan;
melestarikannya sebisa mungkin, yang dengan demikian, mensyukuri nikmat Tuhan dalam bentuk
perbuatan nyata."
Menyangkut hewan atau satwa peliharaan, Al-Qur'an dalam Surah an-Nahl/16: 5 menyebutkan
beberapa manfaat binatang untuk manusia:
Dan hewan ternak telah diciptakan-Nya untuk kamu, padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan
berbagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan. (an-Nahl/16: 5)
Dalam hubungannya dengan ayat dari Surah an-Nahl di atas, kita harus memperhatikan bahwa,
misalnya, kulit dan bulu binatang ternak boleh dimanfaatkan. Namun Nabi Muhammad saw
melanjutkannya dengan satu hal yang sangat bijaksana. Beliau melarang penggunaan kulit binatang liar
walaupun sekedar untuk alas lantai. Jika aturan atau himbauan yang dikemukakan Nabi ini ditaati oleh
semua orang, maka pembunuhan sia-sia terhadap beberapa jenis binatang liar demi meraih keuntungan
semata niscaya tidak terjadi. Demikian pula, kendati umat Islam diperbolehkan mengkonsumsi daging
beberapa binatang tertentu, tapi perlu diingat bahwa hal ini tidak menghalalkan pembantaian secara
kejam dan tak terkendali terhadap mereka.
Salah satu manfaat binatang adalah sebagai tunggangan. Kita harus ingat bahwa orang-orang Arab di
masa lalu sepenuhnya bergantung pada unta untuk membantu membawa barang dalam perjalanan.
Tuhan menyatakan hal tersebut dalam ayat di bawah ini:
Dan ia mengangkut beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup mencapainya, kecuali
dengan susah payah. Sungguh, Tuhanmu Maha Pengasih, Maha Penyayang. Dan (Dia telah
menciptakan) kuda, bagal, dan keledai untuk kamu tunggangi dan (menjadi) perhiasan. Allah
menciptakan apa yang tidak kamu ketahui. (an-Nahl/16: 7-8)
Pada hakikatnya Islam mengajarkan pada umatnya untuk menyayangi binatang dan
melestarikankehidupannya. Di dalam Al-Qur'an, Allah menekankan bahwa Dia telah menganugerahi
manusia wilayah kekuasaan yang mencakup segala sesuatu di dunia ini.
Dan Dia telah menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untukmu semuanya
(sebagai rahmat) dari-Nya. (al-Jatsiyah/45: 13).
Dalam ayat ini, Al-Qur'an sama sekali tidak menunjukan bahwa manusia memiliki kekuasaan mutlak
untuk berbuat sekehendak hatinya segala sesuatu yang ada di langit dan bumi. Mereka juga tidak pula
memiliki hak tanpa batas untuk menggunakan alam sehingga merusak keseimbangan ekologisnya.
" .... semua itu dari Dia ...." Penggalan ayat di sini seharusnya disadari dan dimengerti sebagai
pengingat-ingat dari Tuhan, bahwa manusia tidak memiliki apa-apa di dunia ini. Jadi bagaimana
seharusnya kita memperlakukan barang orang lain harus selalu diingat di dalam benak "...orang-orang
yang berpikir...."
Islam pada dasarnya tidak mendukung manusia untuk menyalahgunakan binatang untuk tujuan
olahraga maupun untuk menjadikan binatang sebagai objek eksperimen yang sembarangan. Ayat ini
mengingatkan umat manusia bahwa Sang Pencipta telah menjadikan semua yang ada di alam ini
(termasuk satwa) sebagai amanah yang harus mereka jaga.
Ilmu tajwid adalah ilmu yang mempelajari bagaimana cara mengucapkan atau membaca huruf yang
tertera pada Al-Quran. Cabang ilmu tajwid ada bermacam-macam, salah satunya yaitu hukum bacaan
lam jalalah. Apa dan bagaimana lam jalalah itu? Yuk, pelajari bersama lewat pembahasan berikut ini.
Mulai dari pengertian, macam hingga contohnya dalam Al-Quran.
Pengertian
Lam jalalah terdiri dari dua kata yaitu “lam” dan “jalalah”. Lam merupakan salah satu huruf hijaiyah
yang berbentuk ل. Sedangkan kata ” jalalah” artinya secara bahasa yaitu Yang Diagungkan. Lafadz
jalalah adalah lafadz Allah. Jadi, pengertian lam jalalah adalah suatu bacaan pada huruf lam yang ada
pada lafadz Allah.
Macam-Macam
Lam jalalah ada dua macam, antara lain sebagai berikut.
1. Lam Jalalah Tafkhim
Tafkhim artinya menebalkan bacaan. Lam jenis ini merupakan lam jalalah yang cara membacanya
tebal. Ketentuan dari lam jalalah tafkhim adalah apabila terdapat satu huruf sebelum lafadz Allah yang
berharakat fathah ( )ـَـatau dhammah ()ـُـ.
2. Lam Jalalah Tarqiq
Berbeda dengan tafkhim, tarqiq berarti tipis atau menipiskan. Lam jalalah tarqiq adalah lam pada lafadz
Allah yang cara bacanya tipis. Ketentuannya adalah apabila sebelum lafadz Allah terdapat suatu huruf
berharakat kasrah ()ـِـ.
Contoh Lam Jalalah
Contoh lam jalalah dalam Al-Quran ada banyak sekali. Di bawah ini hanya beberapa contoh saja.
Meski hanya beberapa, contoh ayat yang mengandung bacaan lam jalalah berikut ini insya Allah bisa
menambah pemahamanmu dalam mengenal lam jalalah.
Contoh lam jalalah tafkhim
1. QS. Al-Baqarah ayat 7
… َخَتَم ُهَّللا َع َلى ُقُلْو ِبِهْم َو َع َلى َسْمِع ِه ْم
Lam jalalah tafkhim pada potongan ayat di atas ada pada lafadz “ ”َخَتَم ِهَّللا. Lafadz Allah
dibaca tebal karena sebelumnya terdapat huruf mim berharakat fathah. Maka cara membacanya yaitu
“khotamal loohu”.
2. QS. An-Nisaa ayat 1
…ِاَّن َهَّللا َك اَن َع َلْيُك ْم َرِقْيًبا
Huruf nun tasydid berharakat fathah pada bacaan “ ”ِاَّن َهَّللاsebelum lafadz Allah menandai bacaan lam
jalalah tafkhim. Maka, cara membaca lam pada lafadz Allah tebal sehingga bacaannya menjadi “innal
looha”.
3. QS. Al-Mujadilah ayat 4
……َوِتْلَك ُح ُدوُد ِهَّللا
Pada potongan ayat tersebut terdapat lam jalalah tafkhim yaitu pada kata “ ”ُح ُدوُد ِهَّللا. Sebelum lafadz
Allah terdapat huruf dal berharakat dhommah, maka cara membacanya tebal menjadi “huduudul
loohi”.
4. QS. Al-Ghasiyah ayat 24
َفُيَع ِّذ ُبُه ُهَّللا اْلَع َذ اَب اَأْلْك َبَر
Dalam ayat tersebut, terdapat huruf ha ( )هberharakat dhommah pada bacaan “ ”َفُيَع ِّذ ُبُهsebelum lafadz
Allah. Maka, bacaan lam jalalah tafkhim berlaku dan cara membaca “ ”َفُيَع ِّذ ُبُه ُهَّللاyang benar yaitu “fa
yu’adzdzibuhul loohu”.
5. QS. Al-Bayyinah ayat 8
……َّر ِض َي ُهَّللا َع ْنُهْم َو َر ُضوا َع ْنُه
Potongan ayat di atas mengandung bacaan lam jalalah tafkhim pada bacaan “ ”َّر ِض َي ُهَّللا. Hal ini ditandai
dengan harakat fathah pada huruf ya yang berada sebelum lafadz Allah. Maka dari itu, bacaan lam
jalalah dibaca tebal. Sehingga cara membaca “ ”َّر ِض َي ُهَّللاyaitu “rodliyalloohu”.
Contoh lam jalalah tarqiq
1. QS. Al-Fatihah ayat 1
ِبْس ِم ِهَّللا الَّرْح َمِن الَّر ِح ْيِم
Bacaan bismillah sudah sangat familiar bagi umat muslim. Bacaan bismillah juga terdapat dalam surah
Al-fatihah ayat 1. Dalam lafadz bismillah, terdapat hukum lam jalalah tarqiq yaitu pada lafadz
“bismillah”. Termasuk lam jalalah tarqiq karena sebelum lafadz Allah, terdapat huruf mim
berharakat kasrah.
2. QS. Al-Fatihah ayat 2
اْلَحْم ُد ِهَّلِل َر ِّب اْلَع اَلِم ْيَن
Bacaan hamdalah juga sudah familiar di telinga umat muslim. Dalam lafadz alhamdulillah juga
terdapat bacaan lam jalalah tarqiq, yaitu pada lafadz “alhamdulillah”. Di sana terdapat huruf lam
berharakat kasrah sebelum lafadz Allah.
3. QS. Al-Fath ayat 13
…َو َم ْن َّلْم ُيْؤ ِم ْن بِاِهَّلل
Berdasarkan potongan ayat tersebut, tanda bacaan lam jalalah tarqiq ada pada lafadz “ ”بِاِهَّللyang mana
terdapat huruf ba berharakat kasrah sebelum lafadz Allah. Maka, cara membacanya tipis menjadi
“billahi”.
4. QS. Al-Hadid ayat 16
……ِلِذ ْك ِر ِهَّللا
Berdasarkan potongan ayat di atas, huruf ro kasrah berada sebelum lafadz Allah. Maka, lam jalalah
dibaca tipis dan bacaan di atas berbunyi “lidzikril laah”.
5. QS. At-Taghobun ayat 11
……ِإَّال ِبِإْذ ِن ِهَّللا
Pada potongan ayat di atas, sebelum lafadz Allah terdapat huruf nun berharakat kasrah. Maka dari itu,
berlakulah hukum tajwid lam jalalah tarqiq yang cara membacanya tipis. Jadi, cara membaca potongan
ayat tersebut adalah “illaa bi-idznil laah”.
Demikianlah penjelasan mengenai bacaan lam jalalah yang merupakan salah satu hukum bacaan dalam
tajwid. Mempelajari ilmu tajwid sangat penting untuk dilakukan karena merupakan bagian dari
mempelajari Al-Quran.
Keutamaan belajar Al-Quran disebutkan dalam sebuah hadits dari Utsman bin Affan, Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
َخْيُر ُك ْم َم ْن َتَع َّلَم اْلُقْر آَن َو َع َّلَم ُه
Artinya: “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari
5027)