MINDES TANGTOR
SEBUAH LABORATORIUM PERKANTORAN FLEKSIBEL
BERBASIS RECYCLE DALAM SOLUSI PEMBELAJARAN
PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA SMK
BISNIS MANAJEMEN BERSTANDAR KURIKULUM 2013
Disusun Oleh :
Ardian Sufandi, S.Pd 198808292014021003
i
ii
KATA PENGANTAR
Karya Tulis Inovatif ini berangkat dari keprihatinan kami atas fenomena yang
terjadi terhadap pembelajaran administrasi perkantoran pada SMK Bisnis Manajemen
yang tidak memiliki alat praktikum di laboratorium untuk siswa yang lebih
memahami dan mendalami aspek dimensi kognitif, afektif dan psikomotorik pada
setiap mata pelajaran, terutama pada mata pelajaran pengantar administrasi
perkantoran, administrasi kepegawaian, dan administrasi sarana dan prasarana
Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas segala berkah yang diberikan-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan
karya ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah
mendukung dan membantu kami sehingga kami bisa menyelesaikan karya kami.
Kepala Dinas Pendidikan Bangka Tengah; Drs Sugianto, dan Kepada Kepala
Sekolah SMK Negeri 2, Rusdianto, M.Pd yang disela – sela kesibukannya beliau
yang begitu padat masih menyediakan waktu dan tenaga untuk membantu
penyelesaian karya tulis penelitian ini; serta pada pihak – pihak lain yang telah
mendukung dan membantu kami sehingga karya kami ini dapat selesai pada
waktunya.
Akhirnya, kami berharap tulisan kami ini dapat berguna dan memberi
sumbangan yang berarti pada upaya pencipataan alat praktikum yang tidak hanya
dapat memberikan kelengkapan pada sekolah melainkan juga dapat meningkatkan
multi dimensi pengetahuan siswa. Kritik dan saran yang membangun senantiasa kami
harapkan demi kemajuan kami pada masa mendatang.
Koba, Oktober 2015
Penulis
iii
DAFTAR ISI
JUDUL .................................................................................................................. .i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN......................................................... ii
PENGESAHAN .................................................................................................... .iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................... .v
RINGKASAN .................................................................................................... ....vi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... . 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... . 1
1.2 Ruang Lingkup...…………………………………………………………. 5
1.3 Tujuan dan Sasaran Setudi...……………………………………………... 6
iv
MINDES TANGTOR
SEBUAH LABORATORIUM PERKANTORAN FLEKSIBEL
BERBASIS RECYCLE DALAM SOLUSI PEMBELAJARAN
PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA SMK
BISNIS MANAJEMEN BERSTANDAR KURIKULUM 2013
Ardian Sufandi.
Pembimbing : Rusdianto, M.Pd
Jurusan Administrasi Perkantoan. SMK Negeri 2 Koba
RINGKASAN
v
karena thit > -t(0,95)(28) maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kelompok
eksperimen 76. Sedangkan untuk kelompok kontrol diperoleh thit = -4,787 untuk α
= 5% dan dk = 36-1 = 35 diperoleh -t(0,95)(29) = -1,69 karena thit > -t(0,95)(29) maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar kelompok kontrol 76. Pengujian dilanjutkan
dengan uji estimasi rata-rata ketuntasan hasil belajar kedua kelompok. Hal ini
dilakukan untuk membuktikan bahwa hasil belajar siswa yang mendapat Mindes
Tangtor memang lebih baik dibanding hasil belajar siswa kelas control yang tidak
mendapatkan Mindes Tangtor. Dari uji estimasi rata-rata ketuntasan hasil belajar
diperoleh rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen sebesar 76,00 – 80,79 dan
kelompok kontrol sebesar 60,19 – 71,26. Dari hasil-hasil perhitungan tersebut dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar kelompok eksperimen yang mendapat Mindes
Tangtor lebih baik dari pada kelompok kontrol yang tidak mendapatkan Mindes
Tangtor.
vi
MINDES TANGTOR
A LABORATORY OFFICE FLEXIBLE SOLUTIONS BASED LEARNING
INTRODUCTION TO RECYCLE THE ADMINISTRATIVE OFFICE IN
BUSINESS MANAGEMENT VOCATIONAL STANDARDS CURRICULUM
2013
Ardian Sufandi.
Supervisor: Rusdianto, M.Pd
Office Administration Department. SMK Negeri 2 Koba
SUMMARY
Several studies have reported that low levels of learning practical lessons in the
laboratory department administrative offices that occurs at this time due to the high
cost of procurement of equipment required practicum and procedures - procedures
systematically arranged logically and according to train skills, so that the goal can
actually be achieved. On the other hand practical method covers all the activities that
should be studied in the lab, such as: analyzing problems, gather information, draw
up hypotheses, planning experiments, and draw conclusions. At the end of the study
the students have to have all those skills. This means that the skills that during the
learning process must be gradual and regular attention. Students must perform
practical tasks gradually increase in difficulty and complexity. With these tasks
students train themselves. In practice students will require heuristic clues Mindes
Tangtor (Miniature Spatial Destinations Office) is a laboratory which has the purpose
with multi-dimensional nature of the learning process. Where Mindes Tangtor
(Miniature Spatial Destinations Office) For Flexible Office Laboratory is a laboratory
that contains a tool - a tool peraktikum very effective to achieve the three domains
together, namely cognitive, affective and psychomotor
From the results of test calculations the average difference between the experimental
and control groups with the F test obtained Fhit = 28.6574. For α = 5% and dk = (39
+ 38-2) = 77 is obtained Ftab = 4.01. Because Ftab Fhit then H0 is rejected, it means
that there are differences in learning outcomes significantly between the experimental
group (Got a learning model with a practical tool to Mindes Tangtor) with a control
group (without learning model with a practical tool to Mindes Tangtor). It can be
concluded that there is an average difference in learning outcomes of these two
classes. Both the experimental class X AP-1 and AP 2 control class X has achieved
mastery learning outcomes. This is evidenced by the thoroughness of testing learning
outcomes with limit values thoroughness is more than 76, for the experimental group
obtained thit = 2.629, for α = 5% and dk = 36-1 = 35 is obtained -t (0.95) (28) = -
1.69; because thit> -t (0.95) (28) it can be concluded that the experimental group
learning outcomes 76. As for the control group gained thit = -4.787 for α = 5% and dk
= 36-1 = 35 is obtained -t (0 , 95) (29) = -1.69 for thit> -t (0.95) (29) it can be
concluded that the learning outcomes of the control group continued with test 76.
Testing average estimate mastery learning outcomes both groups. This was done to
vii
demonstrate that the learning outcomes of students who received Mindes Tangtor did
better than the control class student learning outcomes that do not get Mindes
Tangtor. Of the estimated average test mastery of learning outcomes gained an
average of learning outcomes for the experimental group from 76.00 to 80.79 and the
control group at 60.19 to 71.26. From the results of these calculations can be
concluded that the learning outcomes of the experimental group who received Mindes
Tangtor better than the control group that did not get Mindes Tangtor.
viii
BAB I
PENDAHULUAN
ix
1
Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar
Mata pelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah Menegah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan diubah sesuai dengan kurikulum satuan
pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata
kelola sebagai berikut:
a. tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang
bersifat kolaboratif;
b. penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen
kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan
c. penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses
pembelajaran.
Tidak diragukan lagi bahwa pembelajaran pada kurikulum 2013 menempatkan posisi
laboratorium kepada point yang sangat penting. Hal ini disebabkan laboratorium
memiliki banyak kegunaan yang sangat penting dan krusial, antara lain adalah
sebagai berikut:
a) Mengajarkan materi teori yang tidak bisa diajarkan di tempat lain.
b) Menyajikan dan menjelaskan bahan ajar.
c) Menumbuhkembangkan kemampuan psikomotorik.
d) Meningkatkan kemampuan dalam mengikuti petunjuk.
e) Membiasakan mahasiswa dengan peralatan/instrumen dan perlengkapan
praktikum.
f) Membiasakan mahasiswa merancang dan mengkonstruksi Peralatan
percobaan.
g) Meningkatkan keahlian/ketrampilan pengamatan.
h) Meningkatkan keahlian/ketrampilan dalam mengumpulkan dan interpretasi
data.
i) Meningkatkan kemampuan menjelaskan hasil percobaan.
x2
j) Meningkatkan kemampuan menulis secara koheren dan argumentasi yang
bagus dan terarah.
k) Meningkatkan kemampuan belajar mandiri.
l) Mendorong kemandirian berfikir.
m) Merangsang pemikiran yang mendalam mengenai interpretasi percobaan.
n) Meningkatkan keahlian mahasiswa dalam pemecahan masalah dengan
variabel berjumlah besar dan banyak kemungkinan cara
o) pemecahannya.
p) Mendorong inisiatif, semangat berusaha, dan pemberdayaan akal.
q) Meningkatkan tanggung jawab dan keandalan personal untuk melakukan
percobaan.
r) Mananamkan kemampuan mengukur secara tepat dan seksama
s) Menumbuhkembangkan kepercayaan/keyakinan pada kemampuan diri.
t) Menumbuhkembangkan kecerdikan/keahlian.
u) Memperkuat keyakinan akan kebenaran teori-teoari.
v) Menanamkan kemampuan merancang percobaan dan menafsirkan data yang
diperoleh.
w) Melatih penulisan laporan teknik.
x) Memuaskan keingintahuan peserta didik.
y) Menumbuhkembangkan sikap ilmiah dan pemahaman tentang metologi
ilmiah/ rekayasa melalui penyelidikan eksperimental.
xi
3
merencanakan percobaan, dan menarik kesimpulan. Pada akhir studi siswa harus
memiliki semua ketrampilan itu. Ini berarti bahwa ketrampilan-ketrampilan itu
selama proses pembelajaran harus mendapat perhatian secara bertahap dan teratur.
Siswa harus melakukan tugas-tugas praktikum secara berangsur meningkat dalam
kesukaran dan kerumitan. Dengan tugas-tugas tersebut siswa melatih diri. Dalam
berlatih siswa akan memerlukan petunjuk-petunjuk yang heuristik (Dikti, 1982)
Mindes Tangtor ( Miniature Destinasi Tata Ruang Kantor ) merupakan alat praktikum
untuk laboratorium yang memiliki tujuan dengan sifat multi dimensi dalam proses
pembelajaran. Dimana Mindes Tangtor ( Miniature Destinasi Tata Ruang Kantor )
Sebagai Laboratorium Perkantoran Yang Fleksibel merupakan laboratorium yang
berisi alat – alat peraktikum yang sangat efektif untuk mencapai tiga ranah secara
bersama-sama, sebagai berikut:
Ketrampilan kognitif yang tinggi
Berlatih agar dapat memahami teori
Berlatih agar segi-segi teori yang berlainan dapat diintregasikan
Berlatih agar teori dapat diterapkan pada permasalahan nyata
Ketrampilan afektif
Belajar merencanakan kegiatan secara mandiri
Belajar bekerja sama
Belajar mengkomunikasikan informasi mengenai bidangnya
Belajar menghargai bidangnya
Ketrampilan psikomotor
Belajar memasang peralatan sehingga betul-betul berjalan
Belajar memakai peralatan dan instrumen tertentu
xii
4
Perkantoran Yang Fleksibel Berbasis Recycle Dalam Solusi Pembelajaran Pengantar
Administrasi Perkantoran Pada SMK Bisnis Manajemen Berstandar Kurikulum 2013.
xiii
5
penyusunan pekerjaan kantor yang efektif, asas – asas manajemen pekantoran,
Menggambar tata letak fasilitas dan lingkungan kantor.
xiv6
c. Mengidentifikasi tingkat partisipasi dan prestasi siswa dalam mata
pelajaran pengantar administrasi perkantoran pada rangka
pengembangan Mindes Tangtor ( Miniature Destinasi Tata Ruang
Kantor ) Sebagai Laboratorium Perkantoran Yang Fleksibel
xv
7
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengantar Administrasi Perkantoran
Mata pelajaran pengantar administrasi perkantoran merupakan kelompok
keahlian yang masuk kedalam paket bidang bisnis manajemen. Dalam proses
pembelajarannya paket keahlian ini akan diajarkan pada kelas X dan Kelas XI.
Dimana pada kelas X materi pada pengantar administrasi perkantoran berisi 8
titik poin Kompetensi dasar yaitu mengenai;
a. paradigma dan filosofi administrasi perkantoran
b. karakteristik administrasi perkantoran
c. azas-azas manajemen perkantoran
d. Pekerjaan kantor
e. struktur organisasi dan jabatan di bidang administrasi perkantoran
f. komunikasi kantor
g. azas, tujuan, dan jenis tata ruang kantor
h. fasilitas dan lingkungan kantor serta penataannya
Sedangkan pada kelas XI kompetensi dasar yang diajar pada mata pelajaran
pengantar administrasi perkantoran memuat 6 point yaitu :
a. Pengertian dan simbol-simbol prosedur operasi standar (POS)
b. pengertian, fungsi dan teknik manajemen waktu berdasarkan skala
prioritas, delegasi, dan asertif
c. makna, dampak dan cara penerapan otomatisasi dalam administrasi
perkantoran
d. penerapan otomatisasi dalam administrasi perkantoran
e. Sistem Informasi Manajemen
f. manajemen basis data
xvi
8
Pada Kelas X banyak sekali materi yang harus di ajarkan menggunakan sebuah
alat peraga atau alat praktikum sehingga siswa yang baru masuk ke SMK bisnis
manajemen memahami maksud dan tujuan dari materi yang diajarkan. Materi
kelas X yang harus memang menggunakan alat peraga atau alat praktikum
adalah bagaimana alur pekerjaan kantor, struktur organisasi, tata ruang kantor,
bagaimana proses komunikasi kantor, fasilitas dan lingkungan kantor serta
penataannya.
2.2 Laboratorium
2.2.1 Pengertian Laboratorium
Seperti layaknya pemahaman umum, yang dimaksud dengan
laboratorium adalah suatu sarana atau gedung yang dirancang khusus
untuk melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian untuk
keperluan penelitian ilmiah dan praktik pembelajaran. Tetapi, akhir-
akhir ini analog dengan batasan itu berbagai disiplin ilmu pengetahuan
sering menganggap (claim) bahwa lapangan tempat mereka bekerja
dan melakukan penelitian juga dianggap sebagai laboratorium,
sehingga disebut dengan laboratorium lapangan. Sebagai contoh misal,
‘Gumuk Pasir’ di pantai Parangtritis dianggap sebagai laboratorium
sekaligus museum Geografi. Sambung macan adalah laboratorium
lapangan Geologi. Sangiran dan Pacitan adalah laboratorium Geologi
dan Arkeologi. Pegunungan Karst Gunungkidul adalah laboratorium
lapangan Geografi, Geologi, dan Arkeologi. Kebun Percobaan
Kalitirto, Berbah adalah laboratorium lapangan ilmu-ilmu Pertanian.
Hutan Wanagama adalah laboratorium lapangan Kehutanan. Secara
konvensional laboratorium sekurang-kurangnya dapat dibagi menjadi
tiga kategori yaitu (Hachette, 1989).:
a) Tempat yang diatur dan dilengkapi dengan peralatan untuk
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan ilmiah (scientific) atau teknik.
xvii
9
b) Laboratorium Bahasa, yaitu tempat yang khusus diatur untuk
pembelajaran khusus bahasa asing dengan bantuan audiovisual
c) Laboratorium Ruang Angkasa yang dipergunakan untuk
merealisasikan percobaan-percobaan ilmu pengetahuan tentang
ruang angkasa.
xviii
10
mengenai fungsi, kegunaan, dan metode dalam pembelajaran di
laboratorium. Pada diskusi-diskusi yang telah dilakukan muncul
beberapa keprihatinan, temuan, atau kendala yang perlu diperhatikan,
antara lain:
xix
11
3. Mengembangkan ketrampilan dalam pemecahan masalah secara
sistematik.
4. Membina pengembangan sikap atau perilaku profesional, praktis, dan
komitmen.
xx12
pembelajarannya banyak yang harus menggunakan alat praktikum
dalam menjelaskannya, dimana alat praktikum ini sangat berguna
mengubah pola pikir siswa kelas X untuk lebih memahami tujuan
dari kedepannya mereka mempelajari pengantar administrasi
perkantoran.
Alat Praktikum Mindes Tangtor dibuat sebagai laboratorium yang
fleksibel didesain sedemikian rupa layaknya sebuah kantor dengan
tata kelengkapan yang memadai dari hal kursi, meja, lemari,
macam - macam tanaman kantor, sampai kepada sistem
pengamanan kantor. Laboratrium administrasi perkantoran
menggunakan Mindes Tangtor sangatlah banyak keunggulan dan
manfaat dibanding laboratorium pada umumnya, hal ini
disebabkan karena Mindes Tangtor berbentuk mini dimana bisa
dibawa kemana – mana untuk media pembelajaran / alat
praktikum, disamping itu dalam biaya dalam pengadaannya
sangatlah kecil.
xxi
13
murah dengan cara mengelola sampah atau limbah untuk dijadikan
bahan dasar dalam pembuatan mindes tangtor yang berjuta
manfaat dalam alat praktikum jurusan administrasi perkantoran.
xxii
14
BAB III
PEMBAHASAN DAN HASIL
Untuk menjadi rangkaian Mindes Tangtor yang utuh, dalam proses pembuatan
alat ini tak hanya berpatokan pada miniature kursi saja, miniature meja juga
harus diperhatikan dari jenis dan fungsinya. Proses pembuatan miniature meja
yang harus dilakukan adalah menggali informasi sebanyak – banyak terkait
dengan jenis dan fungsi meja kantor yang sekarang terus mengalami perubahan
dari bentuk dan bahannya.
Kehadiran lemari disebuah kantor sangat diperlukan. Apa jadinya jika disebuah
kantor tidak memiliki sebuah lemari, dapat kita bayangkan proses tata
administrasinya pasti akan buruk dan kantor tidak bisa tertata rapi dari tumpukan
– tumpukan dokumen – dokumen kertas yang berserakan. Oleh karena itu
xxiii
15
Mindes Tangtor dilengkapi juga dengan fasilitas miniature lemari yang dibuat
dengan asas keberagaman jenis dan fungsi lemari sesuai dengan
perkembangannya.
Tidak sampai disitu Mindes Tangtor pun dilengkapi dengan miniature sensor
kebakaran, tanaman hidup, penyekat kantor, kaca penampilan karyawan,
komputer dan alat – alat kantor lainnya.
Dilain pihak peran akannya kelengkapan alat dan bahan harus benar – benar
diperhatikan sebelum membuat, karena terkadang saat membuat kita memerlukan
alat atau bahan yang tidak terduga hal ini menjadikan proses pembuatan
memakan waktu yang lama. Pastikan alat seperti tang, berbagai jenis lem,
gergaji, tukul, obeng, jarum, benang, kawat dan penyemprot cat harus tersedia
dan dalam kondisi berfungsi dengan baik. Setelah alat terpenuhi, maka harus
memastikan bahan yang digunakan dalam membuat miniature ini juga benar –
benar ada sesuai dengan jenis atau macamnya. Sebagai contoh untuk membuat
kursi staf bahan yang diperlukan yaitu kain bekas, busa, kawat dan asesoris
tambahan untuk terlihat kursi tersebut mirip seperti kursi aslinya.
xxiv
16
3.3 PROSEDUR PENGGUNAAN ALAT / BAHAN MINDES TANGTOR (
MINIATURE DESTINASI TATA RUANG KANTOR ) SEBAGAI
LABORATORIUM PERKANTORAN DALAM PEMBELAJARAN
xxv
17
kesukaran dan kerumitan. Dengan tugas-tugas tersebut melatih diri siswa.
dalam berlatih juga siswa akan memerlukan petunjuk-petunjuk yang harus
benar – benar heuristik
xxvi
18
sekitar 1,5 jam untuk persiapan, perhitungan atau laporan. Karena itu
bagian persiapan, bagian diskusi kesalahan dan ketelitian dan bagian
pembuatan laporan harus dilakukan selama praktikum. Hal ini penting
karena materi KD tata ruang kantor , fasilitas dan lingkungan kantor
merupakan tingkat studi yang rendah.
xxvii
19
e) Gunakanlah waktu itu supaya ada kontak singkat berulang kali; tidak
satu kali 10 menit tetapi 5 kali 2 menit.
f) Ingatlah bahwa siswa takut memperlihatkan kelemahan; karenanya
sebutkan juga titik yang positif.
g) Perhatikan cara kerja siswa, pertama apakah sesuai dengan metode, baru
kemudian apakah benar sesuai bidang ilmu.
xxviii
20
laporan. Untuk mempelajari pembuatan laporan siswa diberikan dua
petunjuk Pertama-tama tatacara pembuatan laporan yang harus dipelajari
setahap demi setahap.
xxix
21
2.5.1 Motivasi Siswa
Dalam penggunaan alat praktik Mindes Tangtor ( Miniature Destinasi Tata
Ruang Kantor ) pada kelompok eksperimen yaitu kelas X AP 1, siswa
sangat berperan aktif hal ini disebabkan mereka mengangap, mereka berada
di sebuah kantor dan mereka bertugas untuk menyusun tata ruang kantor,
bagaimana alur asas dalam kantor, fasilitas dan lingkungan kantor.
kelompok eksperimen yaitu kelas X AP 1 merasa sangat bangga walaupun
sekolah mereka belum ada laboratorium nyata dalam dunia perkantoran
tetapi mereka sudah benar – benar bisa membayangkan suatu keadaaan
kantor melalui Mindes Tangtor ( Miniature Destinasi Tata Ruang Kantor )
sebagai laboratorium perkantoran yang fleksibel dalam solusi pembelajaran
pengantar administrasi perkantoran berbasis kurikulum 2013 .
xxx
22
Berbeda dengan kelompok kontrol dimana dalam pembelajaran dengan KD
yang sama, dengan metode pembelajarannya diskusi tidak menggunakan
alat praktikum mindes tangtor, hasil yang diperoleh siswa lebih cepat
merasa bosan dan tidak ada minat siswa untuk semangat dalam belajar,
sehingga hasil pada proses pembelajaran siswa banyak bermain – main.
Jika siswa sudah bermain – main dimana mereka membahas hal diluar
pembelajaran, menyebabkan rendahnya pengetahuan siswa yang berefek
pada kurangnya KKM nilai siswa dikelas kontrol jika pengambilan nilai
menggunakan praktik dan soal ulangannya aplikatif.
xxxi
23
BAB IV
4.1 Simpulan
2. Hasil belajar akhir siswa yang mendapatkan alat praktikum Mindes Tangtor
lebih baik dari pada yang tidak mendapatkan. Hal ini menandakan Mindes
xxxii
24
4.2 Saran
Guru hendaknya dapat memberikan pree test terlebih dahulu untuk melihat
kemampuan siswa satu dan yang lainnya. Tujuan pree test ini adalah untuk
memudahkan guru dalam membagi kelompok, agar antara kelompok satu yang
lainnya tidak monoton siswa pintar dan malas.Hal ini juga disebabkan karena
xxxiii
25
DAFTAR PUSTAKA
xxxiv
Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
xxxv
LAMPIRAN 1.1
DOKUMENTASI KEGIATAN PEMBUATAN MINDES
TANGTOR
Gambar 1.1.1:
Proses Merangkai Miniature Kursi Dengan Pola yang Telah Dirangkai
Gambar 1.1.2:
Rangkaian Mindes Tangtor Yang Telah Jadi
xxxvi
LAMPIRAN 1.2
DOKUMENTASI KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS
EKSPERIMEN MENGGUNAKAN MINDES TANGTOR
Gambar 1.2.1:
Peneliti Menjelaskan Jenis dan Fungsi dari Rangkaian Mindes Tangtor
Gambar 1.2.2:
Siswa Melakukan Uji Coba Menggunakan Alat Praktikum Mindes Tantor
xxxvii
Gambar 1.2.3:
Proses Persentasi siswa Terkait Siklus Fasilitas Kantor, Struktur Organisasi Pada
Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran
xxxviii