Anda di halaman 1dari 38

KARYA TULIS ILMIAH

MINDES TANGTOR
SEBUAH LABORATORIUM PERKANTORAN FLEKSIBEL
BERBASIS RECYCLE DALAM SOLUSI PEMBELAJARAN
PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA SMK
BISNIS MANAJEMEN BERSTANDAR KURIKULUM 2013

Diajukan Dalam Rangka Mengikuti Simposium Guru dan Tenaga


Kependidikan Tingkat Nasional
Tahun 2015

Disusun Oleh :
Ardian Sufandi, S.Pd 198808292014021003

SMK NEGERI 2 KOBA


Jln. Raya Arung Dalam Koba, Bangka Tengah
BANGKA BELITUNG
2015

i
ii
KATA PENGANTAR

Karya Tulis Inovatif ini berangkat dari keprihatinan kami atas fenomena yang
terjadi terhadap pembelajaran administrasi perkantoran pada SMK Bisnis Manajemen
yang tidak memiliki alat praktikum di laboratorium untuk siswa yang lebih
memahami dan mendalami aspek dimensi kognitif, afektif dan psikomotorik pada
setiap mata pelajaran, terutama pada mata pelajaran pengantar administrasi
perkantoran, administrasi kepegawaian, dan administrasi sarana dan prasarana
Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas segala berkah yang diberikan-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan
karya ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah
mendukung dan membantu kami sehingga kami bisa menyelesaikan karya kami.
Kepala Dinas Pendidikan Bangka Tengah; Drs Sugianto, dan Kepada Kepala
Sekolah SMK Negeri 2, Rusdianto, M.Pd yang disela – sela kesibukannya beliau
yang begitu padat masih menyediakan waktu dan tenaga untuk membantu
penyelesaian karya tulis penelitian ini; serta pada pihak – pihak lain yang telah
mendukung dan membantu kami sehingga karya kami ini dapat selesai pada
waktunya.
Akhirnya, kami berharap tulisan kami ini dapat berguna dan memberi
sumbangan yang berarti pada upaya pencipataan alat praktikum yang tidak hanya
dapat memberikan kelengkapan pada sekolah melainkan juga dapat meningkatkan
multi dimensi pengetahuan siswa. Kritik dan saran yang membangun senantiasa kami
harapkan demi kemajuan kami pada masa mendatang.
Koba, Oktober 2015

Penulis

iii
DAFTAR ISI

JUDUL .................................................................................................................. .i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN......................................................... ii
PENGESAHAN .................................................................................................... .iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................... .v
RINGKASAN .................................................................................................... ....vi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... . 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... . 1
1.2 Ruang Lingkup...…………………………………………………………. 5
1.3 Tujuan dan Sasaran Setudi...……………………………………………... 6

BAB II Kajian Teori ............................................................................................ 8


2.1 Pengantar Administrasi Perkantoran……..…………………………….... 8
2.2 Laboratorium.............................…………………………………………. 9
2.3 Mindes Tangtor...............................................................………………… 12

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ............................................................ . 15


3.1 Proses Pembuatan Alat / Bahan.…………………………………………...15
3.2 Pedoman Penggunaan Alat..............................................………………… 16
3.3 Prosedur Penggunaan Alat..............………………………………………. 17
3.4 Hasil yang diperoleh......................................................................................21

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................24


4.1 Kesimpulan..................................................................................................24
4.2 Saran……………………………………………………………………....25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
MINDES TANGTOR
SEBUAH LABORATORIUM PERKANTORAN FLEKSIBEL
BERBASIS RECYCLE DALAM SOLUSI PEMBELAJARAN
PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA SMK
BISNIS MANAJEMEN BERSTANDAR KURIKULUM 2013
Ardian Sufandi.
Pembimbing : Rusdianto, M.Pd
Jurusan Administrasi Perkantoan. SMK Negeri 2 Koba

RINGKASAN

Beberapa penelitian melaporkan bahwa rendahnya pembelajaran praktikum dalam


laboratorium pelajaran jurusan administrasi perkantoran yang terjadi saat ini
disebabkan karena mahalnya biaya pengadaan alat praktikum dan diperlukan
prosedur - prosedur yang disusun secara sistematis logis dan sesuai untuk melatih
ketrampilan, sehingga tujuan benar-benar dapat tercapai. Disisi lain Metode
praktikum mencakup semua kegiatan yang harus dipelajari dalam praktikum, seperti:
menganalisis problema, mengumpulkan informasi, menyusun hipotesis,
merencanakan percobaan, dan menarik kesimpulan. Pada akhir studi siswa harus
memiliki semua ketrampilan itu. Ini berarti bahwa ketrampilan-ketrampilan itu
selama proses pembelajaran harus mendapat perhatian secara bertahap dan teratur.
Siswa harus melakukan tugas-tugas praktikum secara berangsur meningkat dalam
kesukaran dan kerumitan. Dengan tugas-tugas tersebut siswa melatih diri. Dalam
berlatih siswa akan memerlukan petunjuk-petunjuk yang heuristik Mindes Tangtor (
Miniature Destinasi Tata Ruang Kantor ) merupakan laboratorium yang memiliki
tujuan dengan sifat multi dimensi dalam proses pembelajaran. Dimana Mindes
Tangtor ( Miniature Destinasi Tata Ruang Kantor ) Sebagai Laboratorium
Perkantoran Yang Fleksibel merupakan laboratorium yang berisi alat – alat
peraktikum yang sangat efektif untuk mencapai tiga ranah secara bersama-sama yaitu
kognitif, afektif dan psikomotorik
Dari hasil perhitungan uji perbedaan rata-rata antara kelompok eksperimen dan
kontrol dengan uji F diperoleh Fhit = 28,6574. Untuk α = 5% dan dk = (39+38-2) = 77
diperoleh Ftab = 4,01. Karena Ftab  Fhit maka H0 ditolak, hal ini berarti ada perbedaan
hasil belajar secara signifikan antara kelompok eksperimen (Mendapat model
pembelajaran dengan alat praktikum pada Mindes Tangtor) dengan kelompok kontrol
(tanpa model pembelajaran dengan alat praktikum pada Mindes Tangtor). Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata hasil belajar dari kedua kelas tersebut.
Baik kelas eksperimen X AP 1 maupun kelas kontrol X AP 2 telah mencapai
ketuntasan hasil belajar. Hal ini dibuktikan dengan pengujian ketuntasan hasil belajar
dengan batas ketuntasan adalah nilai lebih dari 76, untuk kelompok eksperimen
diperoleh thit = 2,629, untuk α = 5% dan dk = 36-1 = 35 diperoleh -t(0,95)(28) = -1,69;

v
karena thit > -t(0,95)(28) maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kelompok
eksperimen  76. Sedangkan untuk kelompok kontrol diperoleh thit = -4,787 untuk α
= 5% dan dk = 36-1 = 35 diperoleh -t(0,95)(29) = -1,69 karena thit > -t(0,95)(29) maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar kelompok kontrol  76. Pengujian dilanjutkan
dengan uji estimasi rata-rata ketuntasan hasil belajar kedua kelompok. Hal ini
dilakukan untuk membuktikan bahwa hasil belajar siswa yang mendapat Mindes
Tangtor memang lebih baik dibanding hasil belajar siswa kelas control yang tidak
mendapatkan Mindes Tangtor. Dari uji estimasi rata-rata ketuntasan hasil belajar
diperoleh rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen sebesar 76,00 – 80,79 dan
kelompok kontrol sebesar 60,19 – 71,26. Dari hasil-hasil perhitungan tersebut dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar kelompok eksperimen yang mendapat Mindes
Tangtor lebih baik dari pada kelompok kontrol yang tidak mendapatkan Mindes
Tangtor.

Kata Kunci : Mindes Tangtor, Laboratorium Perkantoran , Pengantar Administrasi


Perkantoran dan Kurikulum 2013.

vi
MINDES TANGTOR
A LABORATORY OFFICE FLEXIBLE SOLUTIONS BASED LEARNING
INTRODUCTION TO RECYCLE THE ADMINISTRATIVE OFFICE IN
BUSINESS MANAGEMENT VOCATIONAL STANDARDS CURRICULUM
2013
Ardian Sufandi.
Supervisor: Rusdianto, M.Pd
Office Administration Department. SMK Negeri 2 Koba

SUMMARY

Several studies have reported that low levels of learning practical lessons in the
laboratory department administrative offices that occurs at this time due to the high
cost of procurement of equipment required practicum and procedures - procedures
systematically arranged logically and according to train skills, so that the goal can
actually be achieved. On the other hand practical method covers all the activities that
should be studied in the lab, such as: analyzing problems, gather information, draw
up hypotheses, planning experiments, and draw conclusions. At the end of the study
the students have to have all those skills. This means that the skills that during the
learning process must be gradual and regular attention. Students must perform
practical tasks gradually increase in difficulty and complexity. With these tasks
students train themselves. In practice students will require heuristic clues Mindes
Tangtor (Miniature Spatial Destinations Office) is a laboratory which has the purpose
with multi-dimensional nature of the learning process. Where Mindes Tangtor
(Miniature Spatial Destinations Office) For Flexible Office Laboratory is a laboratory
that contains a tool - a tool peraktikum very effective to achieve the three domains
together, namely cognitive, affective and psychomotor
From the results of test calculations the average difference between the experimental
and control groups with the F test obtained Fhit = 28.6574. For α = 5% and dk = (39
+ 38-2) = 77 is obtained Ftab = 4.01. Because Ftab Fhit then H0 is rejected, it means
that there are differences in learning outcomes significantly between the experimental
group (Got a learning model with a practical tool to Mindes Tangtor) with a control
group (without learning model with a practical tool to Mindes Tangtor). It can be
concluded that there is an average difference in learning outcomes of these two
classes. Both the experimental class X AP-1 and AP 2 control class X has achieved
mastery learning outcomes. This is evidenced by the thoroughness of testing learning
outcomes with limit values thoroughness is more than 76, for the experimental group
obtained thit = 2.629, for α = 5% and dk = 36-1 = 35 is obtained -t (0.95) (28) = -
1.69; because thit> -t (0.95) (28) it can be concluded that the experimental group
learning outcomes 76. As for the control group gained thit = -4.787 for α = 5% and dk
= 36-1 = 35 is obtained -t (0 , 95) (29) = -1.69 for thit> -t (0.95) (29) it can be
concluded that the learning outcomes of the control group continued with test 76.
Testing average estimate mastery learning outcomes both groups. This was done to

vii
demonstrate that the learning outcomes of students who received Mindes Tangtor did
better than the control class student learning outcomes that do not get Mindes
Tangtor. Of the estimated average test mastery of learning outcomes gained an
average of learning outcomes for the experimental group from 76.00 to 80.79 and the
control group at 60.19 to 71.26. From the results of these calculations can be
concluded that the learning outcomes of the experimental group who received Mindes
Tangtor better than the control group that did not get Mindes Tangtor.

Keywords: Mindes Tangtor, Office Laboratory, Introduction to Office Administration


and Curriculum 2013.

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan melajunya waktu, pertumbuhan penduduk, dan perkembangan
teknologi, mengakibatkan bertambahnya jenis dan volume limbah dan sampah,
terutama pada lingkungan sekolah yang setiap harinya siswa – siswa banyak
menghasilkan produk sampah. Belum semua sampah di lingkungan sekolah
dapat dikelolah dengan baik, sehingga menjadi sesuatu hal yang merusak
keindahan sekolah dan menjadi sumber penyakit. Banyak di sekolah – sekolah
yang mencari solusi terhadap sampah dengan membakarnya atau membuangnya
ke Tempat Pembuangan Sampah yang tentunya bukan menjadi jalan keluar
terbaik, karena akan lebih memperparah kerusakan lingkungan.

Kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada


8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar
proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan menjadi sebuah tantangan internal dalam
pengembangan kurikulum 2013. Disisi lain Tantangan internal lainnya terkait
dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk
usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun)
lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang
tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai
puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh
sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar
sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan
menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan
melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.

ix
1
Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar
Mata pelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah Menegah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan diubah sesuai dengan kurikulum satuan
pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata
kelola sebagai berikut:
a. tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang
bersifat kolaboratif;
b. penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen
kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan
c. penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses
pembelajaran.

Tidak diragukan lagi bahwa pembelajaran pada kurikulum 2013 menempatkan posisi
laboratorium kepada point yang sangat penting. Hal ini disebabkan laboratorium
memiliki banyak kegunaan yang sangat penting dan krusial, antara lain adalah
sebagai berikut:
a) Mengajarkan materi teori yang tidak bisa diajarkan di tempat lain.
b) Menyajikan dan menjelaskan bahan ajar.
c) Menumbuhkembangkan kemampuan psikomotorik.
d) Meningkatkan kemampuan dalam mengikuti petunjuk.
e) Membiasakan mahasiswa dengan peralatan/instrumen dan perlengkapan
praktikum.
f) Membiasakan mahasiswa merancang dan mengkonstruksi Peralatan
percobaan.
g) Meningkatkan keahlian/ketrampilan pengamatan.
h) Meningkatkan keahlian/ketrampilan dalam mengumpulkan dan interpretasi
data.
i) Meningkatkan kemampuan menjelaskan hasil percobaan.

x2
j) Meningkatkan kemampuan menulis secara koheren dan argumentasi yang
bagus dan terarah.
k) Meningkatkan kemampuan belajar mandiri.
l) Mendorong kemandirian berfikir.
m) Merangsang pemikiran yang mendalam mengenai interpretasi percobaan.
n) Meningkatkan keahlian mahasiswa dalam pemecahan masalah dengan
variabel berjumlah besar dan banyak kemungkinan cara
o) pemecahannya.
p) Mendorong inisiatif, semangat berusaha, dan pemberdayaan akal.
q) Meningkatkan tanggung jawab dan keandalan personal untuk melakukan
percobaan.
r) Mananamkan kemampuan mengukur secara tepat dan seksama
s) Menumbuhkembangkan kepercayaan/keyakinan pada kemampuan diri.
t) Menumbuhkembangkan kecerdikan/keahlian.
u) Memperkuat keyakinan akan kebenaran teori-teoari.
v) Menanamkan kemampuan merancang percobaan dan menafsirkan data yang
diperoleh.
w) Melatih penulisan laporan teknik.
x) Memuaskan keingintahuan peserta didik.
y) Menumbuhkembangkan sikap ilmiah dan pemahaman tentang metologi
ilmiah/ rekayasa melalui penyelidikan eksperimental.

Beberapa penelitian melaporkan bahwa rendahnya pembelajaran praktikum dalam


laboratorium pelajaran jurusan administrasi perkantoran yang terjadi saat ini
disebabkan karena mahalnya biaya pengadaan alat praktikum dan diperlukan
prosedur - prosedur yang disusun secara sistematis logis dan sesuai untuk melatih
ketrampilan, sehingga tujuan benar-benar dapat tercapai. Disisi lain Metode
praktikum mencakup semua kegiatan yang harus dipelajari dalam praktikum, seperti:
menganalisis problema, mengumpulkan informasi, menyusun hipotesis,

xi
3
merencanakan percobaan, dan menarik kesimpulan. Pada akhir studi siswa harus
memiliki semua ketrampilan itu. Ini berarti bahwa ketrampilan-ketrampilan itu
selama proses pembelajaran harus mendapat perhatian secara bertahap dan teratur.
Siswa harus melakukan tugas-tugas praktikum secara berangsur meningkat dalam
kesukaran dan kerumitan. Dengan tugas-tugas tersebut siswa melatih diri. Dalam
berlatih siswa akan memerlukan petunjuk-petunjuk yang heuristik (Dikti, 1982)

Mindes Tangtor ( Miniature Destinasi Tata Ruang Kantor ) merupakan alat praktikum
untuk laboratorium yang memiliki tujuan dengan sifat multi dimensi dalam proses
pembelajaran. Dimana Mindes Tangtor ( Miniature Destinasi Tata Ruang Kantor )
Sebagai Laboratorium Perkantoran Yang Fleksibel merupakan laboratorium yang
berisi alat – alat peraktikum yang sangat efektif untuk mencapai tiga ranah secara
bersama-sama, sebagai berikut:
Ketrampilan kognitif yang tinggi
 Berlatih agar dapat memahami teori
 Berlatih agar segi-segi teori yang berlainan dapat diintregasikan
 Berlatih agar teori dapat diterapkan pada permasalahan nyata
Ketrampilan afektif
 Belajar merencanakan kegiatan secara mandiri
 Belajar bekerja sama
 Belajar mengkomunikasikan informasi mengenai bidangnya
 Belajar menghargai bidangnya
Ketrampilan psikomotor
 Belajar memasang peralatan sehingga betul-betul berjalan
 Belajar memakai peralatan dan instrumen tertentu

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis bermaksud melakukan penelitian tentang


Mindes Tangtor ( Miniature Destinasi Tata Ruang Kantor ) Sebagai Laboratorium

xii
4
Perkantoran Yang Fleksibel Berbasis Recycle Dalam Solusi Pembelajaran Pengantar
Administrasi Perkantoran Pada SMK Bisnis Manajemen Berstandar Kurikulum 2013.

1.2 Ruang Lingkup


Ruang lingkup dalam penyusunan studi ini mencakup ruang lingkup wilayah
penelitian yang akan difokuskan pada mata pelajaran administrasi perkantoran
dan alat praktikum Mindes Tangtor ( Miniature Destinasi Tata Ruang Kantor )
sebagai laboratorium perkantoran yang fleksibel. Secara rinci ruang lingkup
studi akan dijabarkan pada sub – sub bab berikut ini.

a). Ruang Lingkup Mata Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran


Lingkup mata pelajaran administrasi perkantoran dalam program keahlian
bisnis manajemen terdapat pada kelompok C ( peminatan kelompok
administrasi perkantoran ) atau tepatnya pada C1 dasar bidang kejuruan yang
ditempuh pada kelas X dan XI.
Dalam studi ini peneliti membatasi lingkupnya hanya pada C1 Pengantar
Administrasi Perkantoran yang ditempuh pada kelas X. Hal ini disebabkan
materi pada kelas X diperlukan sebuah laboratorium dalam memahami materi
pelajaran sehingga standar isi dan standar proses dalam silabus dapat
tersampaikan dengan maksimal.

b). Ruang Lingkup alat praktikum Mindes Tangtor


Mindes Tangtor merupakan sebuah laboratorium yang berisi alat – alat
praktikum tentang administrasi perkantoran yaitu berupa miniature kursi,
meja, lemari, tanaman kantor dan sistem pendeteksi kebencanaan didalam
kantor yang terbuat dari limbah sampah. Dalam laboratorium ini peneliti
hanya berfokus pada penelitian Mindes Tangtor pada pelajaran pengantar
administrasi perkantoran yang dimana alat ini berfokus pada aplikasi
pembelajaran KD mengenai struktur organisasi kantor, tata ruang kantor,

xiii
5
penyusunan pekerjaan kantor yang efektif, asas – asas manajemen pekantoran,
Menggambar tata letak fasilitas dan lingkungan kantor.

1.3 Tujuan dan Sasaran Studi


1.3.1 Tujuan Studi
Tujuan dari studi ini adalah menyusun strategi dalam pengembangan alat
praktik pada mata pelajaran pengantar administrasi perkantoran yang saat
ini dalam pengadaan alat praktik real harus banyak mengeluarkan tenaga,
ruang, uang yang sangat besar dan prosedur yang harus sistematis dan
logis. Tidak sedikit instansi pendidikan yang membuka jurusan pengantar
administrasi perkantoran mengalami kesulitan dalam mendidik siswa
karena didalam kurikulum 2013 siswa dituntut untuk banyak praktik,
dibandingkan belajar teori – teori lewat buku yang menuntut siswa banyak
mencatat dan menjenuhkan siswa.
Dalam pengembangan laboratorium yang memuat alat praktikum pada
mata pelajaran administrasi perkantoran ini peneliti mencoba
mengembangkan Mindes Tangtor ( Miniature Destinasi Tata Ruang Kantor
) sebagai laboratorium perkantoran yang fleksibel dalam solusi
pembelajaran pengantar administrasi perkantoran berbasis kurikulum 2013.

1.3.2 Sasaran Studi


Sasaran yang ingin dicapai dalam studi ini adalah
a. Mengidentifikasi akar masalah yang menghambat siswa kelas X sulit
dalam menguasai kompetensi dasar pada mata pelajaran Administrasi
Perkantoran
b. Mengidentifikasi komponen supply dan demand yang dapat
dikembangkan dalam mata pelajaran administrasi perkantoran melalui
Mindes Tangtor ( Miniature Destinasi Tata Ruang Kantor ) Sebagai
Laboratorium Perkantoran Yang Fleksibel

xiv6
c. Mengidentifikasi tingkat partisipasi dan prestasi siswa dalam mata
pelajaran pengantar administrasi perkantoran pada rangka
pengembangan Mindes Tangtor ( Miniature Destinasi Tata Ruang
Kantor ) Sebagai Laboratorium Perkantoran Yang Fleksibel

xv
7
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengantar Administrasi Perkantoran
Mata pelajaran pengantar administrasi perkantoran merupakan kelompok
keahlian yang masuk kedalam paket bidang bisnis manajemen. Dalam proses
pembelajarannya paket keahlian ini akan diajarkan pada kelas X dan Kelas XI.
Dimana pada kelas X materi pada pengantar administrasi perkantoran berisi 8
titik poin Kompetensi dasar yaitu mengenai;
a. paradigma dan filosofi administrasi perkantoran
b. karakteristik administrasi perkantoran
c. azas-azas manajemen perkantoran
d. Pekerjaan kantor
e. struktur organisasi dan jabatan di bidang administrasi perkantoran
f. komunikasi kantor
g. azas, tujuan, dan jenis tata ruang kantor
h. fasilitas dan lingkungan kantor serta penataannya

Sedangkan pada kelas XI kompetensi dasar yang diajar pada mata pelajaran
pengantar administrasi perkantoran memuat 6 point yaitu :
a. Pengertian dan simbol-simbol prosedur operasi standar (POS)
b. pengertian, fungsi dan teknik manajemen waktu berdasarkan skala
prioritas, delegasi, dan asertif
c. makna, dampak dan cara penerapan otomatisasi dalam administrasi
perkantoran
d. penerapan otomatisasi dalam administrasi perkantoran
e. Sistem Informasi Manajemen
f. manajemen basis data

xvi
8
Pada Kelas X banyak sekali materi yang harus di ajarkan menggunakan sebuah
alat peraga atau alat praktikum sehingga siswa yang baru masuk ke SMK bisnis
manajemen memahami maksud dan tujuan dari materi yang diajarkan. Materi
kelas X yang harus memang menggunakan alat peraga atau alat praktikum
adalah bagaimana alur pekerjaan kantor, struktur organisasi, tata ruang kantor,
bagaimana proses komunikasi kantor, fasilitas dan lingkungan kantor serta
penataannya.

2.2 Laboratorium
2.2.1 Pengertian Laboratorium
Seperti layaknya pemahaman umum, yang dimaksud dengan
laboratorium adalah suatu sarana atau gedung yang dirancang khusus
untuk melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian untuk
keperluan penelitian ilmiah dan praktik pembelajaran. Tetapi, akhir-
akhir ini analog dengan batasan itu berbagai disiplin ilmu pengetahuan
sering menganggap (claim) bahwa lapangan tempat mereka bekerja
dan melakukan penelitian juga dianggap sebagai laboratorium,
sehingga disebut dengan laboratorium lapangan. Sebagai contoh misal,
‘Gumuk Pasir’ di pantai Parangtritis dianggap sebagai laboratorium
sekaligus museum Geografi. Sambung macan adalah laboratorium
lapangan Geologi. Sangiran dan Pacitan adalah laboratorium Geologi
dan Arkeologi. Pegunungan Karst Gunungkidul adalah laboratorium
lapangan Geografi, Geologi, dan Arkeologi. Kebun Percobaan
Kalitirto, Berbah adalah laboratorium lapangan ilmu-ilmu Pertanian.
Hutan Wanagama adalah laboratorium lapangan Kehutanan. Secara
konvensional laboratorium sekurang-kurangnya dapat dibagi menjadi
tiga kategori yaitu (Hachette, 1989).:
a) Tempat yang diatur dan dilengkapi dengan peralatan untuk
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan ilmiah (scientific) atau teknik.

xvii
9
b) Laboratorium Bahasa, yaitu tempat yang khusus diatur untuk
pembelajaran khusus bahasa asing dengan bantuan audiovisual
c) Laboratorium Ruang Angkasa yang dipergunakan untuk
merealisasikan percobaan-percobaan ilmu pengetahuan tentang
ruang angkasa.

Pembelajaran di laboratorium merupakan proses pembelajaran


termahal di antara proses pembelajaran yang lain. Selain itu sebagian
besar pembelajaran di laboratorium berhubungan dengan peralatan
yang mahal, zat kimia yang berbahaya, listrik tegangan tinggi,
peralatan berputar, peralatan dengan suhu atau tekanan tinggi, dan
risiko-risiko lainnya. Oleh karena itu pembelajaran laboratoriun yang
efektif, efisien, dan aman perlu dirumuskan, diketahui, dan difahami
oleh seluruh sivitas akademika.

2.2.2 Pengembangan Pembelajaran di Laboratorium


Penggunaan laboratorium untuk sarana pembelajaran mulai
diperkenalkan pada pertengahan abad sembilan belas dalam rangka
untuk mendukung meningkatnya jumlah siswa yang mempelajari ilmu
pengetahuan alam dan teknologi. Pada awalnya praktikum
dimaksudkan untuk meningkatkan keahlian siswa dalam pengamatan,
dan meningkatkan ketrampilan, serta sebagai sarana berlatih dalam
menggunakan peralatan. Beberapa penelitian membandingkan
pembelajaran di laboratorium dengan metode pembelajaran yang lain
menunjukkan bahwa praktikum di laboratorium lebih efektif untuk
memperoleh kemampuan pengamatan dan ketrampilan teknik, tetapi
kurang efektif untuk pembelajaran ilmu pengetahuan faktual, konsep,
penelitian ilmiah, atau ketrampilan pemecahan masalah. Selama dua
puluh lima tahun belakangan ini selalu dilakukan peninjauan kembali

xviii
10
mengenai fungsi, kegunaan, dan metode dalam pembelajaran di
laboratorium. Pada diskusi-diskusi yang telah dilakukan muncul
beberapa keprihatinan, temuan, atau kendala yang perlu diperhatikan,
antara lain:

1. Tingginya biaya kerja di laboratorium membuat semakin sulit


untuk menyediakan fasilitas dan sumber daya yang memenuhi
standar yang diperlukan;
2. Adanya keterbatasan waktu dan banyaknya program kerja
menyebabkan kesulitan dalam menyusun silabus, baik dari segi
kualitas maupun kuantitas;
3. Laboratorium yang telah ada (konvensional) bekerja kurang
efektif, sehingga kurang mendukung proses pemahaman konsep-
konsep perkembangan ilmu pengetahuan dan penggunaan prinsip-
prinsip ilmu pengetahuan untuk penyelesaian persoalan.

Berdasarkan temuan dalam rangka peninjauan ulang terhadap proses


pembelajaran di laboratorium konvensional, dapat disimpulkan bahwa
perlu ditambahkan beberapa hal antara lain: kegiatan untuk
meningkatkan pengalaman dan kemampuan kognitif, mengurangi
pekerjaan yang sifatnya pengulangan, serta menyusun aktivitas-aktivitas
yang hemat waktu. Pembelajaran di laboratorium saat ini cenderung
berubah dari cara dan peran pengajaran menjadi lebih berorientasi pada
pembelajaran siswa secara madiri (independent learning by students).
Saat ini, pembelajaran di laboratorium dimaksudkan untuk:
1. Pembelajaran ketrampilan sesuai dengan subjek praktikum
2. Pemahaman prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan tahap-tahap dalam
penelitian ilmiah.

xix
11
3. Mengembangkan ketrampilan dalam pemecahan masalah secara
sistematik.
4. Membina pengembangan sikap atau perilaku profesional, praktis, dan
komitmen.

2.3 Mindes Tangtor


2.3.1 Gambaran Umum Munculnya Mindes Tangtor
Minimnya alat praga, alat praktikum dan sulitnya pengadaan
laboratorium administrasi perkantoran yang berbasis dunia kerja
menyebabkan dalam proses pembelajaran siswa terhambat dalam
pengembangan pengetahuannya. Banyak faktor yang
mempengaruhi minimnya alat praga, alat praktikum atau
pengadaan laboratorium adminisrtasi perkantoran dari masalah
pendanaan, sampai kepada tidak adanya sebuah alat yang memang
benar – benar bisa bermanfaat menembus ke banyak sisi materi
dalam proses pembelajaran.

Mindes Tangtor merupakan sebuah alat praktikum yang akan


menjadikan laboratorium yang fleksibel dan bisa dibawa kemana –
mana oleh guru dalam menjelaskan materi pembelajaran tidak
hanya pada mata pelajaran pengantar administrasi perkantoran saja
melainkan bisa juga pada materi pembelajaran administrasi sarana
prasarana, dan administrasi kepegawaian.

Mindes Tangtor pada penelitian ini berfokus pada mata pelajaran


pengantar administrasi perkantoran, hal ini disebabkan karena
pengantar administrasi perkantoran diajarkan pada lini bidang ilmu
jurusan yaitu akuntansi, pemasaran, perbankan syariah dan
administrasi perkantoran. Disisi lain materi dalam

xx12
pembelajarannya banyak yang harus menggunakan alat praktikum
dalam menjelaskannya, dimana alat praktikum ini sangat berguna
mengubah pola pikir siswa kelas X untuk lebih memahami tujuan
dari kedepannya mereka mempelajari pengantar administrasi
perkantoran.
Alat Praktikum Mindes Tangtor dibuat sebagai laboratorium yang
fleksibel didesain sedemikian rupa layaknya sebuah kantor dengan
tata kelengkapan yang memadai dari hal kursi, meja, lemari,
macam - macam tanaman kantor, sampai kepada sistem
pengamanan kantor. Laboratrium administrasi perkantoran
menggunakan Mindes Tangtor sangatlah banyak keunggulan dan
manfaat dibanding laboratorium pada umumnya, hal ini
disebabkan karena Mindes Tangtor berbentuk mini dimana bisa
dibawa kemana – mana untuk media pembelajaran / alat
praktikum, disamping itu dalam biaya dalam pengadaannya
sangatlah kecil.

2.3.2 Pengadaan Mindes Tangtor


Dalam pengadaan laboratorium alat peraga Mindes Tangtor para
pihak sekolah, dinas pendidikan atau pihak terkait tidak perlu
mengeluarkan kucuran dana yang sangat besar, hal ini disebabkan
Mindes Tangtor dibuat berdasarkan kreativitas, inovasi dan
kecerdasan guru administrasi perkantoran dalam membuat alat
praktikum ini dari bentuk, jenis dan fungsi dari masing – masing
komponen yang ada dari sebuah limbah sampah.

Komponen bahan yang digunakan dalam pembuatan aneka kursi,


meja, lemari, tanaman hijau kantor, dan sistem pengamanan kantor
adalah bahan – bahan yang muda didapat dengan biaya yang

xxi
13
murah dengan cara mengelola sampah atau limbah untuk dijadikan
bahan dasar dalam pembuatan mindes tangtor yang berjuta
manfaat dalam alat praktikum jurusan administrasi perkantoran.

xxii
14
BAB III
PEMBAHASAN DAN HASIL

3.1 PROSES PEMBUATAN ALAT / BAHAN


Pada proses pembuatan Mindes Tangtor banyak sekali tahapan yang harus
dilalui, hal ini bertujuan agar hasil yang di peroleh dapat maksimal dan bernilai
jual sangat tinggi demi kemajuan alat praktikum dalam laboratorium pendidikan
yaitu mata pelajaran pengantar administrasi perkantoran.
Sebelum pembuatan miniature kursi pastikan kita harus melihat terlebih dahulu
model kursi – kursi perkantoran yang sekarang banyak beredar dengan berbagai
macam fungsi. Setelah kita mengetahui jenis kursi dan fungsinya untuk apa
barulah kita melakukan proses pembuatan miniature kursi. Hal ini berguna agar
rangkaian Mindes Tangtor dapat digunakan siswa dalam praktik pengantar
administrasi perkantoran dalam Kompetensi Dasar yang 80% mencangkup bahan
ajar semua dari hal Pengertian / manfaat / jenis kantor, asas – asas dunia kantor,
struktur organisasi, tata ruang, dan fasilitis

Untuk menjadi rangkaian Mindes Tangtor yang utuh, dalam proses pembuatan
alat ini tak hanya berpatokan pada miniature kursi saja, miniature meja juga
harus diperhatikan dari jenis dan fungsinya. Proses pembuatan miniature meja
yang harus dilakukan adalah menggali informasi sebanyak – banyak terkait
dengan jenis dan fungsi meja kantor yang sekarang terus mengalami perubahan
dari bentuk dan bahannya.

Kehadiran lemari disebuah kantor sangat diperlukan. Apa jadinya jika disebuah
kantor tidak memiliki sebuah lemari, dapat kita bayangkan proses tata
administrasinya pasti akan buruk dan kantor tidak bisa tertata rapi dari tumpukan
– tumpukan dokumen – dokumen kertas yang berserakan. Oleh karena itu

xxiii
15
Mindes Tangtor dilengkapi juga dengan fasilitas miniature lemari yang dibuat
dengan asas keberagaman jenis dan fungsi lemari sesuai dengan
perkembangannya.

Tidak sampai disitu Mindes Tangtor pun dilengkapi dengan miniature sensor
kebakaran, tanaman hidup, penyekat kantor, kaca penampilan karyawan,
komputer dan alat – alat kantor lainnya.

3.2 PEDOMAN PENGGUNAAN ALAT / BAHAN DALAM PEMBUATAN


MANUAL ALAT PRAKTIKUM
Alat praktikum Mindes Tangtor dibuat secara manual dengan mengandalkan
imajinasi, inovasi dan kreativitas untuk bisa menciptakan sebuah miniature kursi,
meja, lemari, tanaman hidup, alat pengaman, komputer yang persis sama dengan
aslinya. Pedomaan penggunaan alat / bahan dalam proses pembuatan diperlukan
kerapian dan ketelitian terutama pada proses pengeleman menggunakan Lem
tembak / lem lilin karena jika lem menyebar ke sisi yang tidak diinginkan
menyebabkan estetika dari sebuah miniature itu tidak memiliki nilai.

Dilain pihak peran akannya kelengkapan alat dan bahan harus benar – benar
diperhatikan sebelum membuat, karena terkadang saat membuat kita memerlukan
alat atau bahan yang tidak terduga hal ini menjadikan proses pembuatan
memakan waktu yang lama. Pastikan alat seperti tang, berbagai jenis lem,
gergaji, tukul, obeng, jarum, benang, kawat dan penyemprot cat harus tersedia
dan dalam kondisi berfungsi dengan baik. Setelah alat terpenuhi, maka harus
memastikan bahan yang digunakan dalam membuat miniature ini juga benar –
benar ada sesuai dengan jenis atau macamnya. Sebagai contoh untuk membuat
kursi staf bahan yang diperlukan yaitu kain bekas, busa, kawat dan asesoris
tambahan untuk terlihat kursi tersebut mirip seperti kursi aslinya.

xxiv
16
3.3 PROSEDUR PENGGUNAAN ALAT / BAHAN MINDES TANGTOR (
MINIATURE DESTINASI TATA RUANG KANTOR ) SEBAGAI
LABORATORIUM PERKANTORAN DALAM PEMBELAJARAN

3.3.1 Rencana pembelajaran alat praktikum pada Mindes Tangtor


Dalam pembelajaran pengantar administrasi perkantoran menggunakan alat
praktikum pada Mindes Tangtor diperlukan prosedur atau SOP yang
disusun oleh guru secara logis dan sesuai untuk melatih ketrampilan siswa,
agar tujuan benar benar dapat tercapai. ( rancangan SOP yang di rancang
pada pembelajaran Kompetensi Dasar tata ruang kantor pada mata
pelajaran administrasi perkantoran terlampir )

3.3.2 Metodologi penggunaan alat praktikum pada Laboratorium Mindes


Tangtor
Metode pelaksanaan praktikum pengantar administrasi pekantoran dengan
menggunakan alat yang ada pada Mindes Tangtor benar – benar mencakup
semua kegiatan yang harus dipelajari dalam praktikum KD Tata Ruang
Kantor, yaitu: menganalisis problema, mengumpulkan informasi,
menyusun hipotesis bagaimana mendesain sebuah tata ruang kantor yang
baik, merencanakan percobaan dengan mendesain tata ruang kantor diatas
kertas, dan menarik kesimpulan yang lalu akan diuji cobakan dengan
Mindes Tangtor. Tujuan dilakukan tahapan seperti ini berguna untuk pada
akhir studi siswa memiliki semua ketrampilan pada KD yang dipelajari
pada mata pelajaran pengantar administrasi perkantoran yang pada
penelitian ini berfokus pada KD tata ruang kantor, fasilitas dan lingkungan
kantor. Ini berarti bahwa ketrampilan-ketrampilan itu selama proses
pembelajaran harus mendapat perhatian secara bertahap dan teratur. siswa
harus melakukan tugas-tugas praktikum secara berangsur meningkat dalam

xxv
17
kesukaran dan kerumitan. Dengan tugas-tugas tersebut melatih diri siswa.
dalam berlatih juga siswa akan memerlukan petunjuk-petunjuk yang harus
benar – benar heuristik

3.3.3 Penyusunan tugas problema


Suatu tugas praktikum pada mata pelajaran pengantar administrasi
perkantoran harus mencakup suatu problema pada tingkat kemampuan
siswa, yang memungkinkan melatih semua ketrampilan yang penting
dalam KD yang ingin dipraktikum ( diujicobakan ) tersebut. Kemampuan
tiap siswa memiliki perbedaan maka suatu tugas tidak dapat sesuai untuk
semua siswa. Karena itu, para asisten guru harus menyesuaikannya,
misalnya suatu tugas dapat dibuat lebih mudah atau lebih sukar. Para
asisten guru diambil dari satu siswa yang memang benar – benar kompeten
dan mampu menguasai materi serta keahlian untuk mengorganisir teman –
temannya.

3.3.4 Organisasi praktikum


Praktikum yang digunakan dengan menggunakan Laboratorium Mindes
Tangtor harus berhubungan dengan teori pelajaran administrasi
perkantoran ( pengantar administrasi perkantoran, administrasi sarana
prasarana, atau administrasi kepegawaian ) dengan KD atau materi yang
sudah dipelajari, yang bertujuan untuk mendalaminya seperti KD pada
mata pelajaran administrasi perkantoran yaitu tata ruang kantor atau
fasilitas dan lingkungan kantor. Untuk mengikuti sesuatu praktikum
sebaiknya ada persyaratan seperti sudah lulus pemahaman tentang
Kompetensi Dasar yang berhubungan dengan praktikum tersebut sehingga
guru sebelumnya melakukan ujian atau tes terlebih dahulu. Tugas
praktikum harus sedemikian sehingga dapat diselesaikan dalam beberapa
perioda. Per perioda praktikum (4 jam), diharapkan siswa bekerja secara

xxvi
18
sekitar 1,5 jam untuk persiapan, perhitungan atau laporan. Karena itu
bagian persiapan, bagian diskusi kesalahan dan ketelitian dan bagian
pembuatan laporan harus dilakukan selama praktikum. Hal ini penting
karena materi KD tata ruang kantor , fasilitas dan lingkungan kantor
merupakan tingkat studi yang rendah.

3.3.5 Bimbingan pada praktikum


Pelaksanaan praktikum memerlukan sesuatu organisasi yang baik dan cara
bimbingan yang tepat, sehingga siswa dapat belajar dari kesalahannya.
Terutama bimbingan harus diarahkan agar siswa sibuk secara sadar.
Bimbingan berjalan baik, karena kelompok siswa yang dibimbing yaitu
kelas eksperimen X AP 1 jumlah siswa tidak terlalu besar. Dari segi
efisiensi proses pendidikan, seorang guru akan lebih baik membimbing
praktikum dan menulis teorinya dalam modul daripada mengajar dengan
metode ceramah, kemudian barulah guru menggiring siswa untuk
melakukan uji coba dengan menggunakan alat praktikum Mindes Tangtor

Petunjuk untuk pembimbing dengan menggunakan alat praktikum


pada Mindes Tangtor dapat diringkas sebagai berikut:
a) Persiapkan dengan baik; kerjakan tugas/percobaan dan pikirkan
alternarif pemecahannya.
b) Persiapkan bahan tertulis yang dapat mengarahkan siswa yang
mengalami kesulitan dengan suatu tugas. Bahan tertulis tersebut
diberikan bila perlu.
c) Bimbinglah setiap kelompok siswa dengan proporsi yang sama selama
beberapa menit, supaya dapat memperhatikan dan dapat menghilangkan
kelemahan-kelemahan siswa langkah demi langkah.
d) Waktu yang ada sangat terbatas: maka pada kelompok eksperimen X AP
1 ada 5 kelompok siswa, berarti hanya tersedia 10 menit per kelompok.

xxvii
19
e) Gunakanlah waktu itu supaya ada kontak singkat berulang kali; tidak
satu kali 10 menit tetapi 5 kali 2 menit.
f) Ingatlah bahwa siswa takut memperlihatkan kelemahan; karenanya
sebutkan juga titik yang positif.
g) Perhatikan cara kerja siswa, pertama apakah sesuai dengan metode, baru
kemudian apakah benar sesuai bidang ilmu.

3.3.6 Penilaian praktikum


Di dalam praktikum, penilaian dapat digunakan untuk memenuhi
berbagai fungsi. Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan bentuk penilaian
yang sangat informal melalui siswa atau kelompok lain. Bentuk penilaian
yang lain ialah penilaian sikap awal. Telah dikemukakan bahwa tugas-
tugas biasanya harus mempunyai hubungan dengan teori yang telah
dibahas sebelumnya.
Untuk mendorong agar siswa mempelajari kembali bahan pelajaran,
mempersiapkan diri dengan baik dan untuk memeriksa apakah siswa
cukup mengetahui bahannya untuk dapat turut ambil bagian secara
bermakna dalam praktikum, dapat diadakan suatu ujian awal. Ujian ini
harus segera dinilai dan bila tidak memenuhi persyaratan, siswa harus
segera diberi tugas. Tugas yang seharusnya dilakukan dapat berupa
mempelajari kembali sebagian dari teori atau tidak diperkenankan
mengikuti praktikum.

3.3.7 Penyusunan Laporan


Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan melalui uji coba dalam
Kompetensi Dasar yaitu materi tata ruang Kantor, fasilitas dan lingkungan
kantor yang harus dilakukan selanjutnya oleh siswa adalah pembuatan
laporan. Oleh karena itu siswa dibimbing dan dilatih tentang pembuatan

xxviii
20
laporan. Untuk mempelajari pembuatan laporan siswa diberikan dua
petunjuk Pertama-tama tatacara pembuatan laporan yang harus dipelajari
setahap demi setahap.

3.3.8 Penilaian Laporan


Penilaian suatu laporan biasanya harus dilakukan dua kali, pertama oleh
guru yang bertugas meneliti apakah laporan sudah lengkap dan sesuai
dengan yang seharusnya dilaksanakan. Laporan juga harus dinilai segi-segi
pembuatan laporannya, yaitu konsistensi, isi, pembagian, bentuk , dan
penggunaan bahasa. Karena penilaian melibatkan beberapa orang, harus
dapat diargumentasikan pada siswa, harus diberikan petunjuk untuk
perbaikan. Juga karena penilaian harus menunjukkan ada tidaknya
kemajuan dalam prestasi bealjar, maka diperlukan suatu formulir penilaian.

3.4 HASIL YANG DIPEROLEH

Penggunaan Mindes Tangtor sebagai alat praktikum siswa bisnis manajemen


dalam mata pelajaran pengantar administrasi perkantoran sama halnya dengan alat
praktikum pada dunia IPA ( Kimia atau Biologi ) tapi yang membedakannya jika
alat praktikum di dunia IPA ( kimia ) jika pencampuran senyawa A dan Z tidak
serasi dalam uji coba suatu produk akan ketahuan secara cepat dari kontraksi
senyawa tersebut, sedangkan untuk alat praktikum Mindes Tangtor untuk
mengetahui produk yang dihasilkan dari gabungan rangkaian miniature peralatan
dan perlengkapan kantor untuk kompetensi dasar apa yang dipelajari,
memerlukan pemahaman yang sangat tajam dari seorang guru dan siswa agar alat
praktikum ini bisa mendeteksi setiap kompetensi dasar dalam mata pelajaran
pengantar administrasi perkantoran.

xxix
21
2.5.1 Motivasi Siswa
Dalam penggunaan alat praktik Mindes Tangtor ( Miniature Destinasi Tata
Ruang Kantor ) pada kelompok eksperimen yaitu kelas X AP 1, siswa
sangat berperan aktif hal ini disebabkan mereka mengangap, mereka berada
di sebuah kantor dan mereka bertugas untuk menyusun tata ruang kantor,
bagaimana alur asas dalam kantor, fasilitas dan lingkungan kantor.
kelompok eksperimen yaitu kelas X AP 1 merasa sangat bangga walaupun
sekolah mereka belum ada laboratorium nyata dalam dunia perkantoran
tetapi mereka sudah benar – benar bisa membayangkan suatu keadaaan
kantor melalui Mindes Tangtor ( Miniature Destinasi Tata Ruang Kantor )
sebagai laboratorium perkantoran yang fleksibel dalam solusi pembelajaran
pengantar administrasi perkantoran berbasis kurikulum 2013 .

2.5.2 Efektifitas Mindes Tangtor Dalam Pembelajaran


Dalam pembelajaran pengantar administrasi perkantoran menggunakan
Mindes Tangtor adalah sesuatu yang sangat efektif hal ini disebabkan dari
hasil penelitian menunjukan pengetahuan siswa dalam KD yang dipelajari
menggunakan alat praktikum mindes tangtor siswa memiliki minat dan
motivasi untuk terus menggali apa yang diperintahkan guru sehingga
keadaan kelas menjadi kondusif siswa tidak ada main – main, siswa lebih
cenderung fokus pada materi apa yang dipelajari dan menggali informasi
dari teman – guru melalui Mindes Tangtor. Hal inilah yang menyebabkan
siswa lebih cenderung cepat memahami sehingga saat persentasi,
pembuatan laporan bahkan ulangan mereka bisa menjelaskan secara detail
jawabannya dengan baik serta benar.

xxx
22
Berbeda dengan kelompok kontrol dimana dalam pembelajaran dengan KD
yang sama, dengan metode pembelajarannya diskusi tidak menggunakan
alat praktikum mindes tangtor, hasil yang diperoleh siswa lebih cepat
merasa bosan dan tidak ada minat siswa untuk semangat dalam belajar,
sehingga hasil pada proses pembelajaran siswa banyak bermain – main.
Jika siswa sudah bermain – main dimana mereka membahas hal diluar
pembelajaran, menyebabkan rendahnya pengetahuan siswa yang berefek
pada kurangnya KKM nilai siswa dikelas kontrol jika pengambilan nilai
menggunakan praktik dan soal ulangannya aplikatif.

xxxi
23
BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, dapat disimpulkan:

1. Ada perbedaan signifikan antara siswa yang mendapatkan pembelajaran

dengan Mindes Tangtor ( miniature destinasi tata ruang kantor ) sebagai

laboratorium dengan yang tidak melakukan praktikumnya menggunakan

Mindes Tangtor terutama dalam hal pengetahuan kognitif, afektif dan

psikomotorik dengan bersama – sama.

2. Hasil belajar akhir siswa yang mendapatkan alat praktikum Mindes Tangtor

lebih baik dari pada yang tidak mendapatkan. Hal ini menandakan Mindes

Tangtor ( miniature destinasi tata ruang kantor ) bisa dikembangkan dalam

pembelajaran sebagai laboratorium perkantoran yang fleksibel dengan

materi pembelajaran yang perlu aplikatif dengan kantor secara langsung

seperti mata pelajaran pengantar administrasi perkantoran, administrasi

kepegawaian dan administrasi sarana prasarana.

xxxii
24
4.2 Saran

Saran yang dapat diberikan terkait penelitian ini yaitu :

Guru hendaknya dapat memberikan pree test terlebih dahulu untuk melihat

kemampuan siswa satu dan yang lainnya. Tujuan pree test ini adalah untuk

memudahkan guru dalam membagi kelompok, agar antara kelompok satu yang

lainnya tidak monoton siswa pintar dan malas.Hal ini juga disebabkan karena

media pembelajarannya berbasis praktikum yaitu menggunakan Mindes

Tangtor yang memang memerlukan analisis pengetahuan yang tajam.

xxxiii
25
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :


PT Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara

Chatarina, TA. 2004. Psikologi Belajar. Semarang UPT MKK UNNES.

Daniel Langitan.2014.Materi Pembelajaran SMK Administrasi


Perkantoran.www.academia.edo

Hendi Haryadi.2009 Administrasi Perkantoran. Jakarta: Transmedia Pustaka


Implementasi Kurikulum. Jakarta

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2014. Peraturan Menteri Pendidikan


Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2013 Tentang
Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah
Aliyah Kejuruan. Jakarta

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2014. Peraturan Menteri Pendidikan


Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81a Tahun 2013 Tentang
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2014. Silabus Pengantar Administrasi
Perkantoran. Jakarta

Sheddy Nagara Tjandra, 2008. Kesekretarisan. Jakarta ; Direktorat Pembinaan SMK,


Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

xxxiv
Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada

Winkel. 2004. Motivasi Dalam Permotivasian Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo.

www.alatlabperaga.com 2014 peran alat lab dan alat peraga di sekolah

www.ppp.ugm.ac.id 2014 pembelajaran di laboratorium. Universitas Gadja Madha;


Yogyakarta

www.wahyunisuryanita.blogspot.com 2014 fungsi dan manfaat laboratorium


sebagai sumber belajar.

www.yusufaffandi.wordpress.com. 2014 pengelolaan laboratorium sekolah

xxxv
LAMPIRAN 1.1
DOKUMENTASI KEGIATAN PEMBUATAN MINDES
TANGTOR

Gambar 1.1.1:
Proses Merangkai Miniature Kursi Dengan Pola yang Telah Dirangkai

Gambar 1.1.2:
Rangkaian Mindes Tangtor Yang Telah Jadi

xxxvi
LAMPIRAN 1.2
DOKUMENTASI KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS
EKSPERIMEN MENGGUNAKAN MINDES TANGTOR

Gambar 1.2.1:
Peneliti Menjelaskan Jenis dan Fungsi dari Rangkaian Mindes Tangtor

Gambar 1.2.2:
Siswa Melakukan Uji Coba Menggunakan Alat Praktikum Mindes Tantor

xxxvii
Gambar 1.2.3:
Proses Persentasi siswa Terkait Siklus Fasilitas Kantor, Struktur Organisasi Pada
Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran

xxxviii

Anda mungkin juga menyukai