Anda di halaman 1dari 40

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP KELUARGA DAN MASYARAKAT SEHAT


1. Konsep Keluarga
a. Definisi keluarga
Menurut WHO (1969) yaitu sekumpulan anggota keluarga yang berhubungan
pertalian darah, perkawinan, adopsi.
Dalam UU 52/2009, definisi keluarga berkualitas adalah keluarga yang dibentuk
berdasarkan perkawinan yang sah dan bercirikan sejahtera, sehat, maju, mandiri,
memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 19988 telah
mendefinisikan keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul, serta tinggal di suatu tempat di bawah
satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Keluarga merupakan dua orang tau lebih yang hidup bersama dengan ikatan dan
kedekatan emosional baik yang tidak memiliki hubungan darah, perkawinan, atau
adopsi dan tidak memiliki batas keanggotaan dalam keluarga (Friedman & Bowden,
2010).
Menurut (Safrudin, 2015:15) keluarga adalah suatu keompok social yang
ditandai oleh tempat tinggal bersama, kerjasama ekonomi, dan reproduksi yang
dipersatukan atau diadopsi yang disetujui secara sosail, uang saling berinteraksi
sesuai dengan peranan-peranan sosialnya.
b. Tipe keluarga
Tipe keluarga menurut Marilynn M Friedman & Bowden, (2010) terdiri dari 3:
1) Keluarga inti (suami-istri) merupakan keluarga dengan ikatan pernikahan terdiri
dari suami istri, dan anakanak, baik dari anak hasil perkawinan, adopsi atau
keduanya.
2) Keluarga orientasi (keluarga asal) merupakan unit keluarga dimana seseorang
dilahirkan
3) Keluarga besar merupakan keluarga inti dan orang yang memiliki ikatan darah,
dimana yang paling sering adalah anggota dari keluarga orientasi salah satu dari
kelurga inti. seperti kakek-nenek, bibi, paman, keponakan, dan sepupu.

Harnilawati, (2013) menyatakan bahwa tipe keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu


secara tradisional dan secara modern, sebagai berikut:

1) Keluarga secara tradisional, kelurga secara tradisional terdiri dari 2 tipe yaitu:
a) Nuclear family dimana keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak baik dari hasil
perkawianan, adopsi atau keduanya.
b) Extended family dimana kelurga inti ditambah dengan kelurga lain yang
memiliki hubungan darah seperti, kakek-nenek, paman, bibi, dan sepupu)
2) Keluarga secara modern, dengan semakin berkembangnya peran individu maka
menyebabkan rasa individulasme meningkat sehingga dapat dikelompokkan
beberapa tipe keluarga selain di atas adalah :
a) Tradisional nuclear, dimana keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak
yang tinggal satu rumah sesuai dengan ikatan hukum dalam perkawinan,
salah satu atau keduanya dapat bekerja diluar.
b) Reconstituted nuclear, dimana dari keluarga inti terbentuk kelurga baru
dengan ikatan perkawinan suami atau istri, dan tinggal bersama anak-anak
dalam satu rumah, baik anak dari hasil perkawinan lama atau baru, satu atau
keduanya bekerja diluar.
c) Middle age/aging couple, dimana ayah sebagai pencari nafkah, ibu bekerja
sebagai ibu rumah tangga, anak-anak keluar dari rumah karena sekolah/
menikah/berkarir.
d) Dyadic Nuclear, dimana sepasang suami istri yang tinggal satu rumah
dengan usia pernikahan yang sudah lama dan tidak memiliki anak yang
salah satu atau keduanya bekerja di rumah.
e) Single parent, dimana dalam keluarga terdiri dari orang tua tunggal yang
disebabkan karena perceraian atau salah satu dari pasangannya meninggal
dunia, dan anak-anaknya tinggal dalam satu rumah atau di luar rumah.
f) Dual carries, dimana suami dan istri memiliki pekerjaan di luar rumah dan
tidak memiliki anak
g) Commuter married, dimana suami dan istri bekerja di luar rumah dan tidak
tinggal dalam satu rumah, namum keduanya dapat ketemu diwaktu tertentu.
h) Single adult, dimana laki-laki atau perempuan yang tinggal sendiri tanpa
keluarga dan memutuskan untuk tidak menikah.
i) Three generation, dimana dalam rumah terdapat tiga generasi yang tinggal
j) Institusional, dimana anak atau orang dewasa tidak tinggal dalam rumah
namun di suatu panti.
k) Communal, dimana dua pasangan atau lebih yang tinggal dalam satu rumah
dan pasangan tersebut monogami dengan anaknya dan bersama dalam
penyediaan fasilitas
l) Gaoup marriage, dimana dalam satu perumahan terdiri dari kelurga satu
keturunan atau satu orang tua yang setiap anak sudah menikah
m) Unmarried parent and child, dimana kelurga yang terdiri dari ibu dan anak,
ibu tidak ingin melakukan perkawinan namum memiliki anak adopsi
n) Cohibing couple, dimana dalam keluarga terdiri dari satu atau dua pasangan
yang tinggal namun tidak ada ikatan perkawinan
o) Gay and lesbian family, dimana keluarga terdiri dari pasangan yang memilki
jenis kelamin yang sama.
c. Struktur keluarga
Struktur kelurga dapat menggambarkan tentang keluarga bagaimana pelaksanaan
fungsi keluarga dalam masyarakat. Struktur keluarga terdiri dari beberapa macam
yaitu:
1) Patrilinear merupakan keluarga yang terdiri dari sanak saudara dan memiliki
hubungan darah yang terdiri beberapa generasi dari garis keturunan ayah
2) Matrilinear merupakan keluarga yang terdiri dari sanak saudara dan memiliki
hubungan darah yang terdiri beberapa generasi dari garis keturunan ibu
3) Matrilokal merupakan keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang tinggal
bersama dengan keluarga yang sedarah dengan istri
4) Patrilokal merupakan keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang tinggal
bersama dengan keluarga yang sedarah dengan suami
5) Keluarga kawin merupakan hubungan sepasang suami istri sebagai pembinaan
kelurga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagaian dari keluarga karena
ada hubungan dengan suami atau istri
d. Fungsi pokok keluarga
Fungsi pokok kelurga berdasarkan Friedman & Bowden, (2010)secara umum sebagai
berikut:
1) Fungsi afektif merupakan fungsi utama dalam megajarkan keluarga segala
sesuatu dalam mempersiakan anggota keluarga dapat bersosialisasi dengan
orang lain.
2) Fungsi sosialisasi merupakan fungsi dalam mengembangkan dan mengajarkan
anak bagaimana berekehidupan sosial sebelum anak meninggalkan rumah dan
bersosialisasi dengan orang lain di luar rumah.
3) Fungsi reproduksi merupakan fungsi untuk mempertahankan keturunan atau
generasi dan dapat menjaga kelangsungan keluarga.
4) Fungsi ekonomi merupakan keluarga yang berfungsi dalam memenuhi kebutuhan
ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu sehingga
meningkatkan penghasilan dalam memenuhi kebutuhan keluarga.
5) Fungsi perawatan merupakan fungsi dalam mempertahankan status kesehatan
keluarga dan anggota keluarga agar tetap produktiv.
2. Konsep Masyarakat Sehat
a. Masyarakat Sehat
Konsep Dasar Masyarakat Definisi:
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah
lainsaling berinteraksi. Kesatuan hidup yang berinteraksi menurut suatu sistem
adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh rasa identitasbersama
(Kontjianingrat, 1990).
Masyarakat atau komunitas adalah menunjuk pada bagian masyarakat yang
bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografi) dengan batas-batas
tertentu, dimna yang menjadi dasamya adalah interaksi yang lebih besar dari
anggota-anggotanya, dibandingkan dengan penduduk diluar batas wilayahnya.
(Soerdjono Soekanto, 1982).
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang mendiami territorial tertentu dan
adanya sifat-sifat yang saling tergantung, adanya pembagian kerja dan
kebudayaan bersama. (Mac Laver, 1957)
Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang telah ukup lama hidup dan
bekerjasama, sehingga dapat mengorganisasikan diri dan berfikir tentang dirinya
sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu (Linton, 1936).

b. Ciri-Ciri Masyarakat

1) Interaksi diantara sesame anggota masyarakat Menempati wilayah dengan


batas-batas tertentu

2) Saling tergantung satu dengan lainnya Memiliki adat istiadat tertentu /


kebudayaan
3) Memiliki Identitas bersama

c. Tipe-Tipe Masyarakat (Menurut Gilin dan Gi Lin)


Dilihat dari perkembangannya:
1. Cresive Institution
Lembaga masyarakat yang paling primer, merupkan lembaga-lembaga
yang secara tidak sengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat, misalnya
yang menyangkut: hak milik, perkawinan, agama, dsb.
2. Enacted Insitution
Lembaga kemasyarakatan yang sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan
tertentu, misalnya; lembaga perdagangan, pertanian, pendidikan, dsb.

B. KONSEP PHBS
1. Konsep PHBS
a. Pengertian PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah bentuk perwujudan orientasi
hidup sehat dalam budaya perorangan, keluarga, dan masyarakat, yang bertujuan untuk
meningkatkan, memelihara, dan melindungi kesehatannya baik secara fisik, mental,
spiritual, maupun sosial.
Perilaku hidup bersih dan sehat bertujuan memberikan pengalaman belajar atau
menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, kelompok, keluarga, dengan membuka jalur
komunikasi, informasi, dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, serta
perilaku sehingga masyarakat sadar, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup
bersih dan sehat. Melalui PHBS diharapkan masyarakat dapat mengenali dan mengatasi
masalah sendiri dan dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga,
memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Notoadmodjo S, 2007).
b. Manfaat PHBS
Manfaat PHBS secara umum adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
agar mau dan mampu menjalankan hidup bersih dan sehat. Hal tersebut menjadi penting
untuk dilakukan agar masyarakat sadar dan dapat mencegah serta mengantisipasi atau
menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang mungkin muncul. Selain itu, dengan
menerapkan dan mempraktikan PHBS diharapkan masyarakat mampu menciptakan
lingkungan yang sehat sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Dalam
implementasinya, kebermanfaatan PHBS ini dapat diterapkan di berbagai area, seperti
sekolah, tempat kerja, rumah tangga, dan masyarakat.
Berikut adalah penjelasan mengenai kebermanfaatan PHBS pada area-area
tersebut:
1) Sekolah
PHBS merupakan kegiatan memberdayakan siswa, guru dan masyarakat di
lingkungan sekolah untuk mau menerapkan dan mempraktiKkan pola PHBS
dalam rangka menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat. Manfaat
menerapkan PHBS di sekolah mampu menciptakan lingkungan yang bersih dan
sehat sehingga dapat mendukung kelancaran proses belajar mengajar para
siswa, guru serta masyarakat di sekitar lingkungan sekolah tersebut.
2) Tempat Kerja
PHBS adalah kegiatan untuk memberdayakan para pekerja agar tahu dan mampu
mempraktikkan PHBS dan berperan dalam menciptakan tempat kerja yang bersih
dan sehat. Manfaat yang diperoleh dengan menerapkan pola PHBS di tempat
kerja yaitu, para pekerja mampu menjaga dan meningkatkan kesehatannya
sehingga tidak mudah sakit, serta meningkatkan citra tempat kerja yang positif,
sehingga mendukung peningkatan semangat dan produktivitas kerja.
3) Keluarga, Rumah tangga atau tempat tinggal lainnya seperti panti/LKSA dan
tempat pengasuhan anak lain
PHBS dapat menciptakan keluarga yang sehat dan mampu mencegah atau
meminimalisir munculnya permasalahan kesehatan. Manfaat menerapkan dan
mempraktikan PHBS di rumah tangga termasuk di tempat pengasuhan anak
lainnya antara lain, setiap anggota keluarga tidak mudah terkena penyakit, dapat
meningkatkan kesejahteraan dikarenakan produktifitas anggota keluarga juga
meningkat. Selain itu, dengan menerapkan PHBS secara konsisten akan
menciptakan budaya hidup bersih dan sehat dalam keluarga. Selain itu seluruh
anggota keluarga dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat dan tercukupi
asupan gizi.
4) Masyarakat
PHBS merupakan upaya masyarakat untuk menerapkan serta mempraktikkan
pola hidup bersih dan sehat dalam rangka menciptakan lingkungan yang bersih
dan sehat. Penerapan PHBS ini diharapkan dapat mencegah, meminimalisir
munculnya serta penyebaran penyakit. Selain itu masyarakat mampu
memanfaatkan pelayanan fasilitas kesehatan dan mengembangkan kesehatan
yang bersumber dari masyarakat.
c. Indikator PHBS
Penerapan PHBS dalam kehidupan sehari-hari memiliki tolok ukur yang dapat
digunakan sebagai ukuran bahwa seseorang dikatakan sudah melakukan atau
memenuhi kriteria menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat.
Berikut adalah indikator-indikator PHBS:
1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan yang dimaksud disini adalah dokter, bidan dan tenaga paramedis
lainnya. Hal ini dikarenakan masih ada kelompok masyarakat yang masih
mengandalkan tenaga non medis untuk membantu persalinan, seperti dukun bayi
(paraji). Selain tidak aman dan penanganannya pun tidak steril, penanganan oleh
dukun bayi (paraji) inipun dikhawatirkan berisiko
2) Memberi bayi ASI (Air Susu Ibu) Eksklusif.
Seorang ibu perlu memberikan ASI Eksklusif pada bayi, yaitu pemberian ASI tanpa
makanan dan minuman tambahan lain, sejak kelahiran hingga usia enam bulan.
3) Menimbang bayi dan anak sampai dengan usia 6 tahun secara rutin setiap bulan
Penimbangan bayi dan balita setiap bulan dimaksudkan untuk memantau
pertumbuhan balita tersebut setiap bulan. Penimbangan ini dilaksanakan di
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) mulai usia 1 bulan hingga 5 tahun. Setelah
dilakukan penimbangan, catat hasilnya di buku KMS (Kartu Menuju Sehat). Dari
catatan KMS dapat diketahui dan dipantau perkembangan dari bayi dan balita
tersebut.
4) Menggunakan Air Bersih.
Menggunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hari seperti memasak, mandi,
hingga untuk kebutuhan air minum. Air yang tidak bersih banyak mengandung
kuman dan bakteri yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit.
5) Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan benar
Mencuci tangan di air mengalir dan memakai sabun dapat menghilangkan berbagai
macam kuman dan kotoran yang menempel di tangan sehingga tangan bersih dan
terbebasas dari kuman. Cucilah tangan setiap kali sebelum makan dan melakukan
aktifitas yang menggunakan tangan, seperti memegang uang dan hewan, setelah
buang air besar, sebelum memegang makanan maupun sebelum menyusui bayi.
Pada situasi berkembangnya virus korona seperti saat ini, cuci tangan menggunakan
sabun dengan air mengalir adalah keharusan. Mencuci tangan harus memperhatikan
aturan dengan membersihkan seluruh bagian dari tangan.
6) Gunakan Jamban Sehat
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran
manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa
atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan
kotoran dan air untuk membersihkannya. Ada beberapa syarat untuk jamban sehat,
yakni tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau, tidak dapat dijamah oleh
hewan seperti serangga dan tikus, tidak mencemari tanah sekitarnya, mudah
dibersihkan dan aman digunakan, dilengkapi dinding dan atap pelindung,
penerangan dan ventilasi udara yang cukup, lantai kedap air, tersedia air, sabun, dan
alat pembersih yang memadai.
7) Memberantas jentik nyamuk di rumah sekali seminggu secara rutin.
Lakukan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) di lingkungan rumah tangga. PJB adalah
pemeriksaan tempat perkembangbiakan nyamuk yang ada di dalam rumah, seperti
bak mandi, WC, vas bunga, tatakan kulkas, talang air, dan media penyimpanan
lainnya yang menampung air. Kegiatan ini dianjurkan dilakukan secara teratur setiap
minggu dan konsisten. Selain itu juga perlu dilakukan Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M (Menguras, Mengubur, Menutup) dan melakukan
fogging di tempat-tempat yang dimungkinkan adanya jentik nyamuk secara berkala.
8) Makan makanan yang sehat dan bergizi
Dianjurkan agar keluarga mengkonsumsi jenis makanan yang bersih dan sehat
seperti mengandung banyak vitamin, serat, mineral dan zat-zat yang dibutuhkan oleh
tubuh serta bermanfaat bagi kesehatan.
9) Melakukan aktifitas fisik setiap hari.
Melakukan aktifitas fisik, baik berupa olahraga maupun kegiatan lain yang
mengeluarkan tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik,
mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang
hari. Jenis aktifitas fisik yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari yakni
olahraga ringan, jalan kaki, jogging, berkebun, dan lain-lainny
10) Tidak merokok.
Hindari merokok asap rokok dapat mencemari kualitas udara yang dihirup. Di dalam
satu puntung rokok yang diisap, akan dikeluarkan lebih dari 4.000 bahan kimia
berbahaya, diantaranya adalah nikotin, tar, dan karbon monoksida (CO) (Promkes,
2013).
d. Gambaran PHBS
Berikut adalah gambaran jenis-jenis perilaku hidup sehat yang harus dipahami,
diterapkan dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari agar hidup sehat dan terjaga
dari serangan penyakit, (Depkes RI, 2007):
1) Mandi
Perilaku mandi menggunakan sabun mandi dan air bersih dilakukan minimal 2x
sehari pada pagi dan sore hari yang bertujuan untuk :
a) Menjaga kebersihan kulit.
b) Mencegah penyakit kulit/ gatal-gatal.
c) Menghilangkan bau badan.
d) Menghilangkan kuman dan virus.
2) Mencuci rambut
Perilaku mencuci rambut dilakukan 2x seminggu menggunakan shampo dan air
bersih, bertujuan untuk membersihkan rambut dan kulit kepala dari kotoran dan
memberikan rasa segar.
3) Membersihkan hidung
Perilaku membersihkan lubang hidung perlu dilakukan pada setiap kali mandi guna
membuang kotoran yang ada dan melancarkan jalan udara untuk bernafas. Namun
demikian, saat situasi berjangkitnya virus korona, sebaiknya tidak sembarangan
menyentuh atau membersihkan hidung, mata, mulut dan menyentuh muka dengan
tangan yang tidak yakin bersih. Hal-hal tersebut akan mempermudah masuknya virus
ke dalam tubuh. Tutuplah mulut dan hidung dengan siku terlipat saat batuk atau
bersin.
4) Membersihkan telinga
Sama halnya dengan hidung, telinga juga harus di bersihkan saat mandi. Bersihkan
bagian daun telinga ataupun luar telinga. Hindari mengorek telinga terutama dengan
mengunakan benda-benda yang tidak aman dan tajam seperti penjepet rambut. Jika
ada kotoran yang mengeras, minta banduan dokter untuk membersihkannya. Batasi
penggunaan headset untuk mendengar musik. Berilah waktu telinga Anda untuk
beristirahat. Anda dapat mengikuti aturan 60/60 saat mendengarkan musik melalui
headset. Artinya, batas volume musik Anda adalah tidak lebih dari 60 persen dan
Anda menggunakannya tidak lebih dari 60 menit sehari.
5) Gosok gigi
Perilaku menggosok gigi dilakukan minimal 2 x sehari dengan memakai pasta
gigi/odol yang dilakukan setelah makan dan sebelum tidur malam. Gosok gigi
(Depkes RI, 2007) bertujuan untuk:
a. Menjaga kebersihan gigi dan mulut.
b. Mencegah kerusakan pada gusi dan gigi.
c. Mencegah bau mulut tidak sedap
6) Kesehatan mata
Perilaku membersihkan mata adalah salah satu upaya menjaga kesehatan mata.
Salah satu cara menjaga kesehatan mata adalah memperhatikan intensitas cahaya
pada saat membaca. Intensitas cahaya harus cukup terang, jarak pembaca dengan
buku sepanjang penggaris (30 cm), yang dibaca tidak boleh bergerak/bergoyang.
7) Mencuci tangan pakai sabun
Perilaku mencuci tangan dilakukan untuk menjaga kebersihan tangan dari kotoran
dan kuman yang dapat menyebabkan penyakit. Kotoran dan bakteri yang menempel
pada tangan dapat menyebabkan bebagai macam penyakit seperti penyakit diare,
kecacingan, dan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), kurang gizi, dll.
Dalam diagram di samping, penyebaran kuman terpetakan, kuman dan bakteri yang
berasal dari kotoran hewan, manusia, sampah busuk, dll disebarkan melalui berbagai
cara yaitu lalat, debu, tangan, air, dll. Tangan yang kotor menjadi salah satu media
penyebaran penyakit. Cuci tangan pakai sabun di waktu-waktu penting dapat
mengurangi resiko terkena penyakit diare sebanyak 42-48% dan secara signifikan
dapat mengurangi penyakit pernafasan akut termasuk mencegah terjakit Virus
Corona.
Waktu penting yang wajib untuk mencuci tangan pakai sabun:
a. Sebelum makan.
b. Setelah BAK/BAB.
c. Setelah bermain.
d. Sebelum ibu menyusui.
e. Sebelum menyiapkan makanan.
f. Sebelum menyuapi makanan.
g. Kapanpun setelah memegang suatu benda yang tidak diyakini kebersihannya.
8) Memotong kuku
Perilaku memotong dan membersihkan kuku dilakukan minimal 1x seminggu dengan
tujuan untuk:
a. Mencegah penyakit yang dapat ditularkan melalui sisa kotoran yang terselip
pada kuku dan jari jemari tangan.
b. Mencegah luka akibat garukan kuku. Perlu diperhatikan bahwa tidak boleh
mengorek hidung dengan jari/ kuku tangan yang kotor, tidak memasukkan jari
ke mulut atau menggigiti kuku.
9) Menggunakan alas kaki
Anak-anak terkadang saat bermain tidak meggunakan alas kaki. Penggunaan alas
kaki perlu dilakukan agar:
a. Kaki tidak terluka atau tertusuk benda tajam.
b. Mencegah penyakit, misalnya penyakit cacingan akibat menginjak kotoran.
10) Kebersihan pakaian
Pakaian anak-anak umumnya dapat dibedakan menjadi 3 jenis berdasar kegiatan
mereka, yaitu pakaian sekolah, pakaian bermain dan pakaian tidur. Pakaian harus
selalu bersih dan diganti setiap hari. Hal ini bertujuan agar kita terhindar dari penyakit
kulit yang disebabkan pakaian basah atau kotor. Pada saat banyak virus korona
begini, pakaian yang sudah digunakan dari luar sebaiknya langsung dicuci.
11) Makan makanan bergizi seimbang
Gizi seimbang adalah nutrisi dan zat gizi yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh,
tidak berlebihan juga tidak kekurangan. Makanan gizi seimbang adalah
mengkonsumsi makanan yang mengandung nutrisi dan gizi disesuaikan dengan
kebutuhan tubuh dengan tetap memperhatikan berbagai prinsip seperti keberagaman
jenis makanan, aktifitas tubuh, berat badan ideal serta faktor usi. Fungsi dari
makanan dalam piramida makanan meliputi:
a. Zat tenaga. Tenaga diperlukan manusia untuk melakukan berbagai kegiatan
sehari-hari. Zat tenaga dihasilkan dari : karbohidrat, lemak dan protein.
b. Zat Pembangun. Zat pembangun diperlukan untuk membangun dan
mengganti sel-sel atau jaringan didalam tubuh yang telah rusak. Zat
pembangun dihasilkan dari protein.
c. Zat Pengatur. Zat pengatur diperlukan untuk mengatur berbagai proses kimia
dalam proses pencernaan makanan.
Prinsip gizi seimbang pada dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk
menyeimbangkan antara “zat gizi yang masuk dan zat gizi yang keluar” dengan
memantau berat badan secara berkala.

2. Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS)


a. Pengertian GERMAS.
GERMAS adalah sebuah gerakan yang bertujuan untuk memasyarakatkan
budaya hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan dan perilaku masyarakat yang
kurang sehat. Aksi GERMAS ini juga diikuti dengan memasyarakatkan perilaku hidup
bersih sehat dan dukungan untuk program infrastruktur dengan basis masyarakat.

Program ini memiliki beberapa fokus seperti membangun akses untuk memenuhi
kebutuhan air minum, instalasi kesehatan masyarakat serta pembangunan pemukiman
yang layak huni. Ketiganya merupakan infrastruktur dasar yang menjadi pondasi dari
gerakan masyarakat hidup sehat.
b. Tujuan GERMAS
Secara umum, tujuan GERMAS adalah menjalani hidup yang lebih sehat. Gaya
hidup sehat akan memberi banyak manfaat, mulai dari peningkatan kualitas kesehatan
hingga peningkatan produktivitas seseorang. Hal penting lain yang tidak boleh dilupakan
dari gaya hidup sehat adalah lingkungan yang bersih dan sehat serta berkurangnya
resiko membuang lebih banyak uang untuk biaya berobat ketika sakit.
Germas merupakan upaya untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan bagi setiap orang untuk hidup sehat agar peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud (Pedoman Umum Pelaksanaan
Germas, 2017).
Untuk menurunkan faktor risiko utama penyakit menular, penyakit tidak menular,
angka kematian ibu, angka kematian bayi dan stunting, baik faktor biologis, perilaku,
maupun lingkungan, maka perlu dilakukan gerakan masyarakat hidup sehat.

Tujuan Germas adalah untuk:

1) Menurunkan beban penyakit menular dan penyakit tidak menular, baik kematian
maupun kecacatan;
2) Menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan karena meningkatnya
penyakit;
3) Menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas penduduk; dan
4) Menghindarkan peningkatan beban finansial penduduk untuk pengeluaran
kesehatan.
c. Kegiatan Pokok GERMAS
Dalam pengorganisasian Germas, kegiatan pokok Germas dirumuskan dalam enam
klaster, yaitu:
1) Peningkatan aktivitas fisik;
2) Peningkatan perilaku hidup sehat;
3) Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi;
4) Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit;
5) Peningkatan kualitas lingkungan; dan
6) Peningkatan edukasi hidup sehat.
d. Indikator GERMAS
Menurut Permen PPN/Ka Bappenas 11/2017 Indikator Germas Kementerian Kesehatan:
1) Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan minimal 5 (lima) tema kampanye
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
2) Persentase Kabupaten/Kota yang melaksanakan kebijakan KTR di minimal 50%
sekolah.
3) Persentase posyandu aktif dan persentase desa yang mengalokasikan dana desa
untuk UKBM sesuai dengan NSPK Kesehatan.
4) Jumlah kegiatan sosialisasi gemar beraktivitas fisik.
5) Jumlah petugas kesehatan yang menjadi konselor menyusui dan jumlah kegiatan
kampanye ASI eksklusif.
6) Jumlah puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker payudara dan
leher rahim pada perempuan usia 30-50 tahun dan jumlah pedoman pelaksanaan
deteksi dini penyakit di instansi pemerintah dan swasta.
7) Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan STBM.
e. 7 Langkah GERMAS
Setidaknya terdapat 7 langkah penting dalam rangka menjalankan Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat. Ketujuh langkah tersebut merupakan bagian penting dari pembiasaan pola
hidup sehat dalam masyarakat guna mencegah berbagai masalah kesehatan yang
beresiko dialami oleh masyarakat Indonesia. Berikut ini 7 langkah GERMAS yang dapat
menjadi panduan menjalani pola hidup yang lebih sehat.

1) Melakukan Aktivitas Fisik


Perilaku kehidupan modern seringkali membuat banyak orang minim melakukan
aktivitas fisik; baik itu aktivitas fisik karena bekerja maupun berolah raga.
Kemudahan – kemudahan dalam kehidupan sehari – hari karena bantuan teknologi
dan minimnya waktu karena banyaknya kesibukan telah menjadikan banyak orang
menjalani gaya hidup yang kurang sehat. Bagian germas aktivitas fisik merupakan
salah satu gerakan yang diutamakan untuk meningkatkan kualitas kesehatan
seseorang.
2) Makan Buah dan Sayur
Keinginan untuk makan makanan praktis dan enak seringkali menjadikan
berkurangnya waktu untuk makan buah dan sayur yang sebenarnya jauh lebih
sehat dan bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Beberapa jenis makanan dan
minuman seperti junk food dan minuman bersoda sebaiknya dikurangi atau
dihentikan konsumsinya. Menambah jumlah konsumsi makanan dari buah dan
sayur merupakan contoh GERMAS yang dapat dilakukan oleh siapapun.
Masalah selanjutnya adalah bagaimana cara mengatasi agar anak mau makan
buah dan sayur, untuk hal ini anda dapat mengaplikasikan jurus tips anak mau
makan buah dan sayur sebagai berikut yaitu salah satunya dengan mengkreasikan
makanan dari buah dan sayur dengan mengubahnya menjadi tampilan yang
menarik, contohnya dari karakter kartun yang disukai anak menggunakan buah
tomat dan sayur ketimun sehingga tadinya anak susah makan buah dan sayur
menjadi mau makan sayur dan buah
Adapun salah satu kampanye GERMAS adalah kampanye makan buah dan sayur
yang memberikan informasi betapa besarnya manfaat dan kenapa harus makan
buah dan sayur setiap hari. Karena anda harus memahami pentingnya kenapa
harus makan buah dan sayur setiap hari, berikut adalah dampak akibat kurang
makan buah dan sayur untuk kesehatan tubuh, contohnya seperti permasalahan
BAB, peningkatan risiko penyakit tidak menular, tekan darah tinggi dan lainnya.
Dengan memahami pentingnya perilaku makan buah dan sayur, diharapkan
masyarakat dapat dengan lebih aktif untuk meningkatkan kampanye makan buah
dan sayur untuk tingkatkan kesehatan masyarakat di seluruh Indonesia
3) Tidak Merokok
Merokok merupakan kebiasaan yang banyak memberi dampak buruk bagi
kesehatan. Berhenti merokok menjadi bagian penting dari gerakan hidup sehat dan
akan berdampak tidak pada diri perokok; tetapi juga bagi orang – orang di
sekitarnya. Meminta bantuan ahli melalui hipnosis atau metode bantuan berhenti
merokok yang lain dapat menjadi alternatif untuk menghentikan kebiasaan buruk
tersebut.
4) Tidak Mengkonsumsi Minuman Beralkohol
Minuman beralkohol memiliki efek buruk yang serupa dengan merokok; baik itu efek
buruk bagi kesehatan hingga efek sosial pada orang – orang di sekitarnya.
5) Melakukan Cek Kesehatan Berkala
Salah satu bagian dari arti germas sebagai gerakan masyarakat hidup sehat adalah
dengan lebih baik dalam mengelola kesehatan. Diantaranya adalah dengan
melakukan cek kesehatan secara rutin dan tidak hanya datang ke rumah sakit atau
puskesmas ketika sakit saja. Langkah ini memiliki manfaat untuk dapat
memudahkan mendeteksi penyakit atau masalah kesehatan lebih dini.
Ada beragam informasi media cek kesehatan yang memberikan tips cek kesehatan
secara berkala, apa saja sebenarnya jenis cek kesehatan berkala yang dapat anda
lakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan anda? Berikut adalah beberapa
contoh pengecekan yang bisa dilakukan.
a) Cek Kesehatan Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB) Secara Rutin
Melakukan Pengecekan Berat Badan berguna agar anda bisa mendapatkan
nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) yang nantinya dapat menentukan apakah
berat badan dan tinggi badan Anda sudah berada dalam kondisi ideal atau
berisiko terkena penyakit tidak menular (PTM)
b) Cek Lingkar Perut Secara Berkala
Dengan melakukan Cek Lingkar Perut secara berkala anda bisa mengontrol
lemak perut, jika berlebihan dapat menyebabkan penyakit seperti stroke,
diabetes hingga serangan jantung
c) Cek Tekanan Darah
Pengecekan Tekanan Darah dapat membantu anda mendeteksi adanya risiko
stroke, hipertensi hingga jantung
d) Cek Kadar Gula Darah Berkala
Anda dapat mengetahui kadar glukosa dalam darah dengan jenis pengecekan
kesehatan berkala ini, hasilnya anda dapat mengetahui potensi diabetes
e) Cek Fungsi Mata Telinga
f) Cek Kolesterol Tetap
Pengecekan Kolesterol terbagi tiga yaitu LDL (Kolesterol "Buruk"), HDL
(Kolesterol "Baik") dan Trigliserida
g) Cek Arus Puncak Ekspirasi
Pengecekan ini adalah salah satu cek kesehatan dalam pengujian fungsi
paru, pengecekan ini biasa dilakukan pada penderita asma atau penyakit
lainnya untuk menilai kemampuan paru-paru
h) Cek dan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
Pengecekan ini biasanya dilakukan dengan pemeriksaan berkala seperti Test
PAP SMEAR dan Test IVA
i) Cek Sadari Periksa Payudara Sendiri
Lalu berikutnya dalam ragam cek kesehatan berkala yaitu dengan
pemeriksaan payudara sendiri.
6) Menjaga Kebersihan Lingkungan
Bagian penting dari germas hidup sehat juga berkaitan dengan meningkatkan
kualitas lingkungan; salah satunya dengan lebih serius menjaga kebersihan
lingkungan. Menjaga kebersihan lingkungan dalam skala kecil seperti tingkat
rumah tangga dapat dilakukan dengan pengelolaan sampah. Langkah lain yang
dapat dilakukan adalah menjaga kebersihan guna mengurangi resiko kesehatan
seperti mencegah perkembangan vektor penyakit yang ada di lingkungan sekitar.
7) Menggunakan Jamban
Aspek sanitasi menjadi bagian penting dari gerakan masyarakat hidup sehat; salah
satunya dengan menggunakan jamban sebagai sarana pembuangan kotoran.
Aktivitas buang kotoran di luar jamban dapat meningkatkan resiko penularan
berbagai jenis penyakit sekaligus menurunkan kualitas lingkungan.

3. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK)


a. Pengertian
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga merupakan salah satu program
pemerintah mewujudkan VISI dan MISI Presiden pada agenda ke-5 dalam 9 agenda
prioritas (Nacawita). Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia (Program Indonsia
Sehat) yang tertuang dalam rencana strategis Kemenkes 2015-2019.
b. Program Indonesia Sehat
3 Pilar Program Indonesia Sehat
1) Paradigma Sehat
a. Promotif- Preventif sebagai landasan pembangunan kesehatan
b. Pemberdayaan masyarakat
c. Keterlibatan lintas sektor
2) Penguatan Yankes
a. Peningkatan Akses terutama pada FKTP
b. Optimalisasi Sistem Rujukan
c. Peningkatan mutu
3) JKN
a. Benefit
b. System pembiayaan : asuransi- azas gotong royong
c. Kendali Mutu dan Kendali Biaya
d. Sasaran : PBI dan Non PBI
c. 12 Indikator Keluarga Sehat
1) Keluarga mengikuti KB
2) Ibu bersalin di faskes
3) Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4) Bayi diberi ASI ekslusif selama 6 bulan
5) Pertumbuhan balita dipantau tiap bulan
6) Penderita TB Paru berobat sesuai standar
7) Penderita hipertensi berobat teratur
8) Gangguan jiwa berat tidak ditelantarkan
9) Tidak ada anggota keluarga yang merokok
10) Keluarga mempunyai akses terhadap air bersih
11) Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
12) Sekeluarga menjadi anggota JKN/askes

C. KONSEP PENYAKIT
1. Hipertensi
a. Definisi Hipertensi

Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam
arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana
tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko
terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi
diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh
pada saat jantung berelaksasi (diastolik).

Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya
120/80 mmHg, dibaca seratus dua puluh per delapan puluh. Dikatakan tekanan darah
tinggi jika pada saat duduk tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, atau
tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih, atau keduanya. Pada tekanan darah
tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Pada hipertensi sistolik
terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik
kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini
sering ditemukan pada usia lanjut.

Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan
Darah Diastolik
1. Normal Dibawah : 130 mmHg Dibawah 85 mmHg
2. Normal tinggi : 130-139 mmHg 85-89 mmHg (Stadium 1)
3. Hipertensi ringan : 140-159 mmHg 90-99 mmHg (Stadium 2)
4. Hipertensi sedang : 160-179 mmHg 100-109 mmHg (Stadium 3)
5. Hipertensi berat : 180-209 mmHg 110-119 mmHg (Stadium 4)
6. Hipertensi maligna : 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih
b. Penyebab
Pada sekitar 90% penderita hipertensi, penyebabnya tidak diketahui dan keadaan
ini dikenal sebagai hipertensi esensial atau hipertensi primer.
Hipertensi esensial kemungkinan memiliki banyak penyebab. Beberapa perubahan
pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan
meningkatnya tekanan darah.
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang diketahui penyebabnya, yaitu :
1. Penyakit ginjal (5-10%)
2. Kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB) (1-2%)
Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada
kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin
(noradrenalin).
Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres,
alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada
orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan.
Stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu,
jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal.
c. Gejala
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun
secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak).
Gejala yang dimaksud adalah : Sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing,
wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita
hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
1. Sakit kepala
2. Kelelahan
3. Mual
4. Muntah
5. Sesak nafas
6. Gelisah
7. Pandangan menjadi kabur
Yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan
koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati
hipertensif, yang memerlukan penanganan segera
d. Pengobatan
Hipertensi esensial tidak dapat diobati tetapi dapat diberikan pengobatan untuk
mencegah terjadinya komplikasi.
1. Langkah awal biasanya adalah merubah pola hidup penderita:
a. Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan dianjurkan
untuk menurunkan berat badannya sampai batas ideal.
b. Merubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau kadar
kolesterol darah tinggi.
c. Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium atau
6 gram natrium klorida setiap harinya (disertai dengan asupan kalsium,
magnesium dan kalium yang cukup) dan mengurangi alkohol.
d. Olah raga aerobik yang tidak terlalu berat.
e. Penderita hipertensi esensial tidak perlu membatasi aktivitasnya selama
tekanan darahnya terkendali.
f. Berhenti merokok.
2. PEMBERIAN OBAT-OBATAN
a. Diuretik thiazide biasanya merupakan obat pertama yang diberikan untuk
mengobati hipertensi.
b. Diuretik membantu ginjal membuang garam dan air, yang akan
mengurangi volume cairan di seluruh tubuh sehingga menurunkan
tekanan darah.
c. Diuretik juga menyebabkan pelebaran pembuluh darah.
d. Diuretik menyebabkan hilangnya kalium melalui air kemih, sehingga
kadang diberikan tambahan kalium atau obat penahan kalium.
e. Diuretik sangat efektif pada: orang kulit hitam - lanjut usia, kegemukan -
penderita gagal jantung atau penyakit ginjal menahun
2. Asam Urat
a. Pengertian Asam Urat
Penyakit asam urat atau gout adalah salah satu jenis radang sendi yang terjadi karena
adanya penumpukan kristal asam urat. Kondisi ini dapat terjadi pada sendi mana pun,
seperti di jari kaki, pergelangan kaki, lutut, dan paling sering di jempol kaki.
Penyakit asam urat dapat menyebabkan gejala nyeri yang tak tertahankan,
pembengkakan, serta adanya rasa panas di area persendian. Umumnya, penyakit asam
urat dapat lebih mudah menyerang pria, khususnya mereka yang berusia di atas 30
tahun.
Pada wanita, penyakit asam urat ini dapat muncul setelah terkena menopause. Rasa
sakit yang dialami pengidap asam urat dapat berlangsung selama rentang waktu 3-10
hari, dengan perkembangan gejala yang begitu cepat dalam beberapa jam pertama.
Sering kali orang salah kaprah dan menyamakan penyakit asam urat dengan rematik.
Padahal, rematik adalah istilah yang menggambarkan rasa sakit pada persendian atau
otot yang mengalami peradangan.

b. Penyebab Penyakit Asam Urat


Secara alamiah, asam urat merupakan senyawa yang diproduksi oleh tubuh untuk
mengurai purin. Purin merupakan zat alami yang memiliki beberapa fungsi penting bagi
tubuh. Mulai dari mengatur pertumbuhan sel hingga menyediakan energi. Nantinya,
ketika sudah selesai digunakan tubuh, asam urat akan dibuang melalui urine.
Namun, terkadang tubuh dapat menghasilkan terlalu banyak asam urat atau ginjal
mengalami gangguan sehingga mengeluarkan terlalu sedikit asam urat. Ketika ini terjadi,
asam urat dapat menumpuk, membentuk kristal urat tajam seperti jarum di sendi atau
jaringan di sekitarnya yang menyebabkan rasa sakit, peradangan, dan pembengkakan.
Pada dasanya penyebab asam urat ada 2 macam, yang menyebabkan penyakit asam
urat primer dan penyakit asam urat sekunder.

c. Faktor Risiko Penyakit Asam Urat


Terdapat beberapa faktor yang dapat memicu peningkatan kadar asam urat dalam
darah seseorang, antara lain:
1) Memiliki keluarga yang mengidap asam urat.
2) Baru saja mengalami cedera atau pembedahan.
3) Sering mengonsumsi makanan dengan kandungan purin tinggi, seperti daging
merah, jeroan hewan, dan beberapa jenis hidangan laut (misalnya teri, sarden,
kerang, atau tuna).
4) Sering mengonsumsi minuman beralkohol dan minuman tinggi gula.
5) Memiliki kondisi medis tertentu misalnya diabetes, gangguan sindrom
metabolik, penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit tiroid, kolesterol tinggi,
leukemia, anemia, sleep apnea, hipertensi, dan obesitas.

d. Gejala Penyakit Asam Urat


Ada beberapa gejala penyakit asam urat yang umum terjadi, di antaranya:
1) Sendi mendadak terasa sangat sakit.
2) Kesulitan untuk berjalan akibat sakit yang mengganggu, khususnya di malam
hari.
3) Nyeri akan berkembang dengan cepat dalam beberapa jam dan disertai nyeri
hebat, pembengkakan, rasa panas, serta muncul warna kemerahan pada kulit
sendi.
4) Saat gejala mereda dan bengkak pun mengempis, kulit di sekitar sendi yang
terkena akan tampak bersisik, terkelupas dan terasa gatal.
5) Meski gejala penyakit ini bisa mereda dengan sendirinya, harus tetap dilakukan
pengobatan untuk mencegah risiko kambuh dengan tingkat gejala yang
meningkat.
e. Pengobatan Penyakit Asam Urat
Pengobatan penyakit asam urat dilakukan dengan pemberian obat asam urat. Namun,
pemberian obat asam urat ini akan disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakitnya.
Obat-obatan yang diberikan berfungsi untuk meredakan nyeri sekaligus mencegah
serangan asam urat di masa mendatang. Selain penggunaan obat-obatan, dokter juga
akan merekomendasikan perubahan gaya hidup. Hal ini bertujuan untuk membantu
mengelola gejala asam urat sekaligus mengurangi risiko serangan asam urat di masa
depan.
Berikut adalah beberapa perubahan gaya hidup tersebut:
1) Kurangi asupan alkohol.
2) Menurunkan berat badan, jika kamu kelebihan berat badan.
3) Berhenti merokok, jika kamu merupakan perokok.

f. Pencegahan Penyakit Asam Urat


Beberapa perubahan gaya hidup diyakini dapat membantu menurunkan risiko penyakit
asam urat, yaitu:
1) Minum banyak air untuk membantu ginjal berfungsi lebih baik dan menghindari
dehidrasi.
2) Berolahraga secara teratur untuk menjaga berat badan yang sehat. Sebab, berat
badan ekstra meningkatkan asam urat dalam tubuh dan memberi lebih banyak
tekanan pada persendian.
3) Menghindari penggunaan obat-obatan tertentu. Misalnya seperti obat-obatan yang
bersifat diuretik atau imunosupresan.
4) Membatasi konsumsi makanan dan minuman yang memiliki kandungan zat purin
tinggi. Misalnya seperti daging merah, minuman beralkohol, hingga makanan dan
minuman tinggi fruktosa.
5) Konsumsi makanan sehat seperti sayuran dan buah yang memiliki antioksidan
tinggi.

3. Sakit Kepala
Sakit kepala bisa terasa ringan dan cepat berlalu atau bahkan sangat parah dan berlarut-
larut. Nah, beda gejala sakit kepala yang Anda rasakan mungkin dipengaruhi oleh macam-
macam jenis dan penyebabnya yang juga berbeda. Setiap jenisnya pun mungkin
membutuhkan pengobatan yang lebih spesifik daripada sekadar obat sakit kepala di apotik.
Sakit kepala adalah rasa sakit atau nyeri di kepala yang bisa muncul secara bertahap atau
mendadak. Nyeri akibat sakit kepala dapat muncul di salah satu sisi kepala, terpusat di titik
tertentu, atau menyebar hingga ke seluruh bagian kepala. Sakit kepala bisa terasa ringan
hingga berat dan dapat berlangsung beberapa jam hingga berhari-hari. Karakteristik nyeri
pada sakit kepala bisa dari nyeri tajam yang menusuk, nyeri tumpul, nyeri konstan, sampai
nyeri yang disertai dengan sensasi berdenyut. Sakit kepala umumnya dapat diobati dengan
pola hidup sehat, relaksasi, atau konsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas. Namun,
sakit kepala terkadang juga bisa terkait dengan penyakit atau cedera serius sehingga
memerlukan penanganan lebih lanjut.
a. Penyebab Sakit Kepala
Berdasarkan penyebabnya, sakit kepala terbagi menjadi sakit kepala primer dan
sekunder. Sakit kepala primer tidak terkait dengan penyakit tertentu. Kondisi ini dapat
dipicu oleh sakit kepala tegang, migrain atau migrain pada anak
Sakit kepala primer juga dapat disebabkan oleh perilaku sehari-hari yang tidak baik,
seperti kurang tidur, telat makan, atau pilihan makanan yang kurang tepat.
Sementara sakit kepala sekunder terjadi akibat penyakit tertentu yang mengaktifkan
saraf nyeri di kepala. Kondisi ini bisa dipicu oleh sejumlah penyakit yang dapat
mengakibatkan keluhan sakit kepala di antaranya :
1) Penyakit di otak, seperti
a) Stroke
b) Tumor otak
c) Radang otak
d) Perdarahan subarachnoid
e) Meningitis
f) Hidrosefalus
g) Peradangan atau kelainan bentuk pembuluh darah otak
2) Penyakit di area wajah, antara lain :
a) Sinusitis
b) Infeksi telinga
c) Penyakit trigeminal neuralgia
d) Sakit gigi
e) Flu
f) Gangguan penglihatan, seperti rabun jauh, glaukoma, dan astigmatisme
3) Penyakit di jantung, misalnya penyakit jantung koroner.
4) Gangguan mental, meliputi :
a) Gangguan panik
b) Serangan panik
c) Gangguan cemas
d) Gangguan tidur
e) Depresi

Selain penyakit di atas, ada juga kondisi lain yang dapat menyebabkan atau
memicu sakit kepala, seperti :
1) Stres
2) Dehidrasi
3) Hipertensi
4) Berat badan berlebih
5) Keracunan zat kimia
6) Cedera kepala
7) Konsumsi pil KB
8) Menstruasi
9) Gejala Sakit Kepala

4. Detox pegal-pegal
a. Pengertian Detoksifikasi
Detoksifikasi adalah sebuah proses dimana zat beracun dan berbahaya di dalam tubuh
manusia yang tidak larut dalam udara atau lipofik pada metabolisme tubuh menjadi larut
dalam udara, sehingga dapat dikeluarkan melalui organ tubuh seperti ginjal, kulit, paru-
paru, dan usus.
Secara umum, istilah racun dalah proses detoksifikasi tubuh meliputi polutan, logam
berat, bahan kimia berbahaya, dan hal-hal lain yang berasal dari luar dan dapat
mempengaruhi kesehatan Anda. Maka dari itu penting sekali untuk melakukan proses
detoksifikasi tubuh untuk mengeluarkan segala jenis zat beracun dan berbahaya dari
dalam tubuh.
Meskipun gaya hidup sehat dari melakukan proses detoksifikasi tubuh menjadi salah
satu hal yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh, tidak ada bukti medis yang
membahas lebih jauh mengenai manfaat diet detoksifikasi untuk mengeluarkan racun
dari tubuh. Karena tubuh manusia melakukan detoksifikasi secara alami dan tanpa
disadari. Proses detoksifikasi ini berlangsung di organ tubuh utama seperti hati, ginjal,
paru-paru, kulit, dan sistem pencernaan.
Organ-organ tubuh ini bertanggung jawab untuk memecah racun, radikal bebas, dan zat
berbahaya lain yang tidak lagi dibutuhkan oleh tubuh. Lalu kemudian, tubuh akan
mengeluarkan zat berbahaya tersebut melalui urin, feses (tinja), dan juga keringat.
Untuk melakukan proses detoksifikasi alami yang optimal, tentunya organ tubuh juga
harus dalam kondisi yang sehat. Di sinilah diet detoksifikasi memiliki peran untuk
mengoptimalkan sistem detoksifikasi alami yang ada pada tubuh Anda.
Terdapat berbagai cara untuk mengeluarkan racun dari dalam tubuh, antara lain:
1. Mengonsumsi jus detoks yang terdiri dari buah dan sayuran,
2. Menghindari makanan olahan yang tinggi gula dan garam,
3. Berhenti minum kafein untuk sementara waktu,
4. Menjauhi konsumsi alkohol berlebihan,
5. Melakukan aktivitas olahraga secara rutin, hingga
6. Menenangkan hati dan pikiran dengan meditasi.
b. Detoksifikasi terbagi menjadi 3 klasifikasi menurut golongan substratnya yaitu alcohol,
obat-obatan dan zat metabolik
c. Manfaat Detoksifikasu Tubuh
1. Meningkatkan kesehatan pencernaan
2. Menurunkan risiko penyakit kronis
3. Membantu memperpanjang umur
4. Memicu Peningkatan Energi
5. Membantu Fungsi Hati
6. Membantu Dalam Penurunan Berat Badan
7. Menurunkan resiko penyakit kronis
8. Membantu memperpanjang umur

D. MATERI JUDUL
1. Obat Tradisional
a. Pengertian Obat Tradisional
Menurut Permenkes RI No.246/Menkes/Per/v/1990 Obat Tradisional adalah bahan
atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,
sediaan galenik atau campuran dari bahan - bahan tersebut, yang secara tradisional
telah digunakan sebagai pengobatan berdasarkan pengalaman. Obat tradisional
tersedia dalam berbagai bentuk, baik dalam sediaan siap minum ataupu ditempelkan
pada permukaan kulit. Tetapi saat ini belum tersedia dalam bentuk suntikan atau
aerosol. Dalam bentuk sediaan obat, obat tradisional tersedia dalam bentuk serbuk,
kapsul, tablet, larutan maupun pil. Berdasarkan penelitian terdahulu diketahui
beberapa cara pemberian pengobatan tradisional oleh masyarakat Jawa, yaitu di-
borèh-kan, dicekok-kan, diminumkan, di-param-kan, di-pupuk-kan, dan ditapelkan
(Mulyani dkk., 2016).

b. Penggunaan Obat Tradisional


Obat tradisional umumnya lebih aman dibandingkan dengan obat modern,
dikarenakan kandungan dalam obat tradisional dinilai tidak begitu keras daripada
obat modern.
Hal inilah yang menjadi salah satu alasan masyarakat memilih menggunakan obat
tradisional. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ismiyana (2013), masyarakat
menganggap obat tradisional lebih aman karena dibuat secara sederhana dan tidak
menggandung bahan kimia. Pada dasarnya prinsip penggunaan obat tradisional
hampir sama dengan obat modern, apabila tidak digunakan secara tepat akan
mendatangkan efek yang buruk. Sehingga, meskipun obat tradisional dinilai relative
lebih aman dibandingkan obat modern namun tetap perlu diperhatikan kerasionalan
penggunaannya. Karena tidak semua herbal memiliki khasiat dan aman untuk
dikonsumsi (Satria, 2013; Oxorn dan Forte, 2010). Seperti halnya menggunakan obat
modern, penggunaan obat tradisional harus rasional dan memperhatikan ketepatan
penggunaannya. Hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan pasal 104 yang menyatakan bahwa penggunaan obat dan obat
tradisional harus dilakukan secara rasional (Anonim, 2009). Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penggunaan obat tradisional, sebagai berikut:
1) Tepat pemilihan bahan
Tidak semua tanaman dapat berkhasiat sebagai pengobatan. Sehingga
dalam pemilihan tanaman obat sangat perlu diperhatikan ketepatan
pemilihan bahan karena akan mempengaruhi keberhasilan terapi. Setiap
tanaman obat memiliki kandungan yang berbedabeda yang akan
berpengaruh terhadap efek yang ditimbulkan. Sehingga, dalam pemilihan
bahan tradisional yang digunakan harus disesuaikan dengan penyakit yang
akan diobati dan efek yang diinginkan (Dewoto, 2007). Tumbuhan yang
berkhasiat obat sebagian besar memiliki aroma khas. Hal ini karena adanya
kandungan minyak atsiri. Kebanyakan tanaman obat memiliki rasa yang
sepat dan pahit karena kandungan alkaloid yang tinggi dan kandungan
senyawa tanin. Selain itu, pada akar tumbuhan mengandung banyak air dan
serat.
2) Tepat dosis
Ketidaktepatan dosis dalam penggunaan obat tradisional mempengaruhi
khasiat dan keamanannya. Dalam pemakaian obat tradisional tidak diboleh
sembarangannya dan berlebihan. Penentuan dosis yang tepat akan
mempengaruhi proses pengobatan (Herlima, 2013). Untuk mengetahui
mengenai dosis terapi tanaman obat dapat dilihat di FOHAI dan beberapa
literature lainnya. Untuk obat tradisional yang telah dalam bentuk kemasan
jadi seperti Jamu, OHT dan Fitofarmaka harus digunakan sesuai dosis yan
dianjurkan dalam kemasan. Obat tradisional yang digunakan tidak mengikuti
aturan dapat memberikan efek yang membahayakan.
3) Tepat waktu penggunaan
Ketepatan waktu penggunaan obat tradisional dapat menentukan
keberhasilan dari terapi. Tidak semua tanaman herbal dapat digunakan di
semua kondisi. Contohnya kunyit. Kunyit dapat bermanfaat untuk mengobati
radang amandel, dan dapat digunakan pada saat menstruasi. Akan tetapi
penggunaan kunyit pada masa kehamilan dapat menyebabkan keguguran
(Sari, 2012). Ketepatan waktu penggunaan juga perlu diperhatikan ketika
sedang mengkonsumsi obat modern. Penggunaan obat tradisional
bersamaan dengan obat modern perlu diberikan jeda waktu, tidak boleh
digunakan bersamaan pada waktu yang sama (Sari, 2012).
4) Tepat cara penggunaan
Cara penggunaan mempengaruhi efek yang akan ditimbulkan. Penggunaan
tanaman obat antara satu dengan yang lainnya tidak boleh disamakan. Cara
penggunaan yang kurang tepat akan menimbulkan efek yang berbeda.
Contohnya daun kecubung. Daun kecubung dapat berkhasiat sebagai
bronkodilator jika cara penggunaan dengan cara dihisap seperti rokok. Akan
tetapi, dapat menyebabkan mabuk atau bersifat beracun apabila cara
penggunaannya dengan diseduh dan diminum (Sari, 2012).
5) Tepat telaah informasi
Ketidaktepatan informasi yang didapatkan serta ketidakjelasan informasi
yang beredar mengenai obat tradisional dapat menyebabkan
kesalahpahaman masyarakat. Kesalahpahaman masyarakat akan obat
tradisional akibat ketidaktahuan dapat menyebabkan obat tradisional yang
seharusnya menyembuhkan tetapi menjadi membahayakan. Oleh karena itu,
dalam penggunaan obat tradisional kita perlu menelaah informasi yang
benar dan salah terkait obat tradisional yang dikonsumsi agar tidak ada
kesalahan dalam penggunaannya dan dapat meminimalisir efeksamping
yang mungkin muncul (Ismail, 2017; Sari, 2012).
6) Tidak disalahgunakan
Obat tradisional seperti jamu, OHT dan fitofarmaka termasuk obat bebas
dimana dapat diperoleh tanpa resep dokter. Oleh karena itu, obat tradisional
tidak boleh mengandung bahan berbahaya dan penggunaannya tidak boleh
disalahgunakan selain untuk tujuan pengobatan (Werner dkk., 2010)
7) Tepat pemilihan obat untuk indikasi tertentu.
Jumlah obat tradisional sangat banyak dan memiliki khasiat yang berbeda-
beda. Oleh karena itu, dalam pemilihan obat tradisional perlu disesuaikan
terhadap gejala dan indikasi penyakitnya (Sari, 2012).

c. Pengelompokan Obat Tradisional atau Jenis-jenis Obat Tradisional


Berdasarkan Pengobatan Tradisional Bali yang khusus untuk bahan obat atau
obat-obatan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (Taru Premana), Obat Tradisional
Bali di kelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu :
1) Anget (panas)
2) Dumelada (sedang)
3) Tis (dingin)

Tanaman atau tumbuh-tumbuhan yang bunganya berwarna putih, kuning atau


hijau dikelompokkan kedalam kelompok tanaman yang berkhasiat anget (panas).
Bunganya yang berwarna merah atau biru dikelompokkan kedalam tanaman yang
berkhasiat tis (dingin) sedangkan bila warna bunganya beragam dikelompokkan
kedalam kelompok tanaman yang berkhasiat sedang. Bila ditinjau dari rasa
obatnya maka kalau rasanya manis atau asam maka dikelompokkan kedalam
kelompok tanaman yang panas dan bila rasanya pahit, pedas dan sepat
dikelompokkan kedalam kelompok dingin. Obat minum (jamu cair) yang berasa
pahit amat baik untuk mengobati panas pada badan dan sakit perut karena dapat
mendinginkan badan akibat panas di dalam perut. Bahkan ada pula tanaman atau
tumbuhan yang mempunyai ketiga khasiat tersebut yaitu akar (dingin), kulit
batangnya (sedang) dan daun (panas), tanaman ini adalah Tanaman Kepuh.
Pemerintah Indonesia melalui Menteri Kesehatan dan Instansi terkait
mengupayakan pembangunan berkelanjutan di bidang kesehatan khususnya
dalam hal obat tradisional atau obat bahan alam Indonesia perlu dikembangkan
secara tepat sehingga dapat dimanfaatkan pada pelayanan kesehatan masyarakat
yang baik dan benar. Hal tersebut menjadi dasar pertimbangan dikeluarkannya
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 246/Menkes/Per/V/1990, tentang Izin Usaha
Industri Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional, Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No.760/MENKES/PER/IX/1992 tentang
Fitofarmaka, UU RI No. 23 tahun 1992, pengamanan terhadap obat tradisional
dimana penjabaran dan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia nomor: HK.00.05.4-2411 tang-gal 17 Mei 2004 tentang
ketentuan pokok pengelompokan dan penandaan obat bahan alam Indonesia.
Dalam Keputusan Kepala Badan POM yang dimaksud dengan Obat Bahan Alam
Indonesia adalah Obat Bahan Alam yang diproduksi di Indonesia. Selanjutnya
disebutkan dalam Keputusan Kepala Badan POM tersebut, berdasarkan cara
pembuatan serta jenis klaim penggunaan dan tingkat pembuktian khasiat, Obat
Bahan Alam Indonesia dikelompokkan secara berjenjang menjadi 3 kelompok yaitu
:

a. Jamu
Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, misalnya
dalam bentuk serbuk seduhan atau cairan yang berisi seluruh bahan
tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut serta digunakan secara
tradisional. Pada umumnya, jenis ini dibuat dengan mengacu pada resep
peninggalan leluhur yang disusun dari berbagai tanaman obat yang
jumlahnya cukup banyak, berkisar antara 5 – 10 macam bahkan lebih.
Golongan ini tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai dengan klinis,
tetapi cukup dengan bukti empiris. Jamu yang telah digunakan secara
turunmenurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan
tahun, telah membuktikan keamanan dan manfaat secara langsung untuk
tujuan kesehatan tertentu. Lain dari fitofarmaka, Jamu bisa diartikan
sebagai obat tradisional yang disediakan secara tradisional, tersedia dalam
bentuk seduhan, pil maupun larutan. Pada umumnya, jamu dibuat
berdasarkan resep turun temurund dan tidak melalui proses seperti
fitofarmaka. Jamu harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu:
1) Aman
2) Klaim khasiat berdasarkan data empiris (pengalaman)
3) Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku
Sebuah ramuan disebut jamu jika telah digunakan masyarakat melewati 3
generasi. Artinya bila umur satu generasi rata-rata 60 tahun, sebuah
ramuan disebut jamu jika bertahan minimal 180 tahun. Inilah yang
membedakan dengan fitofarmaka, dimana pembuktian khasiat tersebut
baru sebatas pengalaman, selama belum ada penelitian ilmiah. Jamu
dapat dinaikkan kelasnya menjadi herbal terstandar atau fitofarmaka
dengan syarat bentuk sediaannya berupa ekstrak dengan bahan dan
proses pembuatan yang terstandarisasi
b. Obat Herbal Terstandar
Obat Herbal Terstandar (OHT) juga tidak sama dengan fitofarmaka. Obat
Herbal Terstandar (OHT) adalah obat tradisional yang berasal dari ekstrak
bahan tumbuhan, hewan maupun mineral. Perlu dilakukan uji pra-klinik
untuk pembuktian ilmiah mengenai standar kandungan bahan yang
berkhasiat, standar pembuatan ekstrak tanaman obat, standar pembuatan
obat yang higienis dan uji toksisitas akut maupun kronis seperti halnya
fitofarmaka.Dalam proses pembuatannya, OHT memerlukan peralatan
yang lebih kompleks dan berharga mahal serta memerlukan tenaga kerja
dengan pengetahuan dan keterampilan pembuatan ekstrak, yang hal
tersebut juga diberlakukan sama pada fitofarmaka. Obat Herbal dapat
dikatakan sebagai Obat Herbal Terstandarisasi bila memenuhi kriteria
sebagai berikut :
1. Aman
2. Klaim khasiat secara ilmiah, melalui uji pra-klinik
3. Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku
4. Telah dilakukan standardisasi terhadap bahan baku yang
digunakan dalam produk jadi.

Indonesia telah meiliki atau memproduksi sendiri OHT dan telah telah
beredar di masyarakat 17 produk OHT, seperti misalnya : diapet®, lelap®,
kiranti®, dll. Sebuah herbal terstandar dapat dinaikkan kelasnya menjadi
fitofarmaka setelah melalui uji klinis pada manusia.

c. Fitofarmaka.
Fitofarmaka merupakan jenis obat tradisionalyang dapat disejajarkan
dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar
dan khasiatnya telah dibuktikan melalui uji klinis.
Fitofarmaka dapat diartikan sebagai sediaan obat bahan alam yang telah
dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinis
dan uji klinis bahan baku serta produk jadinya telah di standarisir (BPOM.
RI., 2004 ). Ketiga golongan atau kelompok obat tradisional tersebut di
atas, fitofarmaka menempati level paling atas dari segi kualitas dan
keamanan. Hal ini disebabkan oleh karena fitofarmaka telah melalui proses
penelitian yang sangat panjang serta uji klinis yang detail, pada manusia
sehingga fitofarmaka termasuk dalam jenis golongan obat herbal yang
telah memiliki kesetaraan dengan obat, karena telah memiliki clinical
evidence dan siap di resepkan oleh dokter. Obat Herbal dapat dikatakan
sebagai fitofarmaka apabila obat herbal tersebut telah memenuhi kriteria
sebagai berikut :
1. Aman
2. Klaim khasiat secara ilmiah, melalui uji pra-klinik
3. Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku
4. Telah dilakukan standardisasi terhadap bahan baku yang
digunakan dalam produk jadi.

Hal yang perlu diperhatikan adalah setelah lolos uji fitofarmaka, produsen
dapat mengklaim produknya sebagai obat. Namun demikian, klaim tidak
boleh menyimpang dari materi uji klinis sebelumnya. Misalnya, ketika uji
klinis hanya sebagai antikanker, produsen dilarang mengklaim produknya
sebagai antikanker dan antidiabetes.

Indonesia pada saat ini telah memproduksi dan beredar di masyarakat


sebanyak 5 buah fitofarmaka, seperti Nodiar (PT Kimia Farma), Stimuno
(PT Dexa Medica), Rheumaneer PT. Nyonya Meneer), Tensigard dan X-
Gra (PT Phapros).

2. Sampah
a. Pengertian Sampah
Menurut World Health Organization (WHO), sampah adalah sesuatu yang tidak
digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari
kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.
Lalu berdasarkan UU Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah
adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau
semi padat, berupa zat organik atau anorganik, dan bersifat dapat terurai atau tidak
dapat terurai, yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan.
Dilihat dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sampah adalah sisa dari
kegiatan sehari-hari manusia berupa material tertentu yang tidak lagi bisa dimanfaatkan
sehingga harus dibuang dan dimusnahkan. Penanganan akhir sampah dilakukan
bergantung pada karakteristik dan kategori setiap jenis sampah.

b. Jenis-jenis Sampah berdasarkan sifatnya


Berdasarkan sifatnya, sampah dapat diklasifikasikan ke dalam tiga jenis yaitu
sampah organik, anorganik, dan sampah B3.
1) Sampah Organik
Sampah organik merupakan sampah yang berasal dari sisa-sisa makhluk hidup,
baik hewan, tanaman, maupun manusia yang dapat terurai secara alamiah di alam
(biodegradable).
Biasanya sampah jenis ini biasa kita kenal dengan sampah sisa makanan,
potongan buah dan sayur, sampah dedaunan, pepohonan, dan rumput-rumputan,
sekam padi, kotoran hewan ternak, juga potongan kuku dan helai rambut yang
terbuang ke tanah.
Beberapa diantaranya dapat dimanfaatkan menjadi hal-hal lain, seperti kompos,
ecoenzym, diolah menggunakan lubang biopori, dan menjadi pakan ternak bagi
Black Soldier Fly atau lalat BSF. Khusus untuk sampah tertentu, seperti daging,
batok kelapa, kotoran, dan lainnya tidak dapat diolah atau dimanfaatkan kembali
dengan alasan kesehatan atau karakteristiknya yang butuh waktu lama untuk
terurai.
Sampah organik bisa dibedakan lagi secara lebih mendetail ke dalam dua jenis,
yaitu sampah organik kering dan sampah organik basah. Sampah organik kering
punya kandungan air yang lebih sedikit dibandingkan sampah organik basah. Oleh
karena itu, biasanya sampah organik basah akan lebih cepat membusuk sehingga
hancur lebih dulu.
2) Sampah Anorganik
Berbeda dari sampah organik, sampah anorganik tidak dapat terurai secara
alami (undegradable) karena materialnya tidak berasal dari alam melainkan hasil
olahan dari bahan sintetik tertentu.
Beberapa contoh sampah anorganik yang sering dijumpai sehari-hari misalnya
seperti kantong plastik, kaleng, aluminium, botol kaca, styrofoam, karton, tekstil dan
masih banyak lagi. Barang-barang dengan material tersebut tidak dapat membusuk
dengan bantuan alam, untuk itu harus diolah kembali oleh manusia atau mesin agar
bisa dimanfaatkan menjadi produk baru.
3) Sampah Bahan Berbahaya Beracun (B3)
Selain dua jenis sampah di atas, sampah B3 adalah jenis sampah yang memiliki
sifat khusus dan perlu ditangani secara khusus pula.Dikutip dari Katadata,
berdasarkan penjelasan Jurnal Teknologi Lingkungan 2(1), sampah B3 adalah
sampah yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun karena sifat,
konsentrasi, atau jumlahnya. Sampah jenis ini berpotensi mencemari lingkungan
dan membahayakan makhluk hidup baik secara langsung maupun tidak.Beberapa
contoh dari sampah B3 adalah sampah medis, seperti masker, jarum suntik, dan
peralatan medis lainnya, sampah elektronik atau e-waste berupa lampu, kabel,
gadget rusak, dan lainnya, cairan kimia dan pelumas, produk kadaluarsa, dan
beberapa sampah lainnya dengan karakteristik mudah meledak, terbakar, bersifat
korosif, karsinogenik, dan dapat mengiritasi.
c. Jenis sampah berdasarkan wujudnya
Berdasarkan wujud atau bentuknya, sampah dapat dibedakan menjadi 2 jenis. Terdiri
dari sampah padat dan sampah cair.
1) Sampah Padat
Sampah padat memiliki wujud yang jelas dan dapat berasal dari sampah organik
maupun anorganik. Contohnya sampah dapur seperti sisa makanan, sayuran,
sampah plastik, kayu, dan lainnya dengan bentuk yang lunak hingga keras
termasuk ke dalam sampah berwujud padat.
Namun, perlu diketahui bahwa tidak semua sampah padat bisa terurai secara
alami. Oleh karena itu, sisanya perlu ditangani secara tepat agar tidak menumpuk
dan mencemari lingkungan.
2) Sampah Cair
Sesuai namanya, sampah cair atau biasa disebut limbah adalah sisa
penggunaan cairan tertentu yang tidak lagi dibutuhkan dan perlu dibuang.
Limbah dapat berupa limbah rumah tangga dari dapur, bekas cucian, air dari
kamar mandi, dan toilet yang berpotensi mengandung patogen berbahaya. Dapat
juga berupa cairan kimia dari kegiatan industri, medis, dan sebagainya yang juga
berpotensi terkontaminasi zat tertentu.
Oleh karena itu, limbah cair biasanya punya saluran dan wadah khusus
pengolahannya tersendiri agar ketika nantinya dibuang, tidak akan mengganggu
keselamatan lingkungan.
d. Jenis Sampah Berdasarkan Sumbernya
Sedangkan berdasarkan sumbernya, sampah dapat dibagi menjadi 4 bagian.
Bersumber dari buku “Panduan Membuat Kompos Cair” di laman Katadata, berikut
adalah pembagiannya.
1) Sampah Alam
Kegiatan alami lingkungan juga dapat hasilkan sampah, berupa daun-
daunan yang gugur, ranting yang patah, buah yang terlalu matang dan jatuh ke
tanah dan berbagai contoh lainnya.
Umumnya, sampah tersebut akan menjadikan pemandangan terkesan
kotor dan tidak rapi tetapi akan terurai secara alami dalam waktu tertentu.
2) Sampah Manusia
Jenis sampah ini bersumber dari manusia secara langsung atau disebut
juga human waste. Contohnya seperti cairan urin dan feses. Sampah jenis ini
mengandung zat yang tidak baik dan dapat mencemari lingkungan juga
membahayakan kesehatan jika dibuang sembarangan. Oleh karena itu, sanitasi
yang baik adalah kunci mengelola sampah ini dengan tepat.
3) Sampah Konsumsi
Diartikan sebagai sampah sisa konsumsi manusia. Wujud yang umum
ditemui adalah sampah rumah tangga seperti sisa makanan, kemasan plastik
atau barang-barang pemakaian rumah tangga.
4) Sampah Industri
Sampah industri adalah bahan sisa dari kegiatan industri atau
manufaktur. Contohnya dapat berupa sisa pangan hasil olahan atau yang
terlanjur rusak sebelum sampai ke konsumen, sampah industri kimia dan bahan
bangunan berupa cairan kimia, oli, pelumas, minyak, dan lainnya, serta sampah
elektronik.
e. Manfaat sampah
Pada sampah organik, nutrisi dan zat yang terkandung di dalamnya memiliki
keuntungan yang baik dan dapat berfungsi sebagai penyubur tanah dan tanaman
apabila dijadikan kompos. Kompos mengandung unsur penting yang dapat membantu
struktur dan tekstur tanah menjadi lebih berkualitas.
Selain itu, sampah organik juga dapat dijadikan pakan hemat yang sehat untuk
hewan ternak, seperti ayam, ikan, dan lalat Black Soldier Fly (BSF). Gas metana hasil
dari sampah organik juga bisa diolah menjadi biogas untuk sumber alternatif
pembangkit listrik.
Sedangkan sampah anorganik, seperti botol plastik, kaleng kemasan, botol kaca,
dan beberapa contoh lainnya dapat dimanfaatkan untuk didaur ulang. Upaya daur ulang
ini bantu menghemat pemakaian energi dan sumber daya, dapat menjadi sumber
pendapatan ekonomi dengan dijual ke bank sampah atau lapak sampah untuk didaur
ulang, serta dapat diolah menjadi kerajinan unik yang cantik.
f. Dampak Negatif Sampah
Pemanfaatan sampah dilakukan untuk mencegahnya berakhir sia-sia tidak
terkelola. Pengelolaan sampah bertanggung jawab juga berperan mengurangi
potensinya mencemari lingkungan.
Sampah yang menumpuk dan tidak dikelola dengan baik dapat membuat TPA
dalam kondisi over kapasitas. Gas metana dari sampah organik dapat menjadi
penyumbang Gas Rumah Kaca yang memperparah perubahan iklim pada bumi.
Sedangkan sampah anorganik yang tidak diolah atau ditangani sisa penggunaannya,
hanya akan menjadi sampah abadi di alam karena sifatnya yang sulit terurai.
Tidak hanya merusak pemandangan dan lingkungan, sampah tidak terkelola
juga dapat sebabkan masalah kesehatan bagi makhluk hidup, baik itu manusia,
tumbuhan, bahkan hewan yang berada di lautan.
Pencemaran akibat sampah tanpa disadari dapat sampai ke tubuh manusia
melalui rantai makanan. Kegiatan manusia pun dapat terganggu akibat pencemaran
dari sampah. Oleh karena itu, dibutuhkan langkah penanganan sampah yang baik agar
keberadaannya tidak memberi kerugian.
g.Upaya yang dilakukan untuk menangani sampah
Upaya yang bisa dilakukan dalam rangka menangani sampah adalah dengan
menjalankan kegiatan berikut. Tujuannya untuk menangani sampah dengan lebih tepat
dan berkelanjutan.
1) Pilah sampah dari sumber
Kita sudah mengetahui bahwa ada banyak sekali jenis sampah yang bisa
manusia produksi. Jenis yang berbeda tentu membutuhkan tata cara penanganan
yang berbeda pula.
Memilah sampah merupakan langkah kecil yang bijak yang dapat mempermudah
sampah dikelola dan diolah secara tepat oleh fasilitas pengolahan sampah
tertentu.
Sampah dipilah juga untuk menjadikannya lebih bernilai. Sampah yang dapat
diolah kembali atau didaur ulang adalah material yang memiliki nilai ekonomis.
Misalnya sampah kertas atau kardus yang memiliki nilai ekonomi tinggi jika
didaur ulang, namun rentan rusak karena basah atau terkena material organik
tertentu. Untuk menghindari hal ini, kertas perlu ditaruh terpisah, menghindari
potensi rusak akibat banyak hal. Begitu juga dengan material plastik, kain, dan
lainnya.
2) Gunakan kembali
Jika dilihat secara mendetail, belum tentu semua barang yang kita buang dalam
kondisi yang rusak atau tidak berguna. Bisa jadi barang tersebut masih memiliki
manfaat dan bisa digunakan kembali untuk beberapa hal lainnya.
Dengan menggunakan kembali barang, maka dapat membantu mengurangi
timbulan sampah berakhir di TPA. Seperti kaleng atau toples yang dapat
digunakan menjadi wadah penyimpanan di rumah. Kemudian pakaian bekas layak
pakai yang mungkin masih bisa diberikan kepada.
3) Kompos, biopori, eco enzyme, dan BSF
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menangani sampah organik. Tidak
hanya dengan kompos, sampah organik juga bisa dikelola menggunakan lubang
biopori, dijadikan cairan eco enzym, juga dijadikan pakan bagi hewan ternak salah
satunya Black Soldier Fly (BSF).
Apabila kamu baru pertama kali mengompos, membuat eco enzym, membuat
lubang biopori, ada beberapa hal yang bisa dipelajari sehingga prosesnya dapat
berjalan baik dan efisien.
Berikut adalah beberapa informasi tentang mengompos, eco enzym, lubang
biopori yang bisa kamu ketahui.
a. Mengompos di Rumah: Solusi Organic Waste Anda
b. Langkah-Langkah Membuat Kompos Menggunakan Composting Bag
Waste4Change
c. Daftar Sampah Organik yang Kurang Cocok Dijadikan Kompos
4) Daur Ulang Sampah
Daur ulang sampah merupakan kegiatan mengolah kembali sampah atau produk
habis pakai menjadi produk baru yang bermanfaat.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memproses kembali barang bekas seperti plastik,
kertas, logam, kaca, dan material lainnya untuk dapat dimanfaatkan menjadi
produk baru yang bernilai.
Mendaur ulang sampah menjadi langkah berkelanjutan dalam menangani
sampah untuk mengurangi volumenya dan memaksimalkan masa pakai
materialnya. Agar proses daur ulang dapat dilaksanakan, ada banyak faktor yang
perlu dipenuhi.
5) Insinerasi Sampah
Incineration atau insinerasi sampah merupakan teknologi pengolahan sampah
yang melibatkan kegiatan pembakaran dengan suhu 850 sampai 1.400 derajat
Celcius.
Penanganan sampah dengan cara ini memiliki banyak tahapan. Meliputi
pengiriman sampah, penyimpanan, pre-treatment, pemulihan insinerasi,
pengendalian emisi gas buang dan manajemen residu padat, serta pengolahan air
limbah. Keseluruhannya dilakukan secara tepat dan berwawasan lingkungan.
Perlu diingat bahwa cara ini tidaklah sama dengan kegiatan pembakaran
sampah di lingkungan terbuka. Kegiatannya pun harus dilakukan dengan
pengawasan ahli dan peralatan terstandarisasi yang aman bagi lingkungan.
3. Pemberdayaan Masyarakat
a. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat
Istilah Pemberdayaan sudah tidak asing lagi di telinga kita, karena saat ini hal
tersebut sudah banyak diwujudkan dalam bentuk program atau kegiatan secara
institusional maupun oleh lembagalembaga non pemerintah dengan objek yaitu
masyarakat dan merupakan elemen penting dalam proses pembangunan dan
penyadaran pembangunan terhadap kesadaran dan keberdayaan masyarakat.
Menurut Djohani dalam Anwas (2014:49) menyatakan bahwa “Pemberdayaan
adalah suatu proses untuk memberikan daya/kekuasaan kepada pihak yang lemah dan
mengurangi kekuasaan kepada pihak yang berkuasa sehingga terjadi keseimbangan”.
Sehubungan dengan hal tersebut, Anwas (2014:48-49) menyatakan bahwa
“Pemberdayaan merupakan konsep yang saling berkaitan dengan kekuasaan”. Istilah
kekuasaan identik dengan kemampuan individu untuk mengatur dirinya dan orang lain,
sehingga konteks dari keterkaitan antara pemberdayaan dengan kekuasaan adalah
terletak pada pengelolaan atau manajemen dari segala hal yang dilakukan untuk
mencapai hasil yang diinginkan. Hakikatnya pemberdayaan tidak boleh menciptakan
ketergantungan, tetapi harus mampu mendorong semakin terciptanya kreativitas dan
kemandirian masyarakat. Pemberdayaan harus menempatkan kekuatan masyarakat
sebagai modal utama serta menghindari rekayasa pihak luar yang seringkali mematikan
kemandirian masyarakat setempat.Slamet dalam Anwas (2014:49) menekankan juga
bahwa “Hakikat pemberdayaan adalah bagaimana membuat masyarakat mampu
membangun dirinya sendiri dan memperbaiki kehidupannya”.
b. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat
Hakikatnya pemberdayaan tidak boleh menciptakan ketergantungan, tetapi harus
mampu mendorong semakin terciptanya kreativitas dan kemandirian masyarakat.
Pemberdayaan harus menempatkan kekuatan masyarakat sebagai modal utama serta
menghindari rekayasa pihak luar yang seringkali mematikan kemandirian masyarakat
setempat. Slamet dalam Anwas (2014:49) menekankan juga bahwa “Hakikat
pemberdayaan adalah bagaimana membuat masyarakat mampu membangun dirinya
sendiri dan memperbaiki kehidupannya”.
Menurut Mardikanto (2013: 109), terdapat enam tujuan pemberdayaan
masyarakat yaitu :
1. Perbaikan Kelembagaan (better institution). Dengan perbaikan kegiatan atau
tindakan yang dilakukan diharapkan akan memperbaiki kelembagaan termasuk
pengembangan jejaring kemitraan usaha.
2. Perbaikan Usaha (better business). Perbaikan pendidikan (semangat belajar),
perbaikan aksesibilitas, kegiatan dan perbaikan kelembagaan diharapkan akan
memperbaiki bisnis yang dilakukan.
3. Perbaikan Pendapatan (better income). Dengan terjadinya perbaikan bisnis yang
dilakukan, dihapkan akan memperbaiki pendapatan yang diperoleh termasuk
pendapatakan keluarga dan masyarakat.
4. Perbaikan Lingkungan (better environment). Perbaikan pendapatan diharapkan
dapat memperbaiki lingkungan (fisik dan sosial) karena kerusakan lingkungan
seringkali disebabkan oleh kemiskinan atau pendapatan yang terbatas.
5. Perbaikan Kehidupan (better living). Tingkat pendapatan dan keadaan lingkungan
yang baik, diharapkan dapat memperbaiki keadaan kehidupan setiap keluarga dan
masyarakat.
6. Perbaikan masyarakat (better community). Kehidupan yang lebih baik yang didukung
oleh lingkungan akan menimbulkan terwujudnya kehidupan masyarakat yang lebih
baik pula.
4. Sanitasi
a) Pengertian Sanitasi
Menurut Suparlan yang dikutip dalam Jurnal Poltekkes Yogyakarta, sanitasi
adalah suatu upaya mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik sehingga munculnya
penyakit yang berpengaruh kepada manusia, terutama terhadap hal-hal yang
mempunyai efek merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup.
Sementara itu, Endang Maryanti dkk dalam bukunya Faktor Pemicu Terjadi Diare
Berdasarkan Kepada Sanitasi Lingkungan, pengertian sanitasi adalah upaya kesehatan
dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan dari subjeknya.
Dengan kata lain sanitasi menyangkut upaya pengendalian yang dilakukan di
semua faktor lingkungan fisik manusia, seperti air, kelembaban udara, suhu, tanah,
angin, rumah, dan benda mati lainnya. Sebab, lingkungan yang buruk berpotensi
memberikan efek negatif bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia.
Mengutip data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 1,7 miliar orang
masih belum memiliki layanan sanitasi dasar seperti toilet atau jamban pribadi. Dari
jumlah tersebut 494 juta orang masih buang air besar di tempat terbuka, misal di
selokan, di balik semak-semak atau di sungai. Tak hanya itu, sekitar 10% populasi
dunia diperkirakan masih mengkonsumsi makanan yang diairi oleh air limbah.
WHO menyebut dampak negatif dari sanitasi buruk yakni mengurangi
kesejahteraan manusia, berdampak pada pembangunan sosial dan ekonomi,
meningkatnya potensi pelecehan seksual, dan kehilangan kesempatan untuk bekerja
dan memperoleh pendidikan. Terlebih, sanitasi buruk berisiko meningkatkan potensi
penularan penyakit, seperti diare, kolera, disentri, tipus, infeksi cacing usus, dan polio.
b) Jenis Sanitasi
Sanitasi memiliki beberapa jenis. Menurut Public Health, berikut 7 jenis sanitasi:
1) Sanitasi Dasar
Sanitasi dasar adalah syarat kesehatan lingkungan minimal yang harus dimiliki
setiap keluarga untuk memenuhi keperluan sehari-harinya. Sanitasi dasar ini
meliputi penyediaan air bersih, sarana jamban keluarga, sarana pembuangan
sampah, dan sarana pembuangan air limbah.
2) Sanitasi Lingkungan
Sanitasi lingkungan merupakan salah satu usaha untuk mencapai lingkungan sehat
melalui pengendalian faktor lingkungan fisik, khususnya yang mempunyai dampak
merusak perkembangan fisik kesehatan dan kelangsungan hidup manusia. Ruang
lingkup kesehatan lingkungan itu mencakup perumahan, pembuangan kotoran
manusia, penyediaan air bersih, dan sebagainya.
3) Sanitasi Berbasis Wadah
Sanitasi berbasis wadah ini mengacu pada sistem sanitasi di mana kotoran manusia
dikumpulkan dalam wadah (kontainer) yang dapat ditutup dan dapat dilepas yang
diangkut ke fasilitas pengolahan. Sanitasi berbasis wadah ini biasanya diberikan
sebagai layanan yang melibatkan penyediaan toilet portabel, dan pengumpulan
kotoran yang ditanggung pengguna.
Dengan lingkungan yang sesuai, sistem sanitasi ini bisa digunakan untuk
menyediakan pengumpulan, pengangkutan, dan pengolahan kotoran yang aman
bagi penduduk perkotaan berpenghasilan rendah dengan biaya yang lebih murah
dibandingkan memasang dan memelihara saluran pembuangan.
4) Sanitasi Berbasis Masyarakat
Sanitasi berbasis masyarakat merupakan salah satu pendekatan untuk mengubah
perilaku, khususnya masyarakat perkotaan dengan proses 'pemicu' yang mengarah
pada kebiasaan buang air besar sembarangan. Sistem sanitasi ini menggunakan
pendekatan yang berfokus pada perubahan perilaku dan kesadaran masyarakat
bukan pembangunan sarana secara fisik.
5) Sanitasi Ekologis
Menurut Yeang (2006) dalam Jurnal Ronim Agung yang diterbitkan Universitas
Negeri Semarang, sanitasi ekologis adalah suatu sistem yang memanfaatkan
limbah manusia dan mengubahnya menjadi sumber energi yang berharga yang
dapat digunakan untuk pertanian tanpa menimbulkan polusi dan menghemat air
serta mencegah pencemaran air.
Teknologi pengolahan limbah yang bisa digunakan dalam sanitasi ekologis di
antaranya menggunakan bakteri pencerna limbah, dan fermentasi sampah
menggunakan anaerobik yang menghasilkan biogas.
6) Sanitasi Darurat
Sanitasi darurat biasanya dilakukan saat terjadi bencana alam atau bantuan di
lokasi pengungsian. Ada tiga fase darurat yakni fase segera, jangka pendek, dan
jangka panjang.
Berikut penjelasannya:
a) Fase Darurat
Pada tahap ini fokus tindakan pada pengelolaan buang air besar
sembarangan, jamban dasar, toilet ember.
b) Fase Jangka Pendek
Pada fase ini bisa jadi melibatkan teknologi seperti toilet kering yang
mengalihkan urine, tangki septik, sistem air limbah yang terdesentralisasi.
Penyediaan tempat cuci tangan dan pengelolaan tinja menjadi bagian dari fase
ini.
c) Fase Jangka Panjang
Pada tahap ini meliputi upaya pemulihan dan penyelesaian. Fase ini bertujuan
untuk mempertahankan kesehatan dan kesejahteraan penduduk terdampak.
7. Sanitasi Kering
Sanitasi kering merupakan salah satu jenis sanitasi yang tidak terlalu populer.
Sistem sanitasi ini biasanya mengacu pada sistem yang menggunakan jenis toilet
kering dan tidak ada saluran pembuangan untuk mengangkut kotoran. Seringkali
yang dimaksud dengan sanitasi kering ini adalah sanitasi yang menggunakan toilet
kering dan mengalihkan urine.
c) Manfaat sanitasi
Sanitasi yang sehat memberikan banyak manfaat positif bagi kehidupan
masyarakat. Mengutip WHO dan Oksfriani Jufri Sumampouw dalam bukunya Kesehatan
Lingkungan Kawasan Pesisir, berikut manfaat sanitasi yang sehat:
1. Mencegah penyakit menular.
2. Mencegah dan mengurangi keparahan sebagai dampak malnutrisi.
3. Mencegah timbulnya bau tidak sedap.
4. Menghindari pencemaran.
5. Mengurangi jumlah persentase sakit.
6. Lingkungan menjadi bersih, sehat, dan nyaman.
7. Berpotensi pemulihan air, energi terbarukan dan nutrisi dari limbah tinja.
8. Mengurangi kelangkaan air melalui penggunaan air limbah yang aman untuk irigasi
terutama di daerah yang paling terkena dampak perubahan iklim.
d) Contoh penerapan Sanitasi Lingkungan
1. Sarana Pembuangan Kotoran Manusia (Tinja)
Sarana pembuangan tinja atau jamban wajib dimiliki setiap keluarga. Jamban yang
baik dibuat dengan tipe leher angsa dan dilengkapi dengan air yang cukup.
2. Sarana Pembuangan Sampah
Sarana pembuangan tempat sampah terbuat dari bahan kedap udara dan tidak
mudah berkarat. Selain itu sebaiknya mempunyai tutup dan memakai kantong
plastik khusus untuk sisa-sisa bahan makanan khususnya yang cepat membusuk.
Selain itu tempat pengumpul sampah terlindung dari serangga dan hewan lainnya.
Kemudian letak sarana pembuangan sampah ini dekat dan mudah dijangkau
kendaraan pengangkut sampah.
3. Saluran Pembuangan Air Limbah
Saluran pembuangan air limbah diharapkan terbuat dari bahan kedap air, tidak
merupakan sumber pencemar, dan memakai saluran tertutup. Hal ini karena air
limbah berbahaya bagi kesehatan dan juga berbau.
4. Penyediaan Air Bersih
Air bersih dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mandi,
mencuci, minum, maupun memasak. Ketersediaan air bersih bisa mendukung
program sanitasi yang memadai.
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes, 2020. Modul PHBS (es,2 020.Hidup Berish dan Sehat.


https://kemensos.go.id/uploads/topics/15863905705284.pdf. Diakses pada tanggal 2 Agustus
2023.

Kemenkes. 2016. Perilaku Hidup bersih dan Sehat. https://promkes.kemkes.go.id/phbs. Diakses pada
tanggal 2 Agustus 2023.

Kemenkes. 2021. Tatanan, Manfaat PHBS (Perilaku Hidup Bersih DAN Sehat).
https://promkes.kemkes.go.id/agenda/phbs . Diakses pada tanggal 2 Agustus 2023

Kemenkes.2022.Penyakit Asam Urat. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1729/penyakit-asam


urat#:~:text=Penyakit%20asam%20urat%20atau%20gout,paling%20sering%20di%20jempol
%20kaki Diakses pada tanggal 2 Agustus 2023

Kemenkes.2022. Sakit Kepala. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1535/sakit-kepala. Diakses pada


tanggal 2 Agustus 2023

Poltekes Kemeneks. 2022. Hipertensi. http://repository.poltekkesdenpasar.ac.id/7260/3/BAB%20II


%20Tinjauan%20Pustaka.pdf. Diakses pada tanggal 2 Agustus 2023.

Sari. A Intan 2020. Pengertian dan Jenis – Jenis Sampah.


http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/3830/3/BAB%20IIdikonversi.pdf. Diakses pada tanggal
12 Agustus 2022.

Fery. Detoksifikasi. https://id.scribd.com/doc/269277247/DETOKSIFIKASI. Dikses pada tanggal 2


Agustus 2023

Nida zhafira, 2022. Detoks : pengertian, manfaat dan cara penerapannya yang tepat.
https://petikine.com/healthy-eating/detoks-pengertian-manfaat-cara-penerapannya-yang-tepat/.
Diakses pada tanggal 2 agustus 2023

Aditya marduastuti. 2022. Sanitasi adalah : pengertian, jenis, manfaat dan contoh penerapannya.
https://dtk.id/NnOMOU. Diakses pada tanggal 2 agustus 2023.

Mita defitri. 2023. Sampah : pengertian, jenis, hingga peraturannya di Indonesia.


https://waste4change.com/blog/sampah-pengertian-jenis-hingga-peraturannya-di-indonesia/.
Diakses pada tanggal 2 agustus 2023.

I madoka adi partawa. 2016. Obat tradisional. Diakses pada tanggal 2 agustus 2023.

Kementrian social. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Diakses pada tanggal 2 agustus 2023.

Anda mungkin juga menyukai