Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM-1

BATIMETRI

Tujuan dari praktikum ini, yaitu :


1. Mahasiswa dapat membuat peta batimetri dari peta analog
2. Mahasiswa dapat membandingkan tingkat akurasi antara hasil pengukuran
langsung di lapangan dan hasil satelit.

Pendahuluan
Istilah “batimetri” berasal dari bahasa Yunani “Bathy” yang memiliki arti
kedalaman, dan “metry” yang berarti ilmu pengukuran. Batimetri juga diartikan
sebagai gambaran relief dasar laut, kenampakan atau karakteristik dasar laut yang
sangat penting dalam penelitian, karena memahami karakteristik permukaan bumi
akan memudahkan masyarakat dalam memahami kondisi morfologi bumi. area
tertentu, Menurut Masrukhin et al. (2014) bahwa batimetri adalah ilmu untuk
menentukan topografi dasar perairan yang menghasilkan peta batimetri.
Peta batimetri biasanya menunjukkan dan menampilkan relief tanah atau
dataran dengan menvisualisasi dalam bentuk garis kontur (contour line) dan
mengandung informasi lain berupa informasi navigasi permukaan bumi disebut
dengan kontur kedalaman (deep contours atau isobaths). Di darat, garis kontur
menghubungkan daratan dengan ketinggian yang sama, sedangkan garis kontur
dalam metode batimetri menghubungkan tempat-tempat dengan kedalaman yang
sama di bawah permukaan air. Menurut Febrianto et al. (2016) menyatakan
bahwa peta batimetri memberikan informasi tentang dasar laut, di mana informasi
tersebut dapat memberikan manfaat pada beberapa bidang yang berkaitan dengan
dasar laut, seperti alur pelayaran untuk kapal rakyat.
Peta batimetri yang diterapkan memiliki banyak manfaat di bidang teknik
sipil dan kelautan, antara lain menentukan rute transportasi yang aman,
perencanaan konstruksi pesisir dan lepas pantai, menemukan potensi bencana
tsunami di wilayah tertentu, dan ekstraksi minyak lepas pantai. Selain itu,
diperlukan peta batimetri untuk mengetahui kondisi morfologi wilayah perairan.
Karena kondisi laut yang sangat dinamis, maka peta batimetri perlu selalu
diperbarui sesuai dengan perubahan dan perkembangan perairan tersebut.
Sehingga tidak terjadi kesalahan informasi.
Menurut Widyanto et al. (2014) menyatakan bahwa terbentuknya
batimetri itu sendiri dipengaruhi oleh besarnya arus dan transpor sedimen yang
terjadi pada suatu dasar laut. Semakin tinggi kemiringan batimetri pada dasar laut,
semakin besar pula kecepatan arus yang terjadi. Dan Batimetri berperan penting
dalam pengakumulasian sedimen dan juga transpor sedimen pada suaru perairan.
Proses pemodelan dinamika pergantian topografi permukaan laut
memerlukan data kedalaman laut yang diperoleh dengan melaksanakan survei
batimetri. Survei batimetri merupakan sesuatu proses pengukuran kedalaman yang
bertujuan buat mendapatkan gambaran (model) wujud permukaan (konfigurasi)
dasar perairan (seabed surface). Visualisasi survei batimetri telah bisa dicoba
dengan 2 cara ialah survei secara langsung serta tidak langsung. Medium yang
bisa digunakan dalam survei batimetri ini terdiri dari echosounder yang digunakan
pada survei secara langsung serta satelit altimetri yang digunakan pada survei
tidak langsung. Sehingga lebih mempermudah dalam melaksanakan proses
visualisasi topografi dasar laut cocok dengan cakupan daerah pengamatan survei.

Alat dan Bahan


 SAS Planet
 ArcGIS
 Ms. Excel
 Surfer

Cara Kerja
3.4 Analisa Data
3.4.1 Pengolahan Data menggunakan SAS Planet
1. Langkah pertama, buka aplikasi SAS Planet lalu pilih map, pilih Marine maps
dan kemudian pilih Navionics SonarChart(TM).
2. Selanjutnya tentukan daerah yang dipilih dan zoom/perbesar, setelah itu klik
ikon kedua pada pojok kiri layar, lalu pilih Rectangular selection, lalu Pada
Selection manager, klik “Sticth”, lalu pada output formatnya pilih “GeoTIFF
(Tagged Image File Format), lalu ceklist semua pilihan pada “Create
georeferencing file” dan pilih zoom yaitu 12, lalu pili tempat pemyimpanan dan
klik start.

3.4.2 Pengolahan Data menggunakan ArcGis


1. Langkah pertama Buka aplikasi ArcGIS, kemudian klik file lalu pilih “add
data”. Setelah itu cari file .tif yang akan dimasukkan dan klik “add”. Maka akan
muncul tampilan seperti ini.
2. Selanjutnya, klik kanan pada layar dan pilih “Data frame properties”, lalu pilih
general. Pada menu display, ganti menjadi “Decimal degrees” dan klik OK.

3.Lalu, klik ikon catalog, lalu pilih tempat penyimpanan, dan klik kanan. Setelah
itu pilih new dan pilih “Shapefile”. Beri nama sesuai yang diinginkan dan feature
type-nya pilih “Point”, kemudian ganti coordinate system menjadi “WGS 1984”,
lalu klik OK.
4. Langkah selanjutnya, setelah itu klik editor, lalu start editing. Kemudian klik
continue dan pilih Create features, lalu mulai proses digitasi pada peta. Apabila
editor tidak muncul, maka klik Costumize lalu centang editor.

5. Setelah selesai, klik editor lalu pilih save edit, kemudian klik tabel of contents,
kemudian kilk kanan pada file “Kedalaman”. Setelah itu klik open attribute tabel.

6. Kemudian, pada tabel option, klik “Add field”, lalu buat namanya menjadi
Longitude, Latitude, dan Batimetri dengan type masing-masing yaitu text, secara
satu-persatu.

7. Langkah selanjutnya, klik kanan pada tabel Longitude, lalu klik calculate
geometry. Kemudian pada Property ganti menjadi “X Coordinate of Point” dan
pada units pilih “Decimal Degrees”, lalu klik OK, dan lalukan hal yang sama pada
Latitude dengan Property ganti menjadi “Y Coordinate of Point” .

8. Lalu, klik baris pertama pada Batimetri, lalu pada peta akan muncul point biru.
Klik kanan pada tabel batimetri, lalu pilih “Field Calculator” setelah itu, tuliskan
angka pada field calculator sesuai angka pada peta, lalu klik OK. Lakukan sampai
habis, untuk memudahkan melihat angka, klik 2 kali pada baris.
9. Selanjutnya, setelah selesai klik ikon pada “ Table” dan pilih Export, lalu
simpan pada tempat yang diinginkan dengan nama yang diinginkan dan dalam
format Text File, kemudian klik Save. Pada Export pilih “All Record”, dengan
Output table tempat penyimpanan data, dan klik OK.

3.4.3 Pengolahan Data menggunakan Ms. Excel.


1. Langkah pertama, buka Ms. Excel dan drag file format txt yang telah disimpan.
Kemudian pilih “Data” dan pilih Text to Columns. Selanjutnya pilih Delimited,
lalu pilih Next dan pilih agar kolom pada Ms. Excel terpisah, lakukan dengan
teliti.
2. Setelah itu, hapus semua kolom kecuali Longitude, Latitude,, dan Batimetri.
Kemudian, isi Filename dengan “ PulauBanggai_dan Labobo” dengan format
Excel 97-2003 Workbook, lalu klik Save.

3.4.4 Pengolahan Data menggunakan Surfer


1. Langkah pertama, buka aplikasi Surfer, kemudian klik Grid, klik Data, lalu
masukkan data yang telah disimpan sebelumnya, lalu klik Open.
2. Kemudian, pada Column A Longitude itu X, Column B Latitude itu Y, dan
Column C Batimetri itu Z, lalu Gridding Method Kriging, lalu pilih tempat
penyimpanan, dan klik OK.

3. Langkah selanjutnya, klik Map, klik Contour Map, pilih data yang telah
disimpan tadi, lalu klik Open, maka akan muncul tampilan seperti ini.
4. Kemudian masukkan Indo shp, lalu tarik Indo shp pada Object Manajer ke atas
Contour Map. Selanjutnya, lengkapi informasi gambar, seperti Fill Properties
yang berwarba hijau, Pattern Solid, Foreground Chartreuse, lengkapi juga
informasi pada Contour Map.

5. Selanjutnya, klik File, lalu klik New, klik plot, maka akan muncul plot baru.
Kemudian klik Map, klik New, dan pilih 3D Wireframe dan lengkapi
informasinya, lakukan hal yang sama pada plot selanjutnya dengan 3D Surface,
kemudian Export ketiga hasil dengan format JPG.

Anda mungkin juga menyukai