Anda di halaman 1dari 15

PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT BUOL

Oleh :
Amirulah A. Timumun, Darwin Une *, Surya Kobi **

Program Studi Pendidikan Sejarah


Jurusan Sejarah
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Gorontalo

Abstrak
Penelitian ini membahas tentang Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Buol.
Judul ini diangkat untuk mengetahui lebih dalam tentang perubahan sosial budaya
masyarakat Buol dan dampaknya terhadap kehidupan masyarakat. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif yang
bertujuan untuk menggambarkan suatu fenomena sosial. Dalam pengambilan data
yang berkaitan dengan judul penelitian tersebut, penulis melakukan suatu observasi
dan wawancara dengan informan yang dianggap mengetahui keadaan kehidupan
sosial budaya masyarakat Buol serta menggunakan literatur-literatur atau dokumen
yang berkaitan dengan judul yang diteliti. Berdasarakan hasil analisis data dalam
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sebelum masyarakat Buol mengenal IPTEK,
kehidupan sosial budaya masyarakat Buol masih sangat tradisional, hubungan-
hubungan dalam masyarakat sangat bersifat kekeluargaan dan terjalin dengan baik.
Berkembangnya zaman dan majunya IPTEK, kehidupan sosial budaya masyarakat
mulai dari terbentuknya Kabupaten Buol Toli-toli pada tahun 1960 hingga sampai
terbentuknya Kabupaten Buol sebagai salah satu Kabupaten yang ada di Provinsi
Sulawesi Tengah yaitu pada tahun 1999 telah berubah. Sistem pemerintahan yang ada
pada masyarakat sebelumnya berbentuk kerajaan yang dikepalai oleh seorang Madika
(Raja) sekarang berubah menjadi Presiden sebagai kepala pemerintahan, pendidikan
masyarakat mulai meningkat, kehidupan masyarakat sudah modern dan mengenal
tenaga mesin. Budaya gotong royong/motalyo (kerja sama) sudah tidak ada dilakukan
oleh masyarakat. Dampak negatif dari perubahan tersebut adalah masyarakat lebih
bersifat individual dan hubungan kekeluargaan dalam masyarakat mulai hilang.
Budaya gotong royong sudah terlupakan oleh masyarakat, dan dampak positif dari
perubahan tersebut adalah kehidupan masyarakat lebih modern dan sudah mengenal
IPTEK.

Kata Kunci : Perubahan Sosial, Budaya, Masyarakat.

1
Pendahuluan
Proses perubahan sosial masyarakat pada dasarnya merupakan perubahan pola
dari seluruh norma-norma sosial yang baru secara seimbang berkelanjutan dan
berkesinambungan. Terjadinya perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat dapat
dipengaruhi oleh berbagai macam perkembangan pada kehidupan komunitas
masyarakat itu sendiri, misalnya perkembangan dalam bidang pemerintahan,
pendidikan, sosial dan budaya yang dapat merubah kehidupan masyarakat.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat dunia dewasa ini
merupakan gejala normal. Pengaruhnya bisa menjalar dengan cepat kebagian-bagian
dunia lain berkat dunia komunikasi modern. Penemuan-penemuan baru di bidang
teknologi yang terjadi disuatu tempat cepat dapat diketahui oleh masyarakat lain yang
berada jauh dari tempat tersebut.
Perubahan masyarakat pada umumnya dapat terjadi dengan sendirinya secara
wajar dan teratur, terutama apabila perubahan itu sesuai pertumbuhan dengan
kepentingan masyarakat. Biasanya masyarakat tertutup terhadap perubahan karena
khawatir atau takut apabila stabilitas kehidupan masyarakat akan terganggu akibat
perubahan itu. Pada kondisi tertentu perubahan masyarakat tidak bisa dihindari,
terutama jika keadaan sekarang dianggap tidak berkemajuan atau tidak memuaskan
lagi. Terjadinya ketidakpuasan terhadap keadaan sekarang disebabkan oleh nilai-nilai,
norma-norma sosial, pengetahuan dan teknologi yang ada dianggap tidak sesuai lagi
dengan tuntutan kehidupan masyarakat, atau dianggap tidak mampu memenuhi
berbagai kepentingan yang semakin kompleks dan serba tak terbatas. Dalam kondisi
demikian, cepat atau lambat masyarakat akan berubah, mereka akan mencari jalan
keluar dari berbagai kesulitannya dengan cara mengganti nilai-nilai, norma-norma,
pengetahuan dan teknologi baru yang dianggap dapat memenuhi tuntutan hidup
sekarang dan masa yang akan datang. Segala hidup mengalami perubahan, baik yang
bersifat material maupun non material, dan dapat berupa positif atau negatif,
tergantung pada pengaruh luar yang diterima dan diolah oleh penduduk setempat
terutama dalam perubahan sosial budaya.

2
Membicarakan perubahan sosial, tidak dapat dipisahkan dari pembicaraan
perubahan budaya. Perubahan kebudayaan (cultural change) dan perubahan sosial
(social change) dapat dipisahkan untuk keperluan teori, akan tetapi di dalam
kehidupan nyata, keduanya tidak terpisahkan. Kebudayaan dihasilkan oleh
masyarakat, dan tidak ada masyarakat yang tidak berkebudayaan. Budaya ada karena
adanya masyarakat. Perbedaan antara perubahan sosial dan perubahan budaya terletak
pada masyarakat dan budaya yang diberikan. Pada umumnya, perubahan-perubahan
budaya menekankan pada nilai, sedangkan perubahan sosial pada sistem
pelembagaan yang mengatur tingkah laku anggota masyarakat.
Dalam kehidupan masyarakat pasti memiliki berbagai macama ragam budaya
yang merupakan ciri khas daerah tersebut, yang selalu dipertahankana serta
dilestarikan dari generasi ke generasi. Seperti halnya Daerah Buol yang memiliki
berbagai macam budaya dan tradisi, salah satunya adalah budaya gotong royong yang
dikenal dengan motalyo (kerja sama) dan di Daerah Gorontalo dikenal dengan huyula
(kerja sama).
Gotong royong adalah sebuah kegiatan yang dilakukan bersama-sama oleh
seluruh atau sebagian masyarakat dalam suatu hal perkerjaan, dan banyak dijumpai
pada masyarakat diberbagai belahan dunia khususnya di Daerah Buol. Kegiatan
gotong royong yang hidup, tumbuh, dan berkembang dalam kehidupan masyarakat
sebaiknya tetap dipertahankan dan dilestarikan walaupun tidak berarti harus
mempertahankan faktor pendorong adanya gotong royong tersebut. Biasanya budaya
gotong royong sangat kental dan terpelihara pada masyarakat pedesaan, namun bagi
masyarakat perkotaan, gotong royong sudah mulai mengalami perubahan. Salah satu
faktor penyebab terjadinya perubahan budaya gotong royong dalam masyarakat
adalah perkembangan zaman dan majunya ilmu teknologi.
Pada perkembangan zaman dan majunya ilmu teknologi telah membawa
berbagai macam perubahan khususnya bagi masyarakat Buol. Salah satu contoh
adalah budaya gotong royong yang ada pada masyarakat Buol mulai berubah dan
jarang lagi dilakukan, sebelumnya budaya gotong royong sangat kental dan selalu

3
dilaksanakan oleh seluruh masyarakat. Misalnya ketika salah satu warga membangun
rumah, masyarakat disekitar berbondong-bondong membantu untuk membangun
rumah tersebut. Selain itu, dahulu ketika seorang warga akan membuka lahan
perkebunan, warga yang lain akan ikut membantu warga tersebut dengan suka rela.
Pada keadaan sekarang, hal seperti ini sudah tidak tampak lagi pada masyarakat, yang
ada hanyalah ketika seorang warga membuka lahan baru, maka warga tersebut harus
menyediakan modal cukup untuk membayar orang yang akan membantunya,
masyarakat lebih bersifat individual dan sebagian sudah menggunakan tenaga mesin
yang dianggap lebih modern dan praktis. Di Daerah Buol gotong royong dikenal
dengan “Motalyo”, dalam bahasa Buol. Perubahan-perubahan yang terjadi jelas akan
menimbulkan suatu dampak terhadap masyarakat baik dampak positif maupun
dampak negatif.
Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah “Perubahan Sosial
Budaya Masyarakat Buol” dengan rumusan masalah yaitu 1) bagaimanakah
perubahan sosial budaya masyarakat Buol, 2) Apakah ada dampak dari perubahan
sosial budaya terhadap kehidupan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perubahan sosial budaya masyarakat Buol dan dampaknya terhadap
kehidupan masyarakat. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat
memberikan suatu informasi dan pengetahuan tentang perubahan sosial budaya
masyarakat Buol dan sebagai salah satu acuan dan referensi untuk melakukan
penelitian selanjutnya, khususnya bagi pemerintah dan pada umumnya bagi
masyarakat Buol.

Metodologi Penelitian
Penelitian ini bertempat di Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi Tengah. Waktu
pelaksanaan penelitian selama ± 3 bulan mulai dari tahap persiapan sampai dengan
penyusunan laporan.
Bentuk dan strategi penelitian ini merupakan bentuk penelitian deskriptif
kualitatif atau metode penelitian kualitatif yaitu untuk menggambarkan suatu

4
fenomena sosial. Penelitian ini akan mendeskripsikan realitas sosial yang ada yakni
menggambarkan tentang “ Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Buol ”.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Data primer,
Yakni wawancara dengan informan terhadap tokoh-tokoh pelaku sejarah, atau
informan yang dapat memberikan suatu informasi yang relevan terkait dengan judul
penelitian tersebut.
Menurut Louis Gottschalk (dalam Helius Sjamsuddin, 1996 : 65) mengatakan
“sumber primer ialah kesaksian dari seorang saksi yang dengan mata dan telinganya
sendiri melihat dan mendengar atau mengetahui dengan alat indera yang lain, atau
dengan suatu alat mekanis sepeti diktafon”.
2. Data sekunder
Yakni berupa literatur-literatur atau dokumen yang membuat data yang relevan.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua aspek yakni:
1. Data Primer
Data ini diperoleh melalui penelitian lapangan yang langsung menemui para
informan dan dilakukan dengan dua cara yaitu : 1) obeservasi yakni, suatu teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati secara langsung obyek
yang diteliti disertai dengan pencatatan yang diperlukan. 2) Wawancara, yaitu
pengumpulan data melalui dialog secara langsung dengan objek ( informan ) yang
dapat memberikan data-data yang diperlukan. Metode wawancara atau metode
interview, mencakup cara yang dipergunakan oleh seseorang, untuk suatu tugas
tertentu, mencoba mendapat keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang
responden, dengan bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut
(Koentjaraningrat, 1997 : 129).
2. Data sekunder
Pengumpulan data jenis ini dilakukan dengan menelusuri bahan bacaan
berupa jurnal-jurnal, buku, internet dan berbagai hasil penelitian terkait, serta
dokumen yang tersedia yang berhubungan dengan permasalahan tersebut.

5
Menurut Koentjaraningrat (1997 : 30) “teknik pengumpulan data adalah
wawancara terbuka yang memberi keleluasaan bagi si penjawab untuk memberi
pandangan-pandangan secara bebas. Sebaliknya wawancara demikian memungkinkan
si peneliti untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara mendalam”.
Sesuai dengan bentuk dan strategi penelitian ini, maka teknik yang digunakan
dalam pengambilan sampel bersifat serlektif dengan menggunakan berbagai
pertimbangan. Pertimbangan yang dimaksud berdasarkan pada konsep teoritis yang
digunakan, keingin tahuan pribadi peneliti, karasteristik empiris yang ada. Dengan
demikian pengambilan sampel bukan untuk mewakili populasi melainkan cenderung
untuk mewakili informasinya.
Teknik yang digunakan lebih cenderung pada “ purpose sampling “ dan “
creterion-based selection “, karena dalam pengambilan sampel berusaha untuk
memilih informan yang dianggap paling mengetahui informasi dan permasalahan
yang mendalam serta dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang baik.
Validitas data adalah upaya untuk mengevaluasi dan guna melihat kelayakan,
kreadibilitas, kemanfaatan dan pemusatan informasinya. Untuk lebih meyakinkan
data kualitatif yang dikumpulkan, maka digunakan teknik triangulasi.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan dengan memanfaatkan
sesuatu yang lain dari data tersebut sebagai bahan pembanding atau pengecekan dari
data itu sendiri. Dalam penelitian ini teknik triangulasi yang digunakan
yaitu pemeriksaan melalui sumber lain. Triangulasi dengan sumber berarti
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang
diperoleh melaui waktu dan alat yang berbeda.
http://lqmanzhakim.blogspot.com/2012/06/validasi-data-trianggulasi.html
Analisis data adalah proses mencari dan menyalin data serta menyusun secara
sistematis data diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan
lain, sehingga mudah dipahami, dan temuanya dapat di informasikan kepada orang
lain, analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya

6
kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memeilih mana yang
penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan.
Analisis adalah usaha sistematis untuk mengkaji suatu problem dengan
melihat unsur-unsur, ialah dengan menguraikannya ke dalam berbagia komponen
atau bagian (A. Daliman, 2012 : 90).
Analsis data dalam penelitian kualitatif/sejarah dilakuakan sejak sebelum
memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Analisis
data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting
dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
http://duniaentrepreneursyukron.blogspot.com/2013/02/teknik-analisis-data-
penelitian.html

Hasil Penelitian dan Pembahasan


Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Buol
a. Perubahan Sosial
.Masyarakat Buol adalah masyarakat yang mempunyai bahasa, budaya dan
adat istiadat sendiri yang sampai sekarang ini masih dipertahankan dan selalu
digunakan oleh masyarakat sebagai satu kesatuan untuk mempersatukan masyarakat
Buol.
Kehidupan Sosial masyarakat Buol sebelumnya masih sangat premitif,
tradisional, dan sangat bersifat kekeluargaan. Rakyat pada umumnya hidup dalam
keadaan tertekan karena adanya pajak, kerja rodi yang dijalankan atas perintah
Rajanya masing-masing. Dalam kenyataanya Raja-raja hanya pelaksana dari
kekuasaan Belanda.
Belanda melalui aparat pemerintahannya di daerah memerintahkan kepada
raja-rajanya supaya mengarahkan rakyatnya memenuhi perintah dalam pemungutan
pajak, kerja rodi dan sebagainya. Dari segi kewajiban rakyat dituntut untuk

7
memenuhinya, tapi pada segi hak, rakyat dibatasi karena Belanda takut kalau rakyat
berpendidikan kelak nanti akan membahayakan kedudukannya. Karena itu rakyat
harus tetap bodoh dan ketaatan kepada Raja harus tetap dipupuk dan ditanamkan
baik-baik agar bisa mencapai tujuannya untuk mengeksploitasi rakyat bagi
kepentingan penjajah melalui Rajanya masing-masing.
Dengan datangnya pengaruh partai potik dan organisasi pergerakan lainnya,
maka tokoh-tokoh pergerakan mulai menyadari rakyat akan harga dirinya dan
ditimbulkan kesadarannya untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa dan tanah
air. Kebencian pada penjajah menjadi salah satu penyebab banyak rakyat Buol
meninggalkan daerahnya pergi merantau.
Kehidupan sosial masyarakat Buol setelah bergabung dengan Toli-toli dan
membentuk satu Kabupaten mulai berubah. Alat transportasi yang digunakan oleh
masyarakat sebelumnya adalah perahu dan gerobak yang ditarik oleh sapi, sekarang
sudah menggunakan sepeda, motor dan mobil meskipun masih terbatas. Salah satu
contoh, masyarakat yang selesai memanen padi sekarang sebagian sudah
menggunakan mesin penggiling padi.
Pelayanan dalam masyarakat masih sangat sulit, karena seluruh bidang
pemerintahan masih berpusat di Toli-toli. Majunya teknologi dan ilmu pengetahuan
membuat masyarakat berubah. Masyarakat sudah mulai tersentuh oleh modernisasi
dan mengenal perkembangan ilmu teknologi yang membuat masyarakat berfikir ingin
berubah sesuai perkembangan zaman. Majunya teknologi dan ilmu pengetahuan
membawa pengaruh yang sangat besar terhadapa masyarakat, sebelum masyarakat
tersentuh oleh modernisasi, dalam hal pendidikan masyarakat masih menulis di batu
tulis, kemudian berkembang dan sudah menulis menggunakan kertas dan bahkan
sudah ada mesin ketik.
Kehidupan sosial masyarakat Buol setelah terbentuknya Kabupaten Buol pada
tahun 1999 semakin meningkat mengikuti perkebangan zaman.. Masyarakat telah
mengenal kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti ATM, HP, Internet,
Facebook mesin ketik Komputer dan Laptop. Masuknya masyarakat trans dan suku-

8
suku lain di Daerah Buol menyebabkan terjadinya sebuah persaingan antar
masyarakat pribumi dan masyarakat trans.
Dalam masyarakat nilai etika, moral, sopan santun dan hormat-menghormati
mulai berkurang. Gaya hidup masyarakat semakin modern, karena terpengaruh dan
mengikuti budaya-budaya asing/barat. Alat musik tradisional seperti rebana, gambus,
dan kulintang, sudah jarang digunakan. Masyarakat lebih suka menggunakan musik
modern seperti alat musik electon, dan band.
Menurut Soerjono Soekanto (1982 : 261) merumuskan perubahan sosial
adalah “segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatau
masyarakat, yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai,
sikap-sikap dan pola-pola perilaku di antara kelompok dalam masyarakat”.
Menurut Kingsley Davis (dalam M. Zaini Hasan dkk, 1996 : 85) mengatakan
bahwa “perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur
masyarakat”.

b. Perubahan Budaya
Negara Indonesia adalah Negara yang terdiri dari beribu-ribu pulau, yang
dihuni berbagai macam suku bangsa, ras dan etnik, yang mempunyai berbagai macam
ragam bahasa dan budaya. Salah satu budaya yang ada pada masyarakat Indonesia
pada umumnya adalah budaya kerja sama yang biasa dijumpai diberbagai daerah dan
mempunyai istilah masing-masing. Seperti halnya di Daerah Buol budaya gotong
royong dikenal sebagai motalyo (kerja sama,) dan di Derah Gorontalo dikenal sebagai
huyula (kerja sama) oleh masyarakat.
1. Gotong Royong
Perkembangan zaman dan majunya IPTEK telah membawa berbagai macam
perubahan khususnya bagi masyarakat Buol. Salah satu contoh adalah budaya gotong
royong yang ada pada masyarakat telah berubah dan jarang lagi dilakukan,
sebelumnya budaya gotong royong sangat kental dan selalu dilaksanakan oleh seluruh
masyarakat. Misalnya ketika salah satu warga membangun rumah, masyarakat

9
disekitar berbondong-bondong membantu untuk membangun rumah tersebut. Selain
itu, dahulu ketika seorang warga akan membuka lahan perkebunan, warga yang lain
akan ikut membantu warga tersebut dengan suka rela. Pada keadaan sekarang, hal
seperti ini sudah tidak tampak lagi pada masyarakat, yang ada hanyalah ketika
seorang warga membuka lahan baru, maka warga tersebut harus menyediakan modal
cukup untuk membayar orang yang akan membantunya, masyarakat lebih bersifat
individual dan sebagian sudah menggunakan tenaga mesin yang dianggap lebih
modern dan praktis. Di Daerah Buol gotong royong dikenal dengan “Motalyo”,
dalam bahasa Buol.
Kehidupan sosial budaya masyarakat Buol setelah bergabung dengan Toli-toli
sampai dengan terbentuknya Kabupaten Buol pada tahun 1999 semakin meningkat,
namun budaya gotong royong yang ada pada masyarakat sudah terkikis dan hilang.
Biasanya mereka mengerjakan sesuatu bersama-sama, sekarang sudah lebih bersifat
individual karena mereka sudah mengenal IPTEK dan lebih banyak menggunakan
tenaga mesin. Masyarakat sudah mulai tersentuh oleh modernisasi yang membuat
masyarakat berfikir ingin berubah di segala bidang sesuai perkembangan zaman dan
tuntutan hidup.
Dalam kehidupan masyarakat Buol kerja sama atau gotong royong sudah
jarang dilakukan dan bahkan tidak berlaku lagi. Akan tetapi kerja sama dalam hal
tertentu masih tetap terjalin dengan baik ketika dari pemerintah kabupaten, maupun
dari kecamatan untuk menghimbau masyarakat agar melakukan suatu pekerjaan,
sehingga seluruh masyarakat siap untuk melaksanakan pekerjaan yang ingin akan
diselesaikan.
Sebelum terbentuknya Kabupaten Buol masyarakat dalam melakukan suatu
pekerjaan selalu dilakukan bersama-sama tanpa mengharapkan imbalan. Sistem kerja
yang berlaku pada umumnya adalah bersifat gotong royong atau kerja sama atas dasar
kekerabatan. Pelaku pelaksana gotong royong atau kerja sama pihak yang
memerlukan tenaga kerja biasanya menyediakan makan dan minum bagi pekerja.

10
Setelah terbentuknya Kabupaten Buol Budaya gotong royong mulai berubah
dan bahkan sudah tidak ada lagi dilakukan. Masyarakat apabila melakukan sesuatu
pekerjaan sudah lebih bersifat individual atau menggunakan upahan kepada
masyarakat lain yang ingin bekerja. Selain itu, masyarakat sudah tersentuh dengan
peralatan modern yang lebih cepat dan praktis, sehingga menyebabkan budaya gotong
royong tidak lagi dilakukan dan hilang dari masyarakat.

Dampak Perubahan Sosial Budaya Terhadap Kehidupan Masyarakat


Setiap perubahan yang terjadi dalam kehidupan sosial budaya masyarakat
akan memberikan suatu dampak, baik dampak yang bersifat positif maupun yang
bersifat negatif.
a. Dampak Positif
Majunya zaman dan berkembangnya ilmu teknologi telah merubah kehidupan
sosial budaya dalam masyarakat dan memberikan suatu dampak yang positif antara
lain :
1. Masyarakat telah mengenal teknologi modern, seperti mesin penggiling padi,
traktor (mesin pembajak sawah) yang membuat masyarakat lebih mudah dan
praktis bekerja walaupun tanpa memerlukan bantuan orang lain.
2. Masyarakat yang bekerja menggunakan tenaga manusia dan peralatan
tradisional, sekarang sudah menggunakan tenaga mesin dan peralatan modern.
3. Budaya-budaya dan tradisi masyarakat dikembangkan melalui musik modern.
4. Pembangunan-pembangunan sudah mulai ada di wilayah Kabupaten Buol.
5. Terbukanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat Buol.
6. Pendidikan dan ilmu pengetahuan masyarakat meningkat, seperti penggunaan
Hp, ATM, Internet, Facebook, mesin ketik Komputer/Laptop.
7. Masuknya masyarakat trans dan suku-suku lain di Kabupaten Buol membuat
masyarakat menjadi lebih aktif dan semangat untuk bekerja
8. Komunikasi dan pelayanan dalam masyarakat lebih mudah.

11
9. Alat transportasi sudah lebih maju dan sangat banyak sperti sepeda motor,
mobil, kapal laut bahkan Daerah Buol sudah mempunyai lapangan udara
(bandara pesawat) sendiri.
10. Masyarakat sudah bisa mengetahui perkembangan dan informasi yang berada
di wilayah lain.
11. Masyarakat mempunyai kesempatan untuk mngadakan festifal lomba
ketingkat Provinsi dan Nasional, serta masyarakat sudah mengadakan
pendataan BCB (Benda Cagar Budaya) yang ada di Kabupaten Buol seperti,
budaya-budaya peninggalan sejarah, kuburan kramat, dan istanah Raja Buol
(Rumah Adat).
12. Adanya kebebasan untuk bersekolah dan beraktifitas
13. Kehidupan masyarakat lebih meningkat dari sebelumnya.
14. Masuknya budaya-budaya asing/barat dapat memperkaya budaya dalam
masyarakat.

b. Dampak Negatif
Majunya zaman dan berkembangnya ilmu teknologi membawa perubahan dan
dampak negatif terhadap kehidupan masyarakat antara lain :
1. Budaya-budaya dan tradisi khususnya budaya gotong royong dalam
masyarakat sudah tidak ada lagi dilakukan
2. Hubungan-hubungan dan sifat kekeluargaan dalam masyarakat mulai hilang.
3. Benda-benda sebagai bukti peninggalan sejarah masyarakat Buol jarang
diperhatikan lagi.
4. Permainan-permainan tradisional sebagai salah satu budaya dan tradisi
masyarakat yaitu permainan gasing yang menandakan waktunya menanam
padi, dan permainan layang-layang yang menandakan musim panen padi,
sekarang sudah tidak ada.
5. Etika dan moral dalam masyarakat mulai berkurang, mereka mulai memanggil
nama kepada orang yang lebih tua.

12
6. Masyarakat lebih suka berbahasa asing (inggris) dari pada berbahasa daerah
sendiri.
7. Masyarakat mulai bersifat individual.
8. Kurangnya perhatian dan kesadaran terhadap hukum /peraturan-peraturan
yang berlaku dalam masyarakat.
9. Masyarakat lebih suka memakai peralatan modern atau tenaga mesin dari
pada tenaga manusia.

Kesimpulan dan Saran


Masyarakat Buol adalah masyarakat yang mempunyai bahasa, budaya dan
adat istiadat sendiri yang selalu digunakan oleh masyarakat sebagai satu kesatuan
untuk mempersatukan masyarakat Buol.
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan perubahan sosial budaya
masyarakat Buol adalah sebagai berikut :
1. Sebelum masyarakat Buol mengenal IPTEK, kehidupan sosial budaya
masyarakat Buol masih sangat premitif/tradisional, hubungan-hubungan
dalam masyarakat sangat bersifat kekeluargaan dan terjalin dengan baik.
Budaya gotong royong/motalyo (kerja sama) selalu dilakukan oleh
masyarakat. Etika, moral, dan sopan santun sangat dijunjung tinggi.
2. Berkembangnya zaman dan majunya IPTEK membawa perubahan terhadap
pola kehidupan sosial budaya masyarakat, mulai dari terbentuknya Kabupaten
Buol Toli-toli pada tahun 1960 hingga sampai terbentuknya Kabupaten Buol
sebagai salah satu Kabupaten yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah yaitu
pada tahun 1999 telah memberikan perubahan dan hal-hal yang baru terhadap
masyarakat. Sistem pemerintahan yang ada pada masyarakat sebelumnya
berbentuk kerajaan yang dikepalai oleh seorang Madika (Raja) sekarang
berubah menjadi Presiden sebagai kepala pemerintahan yang ada di Ibu Kota
Negara, seorang Gubernur di wilayah Ibu Kota Provinsi, dan seorang Bupati

13
di wilayah Ibu Kota Kabupaten. Pendidikan masyarakat mulai meningkat,
kehidupan masyarakat sudah modern dan mengenal tenaga mesin. Masyarakat
lebih suka mengikuti gaya hidup dan budaya-budaya asing/barat. Budaya
gotong royong/motalyo (kerja sama) sudah tidak ada dilakukan oleh
masyarakat. Etika dan moral mulai berkurang, kehidupan sosial masyarakat
lebih bersifat individual.
3. Setiap perubahan akan memberikan dampak negatif dan danpak positif salah
satu contoh dampak negatif adalah masyarakat lebih bersifat individual dan
hubungan kekeluargaan dalam masyarakat mulai hilang. Budaya gotong
royong sudah terlupakan bahkan tidak ada lagi dilakukan oleh masyarakat.
Selain ini salah satu contoh dampak positif dari perubahan tersebut kehidupan
masyarakat lebih modern dan sudah mengenal IPTEK. Masyarakat sudah bisa
melakukan pekerjaan sendiri walaupun tanpa bantuan orang lain dengan
menggunakan peralatan modern yang dianggap lebih cepat dan praktis.
Semua yang ada di dunia ini tidak ada yang abadi, pasti akan mengalami
kematian dan perubahan, begitu juga dengan kehidupan manusia pasti akan selalu
mengalami perubahan untuk mengikuti perkembangan zaman dan mencari kehidupan
yang lebih baik.
Adapun saran yang dapat disampaikan peneliti adalah sebagai berikut :
1. Berkembangnya zaman dan majunya IPTEK membuat kehidupan masyarakat
berubah terutama dalam kehidupan sosial budaya, namun demikian perubahan
tersebut dapat memberikan suatu dampak baik dampak positif maupun
dampak negatif. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut, perlu adanya
penyaringan dan penyeleksian terhadap perubahan-perubahan serta budaya-
budaya asing yang masuk dalam masyarakat, agar tidak menyebabkan
kehidupan yang nantinya lebih berdampak ke hal yang negatif, serta hilangnya
dan terlupakan suatu budaya/tradisi, hubungan-hubungan kekeluargaan yang
sudah sekian lama telah dijaga dan dipertahankan oleh masyarakat.

14
2. Kabupaten Buol masih sangat kekurangan dokumen-dokumen dan arsip-arsip
daerah, terutama dokumen-dokumen sejarah Buol yang nantinya akan
memberikan suatu pengetahuan serta sebagai salah satu bukti peninggalan
sejarah yang sangat berguna bagi pemerintah dan masyarakat untuk
melakukan penelitian selanjutnya. Oleh karena itu, perlu adanya kerjasama
antara pemerintah dan masyarakat untuk menyediakan dan menjaga buku-
buku/dokumen-dokumen dan arsip daerah yang bisa dijadikan sebagai sebuah
referensi dan bukti sejarah untuk melakukan suatu penelitian dan sebagai
salah satu arsip serta peninggalan sejarah Daerah Buol khususnya bagi
Pemerintah dan pada umumnya masyarakat Buol.

Daftar Pustaka :
Daliman A. 2012. Metode Penelitian Sejaran. Yogyakarta : Ombak.
Sjamsuddin dan Ismaun. 1996. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek
Pendidikan Tenaga Akademik.
Koentjaraningrat. 1997. Metode-Metode Penelitian Masyaraka. Jakarta : PT. Ikrar
Mandiriabadi.
Soerjono Soekanto. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Zaini Hasan. M. dan Salladin. 1996. Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek
Pendidikan Tenaga Akademik.
http://lqmanzhakim.blogspot.com/2012/06/validasi-data-trianggulasi.html. diakses
pukul 20.00 tanggal 29 Mei 2013.
http://duniaentrepreneursyukron.blogspot.com/2013/02/teknik-analisis-data-
penelitian.html. diakses pukul 20.00 tanggal 29 Mei 2013.

15

Anda mungkin juga menyukai