DRAINASE PERKOTAAN
PROGRAM KOMPETISI KAMPUS MERDEKA
Tim Penyusun:
Rahmah Dara Lufira, S.T., M.T. (NIDN 0004128702)
Dr. Ussy Andawayanti, MS., IPM (NIDN 0024047701)
Prof. Dr. Ir. Suhardjono, Dipl. HE (NIDN 0023034602)
Ir. M. Janu Ismoyo, MS (NIDN 0002015804)
Dr. Linda Prasetyorini, S.T., M.T. (NIDN 0024058502)
Mata kuliah ini bertujuan memberikan pemahaman tentang konsep, prinsip dan prosedur
perancangan drainase perkotaan yang berwasasan lingkungan yang meliputi: konsep dan langkah
dalam membuat studi perancangan drainase perkotaan, perhitungan besar debit banjir, sistem
saluran dan bangunan drainase perkotaan dan tambahan pengetahuan pengantar tentang drainase
jalan raya dan drainase bangunan khusus
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan modul Tugas Mandiri Perencanaan Drainase Perkotaan untuk mahasiswa
Jurusan Teknik Pengairan yang mengambil Mata Kuliah Drainase Perkotaan. Modul ini disusun
untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengelola dan memecahkan masalah teknik
pengairan/teknik sumber daya air khususnya Drainase Perkotaan. Modul ini berisi tentang
penjelasan tugas dan dilengkapi langkah-langkah dalam penyelesaiannya.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan modul ini. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan modul ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu proses
penyelesain modul ini. Semoga modul ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya para
peserta didik.
September, 2021
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman judul ................................................................................................................
Kata Pengantar ...............................................................................................................
Daftar Isi ........................................................................................................................
Isi Modul ........................................................................................................................
I. Pendahuluan ...............................................................................................................
1.1. Deskripsi Modul .................................................................................................
1.2. Sub Capaian Pembelajaran Matakuliah .............................................................
II. Proses Pembelajaran ..................................................................................................
2.1. Kegiatan Belajar ..................................................................................................
2.1.1. Materi Pembelajaran. ................................................................................
2.1.2. Penugasan..................................................................................................
2.1.3. Langkah Pengerjaan. .................................................................................
2.1.4. Diagram Alir Pengerjaan ..........................................................................
2.1.5. Jadwal Penyelesaian ..................................................................................
2.1.6. Format Penilaian Tugas. ...........................................................................
2.1.7. Nama Dosen Pengembang RPS dan Asisten Tugas..................................
2.1.8. Lampiran Peta ...........................................................................................
III. Asesmen Pembelajaran ............................................................................................
Penutup ..........................................................................................................................
ISI MODUL
I. Pendahuluan
1.1. Deskripsi Modul
Modul ini bertujuan memberikan pemahaman tentang konsep, prinsip dan prosedur
perancangan drainase perkotaan yang berwasasan lingkungan yang meliputi: konsep dan langkah
dalam membuat studi perancangan drainase perkotaan, perhitungan besar debit banjir, sistem
saluran dan bangunan drainase perkotaan dan tambahan pengetahuan pengantar tentang drainase
jalan raya dan drainase bangunan khusus.
2) Industri
- Rencanakan pabrik sejumlah = ..................
- Luas pabrik = .......................... m2
- Air buangan industri =........m3/det
3) Jasa
- Air buangan jasa = ............................. m3/det
4) Data tanah
- Jenis tanah = ……………
- Koefisien permeabilitas tanah = cm/det
5) Data drainase jalan raya
- Kemiringan melintang =..................... % (2 – 3%)
- Koefisien aspal =..................... (0,7 – 0,95) (berdasarkan MCGuen 1989,dalam
Suripin 2003)
- Koefisien bahu jalan =..................... (0,7 – 0,95)
- Koefisien perkotaan =..................... (0,7 – 0,95)
- Koefisien industry =..................... (0,7 – 0,95)
- Koefisien pemukiman =..................... (0,7 – 0,95)
- Koefisien persawahan =..................... (0,7 – 0,95)
- Koefisien Atap =..................... (0,75 – 0,95)
6) Data Drainase untuk Areal Olahraga
- A (Areal olahraga) = luas lapangan sepak bola
- P = ...................................(angka pori tanah) (10 – 50) %
- v = ...................................(infiltrasi pada tanah) (430 – 860 mm/hari)
- H = ...................................m (Kedalaman pipa dari permukaan tanah)
(Rencanakan dengan Metode Hooghoudt dan Drain Spacing)
7) Data Dimensi Sumur Resapan
- Diameter sumur resapan (d) = ……… m (0,6 – 1,2) m
- Jari – jari sumur resapan (r) = ……… m (0,3 – 0,6 ) m
- Kedalaman air sumur (h) = ……… m (1,2 – 1,6 ) m
- Kedalaman sumur resapan (hsr) = ……… m (1,4 – 1,7 ) m
- Faktor geometrik (f) = 2,2
- Waktu pengaliran (T) = ……… m (2 – 4 ) hari
- Koefisien Permeabilitas = ............ m/dt (10-5 – 10-7)
8) Simulasi sistem jaringan drainase yang telah direncanakan dengan software EPA SWMM
(Environmental Protection Agency Strom Water Management Model)
2.1.3 Langkah Penyelesaian
1. Mengumpulkan Data
Data data yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
a. Data Spasial dan Kependudukan:
- Peta topografi
- Peta tata guna lahan
- Penduduk dan kepadatan penduduk
- Data air buangan jasa
- Data air buangan industry
- Luas daerah perkotaan
b. Data Hidrologi : (Menggunakan data hidrologi dari Tugas Besar Hidrologi terdahulu)
- Daerah aliran sungai atau saluran
- Data hujan
c. Data hidrolika
- Data kondisi badan air penerima
Setelah membuat sistem jaringan drainase, dilakukan analisa hidrologi dengan tahapan
sebagai berikut :
a. Perhitungan Hujan Rancangan
- Data hujan didapatkan dari data (Hidrologi Terapan) dan dilakukan perhitungan
hujan rancangan dengan kala ulang tertentu dengan menggunakan standar
perencanaan drainase perkotaan (Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase
Perkotaan).
2
𝑅24 24 3
𝐼= ( )
24 𝑇𝑐
dengan:
I = intensitas hujan selama waktu konsentrasi (mm/jam)
Waktu konsentrasi dihitung dengan teoritis, tetapi karena daerah pertanian yang
diukur secara langsung tidak terlalu besar, maka besarnya waktu konsentrasi dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
𝐿𝑠 0,77
𝑇𝑐 = 0,0195 ( 𝑠) menit
√
dengan:
Ls = panjang saluran (m)
S = kemiringan rerata saluran
c. Menghitung Debit Air Hujan
Hujan yang terjadi menyebabkan adanya air hujan yang memungkinkan sebagian besar
menggenang dan mengalir di permukaan tanah (runoff) dan Sebagian kecil meresap
(infiltrasi) ke dalam lapisan tanah. Jika pada permukaan tanah terjadi genangan lebih besar
dari infiltrasi, maka untuk pengaliran air menggunakan drainase muka air tanah. Kapasitas
debit aliran maksimum dianalisis dengan metode Rasional Modifikasi. Metode ini
menggambarkan hubungan antara debit dengan besarnya curah hujan untuk DPS dengan
luas sampai 500 Ha, dan merupakan metode yang paling tua untuk menaksir debit puncak
banjir berdasarkan data curah hujan. Debit banjir yang dihitung berdasarkan parameter
hujan dan karakteristik DPS. Metode Rasional Modifikasi mempunyai persamaan yaitu :
Q = 0.00278 × C × I × A
Keterangan :
Q = debit aliran (m3/det)
C = koefisien runoff (tabel 1)
I = intensitas hujan (mm/jam)
A = luas area pengaliran (Ha)
2) Pertumbuhan Eksponensial
Pertumbuhan ini mengasumsikan pertumbuhan penduduk secara terus-
menerus setiap hari dengan angka pertumbuhan konstan. Pengukuran penduduk
ini lebih tepat, karena dalam kenyataannya pertumbuhan jumlah penduduk juga
berlangsung terus-menerus. Ramalan pertambahan penduduknya adalah:
Pn = Po. em
dengan:
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke n
Po = jumlah penduduk pada awal tahun
m = interval waktu
e = bilangan logaritma
e. Debit Rancangan
Untuk mendapatkan kapasitas saluran drainase, terlebih dahulu harus dihitung
jumlah air hujan dan jumlah air kotor atau buangan yang akan dibuang melalui saluran
drainase tersebut. Debit rancangan adalah debit air hujan ditambah debit air kotor
a. Saluran Trapesium
Untuk merencanakan penampang trapesium yang paling efisien digunakan rumus-
rumus:
Jari-jari luas saluran : A = ( B + z.h ) h
Keliling basah : P = B + 2h (z2 + 1)1/2 Jari-jari hidrolis : R = A / P
Q=V.A
dengan:
B = lebar saluran (m)
h = tinggi aliran (m)
z = kemiringan talud
V = kecepatan aliran (m/dt)
A = luas penampang basah (m2)
n = angka kekasaran Manning
R = jari-jari hidrolis (m)
r = jari-jari lingkaran (m)
S = kemiringan saluran
Q = debit air yang mengalir (m3/dt)
Sedangkan harga koefisien kekasaran Manning, didapat berdasarkan lapisan bahan
permukaan saluran yang diinginkan dan lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Apabila saluran drainase tidak sampai menembus ke lapisan kedap, maka garis aliran tidak
sejajar dan horizontal akan tetapi akan membentuk aliran radial menuju pipa drainase.
Aliran radial tersebut mengakibatkan lintasan aliran menjadi lebih panjang.
1. Kecepatan minimum aliran agar ditentukan tidak lebih besar kecepatan minimum yang
diijinkan sehingga tidak terjadi pengendapan dan pertumbuhan tanaman air.
2. Kecepatan maksimumnya agar ditentukan tidak lebih besar dari kecepatan yang
diijinkan agar tidak terjadi kerusakan
3. Bentuk penampang saluran agar dipilih berupa segi empat, trapesium, lingkaran,
bagian dari lingkaran, bulat telur, bagian dari bulat telur, atau kombinasi dari bentuk-
bentuk diatas yang disesuaikan dengan efisiensi dan manfaat.
4. Saluran hendaknya dibuat dalam bentuk majemuk, terdiri dari saluran besar dan kecil,
guna mengurangi beban pemeliharaan.
5. Kelancaran pengaliran air dari jalan ke dalam saluran drainase agar dilewatkan melalui
lubang pematus yang berdimensi dan berjarak penempatan tertentu.
6. Dimensi bangunan pelengkap seperti gorong-gorong, pintu air, dan lubang
pemeriksaan agar ditentukan berdasarkan kriteria perancangan sesuai dengan macam
kota, daerah dan macam saluran.
Apabila saluran drainase tidak sampai menembus ke lapisan kedap, maka garis aliran
tidak sejajar dan horizontal akan tetapi akan membentuk aliran radial menuju pipa drainase.
Aliran radial tersebut mengakibatkan lintasan aliran menjadi lebih panjang. Hooghoudt
(1940) menurunkan persamaan aliran seperti digambarkan pada Gambar 3, dimana daerah
aliran dibagi menjadi aliran horizontal dan aliran radial.
Gambar 3. Konsep kedalaman ekivalen (equivalent depth)
Apabila aliran horizontal di atas level drainase diabaikan, maka persamaan aliran untuk
lapisan tanah seragam menjadi
Dimana :
ro : jari-jari pipa drainase
f(D,L) : fungsi D dan L, umumnya kecil bila dibandingkan dengan term lainnya.
Term pertama pada persamaan /2.15/ menggambarkan aliran horizontal di bawah level
drainase, karena berdasarkan persamaan /2.12/ menjadi :
Sedangkan pada Gambar 3, panjang L untuk aliran horizontal adalah L-DÖ2 sehingga
persamaan 2.12 menjadi
Dimana d < D. Persamaan /2.16/ ini harus dibuat sama dengan persamaan /2.14/,
sehingga menghasilkan :
Nilai d (equivalent depth) merupakan fungsi dari L, D dan ro. Nilai untuk “d” dengan
ro = 0,1 m pada berbagai nilai L dan D dapat dilihat pada Tabel 2.1. Untuk ro selain dari
0,1 m dapat dilihat pada Gambar 2.3. Dari Tabel 2.1, dapat dilihat bahwa “d” bertambah
besar dengan naiknya D sampai D » 1/4 L, untuk D yang lebih besar nilai d nya relatif
konstan. Dengan demikian untuk D > 1/4 L pola aliran tidak dipengaruhi oleh kedalaman
lapisan kedap. Dengan pertimbangan memasukan pengaruh aliran radial, maka persamaan
/2.13/ dapat ditulis dengan menggunakan nilai d sebagai pengganti D, menjadi persamaan
/2.18/, persamaan ini disebut sebagai persamaan HOOGHOUDT.
Gambar 4. Tabel nilai kesetimbangan kedalaman menurut Hooghoudt
Gambar 5. Nomograf untuk menentukan kedalaman ekivalen (d) menurut van Beers
- Pengertian Drain Spacing
Drain Spacing adalah jarak drainase atau jarak antar pipa drainase. Studi
menunjukan bahwa pada lahan dengan pengaturan saluran drainase permukaan yang
baik akan meningkatkan jarak drainase pipa sampai 50%, dibandingkan dengan lahan
yang kelebihan air dibuang dengan drainase pipa tanpa dilakukan upaya pengaturan
saluran drainase permukaan terlebih dahulu.
Dalam Drain Spacing dapat menggunakan 2 metode yang tersedia yaitu dengan
metode Ernst dan Metode Hooghoudt. Metode Ernst digunakan untuk tanah homogen,
sedangkan metode Hooghoudt digunakan untuk tanah homogen yang dasar salurannya
tidak mencapai lapisan kedap.
1. Persamaan Ernst
2. Persamaan Hooghoudt
A. Pengertian SWMM
Storm Water Management Model (SWMM) merupakan model yang mampu menganalisa
permasalahan kuantitas serta kualitas air yang berkaitan dengan limpasan daerah perkotaan, Storm
Water Management Model ini sendiri dikembangkan oleh EPA (Environmental Protection Agency
– US) (Anwar and Andik M, 2009). SWMM tergolong model hujan aliran dinamis yang digunakan
untuk simulasi dengan rentang waktu yang menerus atau kejadian banjir sesaat. Model ini paling
banyak dikembangkan untuk simulasi proses hidrologi dan hidrolika di wilayah perkotaan.
Perangkat lunak ini dapat menghitung berbagai proses hidrologi untuk menghasilkan limpasan
dari daerah perkotaan yang mencakupi:
1. Hujan bervariasi fungsi waktu atau hyetograph
2. Evaporasi Akumulasi salju dan pencairannya.
3. Intersepsi hujan dari tampungan cekungan.
4. Infiltrasi dari lapisan tanah yang tak jenuh.
5. Perkolasi dalam lapisan air tanah.
6. Aliran antara dari air tanah dan sistem drainase.
7. Penelusuran tampungan untuk aliran permukaan
8. Intersepsi dan retensi hujan/limpasan dengan berbagai praktik pembangunan berdampak
rendah atau low impact development (LID).
Aplikasi SWMM juga dapat menghitung proses hidrolika untuk menelusuri limpasan dan
aliran masuk lainnya melalui jaringan sistem drainase pipa, saluran, tampungan/kolam, dan
struktur hidrolik lainnya. Kemampuan hidrolika ini mencakupi:
1. Dapat menyimulasikan dengan ukuran jaringan yang tidak terbatas, yaitu jumlah komponen
sistem seperti pipa/saluran, tampungan, dan struktur hidrolik lainnya yang tak terhingga.
2. Dapat menyimulasikan bentuk penampang saluran yang bervariasi termasuk saluran alami
seperti sungai.
3. Dapat memodelkan komponen sistem seperti tampungan, pembagi aliran, pompa, bendung,
dan peluap.
4. Metode penelusuran aliran tersedia untuk aliran mantap, gelombang kinematik, dan
gelombang dinamik.
5. Mampu memodelkan berbagai rezim aliran seperti aliran terbendung (backwater),
penggenangan, aliran balik, dan genangan permukaan.
6. Dapat menerapkan operasi pompa, bukaan peluap, dan level dari pelimpah yang dapat diatur
secara bebas oleh pengguna.
Selain mampu menghitung aspek hidrologi dan hidrolika, SWMM juga dapat menghitung
aspek kualitas, yaitu jumlah dan konsentrasi polutan / limbah yang berasal dari suatu daerah
tangkapan hujan yang kemudian ditelusuri melalui jaringan sistem drainase.
SWMM sudah digunakan secara luas dan diterapkan dalam ribuan studi sistem drainase dan
limbah di seluruh dunia. Secara umum, SWMM banyak diaplikasikan untuk:
1. Perancangan komponen sistem drainase untuk pengendalian banjir.
2. Perencanaan kolam untuk pengendalian banjir dan perlindungan kualitas air.
3. Pemetaan genangan banjir dari sistem saluran alami/sungai.
4. Perancangan strategi pengaturan untuk meminimalkan luapan dari saluran limbah.
5. Evaluasi dampak aliran masuk dan infiltrasi terhadap luapan saluran limbah.
6. Perhitungan alokasi beban pencemar yang diizinkan dari suatu lokasi studi
7. Pengendalian limpasan permukaan menggunakan praktik infrastruktur hijau seperti
komponen-komponen LID.
8. Evaluasi efektivitas praktik manajemen terbaik (best management practices) untuk mengurang
beban pencemar.
SWMM ini sendiri dapat disimulasikan dalam dua kondisi yaitu kondisi eksisting dan juga
alternatif pengembangan. Untuk simulasi kondisi eksisting ditentukan berdasarkan kejadian
nyata di lapangan, sedangkan untuk alternatif pengembangan dapat dilakukan dengan
menggunakan konsep LID (Low impact Development) pada subcatchment. Dengan adanya
konsep LID ini memberikan ruang pada daerah drainase khususnya pada daerah perkotaan
untuk bisa memberikan kesempatan limpasan permukaan untuk dapat meresap ke dalam tanah
sehingga debit meresap ke dalam tanah, dan debit limpasan yang masuk saluran drainase tidak
terlalu besar. Pada model SWMM terdapat beberapa 7 tipe LID yang dapat diterapkan
diantaranya adalah green roof, rain garden, rain barrel, bio retention, infiltration trench,
permeable pavement, vegetative swale.
B. Instalasi SWMM
Aplikasi SWMM ini dapat di unduh secara gratis melalui web epa.gov dan SWMM ini
dirancang untuk dapt berjalan pada sistem operasi Microsoft Windows. Untuk Langkah –
Langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Buka link https://www.epa.gov/water-research/storm-water-management-model-swmm
kemudian pilih pada menu software Self-Extracting Installation Program for SWMM
5.1.015 (exe)
2. Lalu klik pada file swmm51015_setup.exe sehingga muncul jendela seperti gambar
dibawah ini kemudian next
Stud
y Area
Pro
Pr Stat perty
oject us Bar
Bagian yang terletak pada bagian bawah dari jendela utama SWMM yang memuat informasi
dari
: Berfungsi menambahkan objek flow divider node pada Study Area Map
: Berfungsi menambahkan objek storage unit node pada Study Area Map
C. Pengaturan Pekerjaan
1. Jalankan program SWMM jika belum dijalankan sebelumnya dan pilih File → New dari
Main Menu untuk membuat sebuah pekerjaan baru.
2. Pilih Project → Defaults untuk membuka jendela Project Defaults.
3. Pada halaman ID Labels, atur ID Prefixes dari objek seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar 2.7. Biarkan ID Increment bernilai 1. Hal ini akan membuat SWMM secara
otomatis memberikan label dan nomor urut pada setiap objek yang dibuat sesuai dengan
pengaturan tersebut.
Gambar 13 ID Labels pada Project Default
4. Kemudian lakukan pengisian data subcatchment dan Nodes/Links sesuai dengan data
eksisting yang ada untuk lebih detailnya dapat dilihat pada gambar 14 dibawah ini
Selanjutnya dilakukan pengaturan beberapa pilihan tampilan Map, sehingga ID label dan
simbol akan secara otomatis ditampilkan setiap kali objek ditambahkan dalam jendela Study Area
Map, begitu pun dengan arah aliran dalam suatu saluran. Langkahlangkahnya adalah sebagai
berikut.
1. Pilih Tools → Map Display Options untuk menampilkan jendela Map Options.
2. Pilih halaman Subcatchment dan atur Fill Style menjadi Diagonal, Symbol Size menjadi 5,
dan Border Size menjadi 1.
3. Masih dalam jendela Map Options, kemudian pilih halaman Nodes dan atur Node Size
menjadi 5.
4. Pilih halaman Annotation dan centang kotak yang akan menampilkan ID label untuk Rain
gage, Subcatchment, Node, dan link sedangkan kotak yang lain untuk sementara dibiarkan
tidak tercentang.
5. Kemudian pilih halaman Flow Arrows dan atur Arrow Style menjadi filled, serta atur
Arrow Size menjadi 7.
6. Klik tombol OK untuk menerima pengaturan dan menutup jendela Map Options.
Gambar 15. Pengaturan Tampilan Subcatchment dan Nodes pada Map Option
Gambar 16. Pengaturan Tampilan Annotation dan Flow Arrow pada Map Option
Untuk penggambaran secara skalatis, sebelum menambahkan objek dalam Map, terlebih
dahulu harus dilakukan pengaturan skala peta. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1. Pilih View → Dimensions untuk menampilkan jendela Map Dimensions seperti yang
ditunjukkan Gambar 17
2. Untuk contoh simulasi sistem drainase sederhana ini penggambaran sistem dilakukan
secara skematis (tidak skalatis). Dengan demikian, variabel objek seperti luasan
subcatchment dan panjang saluran akan dimasukkan secara manual. Oleh karena itu, untuk
sementara biarkan pengaturan jendela tersebut pada nilai default-nya.
3. Klik OK untuk menerima pengaturan dan menutup jendela Map Dimensions.
4. Terakhir, lihat Status Bar pada pojok kiri bawah dari halaman kerja dan pastikan Auto-
Length berada pada posisi off Gambar 18
5. Melakukan input data yang digunakan dalam pemodelan pada tiap-tiap tools yang
digunakan sebagai berikut:
a. Rain Gage
Rain Gage data yang digunakan berasal dari Time Series yang sudah kita olah
sebelumnya yaitu perhitungan rasio hujan jam-jaman menggunakan mononobe,
dalam simulasi ini dibutuhkan intensitas hujan tiap 1 jam dan untuk mempersingkat
waktu saya memakai 6 jam. Times series pada simulasi ini menggunakan kala ulang
2 tahun yang di dapat dari perhitungan sebelumnya. Kemudian semua data-data
dimasukan secara berurutan agar tidak terjadi loss data pada saat simulasi seperti
gambar 23 dan mengatur rain gagenya di gambar 24
Gambar 23 Time Series
F. Menjalankan Simulasi
Data-data yang digunakan serta settings yang dubutuhkan sudah diatur semua dan dimasukan kedalam
tampat masing masing maka tahap berikutnya adalah melakukan Run Simulation atau menekan icon Run
Simulation yang berbentuk “Petir” yang terdapat pada interface software, ditunggu beberapa saat nanti akan
menunjukan hasilnya dalam bentuk Status Report dan dapat menunjukan apakah terdapat kealahan (error)
dalam simulasi SWMM seperti digambar 33. dalam Status Report terdapat saluran yang meluap (banjir).
Hasil simulasi dengan kala ulang 2 tahun didapat data saluran yang banjir dapat dilihat pada tabel 6 berikut.
Tabel 6 menunjukan bahwa terdapat 2 titik terjadi luapan dalam hasil simulasi SWMM
yaitu j10 dan j17 dengan volume luapan tertinggi mencapai 1728,88 liter dengan lama banjir 0.60
jam yang terjadi pada titik j10 dan luapan terendah terjadi pada titik j17 dengan luapan 358,36 liter
dengan lama banjir 0.87 jam. Dari titik luapam ini maka didapat gambaran simulasi dalam SWMM
(Profile plot) dan gambaran gambaran hasil simulasi tersebut dapat dilihat pada gambar 6.27 profile
plot yang mengalami banjir sepaerti dibawah ini.
Sumur resapan merupakan sumur atau lubang pada permukaan tanah yang dibuat untuk
menampung air hujan agar dapat meresap ke dalam tanah. Manfaat yang dapat diperoleh dari
pembuatan sumur resapan diantaranya adalah:
1. Mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air sehingga memperkecil
kemungkinan terjadinya banjir dan erosi,
2. Mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air tanah.
3. Mengurangi atau menekan terjadinya kenaikan air laut bagi daerah yang berdekatan dengan
wilayah pantai,
4. Mencegah penurunan atau amblesan lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang
berlebihan, dan
5. Mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah.
Jenis bangunan sumur resapan cenderung bervariasi. Bentuk dan jenis bangunan sumur
resapan dapat berupa segi empat atau silinder dengan kedalaman tertentu dan dasar sumur
terletak di atas permukaan air tanah. Berikut ini merupakan berbagai jenis konstruksi sumur
resapan (SNI 06-2459-2002) :
Tipe konstruksi sumur resapan air hujan, dapat dilihat pada gambar 1, 2, 3, 4 dan 5 berikut ini
yang terdiri dari :
1) tipe I. dengan dinding tanah, untuk tanah geluh kelanauan dan dapat diterapkan pada
kedalaman maksimum 3 m;
2) tipe II. dengan dinding pasangan batako atau bata merah tanpa diplester dan diantara
pasangan diberi celah lubang, dan dapat diterapkan untuk semua jenis tanah dengan
kedalaman maksimum 3 m;
3) tipe III. dengan dinding buis beton porous atau tidak porous, pada ujung pertemuan
sambungan diberi celah lubang, dan dapat diterapkan dengan kedalaman maksimum sampai
dengan muka air tanah;
4) tipe IV. dengan dinding buis beton berlubang dan dapat diterapkan dengan kedalaman
maksimum sampai dengan muka air tanah.
𝑸𝟎 = 𝒇. 𝑳. 𝑲. 𝒉
Dengan :
Q0 = debit resapan (m3/det)
F = faktor saluran per satuan Panjang (m/m)
L = panjang saluran (m)
K = koefisien permeabilitas tanah (m/det)
h = kedalaman air Box Storage (m)
Faktor geometri untuk sumur resapan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 7. Faktor Geometri Saluran (Persatuan Panjang)
2.1.4 Diagram Alir Penyelesaian
2.1.5 Jadwal Penyelesaian
Perencanaan dimensi
saluran dan analisa
hidrolika
Simulasi SWMM
Perencanaan Sumur
Resapan
Penyusunan
Laporan
(Analisis Hidrologi)
(Analisa Hidrolika
saluran drainase)
(Keseluruhan Tugas)
2.1.7 Nama Dosen Pengembang RPS dan Asisten Tugas
Kelas A : ab6oq66
Dosen Pengampu :
1. Rahmah Dara Lufira, S.T., M.T.
2. Dr. Ussy Andawayanti, MS., IPM
Asisten :
Yosi Asterina Maharani
Kelas B : pednjyw
Dosen Pengampu :
1. Rahmah Dara Lufira, S.T., M.T.
2. Dr. Ussy Andawayanti, MS., IPM
Asisten :
Luh Ayu Putri Wedayanti Pulasari
Kelas C : jnxxcrv
Dosen Pengampu :
1. Dr. Ussy Andawayanti, MS., IPM
2. Dr. Linda Prasetyorini, ST., MT
Asisten :
Novansyah Fajri
Kelas D : y7xywf6
Dosen Pengampu :
1. Prof. Dr. Ir. Suhardjono, M.Pd., Dipl.HE
2. Dr. Linda Prasetyorini, ST., MT
Asisten :
Muhammad Alfyan Rachmana Putra
Kelas E : 5htgk3b
Dosen Pengampu :
1. Prof. Dr. Ir. Suhardjono, M.Pd., Dipl.HE
2. Ir. M. Janu Ismoyoro
Asisten :
Bima Wenas Arkananta
2.1.8 Lampiran Peta
Peta 1
JAWA TIMUR MALANG LEMBAR NO 8/4
II
3
VI
SV
3 7 3
AU
4
7 3 7
5
6
US
NP
3 3
3
IKA
PA
3 7
14
7 3
JL.
4
V
3
AN
24
US
Kel. Tunjung Sekar
5
IK
PA
3
JL.
J
IV
A
L
7
3 Kec. L o w o k w a r u
AN
A
6
US
I
IK
II
K
PA
A
JL.
N
US
P
III
AN
A
PA
U
S
US
IK
AN
PA
JL.
IK
AN
JL.
3
4
J
IK
7 L.
3
7
S
JL.
4 I M
3
4
9 6 P
3 A
4 6 N
3 G
I
I
US
K
A
PA
N
R
P
A
AN
U
T
IK
U
4
J
JL.
L.
R
7
S 6
U
I M 13
4
P
6
D
J A 6
L.
U
N
T G
B
A
M B
O
A O
5
24
N R
R
O
B B
O
11
O U 286
R D
B
O U 1995
B R
5
6
U 232
N
D II
U 1998
A
R
M
U
A
T
A
T
4
JL A
L.
7
TA
5
M
J
4
AN
10
B
O
R
O
5
B 1 2
U
D 91 1
U 1999
R
T J
E L.
N
G S
A I M
H
A N P
A
A T N
L G
S E
R B
D U O
2
R
B U O
5
R O B
U
B O
5
D
10
U
A N R
M
R
T A U
794
5
20
. T
U
J L A
R 1995
D
A
U
5
B
O
638
R
JL 1994
.
O
556 SI
M
PA
B
1996 N
4
G
1
BO
7
4
RO
N
BU 334
4
1
2 4 DU 1995
R
P
2
I M
. S
JL
3
4
Kel. M o j o l a n g u
3
Kec. L o w o k w a r u
R
6 YAYASAN KOLESE
13
U
6 "S T. Y U S U P"
D
M A L A N G
U
B
3
4
O
3
R
O
B
10
343
1995
1
N
5
14
A
1
KA
U
3 4 NT
OR
R
3 DIP J
EN L.
E
DA KA S
T
NT I
DE OR M
.
PT P
J L
KO . A
PE N
KA RA
NT SI G
PO OR 572 B
S&
GIR 1998 O
R
10
O
O
B
U
D
K KA
N 777 U
A R
20
PE TO
R
M RIND
US
1995
TR
P IAN
U
S 231
10
1995
U N I V E R S I T A S
W I D Y A G A M A
10
10
J L
U N I V E R S I T A S .
B
O
14
W I D Y A G A M A R
O
24
4
B 5
U
6
D 16
9
U
R 5
5
4
12
10
LEGENDA :
Batas Kelurahan Saluran Permanen RTH/Lapangan Olah Raga PEMERINTAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II MALANG
Batas Kecamatan Selokan/Pematang
U PETUNJUK LEMBAR Batas Kabupaten/Kodya Gorong-gorong 150 Advis Planning (AP)
Batas Propinsi 96
Tanggul Sempadan Pagar
7 8 9 Atap Bangunan
Sempadan Bangunan
3 3 3 A Bangunan Permanen 100 a. Interval Induk kontur 5mtr. Sempadan Nol
b. Interval kontur 1 mtr.
7 8 9 Bangunan Berlantai 2-3 dst. 100
6
3
3
3
7
6
3
3
3
3
7
7
7
3
3
3
8
4
3
3 7 3
3
7
851 850
3
1 3 1 1993 328
1994
329
3 039 1994 4
5 9
3
3 1997 4
7
3
3
3
665 666 7
3
3
8
3
8
7
FASILITAS
3
5
IK
3 3
PENDIDIKAN
D
7
OT
3
JI
AS
3
AP
7 3
3
M
7
3
IK
LIN
FASILITAS
LIK
PERDAGANGAN 3 6 3
PO
8
6
Kec. L o w o k w a r u
3
3
7
3
7
4
4
6
7
1
4
4 7
3
6
3
3
7
3
3
6
3
3
6
2
1993
3
5
1 2
1
2
3
6
2
2 5 2
8
2 5
3
3
4
9
4
115
1994
12 5
20
2
5 2
5
3
7
5
3
10
5
3
5
4 2
8
MASJID
2
3
5
2
5
10
5
3
7
3
6
5
3
7
5
12
3
5
4
3
9
3
7
4
13 3
7 5 7 6
3
9
4
1 5
3
9
Kel. J a t i m u l y o 4 9 5
1 7
4 5 3 3
4
10
Kec. L o w o k w a r u
3
5 7
20 7 3
941
1993 6
13
11
8 5 7 6 7 5
PERDAGANGAN/JASA
LEGENDA :
Batas Kelurahan Saluran Permanen RTH/Lapangan Olah Raga PEMERINTAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II MALANG
Batas Kecamatan Selokan/Pematang
U PETUNJUK LEMBAR Batas Kabupaten/Kodya Gorong-gorong 150 Advis Planning (AP)
Batas Propinsi 96
Tanggul Sempadan Pagar
2 3 4 Atap Bangunan
Sempadan Bangunan
1 1 1 A Bangunan Permanen 100 a. Interval Induk kontur 5mtr. Sempadan Nol
b. Interval kontur 1 mtr.
2 3 4 Bangunan Berlantai 2-3 dst. 100
2 4 2
7 2
3 6 3
2
10
20
3 8 3 10
JL. M 2 6 3
E R
G A
582 N
M U
1995 S H
4
O L
A
10
886
232
4
1996
4
4
4
9
10
JL. M E R G A N M U S H O L A
9
3 4
3
4
25
1 2
331 323 1
1996 1995
10 5
6
5
10
1247 222
10
6
1997
5
3
4
3 6
I
R
3 6 3
O
L
027
1996
N
650
1996
3 6 3
A
G
N
R
675
A
E
1996
R
1165
M
E
1995
T
J L.
296
E
1997 2 4
V
3 6 3
3 6 3 2
3 7 3
232 10
232 30
N
232 3 6 3 10
1998 4 10 4
G
R A
288
E
1998
M
J L.
232
315 1295
096 1998 1994
1995
303
1998
1355 1087
1995 23
1994 239 2
50 1995
1998
4
4
180
5
1997
14
9
10
4
2
4
4
5
7
2
445
8
4
1 2 11998
4
90
1997
3
A
W
3 6
A 4
2 6 2 R
209 2 6 2 K 8
1997 2 6 2 A 4
676 C
U
1996 C
L.
Kel. S u k u n
J
A
777 2 4 2
3
439
3 6
2 6 2
A
1997
A
3 6 1995
R
3
T
1008 4 7
U
4
T
A
1995
4 7
U
R
N
4
N
A
A
I
T
A
T
T
A
U
104
T
H
U
A
1997
T
O
K
A
U
I
J
I
T
L
3 6 3
S
P
J L.
D
U
R
2 5 2
137
J L.
3 6 3
D
725
E
J L.
1995
T
1997 4 9
P
4
J L.
699
I
8
E
K
1996
4 7 4
J L.
30
M
A
564
P
1995 4
3
062 2
L
J L.
5
3 6
1996 2
J
4 7
4
713 2 6 2 2 6 2
1995 2 6 2 2 6 2
1163
1994
LEGENDA :
Batas Kelurahan Saluran Permanen RTH/Lapangan Olah Raga PEMERINTAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II MALANG
Batas Kecamatan Selokan/Pematang
U PETUNJUK LEMBAR Batas Kabupaten/Kodya Gorong-gorong 150 Advis Planning (AP)
Batas Propinsi 96
Tanggul Sempadan Pagar
2 3 4 Atap Bangunan
Sempadan Bangunan
14 14 14 A Bangunan Permanen 100 a. Interval Induk kontur 5mtr. Sempadan Nol
b. Interval kontur 1 mtr.
2 3 4 Bangunan Berlantai 2-3 dst. 100
3
Kali
7
Mew
ek
3
4
9
3
7
3
3
7 3 4
KEL. TUNJUNG SEKAR
3
9
7
4
3
Kec. LOWOKWARU
4
415
Kec. LOWOKWARU
7
97
4
4
6
1068
3
9
94
7
4
4
4
8
4
4
3 6
3
9
4
4
10
4
4
4
9
6
8
JL
4
.
PO
LO
W
IJ
EN
I
3
7
3
3
3
6
7
3
3
6
4
8
4
4
9
4
9
3
6
3
6 3
4
6
4
9
3
10 4
4
3
9
6 3
3
381
3
3
98
6
3
7
6 3
3
3
7
7
188
3
3
98
3 6
485
3 98
5
6
2
3
6
6
3
4
10
4
3
3
6
6
3
3
4
4
O
7
R
B
3
M
O
T
3
N
3
A
IK
7
.
JL
2
3
3
4
6
3
4
10
8
3
4
4
4
2
5
2 10
30
3
2
8
4
2
4 10
23
4
10
9 8
2 5 2
4
4
LEGENDA :
Batas Kelurahan Saluran Permanen RTH/Lapangan Olah Raga PEMERINTAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II MALANG
Batas Kecamatan Selokan/Pematang
U PETUNJUK LEMBAR Batas Kabupaten/Kodya Gorong-gorong 150 Advis Planning (AP)
Batas Propinsi 96
Tanggul Sempadan Pagar
6 7 8 Atap Bangunan
Sempadan Bangunan
0 0 0 A Bangunan Permanen 100 a. Interval Induk kontur 5mtr. Sempadan Nol
b. Interval kontur 1 mtr.
6 7 8 Bangunan Berlantai 2-3 dst. 100
7 3
3
3 7
2
3
2 5
TEBU
2 4 2
4
8
4
3
4 8
8 LADANG 3
4
222
10 4
TEBU
232
3
TEBU
7
3
4 10
4
2 4 2
8
4 3
4
10 8
3
JL.
K E
C I
P I
R
4
3 5 3
8
4
3
3
7
7
3
4
3 4
KEL. BUMIAYU
8
3
al
3
4
7
3 KEC. KEDUNG KANDANG
i
3
B
ra
nt
4
IV
as
.
Gg
6
A NG
GA D
3
4
JL .
TEBU
7
3 7
10 3
10 7 3
4
654
96
3 7 3
3
3
7
7
3
LADANG
3 3
8 7
3 3
JL. GAD
4 5 4
ANG Gg. 9
FASILITAS
UMUM
3
TEBU 7
3
3
7
4 10
3
3
7
3 8 3
3
INDUSTRI MEBEL
JL.
GAD
3
ANG
Gg.
4
8
7
3
SDN 9
6
7
4
4 6 4
3
10 4
SDN 7 & 8
LADANG
MAKAM
3
7 3 3 7 3
7
3 8 3
3
4
10
10
KEL. GADANG
3
JL. T E
3
10 RON
10
4 G
10
KEC. S U K U N
3
3
3 3
8 3 7 3
3 7 3
LEGENDA :
Batas Kelurahan Saluran Permanen RTH/Lapangan Olah Raga PEMERINTAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II MALANG
Batas Kecamatan Selokan/Pematang
U PETUNJUK LEMBAR Batas Kabupaten/Kodya Gorong-gorong 150 Advis Planning (AP)
Batas Propinsi 96
Tanggul Sempadan Pagar
6 7 8 Atap Bangunan
Sempadan Bangunan
19 19 19 A Bangunan Permanen 100 a. Interval Induk kontur 5mtr. Sempadan Nol
b. Interval kontur 1 mtr.
6 7 8 Bangunan Berlantai 2-3 dst. 100
4
87
3 7
1998
10
4
5
3
3
3 7
3 7
4
10
6
14
4
6
3
3 7
3 7
3
4
YA
10
10
JA
4
4
EH
4
10
4
SR
3
PA
3 7
YAI
. K
JL
JL.B
UNC
IS
3
4
3 7
4
4
10
10 4
3 8
4
4
6 10 4 10
4 7
3
3 8
3 7
3
3 7
4
3
8
3
10
4
3
8 3
KEL. BUMIAYU
3
8 KEC. KEDUNGKANDANG
3
3 8
3
3
3 7
10
8
3
4
3
3 8
3
3 8
3
7 3
3 8
3
4
3
7
4 8 3
3
6 14 6
3
3 10
4
3 7
3
3 8
4
10
4
3
4
8
JL.K
AN
10
GK
3
UN
G
4
LEGENDA :
Batas Kelurahan Saluran Permanen RTH/Lapangan Olah Raga PEMERINTAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II MALANG
Batas Kecamatan Selokan/Pematang
U PETUNJUK LEMBAR Batas Kabupaten/Kodya Gorong-gorong 150 Advis Planning (AP)
Batas Propinsi 96
Tanggul Sempadan Pagar
7 8 9 Atap Bangunan
Sempadan Bangunan
20 20 20 A Bangunan Permanen 100 a. Interval Induk kontur 5mtr. Sempadan Nol
b. Interval kontur 1 mtr.
7 8 9 Bangunan Berlantai 2-3 dst. 100
5
24
796 3
7
96 3
5
5
7
5 KEL. PURWODADI
K E C. B L I M B I N G
5
7
5 5
14
5
5
7
5
23
2
5
6
5
2
5
10
2 6
5
IN
IK
D
A
S
5
I
S
14
LA
K
5
.
G
257
G
99
KEL. BLIMBING
K E C. B L I M B I N G
SDN. BLIMBING I
7.5
20
J
L
7.5
.
A
D
I
S
U
C
I
P
T
O
5
24
2
23
O
2 4
S
I
2
R
2 5
O
O
L
R
.
G
U
G
S
I
J
JL
. T
N
E
N
A
A
G 39
P
A
U
99
.
U
R
L
A
A
R
J
B
A
A
G
A
N
E
. T
JL
O
RM
DA
KAROSERI MOBIL
SU
R
U
M
P.
I
T
6
DA
7.5
A
G
AN
JL 15
.T
A
EN
N
15
UN
AG LAP. BOLA
E
AT
T
EN
.
GA
JL.
7.5
H
J
LEGENDA :
Batas Kelurahan Saluran Permanen RTH/Lapangan Olah Raga PEMERINTAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II MALANG
Batas Kecamatan Selokan/Pematang
U PETUNJUK LEMBAR Batas Kabupaten/Kodya Gorong-gorong 150 Advis Planning (AP)
Batas Propinsi 96
Tanggul Sempadan Pagar
9 10 11 Atap Bangunan
Sempadan Bangunan
4 4 4 A Bangunan Permanen 100 a. Interval Induk kontur 5mtr. Sempadan Nol
b. Interval kontur 1 mtr.
Bangunan Berlantai 2-3 dst. 100
9 10 11
5 5 5 Jalan Aspal Cekungan/galian
Jalan Setapak Kawat Transmisi Utama
9 10 11 Rel Kereta Api Pagar Tanaman
6 6 6 Rel Lori Kuburan
a. Islam
SKALA 1:1.000 Jembatan Batu b. Kristen
c. Tionghoa
No. Lembar : 10/5 Kelurahan : Blimbing
S
20 0 20 40 60 M Jembatan Besi Sawah
Jml. Lembar : 515 Lembar Kecamatan : Blimbing
Jembatan Kayu Rawa-rawa
Diperiksa : Kelurahan : Purwodadi
Sungai, Aliran sungai Rumput
Disetujui : Kecamatan : Blimbing
Peta 8
JAWA TIMUR MALANG LEMBAR NO 10/17
O
NG
BA
LI
KA
KEL. B U R I N G
KEC. KEDUNG KANDANG
523
I
S
A
G
I
R
I
I R
I G
A S
I
J L
. B
U RIN
G
NO
KO
NG
SU
D.
EN
YJ
MA
.
J L
PENGGILINGAN PADI
568
LEGENDA :
Batas Kelurahan Saluran Permanen RTH/Lapangan Olah Raga PEMERINTAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II MALANG
Batas Kecamatan Selokan/Pematang
U PETUNJUK LEMBAR Batas Kabupaten/Kodya Gorong-gorong 150 Advis Planning (AP)
Batas Propinsi 96
Tanggul Sempadan Pagar
9 10 11 Atap Bangunan
Sempadan Bangunan
16 16 16 A Bangunan Permanen 100 a. Interval Induk kontur 5mtr. Sempadan Nol
b. Interval kontur 1 mtr.
9 10 11 Bangunan Berlantai 2-3 dst. 100
5
9
5
16
5
9
6
5
6
9
5
5
9
5
4
7
4
5
9
5
5
7
15
5
4
7
4
4
7
4
8
6
4
7
4
4
5
7
8
4
4
9
4
7
4
5
4
7
4
4
7
4
4
7
5
4
7
4
4
12
5
4
4
7
4
4
7
7
4
4
4
7
4
4 8
4
7 4
4
4
4
7
7
4
4
LEGENDA :
Batas Kelurahan Saluran Permanen RTH/Lapangan Olah Raga PEMERINTAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II MALANG
Batas Kecamatan Selokan/Pematang
U PETUNJUK LEMBAR Batas Kabupaten/Kodya Gorong-gorong 150 Advis Planning (AP)
Batas Propinsi 96
Tanggul Sempadan Pagar
11 12 13 Atap Bangunan
Sempadan Bangunan
0 0 0 A Bangunan Permanen 100 a. Interval Induk kontur 5mtr. Sempadan Nol
b. Interval kontur 1 mtr.
11 12 13 Bangunan Berlantai 2-3 dst. 100
4
8
4
5
12
3 6 5
5
10
3
4
7
4
7
7
4
4
7
7
4
4
4
7
4
5
10
4
7
5
4 7
4
4
7 4
7
4 7
4
4
4 7
4
4
9
4
4
4
7
4 7
4
4
4
5
10
5
3
4
4
9
5
4 4
4
10
5
3 4 7
4
4
7
4
5
12
4
5 4
9 3 6
4 6
4
4 3
9
4
5
12
9
5
4
4
5
9
12
4
5
4
LEGENDA :
Batas Kelurahan Saluran Permanen RTH/Lapangan Olah Raga PEMERINTAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II MALANG
Batas Kecamatan Selokan/Pematang
U PETUNJUK LEMBAR Batas Kabupaten/Kodya Gorong-gorong 150 Advis Planning (AP)
Batas Propinsi 96
Tanggul Sempadan Pagar
11 12 13 Atap Bangunan
Sempadan Bangunan
1 1 1 A Bangunan Permanen 100 a. Interval Induk kontur 5mtr. Sempadan Nol
b. Interval kontur 1 mtr.
11 12 13 Bangunan Berlantai 2-3 dst. 100
4 = Kurang Baik
3 = Agak Baik
2 = Baik
1 = Sangat Baik
Demikian Modul Tugas ini Kami Susun untuk dapat memberikan Pengetahuan kepada
mahasiswa terkait tugas Case Project Drainase Perkotaan.
Penulis