Anda di halaman 1dari 5

DALIL TAYAMUM

Bagi seorang muslim, shalat tentunya sudah menjadi kewajiban yang harus dilaksanakan
bagi setiap muslim, karena shalat merupakan tiang pokok agama dengan sholat maka seorang
muslim akan semakin medekatkan dirinya kepada Allah SWT. Shalat juga harus dilaksanakan
bagi setiap individu yang sudah baliq dan berakal. Shalat terdiri dari lima waktu dalam sehari
semalam, yaitu shalat Shubuh, Dhuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya.
Ayat-ayat serta hadist mengenai shalat
1. QS. Ar-Rum /30: 17-18

“Maka bertasbihlah kepada Allah pada petang hari dan pagi hari” (QS. Ar-Rum 17)
“Dan segala puji bagi-Nya baik di langit, di bumi, pada malam hari dan pada waktu zuhur
(tengah hari)” (QS. Ar-Rum 18)
2. QS. An.Nisa/4 : 103

“Sungguh shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang
beriman”
3. HR.Bukhari no. 574 dan Muslim no. 635

“Barangsiapa yang mengerjakan shalat bardain (yaitu shalat shubuh dan ashar) maka dia akan
masuk surga.”
4. HR. Muslim no. 257

(pembatas) antara seorang muslim dan kesyirikan serta kekafiran adalah meninggalkan shalat.”
5. HR. Muslim no. 163

“Barangsiapa yang shalat shubuh maka dia berada di dalam jaminan Allah. Oleh karena itu
jangan sampai Allah menuntut sesuatu kepada kalian dari jaminan-Nya. Karena siapa yang Allah
menuntutnya dengan sesuatu dari jaminan-Nya, maka Allah pasti akan menemukannya, dan akan
menelungkupkannya diatas wajahnya dalam neraka jahanam.”
Bahwa dapat disimpulkan pada hadist diatas, shalat merupakan kewajiban bagi setiap
muslim yang sudah baligh dan berakal, dan setiap muslim yang mengerjakan shalat maka
mendapatkan jaminan bahwa dia akan masuk surga jika tidak mengerjakan maka akan masuk
neraka. Karena shalat merupakan rukun iman yang harus dilaksanakan bagi setiap muslim, tidak
ada alasan apapun yang dapat menghambat seseorang yang ingin melaksanakan shalat, jika
seseorang tersebut sedang sakit dan tidak bisa berdiri untuk mengambil wudhu, maka terdapat
cara lain untuk mengambil wudhu. Seperti dengan cara tayamum, apa itu tayamum ? dengan hal
ini penulis akan menjelaskan mengenai lebih dalam apa itu tayamum.

Pengertian Tayamum
Tayamum secara Bahasa memiliki arti sebagai al qoshdu yang artinya berniat atau bermaksud.
Makna tersebut pun sesuai dengan sebagaimana pendapat ayat dibawah ini :
“Dan janganlah kamu (berniat) memilih hal buruk-buruk lalu kamu menafkahkan
daripadanya.” (QS. Al Baqarah : 267)
Sedangkan untuk secara istilah, tayamum bermaksud dengan menggunakan sho’id (debu atau
tanah) untuk mengusap pada wajah dan pada kedua telapak tangannya dengan niatan untuk
melaksanakan shalat wajib atau sunnah serta ibadah lainnya yang berhubungan bersuci (Fiqh
Sunnah, 1 : 57)
Dalil mengenai Tayamum
Sudah dijelaskan diatas bahwa tayamum adalah menggunakan debu atau tanah yang suci untuk
bersuci tanpa menggunakan air, tetapi harus dilihat dalam menjalankan tayamum seperti ketika
sakit dan tidak boleh terkena air, maka diperbolehkan untuk tayamum, dan dalam keadaan
sedang dijalan. Dalil persyariatannya adalah berdasarkan Al Quran, hadist dan ijma (kesepakatan
para ulama) Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah 14: 248 dan Fiqh Sunnah 1: 57)
Allah SWT berfiman dalam Al-Quran :

“Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu
telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu
dengan tanah yang baik (suci): usaplah mukamu dan tanganmu, sesungguhnya Allah Maha
Pemaaf lagi Maha Pengampun.” (QS. An Nisa; 43)
Begitu pula firman Allah SWT :

“Lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih) :
sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu.” (QS. Al Maidah: 6)
Bukan hanya ayat diatas yang menjelaskan mengenai tayamum, namun terdapat dalil dari hadist
mengenai tayamum, yaitu sabda Rasullah SAW
“Dianugerahkan untukku tanah sebagai masjid (tempat shalat) dan untuk bersuci.” (HR.
Bukhari no. 438)
Dalil mengenai tayamum jika tidak mendapatkan air :

“Kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamamumlah kamu dengan tanah yang baik
(suci).” (QS. An Nisa : 43)
Sedangkan untuk dalil diperbolehkan tayamum jika karena khawatir menggunakan air akan
menimbulkan dhoror atau bahaya dapat dilihat di dalam hadist dibawah ini.
Dari Jabir, Ia berkata “Kami pernah keluar pada saat safar, lalu seseorang di antara kami ada
yang terkena batu dan kepalanya terluka. Kemudian Ia mimpi basah dan bertanya pada
temennya. “Apakah aku mendapati keringanan untuk bertayamum ?” mereka menjawab “Kamu
tidak mendapati padamu adanya keringanan padahal negkau mampu menggunakan air.” Orang
tersebut kemudian mandi (junub), lalu meninggal dunia. Ketika tiba dan menghadap Nabi
Muhammad SAW, kami menceritakan kejadian orang yang mati tadi. Beliau lantas bersabda
“Mereka telah membunuhnya, semoga Allah membinasakan mereka. Hendaklah mereka
bertanya jika tidak punya ilmu karena obat dari kebodohan adalah bertanya. Cukup baginya
bertayamum dan mengusap lukanya.” (HR. Abu Daud no. 336)

Anda mungkin juga menyukai