KEBUTUHAN OKSIGENASI
__________________________________________________________________
Disusun Oleh :
Akumulasi
secret berlebih Penyempitan
saluran pernafasan
Secret mengental
di jalan napas Keletihan otot
pernafasan
Gangguan Pertukaran
Gas
III. ETIOLOGI
Menurut Jalu et al (2022) penyebab masalah oksigenisasi terdiri dari :
1. Faktor Fisiologis
a. Penurunan kapasitas angkut O₂
Secara fisiologis, daya angkut hemoglobin untuk membawa O ke jaringan
adalah 97%. Akan tetapi, nilai tersebut dapat berubah sewaktu-waktu apabila
terdapat gangguan pada tubuh. Misalnya, pada penderita anemia atau pada saat
yang terpapar racun. Kondisi tersebutdapat mengakibatkan penurunan kapasitas
pengikatan O₂.
b. Penurunan Konsentrasi O₂ inspirasi
Kondisi ini dapat terjadi akibat penggunaan alat terapidan penurunan kadar O₂
inspirasi.
c. Hipovolemik
Kondisi ini disebabkan oleh penurunan volume sirkulasi darah akibat
kehilangan cairan ekstraselular yang berlebihan.
d. Peningkatan Laju Metabolik
Kondisi ini dapat terjadi pada kasus infeksi dan demam yang terus-menerus
yang mengakibatkan peningkatan laju metabolik. Akibatnya, tubuh mulai
memecah persediaan protein dan menyebabkan penurunan massa otot.
e. Kondisi Lainnya
Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada, seperti kehamilan,
obesitas, abnormalitas musculoskeletal, trauma, penyakit otot, penyakit susunan
saraf, gangguan saraf pusat dan penyakit kronis.
2. Faktor perkembangan
a. Bayi prematur
Bayi yang lahir prematur berisiko menderita penyakit membran hialin yang
ditandai dengan berkembangnya membran serupa hialin yang membatasi ujung
saluran pernafasan. Kondisi ini disebabkan oleh produksi surfaktan yang masih
sedikit karena kemampuan paru menyintesis surfaktan baru berkembang pada
trimester akhir.
b. Bayi dan anak-anak
Kelompok usia ini berisiko mengalami infeksi saluran pernapasan atas, seperti
faringitis, influenza, tonsilitis, dan aspirasi benda asing (misal: makanan, permen
dan lain-lain).
c. Anak usia sekolah dan remaja
Kelompok usia ini berisiko mengalami infeksi saluran napas akut akibat
kebiasaan buruk, seperti merokok.
d. Dewasa muda dan paruh baya
Kondisi stress, kebiasaan merokok, diet yang tidak sehat, kurang berolahraga,
merupakan faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan paru pada
kelompok usia ini.
e. Lansia
Proses penuaan yang terjadi pada lansia menyebabkan perubahan fungsi
normal pernafasan, seperti penurunan elastis paru, pelebaran alveolus, dilatasi
saluran bronkus dan kifosis tulang belakang yang menghambat ekspansi paru
sehingga berpengaruh pada penurunan kadar O₂.
3. Faktor Perilaku
a. Nutrisi
Kondisi berat badan berlebih (obesitas) dapat menghambat ekspansi paru,
sedangkan malnutrisi berat dapat mengakibatkan pelisutan otot pernapasan yang
akan mengurangi kekuatan kerja pernapasan.
b. Olahraga
Latihan fisik akan meningkatkan aktivitas metabolik, denyut jantung dan
kedalaman serta frekuensi pernapasan yang akan meningkatkan kebutuhan
oksigen.
c. Ketergantungan zat adiktif
Penggunaan alkohol dan obat-obatan yang berlebihan dapat mengganggu
oksigenasi. Hal ini terjadi karena :
1) Alkohol dan obat-obatan daoat menekan pusat pernapasan dan susunan saraf
pusat sehingga mengakibatkan penurunan laju dan kedalaman pernapasan.
2) Penggunaan narkotika dan analgesik, terutama morfin dan meperidin, dapat
mendepresi pusat pernapasan sehingga menurunkan laju dan kedalaman
pernafasan.
d. Emosi
Perasaan takut, cemas dan marah yang tidak terkontrol akan merangsang
aktivitas saraf simpatis. Kondisi ini dapat menyebabkan peningkatan denyut
jantung dan frekuensi pernapasan sehingga kebutuhan oksigen meningkat. Selain
itu, kecemasan juga dapat meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan.
e. Gaya hidup
Kebiasaan merokok dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan oksigen
seseorang. Merokok dapat menyebabkan gangguan vaskulrisasi perifer dan
penyakit jantung. Selain itu nikotin yang terkandung dalam rokok bisa
mengakibatkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan koroner.
4. Faktor Lingkungan
a. Suhu
Faktor suhu dapat berpengaruh terhadap afinitas atau kekuatan ikatan Hb dan
O₂. Dengan kata lain, suhu lingkungan juga bisa memengaruhi kebutuhan oksigen
seseorang.
b. Ketinggian
Pada dataran yang tinggi akan terjadi penurunan pada tekanan udara sehingga
tekanan oksigen juga ikut turun. Akibatnya, orang yang tinggal di dataran tinggi
cenderung mengalami peningkatan frekuensi pernapasan dan denyut jantung.
Sebaliknya, pada dataran yang rendah akan terjadi peningkatan tekanan oksigen.
c. Polusi
Polusi udara, seperti asap atau debu seringkali menyebabkan sakit kepala,
pusing, batuk, tersedak, dan berbagai gangguan pernapasan lain pada orang yang
menghisapnya. Para pekerja di pabrik asbes atau bedak tabur berisiko tinggi
menderita penyakit paru akibat terpapar zat-zat berbahaya.
V. MASALAH KEPERAWATAN
1. Bersihan Jalan Nafas tidak efektif.
VII. PENATALAKSANAAN
ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN (sesuai kasus)
a) Anamnesis
1) Biodata pasien (umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan)
Umur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan pasien baik secara
fisik maupun psikologis, jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk
mengetahui hubungan dan pengaruhnya terhadap terjadinya
masalah/penyakit, dan tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap
pengetahuan klien tentang masalahnya/penyakitnya (Andarmoyo, 2012).
b) Keluhan utama
Keluhan utama yang biasa muncul antara lain batuk, peningkatan produksi
sputum, dispnea, hemoptisis, nyeri dada, ronchi (+), demam, kejang, sianosis
daerah mulut, hidung, muntah, dan diare. (Andarmoyo, 2012).
1) Batuk (cough)
Batuk merupakan gejala utama dan merupakan gangguan yang paling
sering di keluhkan. Tanyakan pada klien batuk bersifat produktif atau non
produktif.
2) Peningkatan produksi sputum
Sputum merupakan suatu subtansi yang keluar bersama dengan batuk.
Lakukan pengkajian terkait warna, konsistensi, bau, dan jumlah dari
sputum.
3) Dispnea
Dispnea merupakan suatu persepsi klien yang merasa kesulitan untuk
bernafas. Perawat harus menanyakan kemampuan klien untuk melakukan
aktivitas.
4) Homoptisis
Hemoptisis adalah darah yang keluar dari mulut dengan di batukan.
Perawat harus mengkaji darimana sumber darah.
5) Nyeri dada
Nyeri dada dapat berhubungan dengan masalah jantung dan paru- paru.
Gambaran lengkap mengenai nyeri dada dapat menolong perawat untuk
membedakan nyeri pada pleura, muskuloskeletal, kardiak, dan
gastrointestinal.
V.IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien
dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik
yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Siregar, 2019). Berdasarkan
terminologi SIKI, implementasi terdiri atas melakukan dan mendokumentasikan
yang merupakan tindakan khusus yang digunakan untuk melaksanakan intervensi
(Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018). Implementasi keperawatan membutuhkan
fleksibilitas dan kreativitas perawat.
VI. EVALUASI
Evaluasi keperawatan adalah tahapan terakhir dari proses keperawatan
untuk mengukur respons klien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien
ke arah pencapaian tujuan (Potter & Perry, 2010). Evaluasi keperawatan
merupakan kegiatan yang terus menerus dilakukan untuk menentukan apakah
rencana keperawatan efektif dan bagaimana rencana keperawatan dilanjutkan,
merevisi rencana atau menghentikan rencana keperawatan (Manurung, 2011).
DAFTAR PUSTAKA
Jalu Satria Aji, O., Heri Susanti, I., Studi Pendidikan Profesi Ners, P., Kesehatan, F., &
Harapan Bangsa, U. (2022). ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN
OKSIGENASI PADA PASIEN TN. S DENGAN DIAGNOSA MEDIS PPOK DI
RUANG EDELWEIS ATAS RSUD KARDINAH. Jurnal Inovasi Penelitian,
3(4), 5883–5892. https://doi.org/10.47492/JIP.V3I6.1965
Saranani, M., Yuniar Syanti Rahayu, D., & Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari, J.
(2019). Manajemen Kasus Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi pada Pasien
Tuberkulosis Paru. Health Information : Jurnal Penelitian, 11(1), 26–32.
https://doi.org/10.36990/hijp.v11i1.107
Siregar, R. S. (2019). IMPLEMENTASI KEPERAWATAN SEBAGAI WUJUD DARI
PERENCANAAN KEPERAWATAN GUNA MENINGKATKAN STATUS KESEHATAN
KLIEN.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Indikator Diagnostik (Vol. 1). Dewan Pengurus Pusat PPNI.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/6138/8/REFERENCES.pdf
Tim Pokja, SIKI DPP PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Tindakan Keperawatan. Jakarta Dewan Pengurus Pus Persat Perawat Nas Indones.
Andarmoyo, S. (2012). Kebutuhan Dasar Manusia (Oksigenasi) Konsep, Proses dan Praktik
Keperawatan.
Manurung, S. (2011). Keperawatan Professional. Jakarta : Trans Info Media
Perry, A. G., & Potter, P. A. (2010). Mosby's Pocket Guide to Nursing Skills and
Procedures-E-Book. Elsevier Health Sciences.