Sosiolinguistik Bab 4
Sosiolinguistik Bab 4
Bab ini membahas variasi bahasa yang ada dalam daerah-daerah atau wilayah yang
luas, yang disebut sebagai dialek. Membahas fenomena keragaman bahasa dalam konteks
variasi regional, dialek, bahasa standar, isoglos, isolek, dan metode-metode dalam studi
dialektologi. Dalam bahasa yang digunakan dalam daerah luas, variasi bahasa hampir selalu
terjadi. Ini terjadi karena komunikasi yang sulit antar daerah pada masa lalu, dipengaruhi oleh
faktor geografis seperti sungai, gunung, atau kesulitan transportasi.
Bahasa Jawa juga memiliki banyak dialek, seperti dialek Osing di Banyuwangi dan
dialek Jawa Timur dengan variasi leksikal seperti "cak" yang berarti "kakak" dalam bahasa
Jawa standar. Bahasa Jawa di Banyumas memiliki pengucapan kata-kata yang berbeda,
seperti "apa?" yang menjadi "apa?" dan "bagaimana?" yang menjadi "kepriben."
Bahasa Inggris juga memiliki variasi regional, seperti bahasa Inggris Australia yang berbeda
dengan bahasa Inggris Amerika atau Inggris Britania. Bahasa Jerman memiliki bahasa Jerman
rendah dan tinggi, dengan perbedaan bunyi yang mencolok.
Isoglos adalah garis di peta bahasa yang menghubungkan daerah dengan penggunaan
bahasa yang sama, sementara isolek merujuk pada bahasa yang digunakan di wilayah
tertentu. Penelitian dialektologi sering menggunakan isoglos untuk menghubungkan variasi
linguistik yang berbeda. Isoglos dapat membentuk bundel isoglos ketika berinterseksi satu
sama lain. Aspek-aspek linguistik yang paling sering diamati dalam penelitian dialektologi
adalah variasi bunyi dan kosakata, sementara variasi gramatikal lebih sulit untuk dianalisis.
404 kata